Chapter 43
Big CatsSunshine duduk di kursi penumpang di samping Beck mengemudikan sebuah Porche berwarna merah, sekilas ia ke arah mantan tunangan Vanilla dan Charlotte kemudian kembali menatap jalanan. Ia tidak mengerti untuk apa Vanilla mengutus Beck untuk menjemputnya, padahal ia bisa saja menuju ke tempat tinggal Vanilla tanpa Beck karena Mona sangat bisa untuk diandalkan atau setidaknya Vanilla seharusnya mengutus sopir. Bukan mantan tunangannya dan Charlotte. Susana terasa sedikit kaku karena Sunshine tidak tahu harus bagaimana membuka percakapan dengan pria yang baru dua kali ia jumpai. Memang mereka pernah mengobrol dan makan siang bersama di satu meja, tetapi bukan berarti ia tidak merasa canggung apa lagi posisi mereka hanya berdua di dalam mobil."Jadi, tempat mana saja yang sudah kau kunjungi?" tanya Beck memecah keheningan. Sunshine berdehem pelan. "Hanya berkeliling tanpa tujuan dan berakhir dengan mengunjungi beberapa tempat makan yanChapter 43JealousMakan malam yang seharusnya menyenangkan karena hidangan yang disajikan di atas meja makan sangat mengagumkan justru menjadi sedikit kaku karena keberadaan Lexy. Pria yang duduk tepat di seberang Sunshine seolah enggan terlibat pembicaraan. Vanilla.Satu-satunya kalimat yang keluar dengan sukarela dari mulut Lexy adalah saat mencicipi hidangan pembuka yang dibuat oleh Vanilla, ia tidak segan memberikan pujian bahkan ia meminta tambahan hidangan pembuka.Selebihnya Lexy memilih fokus pada makanan di piringnya, ia sepertinya sama sekali tidak tertarik untuk bergabung dengan obrolan yang dibangun oleh Nick, Vanilla, dan Beck. Pria itu juga sama sekali tidak menatap Sunshine meskipun gadis itu berada tepat di depannya. Hanya sesekali ia menyahut saat Vanilla mencoba mencairkan suasana dengan melontarkan beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada Lexy.Namun, usaha Vanilla mencairkan suasana sepertinya Lexy tidak membuahkan hasil karena
Chapter 45Without Thousand Rose Petals"Dia temanku!" Nada Sunshine meninggi seolah tidak terima dengan ucapan Lexy yang bernada tuduhan.Meski Beck belum tentu menganggapnya teman, tetapi mau bagaimana lagi? Beck menjemputnya lalu menawarkan diri untuk mengantarkannya kembali ke hotel. Seharusnya Beck juga menganggapnya sebagai teman.Rahang Lexy mengeras, dadanya naik turun menahan emosi yang meluap-luap di dalam benaknya. Ia menyipitkan matanya menatap Sunshine, bara amarah terlihat di sorot mata coklatnya. "Aku tidak mengizinkan kau berteman dengan siapa pun di dunia ini," geramnya.Bibir Sunshine terbuka, nyaris menganga karena ucapan Lexy. Ia menggeleng pelan dan bergumam, "Kau tidak masuk akal.""Jangan pernah menentangku, Mi Amor." Lexy meraih pinggang Sunshine, pandangannya terfokus ke mata gadis di depannya.Sunshine dengan lembut mendorong dada Lexy. "Kau tidak berhak mengatur hidupku, kau tidak berhak mengatur perte
Chapter 46Can't Stop ThisSunshine duduk di meja wastafel yang terbuat dari marmer di kamar mandi hotel. Ia mengenakan jubah mandi, sedangkan Lexy berdiri tidak jauh darinya sedang merapikan jambangnya menggunakan pisau cukur elektrik. Pria itu hanya mengenakan handuk yang melingkar rendah di pinggangnya.Merasa Sunshine terus memperhatikannya, Lexy mempercepat pekerjaannya dan meletakkan pisau cukurnya ke atas meja kemudian mendekati Sunshine. Ia mendaratkan sebuah kecupan di pelipis Sunshine.Sunshine tersipu dan bertanya, "Apa besok kita akan kembali ke Madrid?"Jemari Lexy menyusuri anak rambut di kening Sunshine, tatapan matanya mengamati wajah cantik kekasihnya, dan bibirnya mengulas senyum bahagia. "Apa kau memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu dekat?"Sunshine menggeleng pelan."Kalau begitu kita bisa tinggal beberapa hari lagi di sini."Harga kamar presiden suite room tidak sedikit, meskipun uang bukan masala
Chapter 47Scandal Nick menyodorkan sebuah amplop berwarna cokelat kepada Lexy. "Sebagai apresiasiku padamu," ucap Nick diiringi senyum di bibirnya.Kedua alis Lexy berkerut seraya menyeret amplop di atas meja tanpa membukanya. "Apresiasi atas apa?""Kau mendapatkannya, 'kan?" Ekor mata Nick melirik ke arah Sunshine. Ia yakin jika tebakannya tidak salah karena beberapa kali ia bertemu Sunshine, rona wajah gadis itu berbeda dengan sebelumnya.Beberapa hari di Barcelona, ia melihat Sunshine dan Lexy lebih intim. Sikap Sunshine juga lebih lunak, cara keduanya bertatap mata juga lebih mesra. Nick berani bertaruh jika adiknya pasti telah berhasil menaklukkan Sunshine.Lexy mengarahkan pandangannya ke arah Sunshine seraya mengelus janggutnya. Menyaksikan Sunshine yang terlihat akrab bersama Vanilla, rasanya membuatnya semakin enggan untuk membawanya kembali ke Madrid. Gadisnya pasti akan kembali kesepian di sana, tanpa seorang pun teman yang deka
Chapter 48The Winner Fernando meletakkan telapak tangannya di atas bahu Poppy, memijatnya dengan lembut. "Jangankan mendapatkan proyek itu kembali, dengan kekuatanku, kau bahkan bisa mendapatkan jabatan seperti Paloma.""Aku tidak ingin berbasa-basi," ucap Poppy, ia menendang jauh kesopanannya karena Fernando juga melakukan itu."Waktunya semakin dekat...."Pasokan oksigen di paru-paru Poppy terasa semakin menyempit. Ke mana sebenarnya arah pembicaraan Fernando?"Satu bulan lagi...." Fernando mengelus pundak Poppy. "Apa kau bisa membuat desain yang melampaui desain itu?"Poppy menghela napas berat. "Itu mustahil," ucapnya dengan nada datar."Desain yang kau pegang itu, lebih layak untuk terpilih dibandingkan dengan buatanmu."Kedatangannya tidak lain adalah untuk mencapai ambisinya, bukan untuk omong kosong, apa lagi untuk mendengarkan penghinaan Fernando. Poppy nyaris tidak bernapas, baru beberapa menit
ImageChapter 49Caught in the Act"Hai, Clara."Poppy tersenyum lebar ke arah Clara, wanita yang ia anggap sebagai dewi penolong. Tidak keberatan jika harus membayar budi kepada Clara, karena tanpa Clara tentunya ia tidak bisa menikmati udara di Madrid saat ini.Bukan hanya itu, Fernando bahkan berjanji akan memberinya jabatan di dunia politik setelah proyek mereka sukses. Poppy tentu tergiur, ia bahkan tidak peduli lagi kepada Lexy karena di matanya kini, Fernando lebih menjanjikan dibandingkan Lexy yang hanya membuatnya terbuai oleh harapannya sendiri."Aku senang kau datang," ucap Poppy seraya memberikan kecupan di pipi Clara."Aku merindukanmu." Clara menatap Poppy, bibirnya tersenyum lebar. "Rasanya sangat sayang dilewatkan jika aku tidak berada di sini, aku ingin menyaksikan keberhasilanmu malam ini."Poppy meraih telapak tangan Clara, matanya berpendar menatap mata Clara. "Kau memang harus menyaksikannya, ini semua berkat bantu
Chapter 50Salud Fernando mengenali suara itu. Juga nada bicara yang dingin, tegas, dan sombong seperti Dimitri, kakaknya. Dan Fernando membenci itu."Bagaimana rasanya memakan makanan sisa, Paman?" tanya Lexy dengan nada sangat sinis."Jadi, kau sedang cemburu?" Fernando tidak kalah sinis. Ia tersenyum mengejek dan dengan pongah menyilangkan kakinya dan menyandarkan kembali bahunya ke sandaran kursi mobil.Cemburu? Mustahil. Lexy menaikkan sebelah alisnya. "Bagaimana jika istrimu... atau Paloma tahu hal ini?"Fernando tertawa pelan. "Kau pikir mereka percaya dengan ucapan bocah ingusan yang sedang cemburu karena kasihnya sekarang menjadi jalang pamannya?"Lexy mengusap janggutnya kemudian menyadarkan punggungnya ke sandaran kursi, ia meraih iPad yang diletakkan di kursi samping kemudi lalu membuka kunci akses iPad dan membuka sebuah menu yang berisi kumpulan video rekaman kamera pengawas."Semua ada di sini," ucapnya datar seraya menun
Chapter 51Father Fernando memeriksa jam di pergelangan tangannya kemudian berucap, "Kurasa pembicaraan kita selesai."Lexy setuju dengan hal itu. "Ya. Tapi, kuperingatkan padamu sekali lagi, kau sebaiknya berpikir seribu kali jika ingin bermain-main denganku karena aku, kau tidak akan pernah menyangka bagaimana sepak terjangku jika menyangkut keluargaku.""You have my words."Dibandingkan skandalnya terbongkar dan ia tidak akan lagi memiliki wajah di depan seluruh manusia di muka bumi ini, Fernando lebih baik kehilangan ambisinya. Ia lebih baik mengubur keinginannya untuk menumbangkan keluarga kakaknya dari pada citranya sebagai pria baik dan suci hancur menjadi kepingan-kepingan yang tidak berarti. Baginya jika kehilangan memiliki citra baik di muka umum, sama halnya memakai topeng yang terbuat dari kotoran."Kurasa pilihanmu tepat untuk tidak berada di tengah acara," ucap Fernando saat Lexy menekan kunci mobil untuk membukanya.Le