Semua Bab When I Start (Indonesia): Bab 11 - Bab 20
39 Bab
Hampir
"Ahh itu tadi bik Asih," jawab Aiden dengan degupan jantung yang kencang. "Beneran?" selidik Wendy dengan raut muka yang mengernyit. "Iya baby, udah yuk berangkat," jawab Aiden seraya menggandeng tangan Wendy dan berjalan menuju parkiran. Aiden membukakan pintu mobil untuk Wendy,  "Makasih Baby," ucap Wendy dengan tersenyum dan langsung masuk kedalam mobil. "Sama-sama Baby," saut Aiden dengan senyum manisnya lalu menutup pintu mobil dengan pelan. Aiden bergegas masuk mobil dan menuju ke mall tempat dia akan membelikan tas dan sepatu untuk Wendy. Sesampainya diparkiran mall, Aiden dengan buru-buru keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Wendy tak lupa juga sambutan senyum manisnya. Wendy keluar dari dalam mobil, lalu menggandeng tangan Aiden. Mereka pun masuk kedalam mall, langsung menuju store tempat Tas yang diinginkan Wendy. Wendy mengambil satu tas dan beberapa pasang sepatu. Aiden senantiasa menemani Wendy dengan membawakan tas.
Baca selengkapnya
Foto
Keesokan paginya para pelayan sedang heboh karena mendengar kabar bahwa pak Gino melihat hantu yang mengikuti majikan mereka dimalam hari. "Beneran Pak?" tanya Sinta yang tidak percaya. "Bener, Kamu ini dibilangin kok gak percaya. Ya gak Tro?" ucap pak Gino. "Mana aku tau lah No, aku kemarin cuma liat kamu mlongo kayak patung," jawab pak Lastro yang sedang mengelap kaca mobil. "Haduh. Pokoknya gitu Sin," jawab pak Gino. "Hihhhh, kok serem gitu Pak," ucap Sinta bergidik ngeri. "Sinta mau balik kedapur dulu Pak," ujar Sinta. "Oke-oke Sin, makasih kopinya ya," ucap pak Gino. "Oke Pak," jawab Sinta. Ketika sampai didapur semuanya masih bergosip tentang penampakan hantu semalam. "Tapi ngomong-ngomong kenapa nona ada didepan pintu kamar kita ya?" tanya Rara yang sedang menata makanan diatas meja makan. "Iya, kata pak Gino non Dea hanya berdiri didepan kamar kita, kek creepy banget gak sih?" saut Lina.
Baca selengkapnya
Teman siapa?
"Selamat siang," sapa seseorang. Ternyata itu Devano dan beberapa teman Aiden. Aiden kaget mendapati teman-temannya yang sedang berada didepan pintu. "Mampus," batin Aiden."Selamat siang, eh anak-anak udah lama nggak ketemu," ujar mama kepada mereka."Hehe, iya Tante. Tante sih, sering banget honeymoon bareng Om keluar kota, jadi jarang banget ketemu Tante," ucap Devano yang menggoda mama. Devano mencium tangan mama."Hihh.. kamu ini ya Devano bisa aja kalau ngomong," ujar mama."Makin ganteng aja kamu ini Devano," ucap papa."Ahaha.. bisa aja Om," jawab Devano cengengesan."Halo Elvaro makin gagah aja nih," sapa mama pada Elvaro."Ahaha.. aduh tante ini bikin malu aja,""Hai Kenzo anak ganteng," sapa mama."Hallo Tante," sapa Kenzo balik."Aduh ini si Raefal kecil," ujar mama pada Raefal."Yaampun Tante, Rae udah besar gini masih aja dibilang kecil," ucap Raefal."Aduh Raefal, tapi kamu yang paling
Baca selengkapnya
tolong sembunyikan
"Kalian tau aku sedang berpacaran dengan Wendy," ujar Aiden."Ya, kami tau," ujar Elvaro."Kenapa?" saut Kenzo."Tapi kamu udah nikah, berarti udah putus kan,"ucap Raefal.Aiden menggelengkan kepalanya, "Belum," jawab Aiden."Jadi?" tanya Zac."Ahh Kamu mau minta bantuan kita biar putus sama Wendy?" tanya Kenzo."Tidak, aku minta kalian bantu aku sembunyikan status pernikahanku dengan Dea. Aku tidak bisa putus dengan Wendy," ujar Aiden."Wah," ucap Raefal dengan tepuk tangan dan langsung berdiri berjalan kesana kemari tidak menyangka dengan kalimat yang dikeluarkan Aiden dari mulutnya."Kamu gila ya Den?" tanya Raefal dengan ekspresi yang tidak bisa menerima kalimat yang baru saja dilontarkan Aiden."Wahhh gak habis pikir sama jalan pikiranmu," ucap Elvaro dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku mohon sama kalian," ujar Aiden memohon kepada teman-temannya."Ck! Kamu ini gimana sih, mana bis
Baca selengkapnya
Senang
Aiden membawa Dea kekamarnya. dan mendudukkannya diatas tempat tidur."Kamu mau es krim apa De?" tanya Aiden pada Dea."Ice cream ? Ice scream? I scream! Kamu kenapa berteriak?" tanya Dea."Ice cream bukan I scream," jelas Aiden. "Makanan beku yang terbuat dari susu, itu ice cream," lanjut Aiden."Ohh itu, susunya punya siapa?" tanya Dea."Susunya sapi De," jawab Aiden gemas."Sapi? Mooo," ucap Dea menirukan suara sapi. "Iya, coklat aja ya?" tanya Aiden."He em, coklat aja," ucap Dea yang masih linglung.Aiden keluar dari kamar dan menuju dapur untuk mengambil ice cream."Bik, bilangin orang-orang jangan boleh ada yang ke atas ya," ucap Aiden pada bik Asih. Aiden tidak mau ada yang mengetahui kondisi Dea yang sedang sakau sekarang."Baik Tuan," jawab bik Asih. Aiden langsung balik kekamar Dea. Ternyata Dea sudah tertidur.Aiden membenarkan posisi tidur Dea, ketika dia hendak pergi tiba-tiba tan
Baca selengkapnya
obat 2
Dea mencari obatnya dan berniat untuk meminumnya, tetapi diurungkan niatnya karena tadi siang dia sudah meminum cukup banyak obat samapi dia menjadi sakau dan mendapat cacian cewek gila dari mulut Aiden. Dimasukkan kembali obat itu kedalam lemari, Air yang dibawanya tadi diminumnya sampai habis lalu dia memutuskan untuk mandi menggukanan air hangat. Badannya menjadi relaks ketika air dari shower membasahi sekujur tubuhnya, dia beridam diri dibawah shower cukup lama, mencoba mengendalikan emosinya yang masih meluap-luap meskipun tidak separah ketika dia berdebat dengan Aiden."Dasar cowok brengsek!" teriak Dea dibawah derasnya air shower."Aiden bego! Nafsu doang digedein! otak sama attitude gaada sama sekaliiiii!" maki Dea."Aku denger De! berhenti mencaci aku!!" teriak Aiden dibalik pintu kamar mandi."Ngapain kamu ke kamarku!?" teriak Dea."Ngerampas obatmu! kamu taruh mana!?" teriak Aiden, yang sedang mengobrak-abir kamar Dea. Dea diam saja, unt
Baca selengkapnya
Bagaimana bisa?
Setelah mendengar bahwa ada yang mencari Aiden. Aiden langsung menemui siapa gerangan seseorang yang sedang berkunjung tanpa mengabari dia terlebih dahulu, juka itu teman-temannya bik Asih pasti bilang siapa namanya, tetapi ini tidak ada nama yang disebutkan oleh bik Asih. Aiden mendapati dua laki-laki paruh baya yang sedang duduk disofa. "Selamat malam Pak Aiden," sapa salah satu pria paruh baya dengan senyum ramahnya. Dan langsung menjabat tangan Aiden. "Selamat malam," jawab Aiden. Menerima jabatan tangan pria itu. "Maaf atas kurang sopannya kami berdua karena sudah bertamu tanpa pemberitahuan," ucap lagi pria paruh baya. "Ah tidak masalah, silakan duduk," ucap Aiden dan mempersilahkan mereka duduk kembali. "Sebelumnya perkenalkan saya Jumono, dan ini teman saya Triyo," ujar pria itu memperkenalka diri. "Salam kenal Pak Jumono dan Pak Triyo, ngomong-ngomong ada apa ya bertamu kerumah saya?" tanya Aiden. Mereka saling bertatapan sebelum salah satu dari mereka menjawab pertanya
Baca selengkapnya
Pilihan
"Kalau menurutmu apa De? " Tanya Aiden kepada Dea. "Ummm.... Kalau menurutku.... Terserah kamu sih, " jawab Dea. "Hm.... " Aiden menghela nafasnya dengan mata tertutup."Tapi kalau kamu mau ambil resiko kamu bisa terima tawaran itu, " lanjut Dea. "Gitu ya," ujar Aiden. "Ya," jawab Dea. "Hemmm.. " Aiden menghela nafasnya kembali. "Udah? " tanya Dea pada Aiden. "Udah sih, " jawab Aiden. "Aku balik kekamar ya? " tanya Dea. "Jangan dulu lah, udah aku siapin coklat tuh, " ucap Aiden dengan menunjuk gelas yang berisi coklat panas. "Mau ngapain? "tanya Dea. " Ya temenin lah, emang kamu gak bosen dikamar terus-terus an, " ujar Aiden. "Nggak tuh, " jawab Dea. "Kamu sering ngobat ya De? " tanya Aiden. "Nggak," jawab Dea. "Kalau enggak kenapa kemarin bisa sampek kayak gitu, " ucap Aiden penasara
Baca selengkapnya
Buka saja
"Buka aja De, tidak masalah," ujar Aiden dengan seringai dibibirnya tanpa melihat Dea."Oke." Dea membuka kimononya, hanya dengan menggunakan underwear Dea memilih baju dilemarinya, lalu mengambil kaos dan celana selututnya.Aiden mash sibuk dengan ponselnya."Habis ini teman-temanku mau kesini De," ujar Aiden memberitahu Dea."Ngapain?" tanya Dea."Mau main sama Kamu," jawab Aiden."Ada-ada aja sih temenmu," ucap Dea yang sedang menyisir rambutnya."Mana aku tau, kalau gak nyaman nanti langsung pergi aja gapapa. Tapi sapa mereka dulu ya," tutur Aiden. Aiden turun dari ranjang Dea."Ayo sarapan dulu De," ajak Aiden yang langsung berjalan keluar dari kamar Dea. Dea membuntuti Aiden dari belakang, ketika pintu lift terbuka ada sesosok bik Asih."Tuan.... teman-teman Tuan sedang berada diruang tamu," ujar bik Asih. Dea dan Aiden masuk kedalam lift."Baru datang Bik?" tanya Aiden."Iya Tuan," jawab bik Asih.
Baca selengkapnya
Lupa
"Kamu siapa?" tanya perempuan itu.  "Dea, " jawab Dea.  "Dea? Kok gak pernah lihat ya. Siapanya Aiden kamu?," tanya wanita itu, dengan tangan yang menyilang didepan dadanya.  "Aku is-"  "Dia sepupu aku," Potong Aiden yang tiba-tiba sudah ada diruang tamu.  "Sepupu darimana By? " tanya Wendy.  "Dari.... Jawa Timur By, " jawab Aiden.  "By? Baby? Oh.... Paham berarti ini si Wendy, " batin Dea.  Wendy mengernyitkan dahinya. "Kok bisa-bisanya Aiden punya sepupu kucel begini, perasaan semua keluarga Aiden orang beraa deh," batin Wendy. "Ehh.... Kamu bawa kue juga, " ucap Aiden, yang mencoba mengalihkan Wendy dari Dea.  Wendy masih memperhatikan Dea dari atas sampai bawah. "Wahhh nih anak gasopan banget, berani-beraninya secara terang-terangan melihatku kayak gitu," batin Dea yang tersinggung melihat tatapan Wendy. Aiden mengkode Dea agar segera masuk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status