All Chapters of Si Mesum Jatuh Cinta: Chapter 101 - Chapter 110
120 Chapters
101. Mataku Tidak Buta
Aishah tidak suka melihat Fehmeed dan Zeera saling melihat, dan tatapan mereka terlihat sangat dekat. “Suami saya, awak kenal puan Zaheera?” tanya Aishah, Fehmeed diam tidak tahu harus menjawab apa. ‘Wanita ini, sama seperti didalam mimpiku.’ Tes... tes... tes... Zeera yang tak kuasa menahan airmatanya, akhirnya jatuh membasahi kedua pipinya. Orang yang ada didalam ruangan sempat terkejut dan heran, kenapa Zeera menangis. ‘Kenapa dia menangis?’ tanya Fehmeed dalam hatinya. Aishah mengepalkan kedua tangannya, geram melihat Zeera. Apalagi pandangan Fehmeed yang masih belum lepas darinya. “Ehem, Maaf, kata setiausaha saya, Tuan dan puan ini ingin berjumpa dengan saya kerana hendak berbincang tentang hubungan kerja. Boleh saya tahu?” tanya Aishah memecah keheningan. “Betul. Kami datang ke sini untuk menawarkan syarikat kami hubungan kerjasama. Saya sudah lama berminat dengan syarikat 'RufkaQa
Read more
102. Pertemuan di Taman
“Sekarang saya dah okay Aishah, jangan risau lagi.” ucap Fehmeed menenangkan Aishah yang sedari tadi khawatir padanya. “Tapi Fehmeed-" “Tolong, tinggalkan saya sendiri dulu, saya mahu rehat.” Melihat keseriusan Fehmeed yang memintanya untuk pergi, Aishah tidak bisa berbuat apa-apa. Dia turun dari tempat tidurnya setelah memastikan keadaan Fehmeed. “Baiklah, saya akan keluar sekarang, jika awak perlukan apa-apa, beritahu saya terus,” ucapnya sebelum melangkah keluar kamar, dan Fehmeed membalasnya dengan anggukan kepala. Ceklek... Aishah menutup kembali pintunya. ‘Sebenarnya siapa wanita itu? Kenapa aku seperti sangat mengenalnya? Dan kenapa dia menangis melihatku?’ ‘Jepang? Apa aku pernah pergi ke Jepang? Ada apa disana? Haruskah aku pergi kesana?’ ‘Wanita itu memanggilku dengan nama ‘Shean’, dan aku merasa tidak asing dengan nama itu.’ ‘Zeera, Zaheera..... Mah
Read more
103. Kenapa Kau Melupakanku Shean?
Tap… tap.. tap… Fehmeed berjalan mendekati Zeera dari belakang. Tidak ada yang tahu kalau itu Fehmeed, baik Saga maupun Zeera. Zeera juga sedang fokus merasakan angin dan melihat pemandangan. ‘Dulu, aku dan Shean sering ketaman. Dia selalu menggodaku dengan bicaranya yang nakal. Tapi sekarang… aku datang ketaman dengan orang lain.’ “Hah..” Zeera menghela napas. “Zeera..” “Iya?” Zeera menoleh kebelakang dengan cepat. Zeera terkejut melihat orang yang memanggilnya dari belakang. “Shean…?” panggilnya. Dia menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan tangannya. Pria yang dipanggil dengan Shean itu mengernyitkan dahinya. Nama yang tidak asing ditelinga. Fehmeed tidak melakukan apa-apa, tapi sepasang mata Zeera sudah berkaca-kaca seakan sebentar lagi akan menangis. “Kenapa anda menangis?” tanya Fehmeed merasa bersalah. “Hiks… hiks… Tidak… aku.. hhikss… tidak apa-apa,” Zeera akhirny
Read more
104. Kamu Adalah Shean, Suamiku
Fehmeed memberi waktu pada Zeera untuk menangis sampai dia puas. Jujur saja, didalam hatinya juga terasa perih mendengar wanita yang disampingnya menangis. Dia ingin melakukan sesuatu untuk menghentikannya, tapi masih ragu. Keraguan yang menimbulkan kesalahpahaman untuknya dan orang lain. Beberapa saat kemudian, tangisan Zeera mulai reda. Dia mengeluarkan tisu yang selalu dibawa dalam kemasan kecil didalam tasnya untuk mengusap wajahnya yang basah. “Haahhh… hhuufftthh…” Zeera menghela napas, menarik napas, dan menghela napas lagi. berusaha untuk tegar dan tenang. Tidak ada yang bisa dilakukan Fehmeed selain diam. “Maafkan saya,” ucap Zeera membuka obrolan. Fehmeed melihat Zeera, “Tidak, tidak apa-apa. Saya yang salah membuat anda menangis.” “Apa Anda sudah merasa baikkan?” tanya Fehmeed, Zeera mengangguk sambil mengusap hidungnya. Tidak ada obrolan untuk beberapa menit, mereka sama-sama diam. Fehmeed takut bertanya lagi, takut kalau wa
Read more
105. Foto Profil Zeera dan Shean
“Ada apa? Kenapa kamu menangis?” Fehmeed panik. “Fehmeed, saya… sakit, hiks… hiks… saya nak jumpa awak, cepat pulang,” ucap Aishah menangis. “Iya, saya nak balik, awak jangan nangis.” Fehmeed buru-buru memasukkan ponselnya kedalam saku celana setelah berbicara dengan Aishah. Baru beberapa langkah kaki Fehmeed, dia berhenti,menoleh kebelakang melihat Zeera, wajahnya kecewa tidak ingin Fehmeed pergi, karena dirinya masih banyak ingin ditanyakan dan berbicara dengan Fehmeed. “Maafkan saya, isteri saya sedang membutuhkan saya, dia sedang sakit, saya akan pergi dulu.” Tidak ada jawaban dari Zeera. Dia menunduk menatap kebawah. “Apa… apa boleh saya bertemu kembali dengan anda, Nyonya Zeera?” Merasa memiliki harapan untuk bertemu kembali, Zeera mengangkat kepalanya, melihat Fehmeed, “Iya, aku juga ingin bertemu lagi denganmu.” Jawab Zeera tersenyum. Mereka akhirnya bertukar nomor telepon ponselnya. Saga tidak bisa melakukan ap
Read more
106. Ayo Bertemu lagi
“Hah? Pria ini??” Fehmeed terkejut saat melihat foto profil Zeera dalam whatsappnya, hingga ponselnya terjatuh.   *************  Drrttdd... ddrrttdd... drrtttdd...Drrttdd... ddrttdd....Beberapa kali ponsel milik Zeera bergetar diatas meja, disamping tempat tidur Zeera dan Izzati. Zeera tidak menyadari kalau ponselnya bergetar karena sudah tertidur dengan pulas.“Ck, siapa sih yang nelpon malam-malam begini? Apa dia gak bisa lihat waktu?” gerutu Izzati yang mendengar getaran ponsel Zeera.‘Apa aku bangunkan saja Zeera? Kalau aku yang menjawab teleponnya, apa Zeera nanti marah?’ gumam Izzati dalam hati, dia melihat sahabatnya yang masih tidur disampingnya.Awalnya Izzati membiarkan untuk beberapa menit, pikir Izzati si penelepon akan berhenti menghubungi karena tidak ada jawaban. Tapi ternyata tidak berhenti, terus berusaha
Read more
107. Zeera Sayang, Tersenyum Dong
Mereka berempat baru saja tiba ditaman. Mereka menggunakan satu mobil saja. “Wah Zeera, tamannya luas banget ya. seperti di kerajaan istana gitu tamannya.” Izzati yang baru turun terpesona kagum melihat penampilan taman yang memang sangat indah dan sejuk. Siapapun akan betah berlama-lama disana. “Iya, makanya aku suka datang kesini. Ada lagi taman yang tidak kalah cantiknya dengan ini,” balas Zeera. Mereka berempat yang sudah turun dari mobil melihat sekitarnya. Tapi mereka tidak akan pergi berpencar, mereka masih fokus untuk menemani Zeera. “Hallo Nyonya Zeera,” panggil Fehmeed dari belakang mereka. Zeera dan yang lainnya melihat kebelakang. Wajah Zeera yang awalnya senang, tiba-tiba berubah dengan datar saat melihat orang yang ikut bersama Fehmeed, yaitu Aishah yang mengaku sebagai isterinya. ‘Kenapa dia membawa wanita itu? apa alasannya?’ gumam teman-teman Zeera dalam hati. Aishah, wanita yang mengaku sebagai isteri
Read more
108. Pengakuan Aishah
‘Lepaskan aku! Tolong lepaskan aku Pak, Anda salah orang…’ ‘Melepasmu? Kau harus melayaniku dulu, Sayang,’ ‘Apa? Anda salah paham Pak, saya… saya bukan… saya hanya salah masuk kamar, saya pikir… saya pikir ini kamar-" ‘Aku tidak perduli! Selama ada wanita yang masuk kekamarku, itu artinya dia harus melayaniku! Harus!!’ ‘Bos, saya sudah bawa wanita yang akan menemani malam Anda.’ ‘Hallo Sayang, aku datang untuk menjemputmu ikut bersamaku.’ ‘Aku tidak mau tinggal bersamamu! Biarkan aku pergi!’ ‘Diam!! Aku bisa memberikan apapun yang kau mau, perhiasan, mobil, rumah atau apapun yang kau mau aku bisa memberikannya untukmu.’ ‘AKu tidak menginginkannya, aku hanya ingin keluar dari sini, tolong… tolong lepaskan saya, hiks…hiks..’ “Aaakkhhh…. Sssshhh…” Fehmeed masih memegang kepalanya, tubuhnya masih berbaring ditempat tidur, dengan mata te
Read more
109. Kembali Ke Jakarta
“Akhirnya kita kembali ke Jakarta…” “Aku ingin segera ke toko dan makan kue buatan Ratna.” Zeera dan lainnya sudah berada di Indonesia, dan membawa suaminya, Shean, bukan Fehmeed Qawi lagi. Izzati dengan sangat semangatnya sampai di Jakarta dan ingin segera mengunjungi toko kuenya bersama Zeera. Semuanya merasakan bahagia, terkecuali Saga. Walau dia berusaha untuk tetap tersenyum, Izzati dan lainnya tahu kalau pria itu sedang menyembunyikan perasaannya. Shean, yang masih kebingungan hanya diam saja. Sembari terus melihat disekitarnya. Zeera menggenggam tangan Shean dan tersenyum padanya, “Apa kita langsung pulang saja? Pulang kerumah kita?” tanya Zeera lembut menatap Shean. “Tentu saja kalian harus langsung pulang Zeera. Bawakan Pak Shean untuk bertemu dengan orang-orangnya yang dirumah. Juga dia pasti kelelahan, lihat wajah kebingungannya itu, terlihat lucu kan, hehehe..” canda Izzati santai. “Baiklah, kalian juga pulang saja dulu, in
Read more
110. Sentuhan Dari Papanya Untuk Anaknya
Setelah mereka selesai makan malam, Zeera mengajak Shean untuk pergi kekamar. Biasanya Shean yang menggandeng tangan Zeera untuk kekamar, tapi sekarang, Zeera yang menggandeng tangan Shean, menuntunnya berjalan kekamar. “Ada apa dengan Tuan Shean? Kenapa seperti orang yang kebingungan?” tanya Ayu berbisik pada Ajeng “Hush… diam saja. Mungkin Tuan sedang sakit, untungnya Nyonya ada disini, jadi pasti Nyonya akan merawat Tuan.” jawab Ajeng. Mereka senang, karena akhirnya majikan mereka sudah datang kembali kerumah. Ceklek… Zeera sudah membuka pintu kamar. Shean masih berdiri dibibir pintu sambil melihat penampakan kamar mereka. Wush.. Ada kejadian yang membuat Shean teringat sesuatu. Kenangan saat dia melempar tubuh Zeera diatas tempat tidur saat pertama kali membawanya kedalam rumahnya. “Ahhh…. Ssshh…” “Shean? Kamu kenapa? kepala kamu sakit lagi?” tanya Zeera khawatir. Dia memegang kepala Shea
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status