Semua Bab The Guardian Devil: Bab 31 - Bab 40
50 Bab
31. Mulai Sadar
Lexa terdiam saat telah selesai mengutarakan niatnya pada wanita tua yang sangat dia hormati. Wajahnya yang sembab karena menangis tidak menghentikan keputusannya untuk mundur. Lebih baik dia merasakan sakit hari ini dari pada nanti yang pastinya akan jauh lebih parah."Kau yakin dengan keputusanmu?" tanya Nenek Chris meminum tehnya pelan."Aku yakin, Nek. Tidak ada harapan untuk hubunganku dengan Chris. Dia sangat mencintai Cindy.""Dan kau menyerah?"Lexa tersenyum miris dan menggeleng, "Bukan menyerah, aku hanya sadar diri jika Chris tidak akan pernah menerima kehadiranku. Semua ini berawal dari hubungan timbal balik. Kau membantu karirku dan cucumu mendapat pendamping yang sepadan menurutmu.""Kau tahu apa yang terjadi jika kau mundur, karirmu akan hancur."Lexa tahu itu. Tentu saja dia telah berpikir jauh sebelum mengambil keputusan. Jauh di dalam hatinya dia memang masih ragu karena dia juga memiliki perasaan untuk Chris. Namun logikan
Baca selengkapnya
32. Mengakhiri Semuanya
"Terima kasih."Chris mengangguk dan kembali meraih piring makan setelah sebelumnya memberikan segelas air pada Cindy, "Cepatlah sembuh lalu kita akan pergi jauh dari tempat ini."Cindy tersenyum kecut, "Jika kau membawaku pergi, kau juga harus membawa Caleb dan Ibuku.""Tidak masalah." Chris mengedikkan bahunya acuh.Cindy tersenyum dan kembali memakan makan siangnya. Dia bertekat akan kembali pulih dengan cepat. Ia sudah sangat merindukan Ibunya. Entah apa yang Caleb katakan pada wanita itu, yang pasti Cindy tidak ingin membuat wanita itu khawatir lagi. Lagipula dia juga ingin melihat Ibunya yang sudah bisa berjalan.Tangan kiri Cindy terangkat dan bergerak mengelus wajah Chris. Ibu jarinya terhenti di sudut bibir pria itu, tepat pada luka dari tangan Caleb. Sudah memudar, namun masih terlihat lebam."Kau tidak membalasnya," gumam Cindy kembali membuat Chris mendesah tidak suka."Caleb tidak salah." Chris meraih tangan kekasihnya da
Baca selengkapnya
33. Hasutan Medusa
Kedua tangannya terkepal, Chris keluar dari rumah sakit dengan perasaan yang bergemuruh. Makanan hangat yang sempat dia bawa sudah ia lempar entah ke mana. Hanya satu yang ingin dia lakukan sekarang, yaitu berteriak di depan wajah Cindy. Bagaimana bisa wanita itu mengambil keputusan secara sepihak dan diam-diam seperti ini?Ponsel Chris sedari tadi tidak berhenti untuk menghubungi semua orang, dan jawabannya tetap sama. Tidak ada yang mengangkat teleponnya. Sialan! Begitu banyak teori yang bermunculan di kepala Chris. Apa benar Cindy pergi dengan sendirinya atau ada seseorang yang menginginkannya pergi? Jika opsi kedua yang terjadi, maka Chris tidak peduli lagi dengan apapun, nyawa bisa dia pertaruhkan untuk membawa Cindy kembali ke pelukannya."Di mana kau?" geram Chris mempercepat laju mobilnya untuk sampai di suatu tempat.Begitu telah sampai, dia memarkirkan mobilnya dengan sembarangan dan masuk ke dalam ked
Baca selengkapnya
34. Berubah
Teh hangat merupakan pilihan yang tepat di pagi hari. Ini adalah teh terakhir Cindy karena stok yang diberikan Rose telah habis. Niat ingin membeli harus pupus karena Rose yang melarangnya untuk ke luar flat-nya. Cindy tidak tahu apa alasannya, mungkin itu juga untuk keselamatannya agar Chris tidak menemukannya.Mengingat Chris, senyum kecut terukir di wajah Cindy. Apa pria itu mencarinya? Cindy tidak tahu. Rose selama berkunjung juga tidak membicarakan pria itu sama sekali. Bahkan terlihat emosi ketika Cindy mengungkitnya. Wanita itu benar-benar marah dengan apa yang Chris lakukan. Menyiapkan pernikahan secara diam-diam hingga menyebar
Baca selengkapnya
35. Kembali Seperti Dulu
Cindy mengeratkan jaketnya dan berjalan cepat ke luar gedung apartemen. Plastik sampah yang dia bawa telah mengeluarkan aroma busuk. Dia tidak bisa menahannya lagi di dalam rumah, atau tempat yang sudah kumuh itu akan menjadi lebih kumuh lagi. Meskipun tempat sampah berada di belakang gedung, namun Cindy masih khawatir jika ada yang mengenalinya. Dia sudah menjadi buronan polisi sekarang tanpa adanya tindak kriminal yang dia lakukan.Chris benar-benar gila! Apa dia pikir dengan seperti ini dirinya akan kembali? Yang ada malah Cindy akan semakin lari menjauh. Membayangkan dinginnya lantai penjara membuat tubuhnya bergidik ngeri.Cindy mengumpat saat tubuhnya jatuh begitu saja menghantam lantai. Dia melihat pria yang menabraknya dengan tatapan kesal. "Lihat langkahmu, Paman.""Kau yang lihat-lihat!" Pria tambun itu menutup pintu kamarnya dan berlalu menuju tangga. Satu-satunya akses untuk keluar dari gedung ini.Cindy menepuk tangannya untuk menghilangkan d
Baca selengkapnya
36. Terungkap
Chris mencengkeram erat botol alkohol di tangannya dengan mata yang memerah. Otaknya yang selama ini diisi dengan perasaan benci semakin membuatnya kalut setelah bertemu dengan Cindy. Dia merindukan wanita itu. Namun, perasaan bencinya yang paling mendominasi saat ini. Bahkan wanita itu bertingkah sama acuhnya dengan dirinya."Tuan, Anda akan kehilangan kendali nanti," gumam Anton yang masih setia berdiri di samping Chris. Berusaha untuk menjaga Tuannya yang bisa saja membuat onar di club ini."Dia membenciku, Anton." Chris bergumam dengan mata yang terpejam. Entah kenapa matanya mulai basah sekarang."Maaf, Tuan. Setelah kau menjadikannya buronan polisi tentu saja Nona Cindy akan membenci Anda." Anton menahan napasnya saat Chris menatapnya tajam."Dia pantas mendapatkannya! Dia lari dariku. Dia melanggar kontrak kita, dan dia melakukan semua itu untuk balas dendam. Benar kata Nenek, wanita rendahan sepertinya akan melakukan segala cara
Baca selengkapnya
37. Realita Sesungguhnya
Cindy menggambar sketsa baju di bukunya dengan diam. Sudah berapa hari dia di tempat ini? Cindy merindukan Ibunya dan Caleb. Mereka belum juga menjenguknya, apa mereka belum tahu? Jujur saja, Cindy belum siap dengan apa yang akan Ibunya katakan. Dia seperti menjilat ludahnya sendiri saat memilih untuk kembali masuk ke keluarga Auredo.Keledai saja tidak akan terjebak dua kali, namun Cindy malah masuk lagi dalam keadaan sadar. Bahkan dia juga mencintai Chris yang seharusnya itu tidak boleh terjadi. Cindy meratapi nasibnya. Kenapa di usianya yang masih muda begitu banyak masalah yang muncul? Seharusnya dia bisa bersenang-senang dengan temannya, bukan malah terkurung di tempat ini. Bahkan pria yang dia cintai yang memasukkannya ke penjara.Cindy mengangkat wajahnya saat petugas datang dan membuka selnya. Apa ada yang menjenguknya lagi? Apa Chris datang lagi?"Kau bebas sekarang, Nona Cindy." Cindy terkejut mendengar itu."Apa yang terjadi? Siapa yang membeba
Baca selengkapnya
38. Melamarmu
Suasana tegang di rumah megah itu tidak membuat Nenek Chris gentar. Wanita tua itu masih duduk sambil menikmati cokelat hangatnya. Mengabaikan cucunya yang telah berdiri di belakangnya sejak 5 menit yang lalu."Masih mengelak?"Chris ingin marah rasanya. Bahkan jika tidak ada ikatan darah, dia rela menjadi pembunuh jika dia mau. Bahkan untuk memanggilnya Nenek saja, Chris sudah tidak sudi rasanya."Jadi kau sudah mengetahui semuanya?" tanya Neneknya pelan."Apa maksudmu melakukan ini semua? Apa kau tidak ingin melihatku bahagia?" geram Chris menahan emosi."Tentu saja aku mau. Aku ingin melihatmu bahagia tapi tidak seperti ini. Percayalah, jika kau mengambil jalan ini, rasa bahagiamu tidak akan bertahan lama.""Tahu apa kau tentang bahagiaku?!" bentak Chris berjalan mendekat. Menyudutkan Neneknya yang mulai terkejut melihat Chris yang hilang kendali."Jadi apa maumu, Nak?""Aku mau Cindy," tekan Chris pada kalimatnya."K
Baca selengkapnya
39. Menikahimu
Caleb terdiam dengan mulut yang terbuka saat melihat kakaknya berciuman dengan kakak iparnya di atas altar. Dia melirik ke arah Ron yang tengah berteriak heboh. Dia masih berharap jika dia bermimpi sekarang. Namun setelah melihat Ibunya tengah menangis bahagia tentu ini bukanlah mimpi lagi. Kakaknya benar-benar sudah menikah.Caleb masih ingat saat tadi pagi dia mengetuk pintu kamar pasangan gila itu, dan selang beberapa jam setelah Chris mengutarakan niatnya, mereka semua langsung berangkat ke gereja. Tanpa persiapan tentu saja, namun sepertinya inilah yang diinginkan Chris dan Cindy.Ibunya? Jangan ditanya, wanita itu tanpa banyak protes langsung menyetujui permintaan Chris untuk menikahi anaknya. Semua terjadi begitu cepat. Bahkan Caleb belum membeli jas dan hanya mengenakan kemeja berwarna senada dengan tamu undangan. Jangan harap ada ratusan orang di gereja ini, yang ada hanya dirinya, Ibunya, Ron, Bibi Jane, Rose, dan Violet.Meskipun hanya dengan sedikit
Baca selengkapnya
40. Benalu Telah Berubah
Cindy mengerucutkan bibirnya kesal menatap Rose yang mulai menjauh dari rumahnya. Dia melirik ke dalam, di mana Violet tengah bermain bersama Chris di ruang tengah. Lagi-lagi Rose menitipkan Violet padanya. Bukan, bukan itu yang membuatnya kesal, tapi Rose seolah menahannya di rumah dan melarangnya untuk membantu di kedai. Demi Tuhan! Pernikahannya sudah lewat seminggu dengan Chris, dia sudah tidak membutuhkan liburan lagi. Cindy ingin bekerja!"Ada apa dengan bibir itu?" tanya Chris saat melihatnya duduk dengan bibir yang maju."Aku bosan.""Kau bisa melakukan sesuatu." Chris meraih rambut Cindy dan mengelusnya, "Memasak misalnya.""Kau sudah sering melihatku sibuk di dapur."Chris mendekat dan berbisik, "Kau ingin sibuk di ranjang?"Cindy bergerak menjauh dan mendorong wajah Chris. Dia melirik Violet yang duduk di bawah dengan pandangan cemas. Bisa saja bocah itu mendengarkan ucapan Chris."Jaga mulutmu!" rutuk Cindy berlalu masuk k
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status