Aiden membawa Dea kekamarnya. dan mendudukkannya diatas tempat tidur.
"Kamu mau es krim apa De?" tanya Aiden pada Dea.
"Ice cream ? Ice scream? I scream! Kamu kenapa berteriak?" tanya Dea.
"Ice cream bukan I scream," jelas Aiden. "Makanan beku yang terbuat dari susu, itu ice cream," lanjut Aiden.
"Ohh itu, susunya punya siapa?" tanya Dea.
"Susunya sapi De," jawab Aiden gemas.
"Sapi? Mooo," ucap Dea menirukan suara sapi.
"Iya, coklat aja ya?" tanya Aiden.
"He em, coklat aja," ucap Dea yang masih linglung.
Aiden keluar dari kamar dan menuju dapur untuk mengambil ice cream.
"Bik, bilangin orang-orang jangan boleh ada yang ke atas ya," ucap Aiden pada bik Asih. Aiden tidak mau ada yang mengetahui kondisi Dea yang sedang sakau sekarang.
"Baik Tuan," jawab bik Asih. Aiden langsung balik kekamar Dea. Ternyata Dea sudah tertidur.
Aiden membenarkan posisi tidur Dea, ketika dia hendak pergi tiba-tiba tan
Dea mencari obatnya dan berniat untuk meminumnya, tetapi diurungkan niatnya karena tadi siang dia sudah meminum cukup banyak obat samapi dia menjadi sakau dan mendapat cacian cewek gila dari mulut Aiden. Dimasukkan kembali obat itu kedalam lemari, Air yang dibawanya tadi diminumnya sampai habis lalu dia memutuskan untuk mandi menggukanan air hangat. Badannya menjadi relaks ketika air dari shower membasahi sekujur tubuhnya, dia beridam diri dibawah shower cukup lama, mencoba mengendalikan emosinya yang masih meluap-luap meskipun tidak separah ketika dia berdebat dengan Aiden."Dasar cowok brengsek!" teriak Dea dibawah derasnya air shower."Aiden bego! Nafsu doang digedein! otak sama attitude gaada sama sekaliiiii!" maki Dea."Aku denger De! berhenti mencaci aku!!" teriak Aiden dibalik pintu kamar mandi."Ngapain kamu ke kamarku!?" teriak Dea."Ngerampas obatmu! kamu taruh mana!?" teriak Aiden, yang sedang mengobrak-abir kamar Dea. Dea diam saja, unt
Setelah mendengar bahwa ada yang mencari Aiden. Aiden langsung menemui siapa gerangan seseorang yang sedang berkunjung tanpa mengabari dia terlebih dahulu, juka itu teman-temannya bik Asih pasti bilang siapa namanya, tetapi ini tidak ada nama yang disebutkan oleh bik Asih. Aiden mendapati dua laki-laki paruh baya yang sedang duduk disofa. "Selamat malam Pak Aiden," sapa salah satu pria paruh baya dengan senyum ramahnya. Dan langsung menjabat tangan Aiden. "Selamat malam," jawab Aiden. Menerima jabatan tangan pria itu. "Maaf atas kurang sopannya kami berdua karena sudah bertamu tanpa pemberitahuan," ucap lagi pria paruh baya. "Ah tidak masalah, silakan duduk," ucap Aiden dan mempersilahkan mereka duduk kembali. "Sebelumnya perkenalkan saya Jumono, dan ini teman saya Triyo," ujar pria itu memperkenalka diri. "Salam kenal Pak Jumono dan Pak Triyo, ngomong-ngomong ada apa ya bertamu kerumah saya?" tanya Aiden. Mereka saling bertatapan sebelum salah satu dari mereka menjawab pertanya
"Kalau menurutmu apa De? " Tanya Aiden kepada Dea."Ummm.... Kalau menurutku.... Terserah kamu sih, " jawab Dea."Hm.... " Aiden menghela nafasnya dengan mata tertutup."Tapi kalau kamu mau ambil resiko kamu bisa terima tawaran itu, " lanjut Dea."Gitu ya," ujar Aiden."Ya," jawab Dea."Hemmm.. " Aiden menghela nafasnya kembali."Udah? " tanya Dea pada Aiden."Udah sih, " jawab Aiden."Aku balik kekamar ya? " tanya Dea."Jangan dulu lah, udah aku siapin coklat tuh, " ucap Aiden dengan menunjuk gelas yang berisi coklat panas."Mau ngapain? "tanya Dea." Ya temenin lah, emang kamu gak bosen dikamar terus-terus an, " ujar Aiden."Nggak tuh, " jawab Dea."Kamu sering ngobat ya De? " tanya Aiden."Nggak," jawab Dea."Kalau enggak kenapa kemarin bisa sampek kayak gitu, " ucap Aiden penasara
"Buka aja De, tidak masalah," ujar Aiden dengan seringai dibibirnya tanpa melihat Dea."Oke." Dea membuka kimononya, hanya dengan menggunakan underwear Dea memilih baju dilemarinya, lalu mengambil kaos dan celana selututnya.Aiden mash sibuk dengan ponselnya."Habis ini teman-temanku mau kesini De," ujar Aiden memberitahu Dea."Ngapain?" tanya Dea."Mau main sama Kamu," jawab Aiden."Ada-ada aja sih temenmu," ucap Dea yang sedang menyisir rambutnya."Mana aku tau, kalau gak nyaman nanti langsung pergi aja gapapa. Tapi sapa mereka dulu ya," tutur Aiden. Aiden turun dari ranjang Dea."Ayo sarapan dulu De," ajak Aiden yang langsung berjalan keluar dari kamar Dea. Dea membuntuti Aiden dari belakang, ketika pintu lift terbuka ada sesosok bik Asih."Tuan.... teman-teman Tuan sedang berada diruang tamu," ujar bik Asih. Dea dan Aiden masuk kedalam lift."Baru datang Bik?" tanya Aiden."Iya Tuan," jawab bik Asih.
"Kamu siapa?" tanya perempuan itu. "Dea, " jawab Dea. "Dea? Kok gak pernah lihat ya. Siapanya Aiden kamu?," tanya wanita itu, dengan tangan yang menyilang didepan dadanya. "Aku is-" "Dia sepupu aku," Potong Aiden yang tiba-tiba sudah ada diruang tamu. "Sepupu darimana By? " tanya Wendy. "Dari.... Jawa Timur By, " jawab Aiden. "By? Baby? Oh.... Paham berarti ini si Wendy, " batin Dea. Wendy mengernyitkan dahinya. "Kok bisa-bisanya Aiden punya sepupu kucel begini, perasaan semua keluarga Aiden orang beraa deh," batin Wendy. "Ehh.... Kamu bawa kue juga, " ucap Aiden, yang mencoba mengalihkan Wendy dari Dea. Wendy masih memperhatikan Dea dari atas sampai bawah. "Wahhh nih anak gasopan banget, berani-beraninya secara terang-terangan melihatku kayak gitu," batin Dea yang tersinggung melihat tatapan Wendy. Aiden mengkode Dea agar segera masuk
Dea mendiamkan deringan yang ada diponselnya. Nomor tersebut kembali menelpon Dea, cukup lama Dea mendiamkan telepon itu, namun akhirnya dia mengangkatnya."Hallo," suara orang diseberang telepon."Ya?" saut Dea."Besok jam 1 siang temui saya dibangunan terbengkalai ditengah kota, nanti saya bagi lokasi saya," ucap seseorang yang dimana suaranya disamarkan. Telepon langsung mati ketika orang itu selesai berbicara. Dea mendengus kesal."Siapa orang ini," gumam Dea melihat nomor yang tertera di history panggilan. Dia merenung sebentar, lalu Dea kembali masuk kekamar."Emm Pak Hando, saya pamit pulang dulu ya," pamit Dea."Ahh iya-iya Nak, terima kasih udah jenguk Bapak ," ucap pak Hando."Ngomong-ngomong Pak Hando kapan diperbolehkan pulang dari sini?" tanya Dea."Besok Nak," jawab pak Hando."Kalau gitu besok saya jemput ya Pak, tunggu saya dulu ya," ucap Dea."Iya Nak, bapak bakal nunggu kamu," jawa
Aiden dan Dea terbangun ketika mendengar suara alarm. Dengan mata yang masih berat Dea mematikan alarm yang berada dimeja sampingnya. Aiden memilih untuk melanjutkan tidurnya dan Dea mengcek-ucek matanya, setelah puas dia bergegas kekamar mandi. Ketika Dea selesai mandi dia melihat Aiden masih tertidur pulas dibalik selimut berwarna cream. Dea mengambil ponselnya yang berada dinakas samping ranjang untuk menelpon Toni. butuh beberapa waktu sampai teleponitu dijawab oleh Toni,"Hallo." Suara serak Toni yang baru bangun tidur. Mata Dea memutar bola matanya ketika mendengar suara serak Toni."Nih bocah bisa-bisanya masih tidur," batin Dea."Habis ini kita berangkat, jangan lupa sarapan," ucap Dea."Eh!? Non Dea?, aduh Non masih ngantuk banget saya, " keluh Toni yang kaget karena tidak menyangka majikannnya yang menelponnya."Sekarang masih jam 7 pagi, jam 8 kita berangkat, cepet siap-siap, lanjut tidur," ujar Dea yang langsung
Aiden berangkat kekantor dengan pak Lastro, ketika didalam mobil. "Pak nanti tolong ambil uang dibank ya," perintah Aiden pada pak Lastro. "Iya Tuan," setuju pak Lastro. "Ini, Bapak udah tau kan?" tanya Aiden yang menyerahkan rekening pada pak Lastro. "Iya Tuan, permisi," kata pak Lastro dengan sopan mengambil rekening dari Aiden. "Nanti kita pulang malam Pak, tolong siapkan beberapa bodyguard. Aku nanti mau ketemu orang soalnya, buat jaga-jaga aja," ucap Aiden. "Siap Tuan," jawab pak Lastro. Aiden kembali sibuk dengan tab nya. Disisi lain Dea sudah berada didalam rumah pak Hando, Toni ijin tidur dikamar tamu rumah pak Hando untuk melanjutkan tidurnya yang kurang karena mendapat telepon dari majikannya. "Pak, saya boleh numpang tidur tidak?" ijin Toni. "Boleh, itu kamar pertama sebelah kiri ya," jawab pak Hando menunjuk kamar. "Ah iya Pak terima kasih, Non saya tidur bentar ya," pa