Semua Bab Di Bawah Langit Senja: Bab 41 - Bab 50
95 Bab
BAB 41
"Sepertinya kita sudah melewatkan jam makan siang, apakah kalian tidak ada yang lapar ?" Suara Carine kembali memecah keheningan sesaat.Idha secara refleks melihat jam yang ada di pergelangan tangan kirinya, " gawat, sudah hampir jam 2, aku lupa kalau masih ada praktikum jam 2 nanti ".Dani mengernyitkan keningnya, "apakah Wawan tidak menawari kalian untuk makan ?""Orang sedang pacaran mana ingat dengan rasa lapar" sungut Idha.Wawan terpaksa tersenyum sambil menggaruk kepalanya, "he..he...maaf aku lupa, dari tadi kita keasikan ngobrol.""Apakah kalian mau aku pesankan makanan ?" Kata Wawan kemudian.Idha melambaikan tangan, " lupakan saja, aku sudah tidak punya waktu buat makan, aku harus segera kembali ke kampus, lagi pula aku masih bisa menahan rasa laparku""Baiklah, tanpa bermaksud mengusirmu, sebaiknya kau segera kembali ke kampus, jangan sampai kegiatan kita mengganggu kuliahmu" kata Dani kemudian."Apakah kau mau aku
Baca selengkapnya
BAB 42
"Hey...lalu nasibku bagaimana ?" Kata Carine dengan nada putus asa.Wawan melirik ke arah Dani, Dani pun mengerti maksud lirikan Wawan yang seperti sebuah pertanyaan yang tak tersampaikan."Ok, sebaiknya kita tidak menggangu Wawan dan Icha untuk berduaan." Ucap Dani kemudian."Apakah kau ingin aku pesankan taksi online, atau aku temani untuk makan siang, Carine ?" Tanya Dani tanpa nada rayuan.Carine mendesah, "kenapa kau tak menawarkan untuk mengantarku untuk pulang ke rumah?Dani agak terkejut dengan pertanyaan balik Carine."Sebenarnya aku ingin mengatakannya, tapi aku tidak punya cukup keberanian, paling juga kau akan menolaknya" jawab Dani kemudian.Carine menghela nafas, " sebenarnya aku juga masih belum mau pulang sih, jam segini di rumah mau ngapain. Bagaimana kalau kau pergi kita makan siang dulu ?""Woy...masih ada aku dan Icha disini, bagaimana bisa kalian mengabaikan kami" protes Wawan."Sepertinya kita sudah
Baca selengkapnya
BAB 43
Dani duduk diatas motornya dan belum menghidupkan mesinnya, sementara Carine juga masih berdiri menunggu Dani menyuruhnya naik."Kamu ingin makan dimana ?" Kata Dani sambil menatap Carine dengan tak acuh.Carine mengangkat bahunya sambil berkata, " terserah kamu saja, aku tak terbiasa makan di luar soalnya".Dani berpikir sesejenak, kemudia berkata,"Sebenarnya aku ingin mengusulkan suatu tempat, tapi aku tidak yakin apakah menunya cocok dengan lidahmu."Carine melambaikan tangannya, "kalau begitu bawa saja aku kesana. Aku ingin merasakan suasana makan yang berbeda""Baiklah" kata Dani sambil menyalakan mesin motornya."Ayo naik"Carine segera naik dan duduk di belakang Dani , meskipun dia berusaha untuk membuat jarak, namun jok sepeda motor sport memang dirancang posisi penumpang agak tinggi, jadi cara kerjanya, jok itu akan memaksa posisi penumpang untuk duduk lebih rapat dengan pengendara.Carine merasa canggung jika
Baca selengkapnya
BAB 44
Dani membawa motornya memasuki sebuah rumah makan di kawasan Ungaran. Sebuah daerah perbukitan di pinggiran Kota Semarang. Hal yang paling menarik dari tempat ini adalah memiliki bangunan-bangunan terpisah yang disebut Joglo untuk pelanggan yang akan makan di tempat itu.Joglo-joglo itu memiliki view pemandangan perbukitan dan menghadap langsung ke Danau Rawa Pening, sebuah danau yang menjadi icon Kota Semarang karena memiliki legenda yang di kenal seluruh masyarakat Indonesia.Dani mengambil salah satu Joglo sebagai tempat untuknya makan, dengan perasaan takjub, Carine masih berdiri dengan mata tak henti-hentinya menikmati hamparan hijau bukit Ungaran."Apakah kau sering ke tempat ini, Dan?" Tanya Carine tanpa menoleh ke arah Dani.Dani yang duduk membelakangi Carine menjawab dengan sedikit acuh, "Enggak juga, hanya sesekali saja kalau pikiran sedang kalut".Carine menoleh ke arah Dani, "apakah saat ini pikiranmu sedang kalut juga, makanya mengaja
Baca selengkapnya
BAB 45
Dani terkejut mendengar pertanyaan Carine, dia merasa salah tingkah ketika matanya bertemu langsung dengan tatapan mata Carine."Sial, pasti mulut bocor Wawan yang memceritakan masalah pribadinya kepada Carine " umpat Dani dalam hati."Tebakanku tidak salah,kan" lanjut Carine.Dani hanya menggeleng tanpa gairah, "bukan sesuatu yang bagus untuk di bahas,lagi pula darimana kau tau tentang Novi ? Apakah Wawan yang mengatakan padamu ?"Carine tersenyum"Aku tak perlu memberitahu dari mana aku tahu, karna kau sudah jawabannya.""Tapi benar, kan. fikiranmu sedang kalut karna masalah Novi ?"Dani menarik nafas dengan berat, "kau ini terlalu ingin tau urusanku" Dani berusaha tak ingin membahas masalah pribadinya, namun faktanya dia berkata,"Dia pindah Universitas yang berada jauh dari kota ini, mungkin aku akan sulit menemuinya, tapi justru itu bukan menjadi masalah bagiku, setidaknya dia tinggal bersama keluarga yang akan menjaganya"
Baca selengkapnya
BAB 46
Selama menunggu pesanan makanan diantarkan hingga selesai makan, hampir tak ada kata yang mereka bicarakan. Mereka masih sama-sama canggung untuk memulai percakapan.Sambil mengelap tangannya, Dani lalu berkata, "setelah ini kau mau langsung pulang atau mau kemana ?"Carine melihat ke arah jam yang ada ditangannya, " sekarang baru jam 3, aku rasa aku masih punya waktu beberapa jam untuk menikmati tempat ini""Kau tidak ada acara lain,kan "tanya Carine kemudian.Dani menggelengPada dasarnya resto tempat mereka makan adalah obyek wisata yang biasa dipakai para pengunjung untuk menikmati langit senja dari bukit Ungaran ini. Jadi tak heran jika banyak pengunjung yang betah berlama-lama hanya untuk menikmati keindahan alam di lokasi tersebut."Oh ya,kenapa kamu tidak merokok, biasanya laki-laki kalau habis makan pasti melakukan ritual merokok" tanya Carine kemudian"Aku sedang tidak ingin ribut denganmu" jawab Dani dengan santai.C
Baca selengkapnya
BAB 47
Carine menarik nafas dalam, "mungkin ini terdengar konyol, meskipun aku pacaran dengan Yudha,namun sejujurnya aku tak punya perasaan yang istimewa terhadapnya."Dani mendengarkan dengan rasa heran"Sebenarnya aku menganggap yudha hanya sebagai sahabat, saat dia menyatakan cintanya,aku tak pernah menjawab iya,namun tak pernah juga menjawab tidak.""tapi Yudha tak pernah menyerah, ditambah Papaku yang sebagai atasannya memberi dukungan penuh terhadapnya, dan selalu memberi tugas menjagaku kepadanya"Carine kembali menarik nafas"Aku bisa berbuat apa, selama dia patuh dan tidak merugikanku, apa salahnya. Selain itu aku bisa memanfaatkannya untuk melindungiku jika ada laki-laki iseng yang mengejarku""Aku jahat ya ?" Tanya Carine penuh penyesalan."Sangat jahat" jawab Dani tanpa ekspresi.Dalam fikiran Dani, posisi Yudha hampir sama dengannya terhadap Novi, dia menyayangi Novi dengan tulus, tapi sesungguhnya dia tak pernah tau,apak
Baca selengkapnya
BAB 48
Dani bangkit dari duduknya dan berniat menuju kasir, namun tangan Carine segera memegang lengannya."Aku ikut denganmu, dan biarkan aku yang membayar tagihannya" kata Carine mencegah langkah Dani."Bagaimana aku membiarkan seorang perempuan membayar makanan yang telah aku makan ?" Tolak Dani"Kau tak perlu sungkan, anggap saja ini sebagai permintaan maafku sebagai seorang teman"Dani mencibirkan bibirnya, "jadi sekarang kita sudah berteman ?" Kata Dani dengan mimik mengejek.Carine kebingungan dengan pertanyaan Dani."Enggak, kita belum berteman, aku hanya memberimu hutang, dan suatu saat kau harus membayarku dengan mentraktirku makan"Dani mengernyitkan keningnya, namun dia tidak mau terus berdebat dengan Carine, akhirnya dia harus membiarkan Carine mengikutinya ke arah kasir dan membayar semua tagihan.Setelah selesai pembayaran, mereka berjalan ke tempat titik penjembutan dari aplikasi pemesanan taksi online.Tanpa me
Baca selengkapnya
BAB 49
Dani mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan sedang, setelah hampir melewati Bunderan Kali banteng, dia sedikit mengurangi kecepatan.Rumah kostnya sudah tidak terlalu jauh, hanya beberapa kilometer setelah melewati tikungan di Bunderan itu.Dani mengambil jalan sisi kiri untuk berbelok ke jalan yang menuju rumah kostnya, terlihat dari jarak pandang sekitar 100 meter di depan ada sedikit antrian para pengguna jalan. Disisi lain terlihat beberapa orang polisi sedang memeriksa satu-persatu para pengguna jalan yang diberhentikan terlebih dulu."Sepertinya ada Razia kelengkapan surat-surat kendaraan" pikir Dani. Karena bukan hal yang baru jika kawasan itu sering dilakukan Razia penertiban pengguna kendaraan. Seperti pajak kendaraan, surat nomer kendaraan ataupun SIM.Selain itu, tidak jauh dari tempat itu juga ada sebuah lokalisasi terbesar di kota Semarang yang namanya sudah terkenal di seluruh Indonesia.Dani lebih melambatkan lagi laju sepeda m
Baca selengkapnya
BAB 50
"Coba perlihatkan isi tasmu" kata petugas itu yang tak lain adalah Yudha."Pak polisi, ...bukankah ini hanya pemeriksaan perlengkapan surat-surat kendaraan, kenapa harus memeriksa isi tas segala, lagi pula tidak ada masalah kan dengan SIM dan STNK yang aku miliki ?" Protes Dani."Apakah anda keberatan ?" Yudha menunjuk pada papan info rahasia " pada surat tugas kami juga tertera surat perintah melakukan razia kelengkapan surat-surat kendaraan beserta pemeriksaan peredaran Narkoba" terang Yudha.Dani membaca papan info yang di pajang dipinggir jalan oleh petugas polisi.Dalam standar kerja kepolisian, memang mewajibkan harus memajang info razia dan tujuannya. Bahkan pada waktu tertentu, seorang anggota polisi harus kenunjukan surat tugas jika ingin menilang pengendara yang melakukan kelalaian."Aku tau kau seorang perokok berat, siapa tau kau menyimpan ganja di dalam tasmu"Mendengar ucapan Yudha, Dani mengambil kesimpulan kalau Yudha juga in
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status