All Chapters of My Dominant CEO (Indonesia): Chapter 11 - Chapter 20
86 Chapters
11. SIAPKAN DIRIMU
Harap bijak dalam membaca, ya, kak. Happy Reading~   ***   “Berengsek!” umpat Gladys. “Apa katamu? Berengsek? Siapa yang berengsek, hah?” geram Keenan. Berani-beraninya perempuan itu mengumpat pada Keenan. Dia menunjukkan wajah bengis pada Gladys, Keenan tak suka pada perempuan kasar seperti Gladys. “Kamu! Kamu berengsek!” jerit Gladys frustrasi. Plak! Hilang sudah kesabaran Keenan. Dua kali Gladys meneriakinya dengan kata berengsek. Sungguh gadis ini memiliki nyali yang besar. “Oh, aku berengsek? Oke, aku akan membuat kamu menarik kembali umpatanmu padaku. Aku akan membuat kamu merasakan sebuah kenikmatan yang tidak ada duanya,” ucap Keenan sambil menatap intens manik kecokelatan milik Gladys. Sejurus kemudian Keenan membuat sebuah pergerakan. Dia menggerakan pinggulnya maju mundur, terus menerobos milik Gladys yang terasa sangat sempit. Sungguh, Keenan baru merasakan milik wanita sese
Read more
12. TIDAK DISIPLIN
‘Apa sih? Bisa-bisanya memuji ketampanan laki-laki berengsek itu!’Gladys merutuki dirinya sendiri dalam hati. Matanya pasti terhalangi kotoran gajah, sampai-sampai terpesona dengan visual yang dimiliki Keenan. Memang benar laki-laki itu sangat tampan. Tapi kalau mengingat kembali bagaimana dia memperlakukan Gladys kemarin dan saat itu, wajah tampannya itu hanya topeng belaka.Ah, sial! Dia mengingat kejadian kemarin di ruang tv. Rasa kesal dan senang tiba-tiba muncul secara bersamaan. Sungguh Gladys tak bisa memahami perasaannya saat ini. Biarlah, Gladys tak ingin memedulikannya. Dia harus fokus dengan apa yang saat ini ada di depan matanya.“Mbak Gladys,” panggil Firman. Pasalnya sedari tadi Gladys hanya diam mematung di tempat.“Eh?” Gladys tersadar dari lamunannya. Dia langsung menoleh ke arah Firman sambil tersenyum canggung.“Mari ikut saya,” ucap Firman lagi. Akhirnya mereka masuk ke sebuah rua
Read more
13. FIRST DAY
Kesempatan emas ini tentu tak akan Keenan sia-siakan. Pasca tragedi malam itu Keenan tertarik pada Gladys. Apalagi dia selalu membayangkan momen ketika menyiksa Gladys dan momen terakhir yang mereka bedua lewati. Selain itu, karena sebuah fakta bahwa Gladys memiliki hubungan dengan Aidan, menuntut Keenan untuk bisa mengontrol gadis polos ini. “Sudah selesai membacanya?” tanya Keenan dingin. Gladys mengigit kuku ibu jarinya saat membaca tulisan pada kertas perjanjian tersebut. Ini adalah sebuah peraturan dan juga perjanjian yang harus dipatuhi oleh Gladys. Dia membaca tiap poinnya; Pertama, Gladys harus selalu patuh kepada perintah Keenan. Kedua, Gladys harus selalu melapor kemana dia akan pergi. Ketiga, Gladys tak boleh masuk ke ruang kerja Keenan tanpa izin. Keempat, Gladys tidak boleh dekat dengan lelaki mana pun, kecuali Keenan. Kelima, Gladys harus bersedia menjadi boneka yang manis untuk Keenan.   Sebentar … masih ada kelanjutannya dari peraturan it
Read more
14. SIMPANAN KEENAN
“Mas, ini kopinya,” ucap Gladys sambil memberikan kopi Americano kepada Keenan. Kemudian dia memundurkan langkahnya sambil masih melihat ke arah Keenan. Laki-laki itu sedang membaca lembaran kertas, yang tadi pagi Erza berikan padanya. Wajahnya terlihat sangat serius sekali saat membaca lembar demi lembar kertas tersebut. Entah kenapa dengan tanpa sadar, Gladys menarik sudut bibirnya. Dia tersenyum kecil ketika melihat wajah Keenan yang sedang duduk di kursi kerjanya. Tampan. Keenan benar-benar tampan. Jika dilihat dari sudut Gladys saat ini, laki-laki itu tidak terlihat seperti orang yang jahat juga bengis. Dia seperti orang yang hangat namun keras kepala. Ternyata atasannya ini memiliki sisi seperti ini, ya. Gladys langsung menggeleng cepat. Ah, ada apa dengan matanya ini? Bisa-bisanya dia terpesona dengan visual Keenan. Dia mencoba menyadarkan dirinya sendiri. “Kamu ngapain masih di sini?” tanya Keenan yang menoleh ke arah Gladys. “Eh?” Gla
Read more
15. FIRST LOVE
Gladys mendongak perlahan ketika mengenali aroma yang melekat pada tubuh laki-laki itu. Betapa terkejutnya dia ketika melihat sosok laki-laki yang sudah dia kenal dari beberapa tahun yang lalu. Laki-laki itu tersenyum dan memperlihatkan lesung pipi miliknya.“Hai,” sapanya dengan suara tenang.“Ha-hai,” balas Gladys gugup. Untuk beberapa detik mereka tetap di posisi seperti itu. Namun akhirnya mereka tersadar dan Gladys langsung menjauh darinya.“Kita baru ketemu lagi, ya,” ucap laki-laki itu. Kini di dalam lift hanya ada mereka berdua.Gladys mengatupkan bibirnya. Jantungnya berdegup sedikit lebih cepat. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri.“Ah, iya,” timpal Gladys gugup.‘Kenapa dia ada di sini?’ batin Gladys sambil menjilat bibirnya.Ting!Lift tiba-tiba berhenti di lantai tujuh, kemudian pintunya terbuka.“Next time kita ngobrol lagi, ya. Aku harus ba
Read more
16. JANGAN BERBOHONG PADAKU!
“DATANG KE RUANG KERJAKU SEKARANG!”Keenan membentak gadis yang sedang dia hubungi melalui sambungan telepon. Dia memberang dan kesal pada Gladys. Sedetik kemudian, laki-laki itu memutuskan sambungan teleponnya dan membanting ponselnya sembarang.“Sialan! Berani-beraninya dia tidak patuh padaku!” geram Keenan sembari meremas sebuah kertas yang ada di meja kerjanya.Tadi sore Keenan mendapatkan laporan bahwa Gladys pulang terlambat. Selain itu dia juga mendapatkan sebuah pesan dari mata-mata yang sudah dia tugaskan. Bahwa Gladys bertemu dan berbincang bersama dengan sepupunya, Aidan. Ketika mendapatkan laporan itu wajah Keenan terasa panas. Berani-beraninya mainannya ini bertemu dengan orang yang dianggap oleh Keenan sebagai musuhnya.Saat Keenan sampai ke rumah, dia segera memanggil Gladys menuju ruang kerjanya. Dia tidak peduli dengan kondisinya yang sedikit lelah. Keenan hanya ingin segera menghukum Gladys, agar gadis itu tidak p
Read more
17. SELERA YANG BURUK
Harap bijak dalam membaca, ya, kak.Happy reading~ *** “Pakai baju ini!” titah Keenan pada Gladys yang masih mematung dengan mata membelalak.“U-untuk apa?” tanya Gladys.“Tidak usah banyak bertanya! Pakai saja, di sini, dan sekarang!” tegas laki-laki itu sambil melempar satu stel pakain kerja yang tadi sore baru Gladys dapatkan dari Keenan.‘Di sini? Sekarang?’Glek.Gladys mengigit bibir bawahnya. Dengan perasaan ragu, dia mencoba mengenakan pakaian tersebut. Gladys masih bisa mencium aroma khas dari pakaian yang masih baru.“Pakai baju begitu?” cibir Keenan. Dia memprotes aksi Gladys yang sedang mengenakan baju di double. Sungguh polosnya gadis itu. “Buka bajumu, baru kamu pakai pakaian itu!” tekan Keenan sambil berkacak pinggang.Gladys memejamkan matanya. Kenapa sih laki-laki itu selalu menyuruh Gladys membuka
Read more
18. AKU HARUS BERTANGGUNG JAWAB
“Berikan tanganmu! Atau aku akan membuatmu kembali merasakan sakit!”Ancaman Keenan kali ini tidak mempan untuk Gladys. Dia merasa kesal dengan perlakuan Keenan malam ini. Selain itu dia juga kesal pada dirinya sendiri. Bisa-bisanya Gladys menikmati permainan itu.“Aku tidak mau! Aku tidak sudi diobati oleh orang yang sudah menyakitiku!” bantah Gladys.“Jadi kamu mau aku sakiti lagi? Atau kamu mau kita melakukan hal itu lagi?” tanya Keenan dengan sedikit menggoda.Gladys langsung menepis tangan Keenan yang mencoba mengusap pipi gadis itu yang basah. Jujur, tadi Gladys menangis karena meratapi kebodohannya.“Jangan sentuh aku!”“Ck!” Keenan berdecak kesal. Gadis ini mulai berani untuk melawannya. Sontak dia langsung menarik tangan Gladys secara paksa.“Aww!” pekik Gladys.“Diam! Jangan pernah membantah ucapanku. Aku hanya ingin mengobati lukamu,”
Read more
19. RINTIHANMU MEMBUATKU SENANG
Mata Gladys masih memindai baju yang terpajang di butik tersebut. Sungguh baju-baju itu terlihat berkilau di mata Gladys. Mungkin karena efek baju mahal juga bermerk, dan Gladys baru pertama kali melihat barang-barang mewah itu.“Ngapain kamu cuman lihat-lihat? Pilih!” perintah Keenan, yang sepertinya sedari tadi memerhatikan Gladys yang sedang terkagum-kagum.“Eh? Aku harus memilih?” tanya Gladys sungkan.“Iya.”Dengan sedikit ragu Gladys mulai memilih pakaian dinasnya. Matanya membelalak ketika melihat harga yang tertera disetiap pakaian itu. Sumpah, harga satu kemeja di sana setara dengan gajinya saat masih bekerja di tempat sebelumnya.Gadis itu menelan salivanya, merasa sungkan untuk memilih pakaian yang harganya terlampau mahal. Bagaimana jika nanti gajinya yang dipotong? Tiba-tiba saja hal itu terbesit dalam benaknya. Jika memang seperti itu, akan sangat amat disayangkan oleh Gladys.“Aku pili
Read more
20. JANGAN TERPANCING
Gladys mengigit bibir bawahnya, tangannya meremas rok navy yang sedang dia kenakan. Kenapa dia tidak memikirkan kemungkinan itu? Padahal dia tahu bagaimana liciknya seorang Keenan Setyawardhana.‘Sial!’Kalau saja ini bukan tempat umum, pasti Gladys akan langsung mengumpat pada manusia tak punya hati yang ada di depannya ini. Bisa-bisanya dia tadi merasa senang dengan perlakuan dari Keenan.Keenan kembali duduk di mejanya, dan tak lama seorang pramusaji datang ke tempat mereka. Menyuguhkan makanan yang tadi dipesan oleh Keenan. Terlihat sushi dengan potongan ikan segar dan beberapa toping lainnya yang nampak berkilau.“Habiskan, aku yakin kamu belum pernah mencicipi makanan berkelas seperti ini,” cela Keenan sembari tersenyum miring.Bibir atas Gladys berkedut. Saat ini dia ingin melempar makanan yang ada di hadapannya ini pada wajah atasannya itu. Keenan melirik ke arah Gladys dan melihat ekspresi sang gadis yang sedang tid
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status