All Chapters of QUEEN: I LOVE YOU PAPA: Chapter 21 - Chapter 30
113 Chapters
Nabilla: Dilabrak
“Orang yang hebat ialah yang bisa tersenyum, saat semua berantakan. Sebab ujian bagi hati adalah kesulitan, dan kesulitan selalu datang setiap waktu. Dan senyuman yang layak disanjung dunia, adalah senyuman yang bersinar menembus air mata.”----------Nabilla melangkahkan kakinya menuju temat wudhu, setelah selesai wudhu ia membenahi jilbabnya dan segera masuk ke dalam mushola. Suasana tenang langsung menghampiri hatinya yang sedang bergemuruh. Memang tempat yang paling teduh  dan menenagkan adalah rumah Tuhan nya, ia sangat nyaman berada di rumah Tuhan nya itu, tempat ia sering berkeluh kesah dan meminta.Setelah menghadapi Abidzar, Varo membawa Nabilla ke mushola GOR Satria. Sebelum jalan-jalan ke mall, Varo mengajak Nabilla dan teman-temannya untuk shalat dzuhur terlebih dahullu.Nabilla mengambil mukena dan memakainya kemudian duduk menghadap kiblat. Ia terpaku menatap punggung tegap di depan sana, di bagian
Read more
Nabilla: Berdamai Dengan Keadaan
“ Jika merasa ini berat, menangislah. Tidak perlu merasa paling tegar dan memaksa diri untuk baik-baik saja. Berdamailah dengan keadaan, karena hal itulah cara terbaik untuk bertahan.”----------Nabilla tidak bergeming, hatinya ngilu melihat kakaknya diperlakukan demikian. Namun bagaimana lagi ia memang salah. Hatinya semakin sakit saat mendengar pengakuan kakaknya yang menjadi sugar baby. Beruntungnya tadi, orang yang beberapa waktu lalu ia temui dan ia tolong, membantu meredakan emosi wanita hamil yang tidak lain adalah bundannya. Ya, perempuan muda yang beberapa waktu lalu bertemu dengannya di halte dan meminjam uang itu teryata ayahnya adalah sugar daddy kakaknya.Sungguh Nabilla tidak habis pikir, kakaknya tega berbuat seperti itu. Menjadi peliharaan pria yang sudah beristri dan mempunyai anak, terlebih istri dari pria itu sedang hamil. Entah, Nabilla tidak tahu apa alasanny
Read more
Nabilla: Bianglala
“Berbagi tidak selamanyaa harus dengan sebuah barang yang besar atau berupa harta, kita juga dapat berbagi canda dan tawa dengan mereka yang sedang dalam keadaan bersedih.” ----------- Tiga hari berlalu begitu saja, senyum bahagia tidak pernah absen dari bibir seorang gadis jelita. Sejak siang tadi, senyuman dari bibir gadis itu seakan menghapus kesedihan yang menyapa hidupnya akhir-akhir ini. Selepas senja, Nabilla dan dua temannya yang mengikuti olimpiade berbincang sambil menikmati indahnya malam di Queenstown Singapura. Malam ini merupakan malam terakhir mereka di negara singa itu. Saat Nabilla dan temanya tengah asik mengobrol, tiba-tiba bel  kamar mereka berbunyi menandakan ada seseorang yang ingin bertemu. Tok..tok…tok… “Siapa?” Tanya Anggia teman Nabilla yang berteriak dari dalam, karena setelah bel berbunyi mereka tidak langsung membukakan pintu, sehingga orang yang ada di luar kamar tidak sabar hingga m
Read more
Nabilla: Bayangan Semu
“Pemikiran adalah bayangan dari perasaan kita, selalu lebih gelap, lebih kosong, dan lebih sederhana.”----------Varo mengajak Nabilla duduk di sebuah kursi yang ada di sekitar Marina Bay , “Ayo duduk, Billa.” Lalu, meletakkan tubuh Nabilla di kursi dan Nabilla terus memegangi kepalanya sangat keras hingga Varo juga ikut memegangi kepala gadis jelita itu, sembari memijatnya lembut. Saat itu, Nabilla merasa begitu nyaman dan lambat laun rasa sakitnya sedikit berkurang. Nabilla yang lemah akibat rasa sakit yang baru pertama ia rasakan, memilih untuk meletakkan kepalanya pada pundak Varo.Nabilla menatap wajah Varo lekat-lekat. Baru pertama ini ia bisa menatap wajah menawan Varo dalam posisi sedekat ini. Dan Nabilla baru menyadari bahwa pria menawan yang sedang menjadi sandaranya saat ini, terlihat tidak asing baginya. “Sebenarnya kamu siapa bang, kenapa aku begitu nyaman saat bersam
Read more
Dinnar&Kanaya: Sweet Seventeen
Mohon maaf ya, untuk part sebelumnya sedikit mengecewakan. Tapi jika ada waktu, aku bakal revisi, kok. Terimakasih juga, udah mampir diceritaku. Happy reading and happy nice weekend!*****“Sesungguhnya bagian terindah dalm hidup ini adalah saat kita bisa berbagi hal positif, kebaikan dan kebahagiaan dengan orang lain”----------Pukul 3 dini hari, seorang pria tampan yang masih terlihat super duper tampan di usianya yang hampir memasuki 40 tahun, telah selesai manyapa Rabbnya. Kebiasaan yang sudah menjadi rutinitasnya sembilan tahun terakhir ini. Cobaan hidup yang menghampiri keluarganya kerap kali membuat dirinya frustasi. Jabatannya yang merupakan seorang Presdir di Agustaf company, tidak membuat Dinnar melarikan diri dari ujian kehidupan dengan menyentuh hal yang di haramkan. Seperti minum-minuman, narkoba atau pun yang lainya, yang akan menambah ujianya semakin bertambah berat.Kehilangan putri kesayangan
Read more
Nabilla: Berdesir
“Bahkan, jika ditakdirkan amnesia pun kemungkinan masa lalu itu masih akan kembali lagi suatu saat nanti. Karena kenangan-kenangan yang tertinggal di belakang, sangat berharga untuk sekedar di lupakan.”----------Jam menunjukan hampir pukul 4 sore, para karyawan yang bekerja day sift sudah bersiap untuk pulang. Namun, suasana berbeda bisa dirasakan sore ini. Seluruh karyawan yang bekerja di bawah naungan Agustaf Company berbondong-bondong menuju lobi yang sudah disediakan sebuah layar besar di sana. Semua karyawan ingin mendengarkan pengumuman langsung yang akan di lakukan oleh sang Presdir. Ini kali pertama seluruh karyawan-karyawan berkumpul dan mendengarkan langsung sang pimpinan, mungkin ini kali pertama karyawan bisa melihat pimpinan Agustaf Company.Tepat pukul 4 sore, seluruh karyawan di Queen hotel Purwokerto berbondong-bondong menuju lobi hotel. Mata mereka terfokus pada sebuah layar besar yang sudah menyala menampilkan sebuah
Read more
Nabilla: Yang Sebenarnya
“Lupakan masa yang telah berlalu, hidup terus berjalan. Di depan sana, ada banyak kebahagiaan yang menantimu. Dan biarkan kesedihan yang pernah mewarnai hidupmu perlahan memudar dan berganti dengan warna baru, yaitu 'bahagia'.” ----------Narendra dan Jihan tergesa-gesa menyusuri koridor rumah sakit, ia berlari menuju ruangan yang sudah Varo beritahu. Ruangan dimana Nabilla di rawat. Jihan menahan air mata kala melihat seorang yang ia sayangi terbaring lemah.
Read more
Nabilla: Rindu
“Kerinduan tidak pernah peduli apa dan siapa, kerinduan bagaikan air sungai yang mengalir, dan kerinduan akan lenyap setelah sampai pada muara yang bernama 'pertemuan'.”----------Setelah semalam Nabilla dirawat di rumah sakit, siang ini dengan di antar Jihan dan Narendra, Nabilla kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia mendapati ibunya tengah bercumbu dengan seorang pria di ruang keluarga. Ia tersenyum kecut saat ibunya tidak menyapan bahkan menanyakan pasal dirinya yang semalam tidak pulang.Ia semakin yakin bahwa dirinya memang bukan anak kandung Maya, dan ia berharap orang tua kandungnya tidak seperti ibu yang sekarang sedang bercumbu dengan pria yang ia yakini adalah suami orang. Namun meski Maya bukanlah ibu kandungnya, ia akan tetap menghormati dan tidak membenci wanita yang telah membesarkannya itu.Tanpa menpedulikan ibu dan seorang pria yang sedang saling menghisap lidah dan bertukar saliva, Nabilla masuk ke dala
Read more
Nabilla: Ternoda
“Jika kesabaran bernilai dari apapun, itu harus dipertahankan sampai akhir. Dan keyakinan untuk hidup akan bertahan ditengah terpaan badai terbesar sekalipun.” ---------- Nabilla berjalan menuju ke moshola sekolah untuk menunaikan sholat zuhur. Sebenarnya ia tadi ingin mengajak Jihan, tapi sahabatnya itu belum selesai mengikuti pelajaran. Sepanjang jalan menuju mushola, senyum gadis jelita itu tidak pernah luntur, banyak siswa atau pun siswi yang menyapa dan Nabilla pun semakin melebarkan senyumnya membalas sapaan mereka. Meskipun Nabilla tergolong siswa miskin di sekolah tersebut, berkat prestasi-prestasi yang di torehkan dan kebaikan dan kelembuta hati yang dimiliki. Teman-temannya tidak pernah menganggapnya sebelah mata hingga harus di kucilkan. Nabilla menghentikan langkahanya saat laki-laki yang tadi pagi mengganggunya, tiba-tiba menariknya menuju gudang sekolah yang sangat sepi. “Abidzar, lepas….” Nabilla berusaha melepaskan tangannya d
Read more
Khawatir
“Hanya hari yang buruk, bukan kehidupan yang buruk. Remember!, Tanpa hari yang buruk hidup tidak akan menjadi lebih baik.”----------Alvaro melempar ponselnya ke dinding kamarnya, hatinya bergemuruh dadanya terasa sesak kala Narendra memberi tahu pasal Nabilla yang di lecehkan oleh Abidzar. Ponsel dengan harga selangit itu kini sudah hancur berkeping-keping, dan tentu saja ponsel itu tidak ada artinya di banding gadis jelita yang pasti saat ini sedang menangis sendu.Varo mengacak rambutnya frustasi, ingin sekali detik ini juga ia kembali ke Purwokerto memeluk gadis jelita itu dan menenagkannya. Namun mengingat mamanya yang belum mengizinkan dirinya pergi, ia jadi bingung. Terlebih sudah lama ia tidak berkumpul dengan mama dan papanya yang memang lebih sering tinggal di Bali. “Argghhh..” Varo bersiap meninju guci yang ada di kamarnya, namun sebelum ia melayangkan tinjuan. Tangannya sudah terlebih dahulu ditahan oleh
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status