All Chapters of When I Start (Indonesia): Chapter 21 - Chapter 30
39 Chapters
aku tidak tau
Dea mendiamkan deringan yang ada diponselnya. Nomor tersebut kembali menelpon Dea, cukup lama Dea mendiamkan telepon itu, namun akhirnya dia mengangkatnya."Hallo," suara orang diseberang telepon."Ya?" saut Dea."Besok jam 1 siang temui saya dibangunan terbengkalai ditengah kota, nanti saya bagi lokasi saya," ucap seseorang yang dimana suaranya disamarkan. Telepon langsung mati ketika orang itu selesai berbicara. Dea mendengus kesal."Siapa orang ini," gumam Dea melihat nomor yang tertera di history panggilan. Dia merenung sebentar, lalu Dea kembali masuk kekamar."Emm Pak Hando, saya pamit pulang dulu ya," pamit Dea."Ahh iya-iya Nak, terima kasih udah jenguk Bapak ," ucap pak Hando."Ngomong-ngomong Pak Hando kapan diperbolehkan pulang dari sini?" tanya Dea."Besok Nak," jawab pak Hando."Kalau gitu besok saya jemput ya Pak, tunggu saya dulu ya," ucap Dea. "Iya Nak, bapak bakal nunggu kamu," jawa
Read more
Ternyata
Aiden dan Dea terbangun ketika mendengar suara alarm. Dengan mata yang masih berat Dea mematikan alarm yang berada dimeja sampingnya. Aiden memilih untuk melanjutkan tidurnya dan Dea mengcek-ucek matanya, setelah puas dia bergegas kekamar mandi. Ketika Dea selesai mandi dia melihat Aiden masih tertidur pulas dibalik selimut berwarna cream. Dea mengambil ponselnya yang berada dinakas samping ranjang untuk menelpon Toni. butuh beberapa waktu sampai teleponitu dijawab oleh Toni,"Hallo." Suara serak Toni yang baru bangun tidur. Mata Dea memutar bola matanya ketika mendengar suara serak Toni. "Nih bocah bisa-bisanya masih tidur," batin Dea. "Habis ini kita berangkat, jangan lupa sarapan," ucap Dea. "Eh!? Non Dea?, aduh Non masih ngantuk banget saya, " keluh Toni yang kaget karena tidak menyangka majikannnya yang menelponnya. "Sekarang masih jam 7 pagi, jam 8 kita berangkat, cepet siap-siap, lanjut tidur," ujar Dea yang langsung
Read more
Siapa yang menyangka
Aiden berangkat kekantor dengan pak Lastro, ketika didalam mobil. "Pak nanti tolong ambil uang dibank ya," perintah Aiden pada pak Lastro. "Iya Tuan," setuju pak Lastro. "Ini, Bapak udah tau kan?" tanya Aiden yang menyerahkan rekening pada pak Lastro. "Iya Tuan, permisi," kata pak Lastro dengan sopan mengambil rekening dari Aiden. "Nanti kita pulang malam Pak, tolong siapkan beberapa bodyguard. Aku nanti mau ketemu orang soalnya, buat jaga-jaga aja," ucap Aiden. "Siap Tuan," jawab pak Lastro. Aiden kembali sibuk dengan tab nya.   Disisi lain Dea sudah berada didalam rumah pak Hando, Toni ijin tidur dikamar tamu rumah pak Hando untuk melanjutkan tidurnya yang kurang karena mendapat telepon dari majikannya. "Pak, saya boleh numpang tidur tidak?" ijin Toni. "Boleh, itu kamar pertama sebelah kiri ya," jawab pak Hando menunjuk kamar. "Ah iya Pak terima kasih, Non saya tidur bentar ya," pa
Read more
ya ampun
Toni memaksa Dea untuk pulang, untuk berjalan saja Dea tidak mampu. Toni membopong Dea untuk masuk kedalam mobil, Pak Hando membukakan pintu untuk Toni."Pak Hando saya pamit dulu ya, Pak Hando jangan lupa makan sama minum obatnya," pamit Toni yang mencium tangan pak Hando."Iya iya Nak, hati-hati ya," ujar pak Hando dengan menepuk-nepuk pundak Toni,Toni mengangguk dan langsung masuk kedalam mobil. Toni keluar dari pekarangan rumah pak Hando.Ketika dalam perjalanan Toni merogoh sakunya untuk menelpon bik Asih, dengan tergesa-gesa dia mencari nomor bik Asih. Ketika sudah ketemu Toni menempelkan benda kotak bercahaya ke telinganya dan disangga oleh bahunya, tidak butuh waktu lama sambungan telepon itu sudah tersambung."Hallo Bik?" panggil Toni."Apa Ton," jawab bik Asih."Kepala Non Dea tiba-tiba sakit, badannya lemes banget, panas juga. Langsung pulang atau dibawa kerumah sakit Bik?" tanya Toni."Kok bisa!? habis ngapain Non Dea, baw
Read more
sakit
"Mohon maaf saya belum bisa menjawabnya sekarang Pak, tapi dari gejala pasien bisa saja pasien mengalami hipoglikemia atau kadar gula darah yang terlalu rendah. Saya harus mengecek kadar gula darah pasien dulu, permisi," pamit dokter. suster yang membantu dokter mengikuti dibelakangnya."Baik Dok," jawab Aiden. Aiden mendekati Dea, mata Dea terpejam rapat, wajahnya sangat pucat. "Suhu badannya masih sangat tinggi," batin Aiden. Tangan Dea digenggam olehnya, lalu menghela nafasnya Dea berat.Bik Asih beranjak berdiri ketika dokter keluar dari kamar,"Bagaimana Dok?" tanya bik Asih."Sebentar ya Bu, saya belum bisa menjawabnya sekarang," jawab dokter dan berlalu pergi."Hahh...." helaan nafas bik Asih."Boleh masuk nggak nih?" tanya Toni."Jangan, nunggu Tuan keluar dulu," jawab pak Lastro.Bik Asih melihat majikannya dari luar, lalu kembali duduk. beberapa saat kemudian suster kembali masuk kedalam kamar Dea.
Read more
kemarahan
Aiden melihat nomor yang tertera diponselnya, menarik dan menghembuskan nafas beberapa kali untuk menenangkan dirinya. "Halo?" "Hallo Baby," panggil manja Wendi diseberang telepon."Apa?" jawab Aiden. Emosinya masih meluap-luap dibenaknya."Ihh.... kok cuek si By?" rajuk Wendy. "Ada apa By? aku lagi sibuk," jawab Aiden mencoba untuk ramah dengan kekasihnya."Aku habis dari kantormu, kata Elvaro kamu lagi jenguk keluargamu yang sakit," ujar Wendy."Iya," jawab Aiden."Siapa yang sakit By?" tanya Wendy penasaran."Papa? Mama? atau Oma?" lanjutnya penasaran."Bukan By," jawab Aiden."Trus siapa dong?" desak Wendy. Membuat Aiden semakin dongkol."Saudara," jawab Aiden."Ohh, Dea sepupu kamu itu?" tebak Wendy yang kelihatan sekali dari nadanya dia sangat kesal."Iya," jawab Aiden."Oh.... nanti aku samperin ya? kan hari ini kamu janji mau dinner, aku udah booking cafe," ujar
Read more
Malam yang panjang
Aiden sedang diobati oleh dokter Mey yang memeriksa istrinya tadi sore, Aiden memilihnya sekaligus untuk membicarakan tentang hasil lab istrinya."Jadi pasien mengonsumsi obat psikotropika dalam dosis tinggi?" tanya dokter dan mengoleskan antiseptik di punggung Aiden."Iya Dok," jawab Aiden dengan mulut yang kesakitan."Apa psikiater yang menangani hal ini tau?" tanya dokter Mey."Tidak, beberapa kali istri saya tidak mengikuti jadwal konsultasi dengan psikiaternya," jawab Aiden."Apa selain Bapak, keluarga yang lain juga tau?" tanya Dokter yang sedang mengoleskan obat merah."Mertua dan orang tua saya, tapi kalau masalah kemarin yang dia seperti orang mabuk, itu hanya saya yang tau," jawab Aiden. "Hmm...." gumam dokter menganggukkan kepalanya beberapa kali."Untuk obat yang dikonsumsi pasien apa bapak tau apa saja?" tanya Dokter Mey."Saya kurang tau Dok, karena dia menyembunyikan obatnya tanpa sepengetahuan saya,
Read more
mission
Terdapat jubah berwarna hitam dengan kupluk dibagian atasnya, lalu sarung tangan hitam dan topeng berwarna hitam. "Silakan bapak memakai ini," ucap laki-laki yang meninggalkannya beberapa saat lalu, Aiden langsung memakai jubah itu. Dirinya merasa seperti batman karena setelannya yang serba hitam, atau merasa seperti vampir. Setelah memakai semua kostum yang diberikan pria itu, Aiden sekali lagi menerima kartu dengan berwarna silver. "Mari kita masuk," ucap pria itu dan langsung mendekati gerbang didepannya. Pria itu mengeluarkan kartu miliknya dari saku jaketnya, lalu membuka kotak yang menempel di tembok tengah gerbang."Pak Aiden, silakan scan kartunya," ujarnya. Aiden mengikuti perintah pria itu.Beberapa saat kemudian pintu gerbang terbuka.Gradakkk.... gradakk.... gradakkk....Mata Aiden takjub melihat pemandangan dibalik gerbang itu.Dibalik gerbang karatan yang besar itu terdapat bangunan yang megah berwarna hitam,
Read more
party / pulang
Aiden berpikir sejenak mendengar pertanyaan Mek, setelah itu baru dia menjawabnya,"Iya. Sebentar saya mau samperin seseorang disana." "Baik saya tunggu disana," jawab Mek dengan menunjuk ruang keamanan disamping gerbang berwarna emas dibelakangnya. Aiden mengangguk dan langsung meninggalkan Mek. Menghampiri perempuan itu, ketika berada didekatnya Aiden langsung menarik menarik lengan perempuan itu hingga membuat tubuh perempuan itu berbalik menghadap Aiden. Mata wanita itu melebar, kaget karena tiba-tiba ada orang yang menarik lengannya tanpa ijin. "Wendy?" panggil Aiden. "Siapa anda? lancang sekali menyentuh wanita tanpa ijin," ucap wanita itu yang langsung melepas cengkraman tangan Aiden dilengannya, lalu membanting tangan itu dengan kasar. "Suaranya beda, aku salah orang," batin Aiden. "Ahh, maaf saya salah orang. Mohon maaf atas kelancangan saya Nona," ujar Aiden. Wanita itu tidak menggubris permintaan maaf Aiden, dia langsung meni
Read more
hari kerja
Aiden keluar untuk menerima panggilan yang membuat ponselnya bergetar hebat. Dilihat layar smartphone yang tertulis nama Risa."Ya Risa?" ujar Aiden ketika menerima panggilan dari sekretarisnya."Selamat pagi Pak Aiden," salam orang di seberang telepon."Ya, selamat pagi," jawab Aiden."Saya mau mengonfirmasikan jadwal hari ini Pak, Jam 10 nanti ada meeting-" suara Risa terpotong ketika Aiden melontarkan kalimat."Tolong kosongin jadwal hari ini Risa," perintah Aiden."Tapi Pak-," lagi-lagi kata-kata Risa terpotong."Tidak ada tapi- tapian, istri saya sedang sakit. Tolong kamu beritahu wakil buat gantiin jadwal saya, jangan lupa rekam semua pembicaraan selama meeting. Terus kalau ada Dena datang ke kantor, bilang aja aku lagi di luar kota. Saya tutup teleponnya dulu," ucap Aiden yang langsung memutus sambungan teleponnya dengan Risa. Aiden sengaja mengosongkan jadwal kerjanya untuk menemani Dea. Setelah mematikan telepon dan Risa tidak menghubungi kembali, Aiden memutuskann untuk lan
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status