Lahat ng Kabanata ng You're My Destiny: Kabanata 51 - Kabanata 60
93 Kabanata
Bab 51, Gosip Panas
Pagi itu para karyawan Han Enterprise sedang sibuk di balik kubikel masing-masing. Semua fokus dengan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan. Sesekali suara printer terdengar bersahutan dengan dering telepon.Dalam suasana yang begitu tenang, sepasang kaki yang panjang melangkah dengan penuh wibawa. Derap langkahnya terdengar membentuk irama yang teratur. Terdengar indah hingga menarik semua mata serentak mengalihkan pandangan untuk melihat pemilik langkah tersebut."Good morning," sapanya ramah. Giginya yang rapi menghiasi senyum di wajahnya yang tampan.Begitu mengenali sosok itu, para karyawan di ruangan itu serentak berdiri lalu memberi hormat."Selamat pagi, Tn. Han Tae Joon. Ada yang bisa saya bantu?"Lee Dong Min, sang Kepala Tim langsung mendekat, menyambut kedatangan Han Tae Joon."Oh, tidak. Aku tidak ingin mengganggu perkerjaanmu. Aku hanya mampir ingin menemui direktur yang baru," jawab Tae Joon sambil menepuk pelan pundak
Magbasa pa
Bab 52, Pengakuan
Semua mata serentak menoleh ke belakang Windi, terpaku melihat tatapan tajam dari wajah tampan Tae Joon."Kau ... mengapa kau ada di sini?" tanya Tae Soo meradang."Bukan urusanmu," jawab Tae Joon pendek.Lalu ia mengalihkan pandangan kepada Windi, dan berkata:"Aku tadi ke ruangan direktur, tapi kosong.""Maaf, Tuan. Anda tidak mengabari akan berkunjung, tadi pagi saya meeting dengan kepala divisi," ujar Windi."Oh, tidak apa-apa, memang salahku karena tidak mengabari terlebih dahulu," balas Tae Joon ramah.Percakapan Windi dan Tae Joon yang terlihat akrab itu tentu saja tidak lepas dari pandangan Tae Soo."Wah, ada apa ini? Mengapa aku melihat keakraban yang tidak wajar?" tanyanya dengan nada mengejek."Jaga kata-katamu, Hyeong. Orang-orang bisa salah paham," protes Tae Joon."Mengapa kau tidak berkaca? Justru kehadiranmu di sini yang membuat mereka salah paham," sanggah Tae Soo."Ya, kan? Dari tadi kalia
Magbasa pa
Bab 53, Tidak Berdaya
Beberapa waktu kemudian, di kediaman Tn. Han, Yoo-ill sedang berbicara dengan seseorang di telepon. Wajahnya tampannya memerah, sementara rahangnya bergerak-gerak menahan emosi."Baiklah, terimakasih sudah memberitahuku," ujarnya, lalu mengakhiri sambungan telepon itu.Tangannya terulur, meraba ke arah depan untuk menemukan nakas. Namun, ternyata nakas yang ia maksud masih jauh dari jangkauannya. Ia pun memutar tubuh dengan niat untuk duduk kembali di tempat tidur, tapi sayang perhitungannya tidak tepat. Yoo-ill gagal, tanpa ada yang menghalangi tubuhnya terjatuh ke lantai."Aaarrggh!" teriaknya putus asa.Dengan penuh amarah ia melemparkan ponsel yang ada di genggamannya ke lantai. Benda pipih itu pun hancur seketika."Bagaimana aku bisa melindungi Windi jika mengurus diri sendiri pun aku gagal?" erangnya dengan putus asa.Kedua tangannya memukuli kepalanya berkali-kali.Saat ini, untuk pertama kalinya Yoo-ill membenci ketidakberdaya
Magbasa pa
Bab 54, Jalan Terbaik
"Han Yoo-ill, apa maksud perkataanmu?!"Tiba-tiba Tn. Han telah berdiri di depan pintu kamar Yoo-ill. Tidak jelas sudah berapa lama pria paruh baya itu berada di sana."Appa?!" seru Yoo-ill kaget. Tidak menyangka jika ayahnya juga berada di ruangan itu.Dengan gemetar ia meraih tangan ibunya."Eomma ... apakah sejak tadi Appa ada di sini?""Tidak, sayang. Dia baru saja datang," jawab Ny. Ko."Salah. Ibumu berbohong. Aku sudah mendengar semuanya. Aku tidak akan pernah mengizinkan kamu memutuskan Windi," ujar Tn. Han tegas.Yoo-ill yang masih duduk di lantai, akhirnya turut berdiri."Kalau begitu, biar aku mati saja. Aku tidak mau hidup lagi, Appa," sahut Yoo-ill.Suaranya bergetar, menahan duka dan kecewa yang begitu besar di dalam hati"Apa kamu sudah gila?! Bagaimana kamu bisa dengan mudahnya berkata mati di depan ayah dan ibumu? Kamu tidak menghargai perjuangan kami," ujar Tn. Han emosi."Namun, aku sungg
Magbasa pa
Bab 55, Frustasi
Beberapa menit sebelumnya.Mobil yang membawa Windi sampai di kediaman Tn. Han. Rasa lelah terpancar jelas di wajah Windi saat ia keluar dari kendaraan itu. Setelah mengucapkan terimakasih kepada supir, Windi pun bergegas masuk ke dalam rumah.Secepatnya Windi ingin menemui Yoo-ill, memeluk pria itu untuk mengurai semua emosi negatifnya hari ini. Menahan diri atas pelecehan dari paman-paman Yoo-ill benar-benar menguras energi.Sebenarnya bukan tipikal Windi akan menahan diri atas penghinaan itu, tapi sebagai direktur yang baru dilantik, ditambah lagi dengan statusnya sebagai calon menantu keluarga Han, Windi tidak mau gegabah dalam bersikap. Sebab dirinya tahu sekecil apa pun kesalahan yang ia lakukan bisa dimanfaatkan oleh seteru untuk menjatuhkannya, dan Windi tidak ingin semua itu terjadi.Windi berlari kecil menaiki tangga. Setiba di lantai satu, ia tidak langsung menuju kamarnya, tetapi justru ke kamar Yoo-ill.Niat hati ingin memberi Yoo-ill
Magbasa pa
Bab 56, Nekad
Pagi sudah menyingsing, tapi Windi masih larut di alam mimpi. Setelah terjaga semalam suntuk, ia baru bisa memejamkan mata tepat ketika alarm di ponselnya berbunyi. Sebelum tidur Windi memang sudah membulatkan tekad untuk libur kerja agar bisa menyelesaikan masalah antara dirinya dan Yoo-ill.Suara ketukan pintu yang berkali-kali akhirnya membangunkan Windi."Windi sayang, apakah kamu masih tidur?" tanya Ny. Ko dengan suara yang lembut.Windi yang belum sepenuhnya sadar, termangu sambil mengucek kedua matanya yang masih terasa berat."Windi-yah," panggil Ny. Ko lagi.Panggilan Ny. Ko yang lumayan kuat akhirnya membangunkan Windi sepenuhnya. Ia melompat dari tempat tidur, lalu bergegas membukakan pintu."Windi-yah, kenapa matamu bengkak begitu?!" seru Ny. Ko kaget melihat wajah Windi begitu pintu terbuka.Sebelah tangannya refleks menyentuh kening gadis itu, lalu membandingkan dengan keningnya sendiri."Omooo ... badanmu juga pa
Magbasa pa
Bab 57, Fitnah Keji
Kota Seoul gempar. Berita tentang upaya bunuh diri pewaris Han Group menghiasi semua media. Sejumlah portal berita bahkan menambahkan judul sensasi yang membuat suasana semakin panas.   Namun, yang paling mengejutkan dari itu semua, portal media nasional, The National Daily memuat berita perselingkuhan direktur baru Han Enterprise, lengkap dengan foto Windi dan Tae Joon yang sedang berciuman di ruang kerja. Sial bagi Windi, karena foto itu memampang wajahnya dengan cukup jelas. Tak ayal, artikel itu pun dipenuhi dengan komentar negatif dari para pembaca.   Sementara itu, Windi bersama dengan anggota utama keluarga Han lainnya masih belum mengetahui hal itu karena mereka masih berada di rumah sakit, mendampingi proses pengobatan Yoo-ill.   Sekretaris Kim datang tergesa-gesa dengan wajah pucat menghampiri Tn. Han. Ia membisikkan sesuatu, lalu mengeluarkan ponselnya, memperlihatkannya kepada Tn. Han.  
Magbasa pa
Bab 58, Pisau Tak Kasat Mata
Diculik saat kecil, kemudian dibuang ke panti asuhan. Belasan tahun tumbuh di panti asuhan, lalu dalam sebuah perjalanan ia tersesat di lembah antah berantah. Pertama kali jatuh cinta langsung merasa dikhianati. Namun, tidak lama setelah itu mendapatkan fakta bahwa dirinya kaya raya dalam semalam. Kemudian bertunangan, tapi dalam hitungan bulan sang kekasih mendadak cacat. Lalu dirinya didapuk menjadi direktur. Lagi-lagi dalam hitungan hari dirinya pun dilecehkan. Ia berharap mendapat dukungan moral, tapi tunangan justru mencoba bunuh diri di hadapannya. Lalu kini disaat ia masih menunggu sang tunangan sadar,  ia mendapat kabar jika dirinya akan dipecat dari jabatannya. "Ya, Tuhan. Rencana besar apa lagi yang sedang KAU persiapkan untukku?" bisik Windi lirih.Ada gumpalan besar terasa menyekat di tenggorokannya. Tanpa terasa, air mata pun meluncur dari kedua sudut matanya. Pedih, perih, dan sepi.Windi merasa dunia tidak pernah berpihak padanya.
Magbasa pa
Bab 59, Tak Sabar
"Masuklah," ujar Tn. Han begitu ia melihat Windi berdiri canggung di depan pintu."Siaboji ... tentang kejadian di kantor, a--,""Aku tahu kamu tidak bersalah, Windi," potong Tn. Han. "Tetapi aku tidak bisa berbuat banyak kali ini, karena semua anggota dewan direksi sepakat untuk menurunkanmu dari jabatan direktur.""Aku sama sekali tidak keberatan, tetapi ... izinkan aku memberi klarifikasi. Bagaimanapun juga, nama baikku sedang dipertaruhkan saat ini." Windi berusaha membujuk Tn. Han."Kamu tidak usah khawatir. Media sudah berhasil kita kuasai. Namamu tidak akan muncul lagi dalam pencarian di internet," tukas Tn. Han.Windi terdiam dengan kepingan-kepingan kecewa di hatinya. Dari kata-kata Tn. Han ia bisa menilai sedikit pun tidak ada tersirat kekhawatirannya tentang Windi. Tindakan meredam media ia lakukan bukan untuk Windi, melainkan nama baik Han Group.Sekalipun media berhasil diredam, tapi image yang tertanam di benak masyarakat tetap
Magbasa pa
Bab 60, Pergi
Kondisi Yoo-ill sudah tampak membaik saat Ny. Ko, Yoo-na, dan Windi sampai di rumah sakit. Ny. Ko menangis terharu sambil memeluk putra kesayangannya itu."Berjanjilah pada Eomma bahwa kamu tidak akan pernah mengulanginya lagi," pinta Ny. Ko penuh harap."Benar, Oppa. Jika kau tidak ingin Eomma gila, jangan pernah lakukan lagi," ucap Yoo-na menimpali.Yoo-ill mengangguk. Ia mencium tangan ibunya berkali-kali sambil meminta maaf."Di mana Windi, Eomma?" tanyanya kemudian."Windi? Dia berdiri di sampingmu, sayang," jawab Ny. Ko. Ia meraih tangan Yoo-ill dan Windi, lalu mempertemukannya. Yoo-ill dan Windi sama-sama terdiam, hanya tangan mereka yang saling menggenggam dengan erat.Ny. Ko mengerti. Ia pun menggamit lengan Yoo-na lalu mengajaknya meninggalkan mereka berdua."Kalian berbicaralah berdua, Eomma dan Yoo-na menemui dokter dulu," kata Ny. Ko.Ibu dan anak itu pun keluar dari kamar itu, meninggalkan Yoo-ill dan
Magbasa pa
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status