All Chapters of QUEEN: I LOVE YOU PAPA: Chapter 71 - Chapter 80
113 Chapters
Bitch
“Tidak peduli apa yang telah hilang, selama masih mampu bersyukur pada Tuhan, kita tidak kehilangan apapun sekalipun dia yang sudah pergi meninggalkan." ---------Dikantornya Varo tengah sibuk memeriksa tumpukan dokumen yang baru saja Aldo berikan padanya. Padahal jam sudah menunjukan jam makan siang, namun belum ada niatan Varo untuk istirahat sejenak dari lembaran-lembaran kertas itu.Saat Varo sedang fokus meneliti berkas-berkas itu, pintu ruangannya diketuk. Mengalihkan fokus dari kertas-kertas dimeja, “Masuk.” Kata Varo mempersilakan.Varo mengerutkan dahi, kala melihat Pramono asisten pribadi papanya. Orang kepercayaan papanya itu tersenyum dengan membawa paper bag besar ditangan kanannya, “Siang, mas Varo.” Sapa pria paruh baya itu.Alvaro membalas senyum itu dengan ramah, “Siang pak Pram. Tumben?” Tanya Alvaro, tidak biasanya asisten pribadi papanya datan
Read more
Sad Boy
  “Kehilangan mengajarkan bagaimana menghargai dan melepaskan. Sekeras apapun mencoba mempertahankannya, kalau memang sudah digariskan untuk lepas, maka akan begitu adanya.” ---------- Varo berjalan lemah memasuki kamar Alesha. Ia  ingin memastikan, apa gadis jelitanya benar-benar meninggalkannya. Dan lebih parahnya tidak berpamitan dengannya.  “Queen.” Panggil Alvaro begitu memasuki kamar Alesha yang gelap. Karena gelap, Varo menyalakan lampu kamar Alesha dan mata Varo membola mendapati kamar gadisnya yang terlihat sangat rapi. Bukan rapi habis dibersihkan, lebih tepatnya rapi karena sepertinya memang  ditinggalkan. “Alesha.” Panggilnya lagi. Ia membuka lemari pakaian Alesha, Alvaro sangat hafal barang serta benda-benda yang berada di kamar Alesha. Termasuk pakaian-pakaian Alesha di dalam lemari, dan benda tersebut tidak berada pada tempatnya. Padahal tadi Pramono sudah me
Read more
New York
  “Terkadang memang harus merelakan sesuatu hal bukan karena menyerah, tapi mengerti bahwa ada hal yang tidak bisa dipaksakan.”----------Alesha menempuh perjalanan panjang selama lebih dari tiga puluh Jam. Dengan dua kali transit di Narita Airport Jepang dan Dallas Fort Worth International, Texas akhirnya Alesha menapakan kaki di New York. Tubuhnya benar-benar lelah, berjalan menuju loket pengambilan bagasipun sempoyongan. Padahal ia naik pesawat kelas satu.Ada rasa tidak percaya dalam diri Alesha, jika sekarang ia berada di New York, Amerika Serikat. Salah satu bodyguard Alesha yang bernama Farrel mengambil mantel tebal dari dalam koper. Farrel menyerahkan  mantel itu kepada Alesha. Saat ini, memang New York sedang memasuki musim dingin.Alesha tersenyum takjub melihat salju turun. Bahkan tadi ia sempat melihat landasan dan juga gedung bandara tertutup salju tipis.“Non
Read more
Accident
 “Terkadang untuk melihat pelangi yang indah, kita perlu menunggu hujan usai, bukan? Sama halnya dengan kita, ketika kita  menginginkan sesuatu yang kita inginkan, kita harus siap dengan luka yang akan menemani hal itu. Ingat! Ketika air mata jatuh, Tuhan sedang merangkai senyuman, lihat saja  nanti.”----------Hari berganti, waktu berlalu  bagaikan bom waktu yang berjalan sangat cepat. Besok, hari pernikahan Varo dan Karina akan berlangsung. Malam ini di balkon kamar, Varo tengah duduk termenung memikirkan pernikahannya besok.Ingin sekali, Varo memberi tahu orang tuanya mengenai Karina yang bukan perempuan baik-baik. Namun, melihat kebahagiaan serta atusias mereka, Varo jadi tidak tega. Terlebih mamanya, bahkan mamanya sendiri yang mendisain semua gaun yang akan digunakan selama acara.Suara seseorang yang baru saja masuk kamarnya membuat Varo terpaksa menyudahi lamunannya, “Ada ap
Read more
Pengakuan
“Lidah memang tidak bertulang. Namun lidah bisa menjadi pedang paling tajam. Maka, berhati-hatilah menjaga lisan, karena tidak mudah menyembuhkan hati yang tergores karena ucapan. Meski tidak berbekas, akan selalu terngiang, bahkan sampai akhir hayat hidupnya.” ---------- “Tapi, saya minta maaf. Pasien mengalami keguguran. Kami tidak bisa menyelamatkan janinnya.” Penjelasan yang membuat semua tercengang, dan tentu saja membuat seseorang murka. Bughh…… Tanpa peringatan, Sam melayangkan tinjuan ke wajah Alvaro. Varo yang berdiri di samping Dinnar pun seketika terhuyun, kerasnya pukulan membuat tubuhnya yang tidak siap jatuh tersungkur ke lantai. Mengingat betapa kerasnya pukulan Sam. Tersirat jelas amarah dan kecewa di raut wajah Sam. Dinnar hendak membantu Varo bangun, seketika tubuhnya terdorong oleh gerakan Sam yang kembali melayangkan tinjuan di wajah Alvaro. Bughh…… “Brengsek kamu,
Read more
Menenagkan Diri
 “Simpan perasaanmu pada porsi yang tepat, agar ketika semua yang terjadi tidak sesuai dengan harapan, kamu tidak akan merasakan sakit yang tidak berujung.” ----------Mobil Ferrari berwarna biru melaju dengan kecepatan diatas rata-rata, mobil yang dikendarai Alvaro itu melaju meninggalkan Kota Jakarta dengan membawa rasa kecewa bagi si pengendara. Ya, Varo kecewa dengan sang Papa yang telah membuat wajah tampan, menawannya menjadi babak belur.Bukankah, seharusnya Papanya mendengarkan penjelasannya sebelum memukul wajahnya?  Tapi, Papanya malah menuruti emosinya.  Bahkan, Varo ingat bagaimana Papanya mengatai dirinya brengsek sampai bajingan. Gimana dirinya nggak kecewa coba, padahal sebelumnya Papanya tidak pernah berbuat kasar padanya.Dan saat ini, setelah berkendara selama 2 jam lebih. Akhirnya Varo tiba di resort milik keluarganya di kawasan pantai Anyer.Masih dengan setelan tuxedo hitam, Varo tur
Read more
Bertemu Karina
“Memaafkan memang tidak mudah karena membutuhkan hati yang seluas samudra serta ketulusan hati untuk melakukannya. Namun, memaafkan dapat menghindarkan dari sifat benci dan dendam yang hanya akan merusak diri sendiri dalam hidup.”----------Satu minggu Varo lalui dengan berkeliling sekitar pantai dan bantu-bantu di resort. Suasana hatinya juga sudah lebih baik, namun belum ada niatan bagi Varo untuk kembali ke Jakarta terlebih rumahnya. Baginya rumah mewah itu memberikan sejuta kenangan bersama gadis jelitanya. Sungguh ia rindu dengan gadisnya, padahal baru dua minggu Alesha meninggalkannya. Namun, Varo harus menahan rindu yang sudah sampai ubun-ubun agar tidak nekat ke Amerika menyusulnya dan akan berakibat mengganggu fokus study Alesha.Dan pagi ini, untuk menghilangkan sejenak pikiran tentang Alesha, Varo memilih bantu-bantu di restoran resot. Karena weekend biasanya resortnya akan ramai terlebih pagi hari di restoran.
Read more
Merindukannya
 “Jarak itu sebenarnya tidak pernah ada. Pertemuan dan perpisahan diciptakan oleh perasaan, sedangkan jarak hanya rintangan yang bisa ditempuh untuk bertemu.”----------Pagi yang malas untuk beraktivitas. Kota New York tengah berada di puncak musim dingin, tidak terkecuali Manhattan. Semalam penuh salju turun memutihkan segala yang dapat dijangkaunya. Dinginnya udara membuat tubuh menggigil seharusnya membuat siapapun yang akan beraktivitas menjadi enggan keluar rumah. Disaat seperti ini mau siang ataupun malam, New York tetaplah sama dinginnya.Terkecuali Alesha salah satu yang tidak terpengaruh hawa dingin di pagi itu. Hari ini dengan sangat bersemangat ia berangkat menuju kampus. Pekan pertama dirinya mulai menimba ilmu di Colombia University, dirinya sangat sibuk dengan aktivitas sebagai mahasiswa baru di salah satu kampus terbaik di Amerika. Jam 7 tepat ia harus sudah berada dikelas untuk mengikuti perkuli
Read more
Usaha Alvaro
 “Jangan pernah menyerah pada sesuatu yang tidak bisa dilepaskan tanpa memikirkannya terlebih dahulu.”----------Dengan langkah tenang, Alesha menyusuri trotoar jalanan menuju apartemen tempat tinggalnya. Satu bulan lebih ia tinggal di New York, dan ini kali pertama dirinya pergi ke kampus tanpa diantar jemput bahkan ditunggui oleh Farrel ataupun Aufar. Aufar sedang berada di LA, menjalankan tugas yang diberikan Toni. Sedangkan Farrel, tadi ia minta izin untuk menjemput kerabatnya dari Indonesia di bandara.Sebelum sampai apartemennya, Alesha berhenti di sebuah supermarket besar yang tidak jauh dari apartemenya. Ia membeli beberapa cemilan, dan bahan makanan lainnya. Sebenarnya Farrel maupun Aufar sering beli bahan makanan, namun akhir-akhir ini kedua bodyguardnya itu sedikit sibuk mengerjakan tugas tambahan dari Toni. Jadi, biarlah kali ini dirinya yang  belanja.Selesai belanja, Alesha langsung k
Read more
Lamaran Affer
   “Bagian tersulit bukanlah melupakan perasaan kepada seseorang yang pernah kita cintai, tetapi membangun kembali perasaan kepada orang lain itu jauh lebih sulit.” ---------- Entah sudah berapa kali Varo berusaha menemui Alesha di New York. Hampir setiap satu bulan sekali Varo pergi ke sana hanya untuk melihat Alesha dan mengikuti aktivitas gadis jelita itu selama 2 atau 3 hari. Dan tanpa sepengetahuan siapapun kecuali Dimas dan Aldo yang memang ia percaya untuk menghandle semua pekerjaannya. Sudah berlangsung dua setengah tahun, Alesha menjadi mahasiswi Colombia University. Dan, saat ini ia sedang menyelesaikan penelitiannya berharap ia akan lulus dalam waktu tiga tahun saja. Usaha dalam menghapus cintanya memang belum sepenuhnya berhasil, tapi setidaknya hatinya lebih baik selama dua tahun lebih tidak bertemu ataupun mendengar kabar tentang pria menawan itu. Selama di New York, memang Alesha tidak sekalip
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status