Semua Bab Dalam Genggaman Sang Raja: Bab 211 - Bab 220
239 Bab
Bab 210 Hukuman Mati
"Lepaskan aku! Lepaskan aku!" teriak seorang wanita berperut buncit. "Aku tidak ada hubungannya dengan racun di makanan raja! Jalang itu pelakunya!" Avada berteriak histeris. Akan tetapi, kedua pengawal yang menyeret putri mentri kebudayaan seakan tidak perduli. Alisya berdiri mematung menyaksikan pemandangan yang sangat janggal di matanya. Kedua selir Raja Rifian telah terlibat dalam usha pembunuhan raja. Apakah para selir telah memulai memainkan sebagian trik dari persaingan kotor di antara mereka? "Athan, apa kamu tidak salah?" tanya Alisya dengan pandangan mata masih tertuju pada Avada yang diseret paksa dua pria bertubuh besar. "Racun hitam itu memang ditemukan di kamar Selir Avada." Athan menjawab apa adanya. "Apakah yang mulia raja telah sadar?" tanya Alisya lagi. "Ya, baru beberapa menit yang lalu baginda raja sadar." Begitu mendengar jawaban Athan, adik penguasa Crysozh segera menuju kamar raja. Dari balik kelambu berw
Baca selengkapnya
Bab 211 Ibu Untuk Pangeran Crysozh
Sumpah serapah Avada masih nyaring terdengar di ingatan Alisya sesaat sebelum sebilah pedang menembus jantungnya. Berbulan-bulan menjadi istri Efatta, menyaksikan kekejaman sang kapten menebas kepala musuh atau membelah perut lawan hingga usus terburai, tidak lantas mbuat Alisya sanggup menyaksikan eksekusi selir pertama Raja Crysozh. Terlebih lagi, Avada dihukum mati selagi mengandung anak raja. Dalam prosesi eksekusi keluarga selir dan pegawai dapur dihadiri oleh seluruh keluarga kerajaan, mentri, bangsawan, dan ribuan rakaya, kecuali raja. Penguasa Crysozh justru masih terbaring tidak sadarkan diri sejak pingsan terakhir kali di akhir persidangan. "Aargggh!" desis Aliaya seraya kedua tangan meremas sisi kiri-kanan kepala. Sirkulasi udara yang bagus juga aroma olibanum yang dibakar dalam prapen serupa pot berkubah emas menguasai ruangan penguasa Crysozh. Akan tetapi, suasan nyaman di kamar raja tidak lantas membuat hati Alisya terbebas dari rasa gelisah. Saat Alisya memejamkan ma
Baca selengkapnya
Bab 212 Raja Pengganti
Selama lebih dari satu pekan dokter kerajaan lalu-lalang memaskuki kamar penguasa Crysozh. Raja yang sebelumnya sempat terlihat sehat kini harus berkali-kali tidak sadarkan diri dalam sehari. Keadaan ini tentu saja membuat gelisah bukan hanya keluarga kerajaan, tetapi juga para menteri. Para menteri mulai berunding tentang kursi pemerintahan yang kosong. Meski dalam kondisi tidak berdaya, tetapi Rifian masih tetap hidup dan status kekuasaannya tidak gugur. Oleh karena itu, para menteri memutuskan untuk mengangkat pemimpin yang akan memimpin kerajaan Crysozh sementara. Pilihan para menteri jatuh kepada penasahat kerajaan yang bernama Ega. Selain karena Ega adalah paman Rifian yang itu juga berarti memiliki darah biru Crysozh, sang paman juga dikenal sebagai pejabat yang bijaksana. Terbukti selama periode kepemimpinan mendiang Raja Nandri, tidak pernah terjadi perselisihan di antara kakak beradik itu. Setidaknya itu yang publik tahu. "Suatu hal yang sangat tidak disangka oleh kita sem
Baca selengkapnya
Bab 213 Bersiap Menuju Crysozh
Hari-hari yang damai berjalan di istana kerajaan Kosmimazh tanpa kehadiran ratu. Akan tetapi, hati raja senantiasa gelisah karena memikirkan wanita yang paling dia cintai. Hal itu tidak lepas dari surat yang Alisya kirimkan kepada raja, sebagi balasan akan kerinduan raja. Malam itu seperti biasa raja membersihkan diri sebelum berangkat tidur. Selepas keluar dari kolam pemandian raja, rupanya Arys telah menunggu di depan pintu. "Yang Mulia, ratu mengirimkan surat," ucap pria berseragam pengawal elit dengan tubuh sedikit membungkuk sembari mengulurkan amplop. Sebuah amplop berwarna ungu bergambar kupu-kupu berada di tangan raja. "Kamu yakin ini dari ratu?" tanya raja seolah menyangsikan keaslian surat di tangannya. "Tentu saja, Yang Mulia. Ada nama ratu di depan surat," jawab Arys tanpa ragu. Sebuah senyuman terlukis di bibir raja. Apakah ada berita penting yang akan ratu sampaikan? Saat membaca deretan huruf yang Alisya tulis, semakin lama senyuman raja semakin melebar sedangkan
Baca selengkapnya
Bab 214 Rencana Kudeta
Setelah tiga pekan lebih tidak ada kabar, akhirnya Efim dan Kay kembali ke istana Crysozh. Rasa lega sesaat menghinggapi hati sang ratu Kosmimazh karena kedua orang kepercayaannya kembali dengan selamat. Akan tetapi, keadaan berubah cepat saat Efim mengkonfirmasi keberadaan penyihir di kota Evidizh. Bukan hanya segelintir penyihir, tetapi sekumpulan besar komunitas penyihir. "Mereka merencanakan kudeta," ucap Efim dengan nada serius. Alisya mengetatkan rahang dengan tangan mengepal erat seakan untuk meninju. Jantung Alisya berdebar kencang. Siapa sangka setelah dikabarkan menghilang selama lebih dari dua puluh tahun, sekelompok penyihir berhasil Alisya temukan dalam keadaan bersiap melakukan kudeta? "Rupanya sudah separah ini .... Bagaimana bisa?" tanya Alisya masih dengan raut wajah tegang. "Mereka sangat terorganisir. Sejumlah besar penyihir yang tersebar di seluruh Benua Barat karena pengejaran kakek Raja Dafandra telah berkumpul di kota itu sejak beberapa tahun lamanya. Selama
Baca selengkapnya
Bab 215 Pangeran Alister
Seorang wanita berambut pirang menggendong bayi berselimut merah bermotif matahari. Wanita itu tampak mengayunkan bayi dalam gendongan sambil bersenandung. Pangeran kecil dalam gendongan ibu selir tampak tidur dengan nyaman. Setelah dirasa sang bayi tidur nyenyak, wanita berambut pirang meletakkan bayi di atas ranjang berkelambu merah. Bayi tampan itu adalah anak Raja Rifian dari mendiang selir Avada, putri mentri kebudayaan. Wanita berambut pirang sedikit terkejut menyadari kehadiran Alisya di kamar pangeran Crysozh yang kini telah raja tetapkan sebagai anaknya. Selir raja Crysozh dari Margaritaryzh segera memberikan hormat. "Apa kamu menikmati hari-harimu sebagai wanita tunggal milik raja yang tidak berdaya? Bukankah hal itu membuatmu senang?" ucap Alisya seraya berjalan menuju ranjang keponakannya. Roxelana tidak menjawab apa pun, lagi pula Alisya tidak memerlukan jawaban yang terdengar seperti basa-basi. Selir itu cukup tahu diri dan menyingkir dari ranjang pangeran kecil. Dari
Baca selengkapnya
Bab 216 Penasaran
Seorang pria bertopeng berjalan menyusuri jalanan ibu kota Stemmazh. Langkah lelah pria bermantel hitam mengisyaratkan diri untuk segera mencari penginapan terdekat dan murah. Dalam hati Efatta berterima kasih kepada Almeta yang telah menyelipkan sekantong uang emas di dalam jubah hitam pemberian Brisa. Jika tidak, pria kelahiran Crysozh itu tidak akan bisa kembali ke tanah kelahirannya. Saat berjalan mencari penginapan, pandangan Efatta menangkap sosok wanita dalam gendongan seorang pria berbaju serba hitam, yang berjalan terburu-buru. "Alisya!" gumam Efatta. Entah kenapa, pemandangan itu mengingatkan Efatta pada peristiwa di pulau Lanunzah. Saat itu Alisya mengalami perdarahan karena kehilangan bayi. Seketika itu juga hati Efatta teriris perih. 'Begitu banyak kepedihan yang aku torehkan kepadamu, Alisya!' batin pria bertopeng pilu. Mata Efatta masih menatap pria berbaju hitam seakan bernostalgia. Saat sang pria memasukan tubuh wanita ke dalam kereta kuda, tudung biru tua sang w
Baca selengkapnya
Bab 217 Pria Bertopeng
Sepasang mata Efatta melebar. Seorang wanita berambut merah yang Efatta kenal tertidur di dalam kereta dengan sangat damai. "Alisya ...." ucap Efatta segera memeluk wanita yang tampak tidak sadarkan diri. Untuk sesaat pria bertopeng terdiam menikmati keindahan wajah yang lama dia rindukan. Jari Efatta mengelus bibir merah delima Alisya yang sedikit terbuka, seolah membiarkan gigi putih mengintip pria bertopeng. Serta-merta Efatta mendekatkan bibir pada ubun-ubun wanita dalam pelukan. Saat itu juga mantan kapten Skorpiozh tersadar, topeng besi pemberian Almeta menjadi penghalang untuk melepas rindu. 'Jangan sekarang!' sebuah bisikan dari kepala Efatta memperingatkan. Menyadari Alisya dalam kondisi bahaya, Efatta menggendong sang putri Crysozh keluar kereta. Salah satu dari dua kuda pengangkut kereta Efatta bebaskan. Pria bertopeng segera membawa wanita berambut merah meleset meninggalkan kereta dengan menunggang kuda. Saat dalam perjalanan, Efatta terus memikirkan berbagi kemungkin
Baca selengkapnya
Bab 218 Pergi
"Pertanda baik?" sebelah alis Alisya terangkat karena penasaran. Sekian lama tidak bertemu, tentu saja ada banyak hal yang Efatta lalui tanpa sepengetahuan Alisya. "Kembali hidup bersamamu ..." biskim Efatta sembari mencondongkan tubuh ke arah Alisya. Penciuman Efatta menghirup rakus aroma khas milik Alisya dengan mata terpejam. Aroma yang membuat mantan kapten Skorpiozh merasa nyaman dan tidak ingin beranjak dari sang putri Crysozh. Mundur menghidari Efatta, Alisya hanya tersenyum kecut mendengar ucapan pria bertopeng. Lidah sang ratu terasa kelu untuk mengucapkan fakta sebenarnya. "Kenapa? Apa kamu tidak merindukanku?" tanya Efatta dengan kedua alis mengernyit di balik topeng. "Hubungan kita sudah berakhir, Kapten!" ucap Alisya seraya membuang muka. "Kenapa? Aku tidak mati dan tidak menceraikanmu!" tanya Efatta disambut gelengan pelan wanita berambut merah masih dengan membuang muka. Dua bulan lamanya Efatta hidup tanpa seks dan alkohol. Hati mantan kapten Skorpiozh begitu men
Baca selengkapnya
Bab 219 Janji Pada Tuhan
Terdengar bunyi dari dalam perut Alisya disertai rasa mual yang menjadi-jadi. Nafsu makan Alisya memang menghilang, tetapi janin dalam kandungannya tetap butuh asupan untuk tumbuh kembang selama masa kehamilan. Setelah menghapus sisa-sisa air mata, Alisya memperhatikan keadaan di sekitar gua. Sang ratu Kosmimazh tidak membawa peralatan apa pun untuk bertahan di hutan. Hanya ada seekor kuda yang Efatta tinggalkan. Bahkan kuda yang berpostur tinggi itu tidak memiliki pelana. Pasti Alisya akan kesusahan saat naik tanpa bantuan orang lain. "Sabar ya, Sayang! Ibu akan cari makanan di sekitar sini," ucap Alisya sembari mengelus perut yang masih rata. Alisya berjalan keluar gua, Rupanya matahari telah setinggi tombak di langit. Di luar gua Alisya mulai mencari buah-buahan yang bisa dimakan. Tidak banyak yang bisa Alisya temukan, kecuali buah berry. Langsung saja buah-buahan itu Alisya makan untuk mengganjal perut. Saat kehamilan pertama, rasa mual, mudah lelah, mudah lapar dan ngatuk sang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
192021222324
DMCA.com Protection Status