Lahat ng Kabanata ng That Dragon is Mine (INDONESIA): Kabanata 51 - Kabanata 60
72 Kabanata
Anna's Plan
“Sudah kubilang, tutup mulutmu!” seru Drake.“Kamu tidak percaya, Drake? Lihatlah sendiri,” kata Altair pada Drake.Seketika itu, bulan di luar semakin memerah. Kini bulan tidak lagi tampak seperti bulan, tetapi seperti gumpalan darah yang menggantung di langit. Persis setelahnya, cahaya merah dari bulan tiba-tiba masuk ke dalam istana milik Altair dan langsung mengenai dada kiri June.“Aaahhh!” seru June saat itu terjadi.“June!” seru Drake.“Lihatlah, Drake. Lihat baik-baik,” kata Alarick lagi.Dari dada June, muncul sebuah cahaya kemerahan seperti batu ruby. Semua orang terkejut. Mereka tidak pernah menyangka, kalau hati milik Anna bukan hilang. Hati itu bahkan tidak pernah mati.“Sejak dulu kamu telah tertipu, Drake. Anna tidak pernah mencintaimu. Sejak kecil, Anna sudah tahu dia pasti akan mati karena hatinya yang akan diperebutkan banyak makhluk. Saat bertemu deng
Magbasa pa
The Dragon's Gem
June pikir dia sudah mati sebab ia tidak bisa melihat atau mendengar apapun lagi. Semuanya gelap dan hening, tapi tubuhnya terasa amat sakit. Ia seperti terombang-ambing di ruang hampa entah di mana. Namun tiba-tiba, keadaan hening itu berubah sebab ada suatu suara yang memanggil-manggil namanya.“June Hanson... Serahkan tubuhmu untukku,” bisiknya. June mengenali bisikan itu seperti suaranya sendiri.“Siapa?” tanya June. Suaranya tidak bergema di kehampaan itu.“Aku adalah kamu, June. Kita berbagi tubuh yang sama,” katanya lagi.Tiba-tiba, di hadapan June muncul seorang wanita berambut hitam panjang yang amat cantik. Kulitnya putih bagai susu, matanya indah bagai bintang kejora. Tubuhnya berkilauan hingga June bisa melihatnya di kehampaan seperti ini. Wanita itulah yang pernah June lihat dalam mimpinya. Dirinya yang lain. Suara yang muncul di depan cermin. Wanita ini yang selalu ada bersamanya sejak hari ia dilahirkan.
Magbasa pa
Finding the Gem
Drake melayang di angkasa lepas sambil berusaha memulihkan dirinya. Racun pada panah elf bukanlah racun yang bisa menghilang dengan mudah. Jika ia tidak berkonsentrasi, maka racun tersebut bisa langsung menyebar ke jantungnya. Di saat itulah, seperkasa apapun Drake, dia akan tetap mati. Drake hampir tidak percaya kalau dirinya telah berubah menjadi selemah ini setelah berabad-abad damai tanpa perang.Saat matanya terpejam, mau tidak mau pikiran Drake melayang ke masa lalu, di mana para naga masih beterbangan di langit. Hari itu, Drake berjalan-jalan dengan tubuh manusianya. Ia termasuk naga-naga pertama yang berhasil menguasai ilmu perubahan bentuk tersebut. Drake suka berjalan-jalan di tengah manusia, berbicara dengan mereka. Manusia yang lemah selalu meminta bantuan makhluk lain untuk segala sesuatunya. Pada masa itu, manusia menganggap mereka teman, atau dewa. Mereka belum menjadi serakah seperti sekarang, setidaknya begitulah yang Drake kira.Ketika Drake berjalan-
Magbasa pa
The Heart
June memuntahkan darah untuk kedua kalinya. Hati ruby itu sudah setenah keluar dari rongga dadanya. Wajah June pucat pasi dan ia kini sudah hampir tidak bergerak. Di alam bawah sadarnya, June masih meronta, berusaha untuk tidak keluar mengikuti cahaya itu. Namun, mantra yang diucapkan Altair menariknya ke arah cahaya. Kini, June sudah amat dekat dengan cahaya itu.“Pergilah, June! Pergi cepat!” seru Anna dari dalam sana.Ia sudah tidak terlihat lagi sekarang, hanya suaranya saja yang terdengar dari kejauhan. June sudah tidak bisa bertahan lagi melawan tarikan dari mantra yang dibacakan Altair tersebut. Tubuhnya kini sudah menyentuh cahaya, dan kini ia tidak bisa melakukan apapun selain diam.Altair tertawa sebab nyawa June sudah di ujung tanduk. Hati ruby itu sudah nyaris benar-benar keluar dari rongga dadanya dengan sempurna, tanpa menimbulkan luka sedikitpun. Mata June yang tertutup tiba-tiba terbuka lebar, tandanya Anna sudah siap untuk mengambil
Magbasa pa
Saving June
“Bergabunglah bersamaku, Alarick. Para werewolf akan menguasai dunia. Kalian tidak perlu lagi menjadi penguasa underground. Kalian bisa menunjukkan kekuasaan kalian secara terang-terangan. Tidak ada lagi polisi yang mengejar, tidak ada lagi pertumpahan darah untuk para werewolfmu. Kalian semua akan menguasai perekenomian dunia. Menyingkirkan kekuasaan para naga, Alarick. Bukankah itu yang kalian inginkan?” tanya Anna sambil tersenyum.“Apa yang kamu ingin aku lakukan, Anna?” tanya Alarick akhirnya, setelah diam beberapa saat.Anna tertawa dalam tubuh June, membuat tubuhnya bergetar dan hati ruby-nya yang sudah setengah masuk ke dalam dadanya itu ikut bergetar. Sinarnya semakin terang.“Kembalikan tubuh ini ke atas sana, dan arahkan ke arah bulan, Alarick. Bantu aku mengeluarkan hati ruby ini dengan aman. Bacakan mantranya, lanjutkan pekerjaan Altair, sehingga June bisa keluar bersama dengan hati ini. Dia akan tiada, tapi hati ini ak
Magbasa pa
Saving June (Part 2)
“Drake!” teriak Anna lagi dari dalam tubuh June.“June Hanson, bertahanlah!” seru Drake, mengabaikan teriakan AnnaDrake kemudian menggunakan kekuatannya yang tersisa untuk membantu Alarick mengeluarkan hati itu dari dada June. Alarick mengerahkan seluruh kemampuannya untuk membantu sambil membacakan mantranya.Fajar hampir menyingsing di ufuk Timur. Sudah hampir habis waktunya. Jika sampai fajar menyingsing dan mereka belum berhasil, maka June akan mati bersama Anna dan juga hati ruby sihir itu.“Keluarlah, sialan!” seru Alarick kesal.Dengan bantuan Drake, hati ruby itu bergerak keluar dengan lebih cepat. Tepat sebelum fajar menyingsing, batu itu sudah keluar dari rongga dada June. Di saat yang sama June jatuh lemas.“June! June Hanson!” seru Drake dan Alarick bersamaan.Drake mencoba mengguncangkan tubuh June dengan kedua tangannya. Tiba-tiba June membuka matanya dengan perlahan.
Magbasa pa
Where is Drake?
“Alarick...”“Dia menolongmu karena dia harus melakukannya!” seru Alarick lagi.Air mata June meluncur turun ke pipinya tanpa terasa. Entah kenapa, hati June terasa sakit mendengar kata-kata Alarick. June memang berpikir kalau Drake melakukan semua ini untuknya. Melihat air mata June yang meluncur turun, Alarick melemah. Ia diam beberapa saat.“I’m sorry, but that’s just how it is,” kata Alarick.“Sekarang kalau kamu ingin menyiksa dirimu sendiri, silakan. Aku tidak akan menghalangimu lagi,” lanjutnya lagi sambil menaruh kantung makanan yang ia bawa di atas nakas. Ia kemudian berbalik pergi.June hanya diam, tidak tahu apa yang harus ia pikirkan sekarang. Segala yang terjadi belakangan ini terlalu luar biasa untuk June. Dimulai dengan saat Altair menculik dirinya, fakta tentang kematian ayah dan ibunya, sampai puncaknya kemarin. Drake menghilang, entah bagaimana nasibnya sekarang. June bel
Magbasa pa
Finding Drake
“Baik, Alpha,” jawab para elf yang kini tak bertuan tersebut. Para elf dihukum untuk tidak memiliki pemimpin sendiri, hingga mereka menjadi hamba para makhluk yang lain. “Cepat lakukan,” kata Alarick. Para elf yang tersisa berdiri melingkar lalu berpegangan tangan. Para makhluk lain menyingkir, memberi tempat untuk para elf melakukan tugas mereka. Para elf memejamkan mata mereka lalu mereka mulai menggumamkan mantra. Tiba-tiba sebuah cahaya besar muncul di tengah-tengah mereka. “Tunjukkan di mana Sang Raja Naga...” ucap salah seorang elf sambil memejamkan matanya. Semua Elf mengucapkan kata-kata yang sama setelahnya. Mereka mengucapkannya berulang-ulang hingga cahaya di tengah mereka berubah menjadi sebuah gambar yang nyata terlihat. Itu adalah pemandangan langit malam. Di sana, Drake terlihat mengapung sendirian dengan tubuh pucat penuh dengan luka dan kebiruan. Kekuatan terakhirnya telah melindunginya dari kematian, tapi tidak bisa menyelamatkannya.
Magbasa pa
Chaos
Drake mencium bau vampir saat ia terbang di atas kota New York. Ia melihat dua orang vampir dan beberapa orang manusia di salah satu gang sempit. Beberapa manusia sudah dihisap darahnya. Sebagian sampai kering, sebagian lagi dibiarkan menderita beberapa saat sebelum berubah menjadi vampir. Beberapa manusia masih hidup. Ketakutan hingga terkencing-kencing. Pakaian mereka bau busuk, bahkan Drake bisa menciumnya dari atas.Drake kemudian turun dan menjejakkan kakinya di gang tersebut, membuat para vampir menoleh.“Ya-yang Mulia?” tanya mereka dengan tubuh sedikit gemetar. Taring mereka yang berdarah tiba-tiba memendek saat melihat Drake. Mereka berusaha menutupi apa yang baru saja mereka lakukan, tapi percuma saja sebab darah segar sudah memenuhi mulut mereka.“Ampun! Ampun Yang Mulia!” seru mereka sambil berlutut.“Ma-makhluk apa lagi kamu?” tanya seorang manusia yang masih hidup. Ia masih punya nyali untuk bertanya semen
Magbasa pa
Wake Up
“Dr-drake...” kata Alarick dengan suara lemah.Cekikan Drake di lehernya terasa amat kuat. Alarick berusaha mengeluarkan kekuatannya, tapi Drake sekarang jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya. Alarick merasa seperti anjing kecil yang tidak berdaya di tangan Drake. Sialan! Batin Alarick.“Yang Mulia! Hentikan!” seru para naga.Namun, sekali lagi Drake mengangkat sebelah tangannya yang bebas, lalu membuat gerakan kecil. Gerakan kecil itu berakibat fatal pada semua makhluk yang berkumpul di sana, mereka semua kembali terhempas ke tanah dengan tubuh amat kesakitan. Para vampir memanfaatkan kesempatan itu untuk lari. Drake membiarkan mereka lari, sebab kini ia lebih marah pada werewolf yang ada di hadapannya.Wajah Alarick memerah, ia hampir kehabisan napas. Tangan dan kakinya bergerak-gerak tak beraturan.“Drake!” tiba-tiba suara seorang wanita terdengar, membuat Drake menoleh.Mata Alarick melebar saat meli
Magbasa pa
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status