Semua Bab Who Am I (Bahasa Indonesia): Bab 31 - Bab 40
49 Bab
31. Rencana Balas Dendam
Pupil Hana melebar. Dia mencoba menahan Amarah. Pasalnya Clara berkata tentang kematiannya sambil tersenyum. Ketika awal dia masuk dihantui rasa takut, kini perasaan itu berubah. Tanpa sadar dia berdiri dari kursinya sambil menunjuk teman lamanya tersebut. "KAU!"Bintang yang memperhatikan kejadian langsung mencoba menanangkan Hana. "Vanessa, sabar."Tingkah mereka kemudian menjadi sorotan pelanggan yang lain. Clara yang melihatnya juga heran. "Anda siapanya Hana? Kenapa marah?""Dia kerabat kami," ucap Bintang.Alis Clara terangkat satu. Informasi tersebut tentu saja membuatnya heran. "Hana adalah gadis yatim piatu. Dia tidak memiliki kerabat. Tidak mungkin jika kalian kerabatnya. Terlebih-!" Dia menghentikan perkataannya. Dalam hatinya dia menolak jika memang Hana memiliki hubungan dengan Bintang. Tidak mungkin gadis seperti dia memiliki kerabat orang terkenal."Kami harus pergi!" Bintang kemudian menarik tangan Hana. Dia sadar apa yang dilakukan
Baca selengkapnya
32. Dirga Mencintai Vanessa?
"Vanessa bangun!"Gadis itu membuka matanya. Rupanya dia sudah berada di kamar. Rasanya dia tertidur di mobil Bintang. Namun kini pemandangan kamarnya yang terlihat. Dia melihat ayahnya berdiri di samping. Kemudian dia bertanya, "Bintang kemana?""Bintang mengantarmu pulang, membopongmu ke kamar kemudian langsung pergi. Katanya kesepakatan kemaren gagal karena pemiliknya tidak di rumah? Bagaimana jika ayahmu ini saja yang berkunjung ke sana?" tanya Bimo. Terllihat garis wajahnya yang khawatir.Hana menggeleng. "Tidak usah kok. Nanti aku ke sana lagi.""Baiklah. Lalu ada hal yang ingin aku bicarakan na," ucapnya. Hana bisa melihat pria tua di depannya menatap dengan serius."Apa memangnya?" tanya Hana.Bimo terlihat ragu. Namun kasih sayangnya terlihat sangat jelas. Hana yakin semua berhubungan dengan hal terbaik untuk Vanessa. "Kamu yakin akan melanjutkan pertunanganmu dengan Dirga?"Hana sedikit terkejut. Dia awalnya berfikir ini han
Baca selengkapnya
33. Siapa Sebenarnya Hana?
Bintang sudah tiba di rumah Vanessa. Tentu saja Hana langsung mengabari perihal email tersebut. Dia melihat muka Hana yang terkejut dan takut di sana. Dengan rasa penasaran Bintang bertanya, "coba kulihat email tersebut."Hana langsung memberikan ponselnya. Sebuah email yang dialamatkan kepadanya langsung menyita perhatian Bintang. "Hana, dia mengirimkanmu pesan ke email siapa? Dirimu atas nama Hana atau Vanessa?""Ke alamat email official Vanessa," jawab Hana."Kalau begitu dia bisa siapa saja." Bintang memberikan ponsel itu kembali. "Jangan dibalas. Kita lihat apakah dia akan mengirimkan pesan kembali atau tidak."Gadis itu mempertimbangkan lagi, benar kata Bintang. Bisa saja itu hanyalah email iseng dari fans. Namun waktunya sangat pas sekali. Ketika tubuh Vanessa sedang dimasuki oleh orang lain. Dia kemudian teringat akan novel online atas nama Vanessa. Entah kenapa, dia merasa Vanessa masih hidup."Apa yang kamu pikirkan?" tanya Bintang. Dia m
Baca selengkapnya
34. Sebuah Perangkap
Tok.. tok.. tokPintu kamar hotel dibuka. Faisal masuk ke ruangan Dirga. Terlihat dia sedang berada di depan laptop melihat beberapa file dan berkas yang ada di sana. Faisal segera masuk ke ruangan kemudian menyodorkan sebuah berkas.Dirga yang melihatnya langsung menggambil berkas tersebut. "Apa ini?""Tunangan anda," ucap Faisal singkat."Vanessa? Kenapa dia? Tercebur ke kolam lagi?" tanya Dirga.Faisal menggeleng. "Lebih baik anda melihatnya sendiri."Dirga membuka berkas tersebut. Dia menemukan beberapa buah foto. Di sana terlihat Vanessa dan Bintang sedang berada di beberapa lokasi. "Kemana dia? Kenapa mereka bersama?""Mereka memang sering bersama akhir-akhir ini. Ada yang bilang mereka sedang menyusun projek film terbaru. Namun nampaknya tidak seperti itu. Mereka lebih terlihat seperti sedang berlibur bersama," jelas Faisal.Dirga kembali melihat foto tersebut berulang kali. Entah mengapa hatinya kesal. Bukankah Bintang
Baca selengkapnya
35. Skandal
Tok... tok... tok..."Masuk!" ucap Dirga.Faisal masuk ke kamar hotel atasannya tersebut. Wajahnya terliat panik. Dirga yang melihatnya menatap dengan heran. Tanpa basa-basi sekretaris kepercayaannya itu langsung menyerahkan sebuah artikel dalam tab yang dia bawa. "Anda harus melihat ini!"Dirga dengan tenang mengambil tab tersebut. Dia melihat satu lagi artikel mengenai kedekatan dirinya dan Tania. Dia terlihat tidak ambil pusing. Bukankah banyak berita miring tentangnya. Dia juga sudah beberapa kali mengurus berita tersebut."Anda tidak khawatir?" tanya Faisal.CEO perusahaan itu menggeleng, "aku tidak khawatir. Bukankah artikel seperti ini kerap terjadi?"Wajah Faisal masih menegang. Dia kemudian mendekati pimpinannya. "Lihatlah baik-baik, artikel ini lebih parah. Mereka bilang anda dan tania sedang liburan sebelum pengumuman pertunangan kalian berdua.""Tapi aku tidak bertunangan dengan Tania. Kami hanya rekan kerja," ucap Dirga.
Baca selengkapnya
36. Vanessa Muncul
Silvia membawa Hana menuju sebuah rumah di pinggiran kota. Mereka mengendarai mobil mewah series terbaru milik Vanessa. Mereka pergi tanpa supir, Silvia sendiri yang mengendarai mobil untuk nona kesayangannya tersebut. Pemandangan di sekitarnya indah sekali. Sepanjang perjalanan Silvia terus menerus melihat Hana. "Anda benar-benar tidak apa-apa bukan?""Aku baik-baik saja kok!" ucapnya.Silvia mengangguk. "Baiklah. Jika ada yang anda butuhkan jangan sungkan untuk bilang."Beberapa lama kemudian mereka sampai. Sesuai dugaan Hana, rumah tersebut seakan ada yang meninggalinya. "Apakah di sini ada orang?" tanya Hana saat mulai memasuki rumah."Tidak ada, rumah ini dibangun khusus untuk anda berlibur. Keamanannya juga memakai sandi yang hanya diketahui oleh anda dan saya!" ucapnya.Namun Hana menyadari ada orang di sini. Dia melihat siluet bayangan dari balik tirai ketika sampai. "Silvia kita cek setiap sudut ruangan."Silvia masih tidak mengerti
Baca selengkapnya
37. Permohonan
"Anda kenapa sih!" protes Silvia. Dia mengira nona mudanya tersebut sedang bercanda."Aku serius. Dia adalah Vanessa sebenarnya," lirih Hana. Dia masih menundukan kepala. Malu terhadap apa yang diucapkannya. Dia merasa selesai sudah semuanya. Karena sekarang telah terbongkar bahwa dia bukanlah Vanessa yang asli."Apa maksudnya?" tanya Silvia. Melihat wajah Hana yang serius dia menjadi lebih bingung. Jika memang orang yang di depanya adalah Vanessa? lantas siapa orang yang selama ini bersamanya."Itu-!"Belum sempat Hana menjelaskan, sebuah pintu terdengar didobrak. Membuat mereka semua terkejut. Vanessa langsung menginstruksikan kepada rekannya untuk menengok ke bawah. "Andreas bisakah kamu lihat ke sana?"Andreas mengangguk. Dia adalah rekan kerja Hana di kedai kopi dahulu. Entah mengapa mereka terlihat bisa bersama. Andreas mengikuti apa yang diperintahkan oleh Vanessa. Tidak lama kemudian terdengar suara jeritan."Ahhhhh!"Vanessa
Baca selengkapnya
38. Bayar Hutangmu Hana
"Balas dendam?" Hana terkejut mendengarnya. Dia awalnya mengira bahwa Vanessa sangat mencintai Dirga. "Memangnya kamu sudah tidak punya perasaan kepada Dirga?""Awalnya punya," ceritanya. "Tapi setelah masuk di tubuhmu dan menjalani hidup sebagai Hana. Aku menemukan sesuatu bahwa hidup itu keras. Apa kamu tahu aku bersembunyi di sini karena kamu dikejar-kejar hutang?""Nonaaaaaa-!" jerit Silvia. "Anda apa? Bagaimana bisa?""Tenanglah silvia!" tegurnya. "Andreas sudah menjelaskan padaku bahwa itu bukanlah hutang miliknya. Namun milik seseorang yang mengatas namakan dirinya."Andreas yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara, "ketika kamu akan melakukan bunuh diri, sadar tidak kamu sempat mengirim aku chat pesan untuk yang terakhir kali? Chat itu berisi tentang dirimu yang mengucapkan selamat tinggal. Karena khawatir aku mencari-cari kamu pada akhirnya. Untungnya aku sampai di tempat kau melompat. Aku kemudian menemukan tubuhmu. Butuh waktu beberapa lama
Baca selengkapnya
39. Tugas Hana
"Vanessa!" panggil Bintang. "Bolehkah aku berbicara berdua denganmu?""Boleh dong!" ucapnya. "Sini ke lantai dua. Di kamarku saja ya!"Mereka berdua menuju ke lantai dua. Tepatnya kamar pribadi Vanessa. Setelah sampai Vanessa dlangsung masuk ke dalam. Tanpa disangka Bintang langsung memeluknya dari belakang. Wajahnya disembunyikan di balik bahu gadis itu.Vanessa sempat terkejut melihatnya. Namun dia akhirnya pasrah. Selama ini Vanessa mengetahui bahwa Bintang menyukainya, tetapi dia diam saja. Semua itu karena memang Vanessa hanya menganggapnya sebagai teman masa kecil, tidak lebih."Aku merindukanmu Vanes! Sangat!" lirihnya.Gadis itu kemudian berbalik. Dia menangkap tangan besar Bintang dan mengajaknya untuk duduk bersebelahan di ranjang kamarnya. "Sini kita ngobrol dulu. Aku pikir banyak yang akan kamu tanyakan."Bintang menurut, dia duduk di sebelah gadis itu. Wajah Vanessa memang terlihat asing, karena dia berada di dalam tubuh Hana. N
Baca selengkapnya
40. Ajakan Makan
Hana merebahkan dirinya di kasur. Tangan kanannya memegang handphone, dia sedang mencari artikel Dirga Sastranegara. Sayangnya semua artikel tersebut merujuk kepada skandal CEO muda tersebut dengan Tania, artis di bawah manajemennya."Semua saja tentang Tania!" umpat Hana. Dia kembali mencari, matanya menyipit. Pada akhirnya dia meletakan handphone tersebut sambil menghela nafas panjang. "Tidak ada infomasi yang bisa aku manfaatkan untuk Dirga!"Dia sedikit frustasi. Rupanya Vanessa hanya memberinya waktu satu bulan. Selepas dia kembali, Hana harus sudah mendapatkan hati Dirga."Sebenarnya hubungan apa sih yang dimiliki oleh Dirga, Vanessa dan Bintang?" keluh Hana. Dia memiringkan badannya. Mencoba untuk berfikir. "Apakah Vanessa benar-benar sedendam itu kepada Dirga sampai ingin mencampakannya? Dia tidak terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta atau dendam. Hanya seperti orang yang sedang bermain-main saja."Hana kemudian bangun. Namun dia masih te
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status