All Chapters of Di Bawah Langit Senja: Chapter 71 - Chapter 80
95 Chapters
BAB 71
"Kamu tak pelu sungkan, seharusnya kami yang berterima kasih kepadamu telah memberikan pinjaman" kata Wawan. "Baiklah, karna urusan sudah beres,kami tak akan berlama-lama lagi di tempat ini" "Baiklah, hati-hati di jalan, sebentar lagi aku juga akan pulang" Setelah mengucapkan terima kasih kepada petugas informasi, Dhani dan Wawan segera keluar dan kembali ke pos jaga untuk mengambil KTP dan mengembalikan kartu visitor. Setelah itu mereka langsung pulang menuju rumah kost. Hari sudah mulai gelap ketika mereka tiba di rumah kost. Kondisi jalan yang padat membuat waktu mereka tersita selama di perjalanan. Wawan tidak langsung masuk ke dalam kamarnya, dia duduk terlentang di kursi ruang tengah. Sementara Dhani baru saja masuk setelah sebelumnya memakirkan motornya terlebih dahulu dan duduk di sebelah Wawan. Suasana rumah kost masih sepi karena sebagian penghuni pulang ke rumah masing-masing untuk menikmati libur semeter. "Apa yang
Read more
BAB 72
Dhani tersedak, dia tidak menyangka Wawan akan bertanya hubungannya dengan Carine."Kenapa tiba-tiba kau bertanya hubunganku dengan Carine?"Wawan bersenandung,"Kau hanya perlu menjawabnya"Dani berfikir sejenak,"Lepas dari masalah keluargamu, menurutmu Carine itu bagaimana?"Wawan memalingkan mukanya, "aku yang bertanya kepadamu terlebih dulu,kenapa harus aku yang menjawab pertanyaanmu?"Dhani tersenyum, "jadi sekarang aku sedang di introgasi nih?""Kira-kira seperti itu"jawab Wawan santai."Baiklah,karna kau sangat ingin tau, dan aku harus menjawabnya,sejujurnya aku dan Carine tidak ada hubungan apa-apa.Kamu sudah puas ?""Belum !!!" Jawab Wawan dengan cepat dan tegas."Aku ingin tau perasaanmu terhadapnya"Dhani kembali berpikir,"Aku boleh tak menjawab?""Tentu saja harus jawab"Dhani mengeluarkan sebatang rokok kemudian membakarnya.Dia mengh
Read more
BAB 73
Dhani memasuki sebuah cafe sesuai petunjuk Yudha, matanya berkeliling mencari sosok Yudha,karena masih sore, cafe belum terlalu rame sehingga tak beberapa lama, Dhani berhasil melihat Yudha yang duduk sendiri di meja pojok ruangan.Dhani langsung menghampiri Yudha dan mengambil kursi berhadapan dengan Yudha."Duduklah !" Kata Yudha yang melihat kedatangan Dhani."Kamu mau minum apa?""Kau bisa memesankan aku espresso" kata Dhani tanpa sungkan""Ternyata kau menyukai yang pahit-pahit" gurau Yudha yang terdengar tak lucu di telinga Dhani."Bukankah hidup memang tak selalu manis, kan?" Kata Dhani santai.Yudha lalu melambaikan tangannya memanggil seorang waiter."Mau pesan apa, pak?" Tanya waiter ketika tiba di meja mereka."Espresso 2" jawab Yudha."Oh..ya, kau mau makan apa, Dhan?""Aku tak akan lama, aku rasa kopi saja sudah cukup" ucap Dhani."Ada lagi, pak" tanya waiter lagi."Sementara itu,
Read more
BAB 74
"tentu saja" jawab Yudha santai."Tapi tidak sepenuhnya".Dhani menangkap maksud lain dari ucapan Yudha. Meskipun mereka mulai akrab, sepertinya Dhani harus berhati-hati menghadapi Yudha."Apakah kau mencintai Carine?" Kata Yudha mengulang pertanyaannya.Dhani menaruh rokok yang dihisapnya ke dalam asbak, sambil mematikan apinya."Carine itu orangnya pintar dan menarik, lelaki mana yang tak menyukainya?" Jawab Dhani berdiplomasi.Mendengar jawaban Dhani, Yudha sama sekali tidak terkejut, "Sepertinya kita akan bersaing untuk mendapatkan hatinya" .Dhani tertawa, "tentu saja aku tak berani bersaing demganmu, mana mungkin aku bisa mengalahkanmu, aku tak punya kemampuan jika harus bertarung denganmu"Yudha ikut tertawa, "kenapa tidak mungkin?"Dhani tak menanggapi pertanyaan Yudha, dia kembali mengangkat cangkirnya dan sedikit meminumnya.Setelah meletakkan kembali cangkirnya dia lalu berkata."Aku rasa sudah s
Read more
BAB 75
Sepeninggal Dhani, Yudha masih duduk dengan muka sedikit kusut di sudut kafe.Otaknya masih mencerna kata demi kata yang di ucapkan Dhani, "Jika aku mati, siapa yang akan peduli ?"Kalimat itu yang selalu terngiang di fikirannya.Yudha tersadar ketika merasakan getaran di kantong celananya, ponselnya berbunyi. Dia lalu mengambil ponsel dan melihat ke layar."Carine ?" Tanya dia dalam hati."Tumben dia malam-malam menelponku"Yudha lalu menekan tombol jawab dan menempelkan ponsel di telinganya."Lama sekali angkat telpinnya, apakah kau sedang sibuk?" Terdengar suara Carine dari sebrang."Enggak, aku hanya sedang makan di luar" jawab Yudha."Bagaimana kondisimu, Carine ? Apakah kau baik-baik saja" kata Yudha balik bertanya."Aku hanya seikit lelah, setelah istirahat seharian, besok aku juga sudah bisa masuk kuliah""Sukurlah kalau begitu" kata Yudha lega."Oh ya, Yudha. Apakah Dhani sudah
Read more
BAB 76
Matahari belum terlalu terik ketika Dhani memasuki kampusnya, namun kerumunan mahasiswa begitu riuh di depan papan pengumunan kampus."Ada apa, Dha?" Tanya Dhani kepada Idha yang berdiri agak jauh dari kerumunan mahasiswa."Nggak ada apa-apa, mereka cuma lagi heboh liat foto-foto acara kita kemarin" jawab Idha merasa puas."Ow..." Reaksi Dhani dengan memonyongkan bibirnya."Kok cuma, ow...?" Protes Idha"Bilang terimakasih gitu, kalau bukan aku yang pajang foto-foto itu, mana bisa seheboh ini""Oh ya, terimakasih, Idha" ledek Dhani sambil bersiap meninggalkan tempat itu."Kamu tidak ingin lihat foto-foto itu apa?" Kata Idha berusaha mencegah Dhani."Aku kan sudah lihat, yang memberi tugas memajang foto-foto itu juga aku. Foto-foto itu juga dari aku, jadi sudah pasti aku sudah lihat semua foto-foto itu, trus mau apa lagi ?"Mendengar ucapan Dhani, Idha tak bisa menahan senyum dan berkata,"Jangan salah, ada foto ed
Read more
BAB 77
"bagiku, kau hanyalah SAMPAH !!!"Kata terakhir Carine membuat Dhani tak sedikitpun bergeming.Semua mata masih tertuju kepada mereka, tak ada satupun yang bersuara, seakan menunggu penjelasan dari Dhani.Dhani menarik nafas,"Aku sama sekali tak perduli apapun perasaanmu padaku, dan satu hal yang harus kau ingat, aku tak penah melakukan apa yang kau katakan" kata Dhani datar."Kau masih mengelak? Aku sudah melihat banyak bukti yang menunjukan kau adalah pelakunya""Bukti apa?" Tanya Dhani ketus"Semalam aku memang bertemu Yudha, tapi aku meninggalkannya dalam keadaan baik-baik saja""Kau tak perlu menjelaskan padaku, sebentar lagi polisi pasti akan menangkapmu"."Aku bersumpah, kau harus membayar semua perbuatanku dan aku pastikan kau tak kan bisa menghindarinya"Ucap Carine dengan penuh kebencian.Dhani mencoba meredakan emosinya, bukan masalah tuduhan Carine, bukan pula masalah foto-foto yang dirobek Car
Read more
BAB 78
Dhani mengendarai sepeda motor milik Wawan menjauh dari kampus.Satu-satunya tempat yang terlintas dalam fikirannya saat itu adalah Ibu Siti, pemilik rumah kost yang sebelumnya di tempati Novi.Dhani langsung masuk ke dalam ketika Bu Siti membukakan pintu rumahnya. Dia duduk bersandar dengan menengadahkan mukanya,sementara kedua matanya tertutup rapat."Ada apa, Dhani ?, Sepertinya kau sedang ada masalah besar" tanya bu Siti.Setelah membetulkan posisi duduknya, Dhani menceritakan dengan rinci semua kejadian yang baru saja dialaminya"Bu Siti menarik nafas,"Tak perlu melawan, tapi bukan berarti kau harus lari, kau harus menghadapinya, Dhani.""Tapi posisi saya sekarang sangat tidak menguntungkan, Saya satu-satunya tersangka dalam kasus ini.""Apakah sudah ada bukti?"Dhani menggeleng,"Mungkin satu-satunya petunjuk mereka adalah rekaman CCTV, dan aku adalah orang terakhir yang bersamanya""Kondisi Yudha sa
Read more
BAB 79
Pada saat yang bersamaan, pintu ruang IGD terbuka dari dalam, lalu seorang dokter keluar diikuti dua orang perawat yan berjalan di belakangnya. Carine mengurungkan niatnya untuk menguhungi papanya, dia segera berlari menghampiri dokter yang baru keluar. "Bagaimana kondisi teman saya, Dok ?" Tanya Carine dengan tergesa-gesa. "Anda kerabatnya?" Tanya dokter itu. Carine hanya mengangguk. "Dia sudah melewati masa kritisnya, namun untuk saat ini dia belum sadar, mungkin perlu beberapa waktu sebelum dia siuman". Carine bisa bernafas lega mendengar keterangan dari dokter. "Apakah aku sudah bisa melihatnya dokter?" Kata Carine agresif. "Tentu saja, namun hanya dibatasi satu orang, tapi sebaiknya kau jangan mengganggunya dulu, biarkan dia beristirahat sampai benar-benar stabil. Sementara menunggu, kau bisa mengurus untuk memindahkannya ke ruang inap" "Aku mengerti" kata Carine dengan sedikit kekecewaan, namun bagaimanpun
Read more
BAB 80
Suara deringan ponsel membangunkan Dhani yang tertidur di rumah bu Siti, dia melihat ke layar ponselnya untuk mengetahui yang menelponnya.Tak ada nama, hanya deretan angka yang tertera di layar ponselnya, sejenak Dhani ragu untuk mengangkatnya. Namun setelah dipikir, Dhani tak pernah memberi nomernya kepada sembarang orang, bisa dipastikan hanya orang terdekatnya yang tau nomer ponselnya."Hallo" kata Dhani ragu setelah memutuskan untuk menjawab panggilan."Kau belum mengganti nomer ponselmu, Dhan"Dhani berfikir sejenak sambil mencoba mengenali suara yang berbicara dengannya."oh... kamu, Wan." kata Dhani setelah memastikan orang yang berbicara dengannya adalah Wawan."aku belum sempat membeli nomer baru, lagi pula aku rasa itu tidak perlu""oh...ya, kenapa justru kau yang mengganti nomer baru""para polisi juga mencurigaiku, aku pikir mereka juga akan memeriksa aktifitas panggilanku ponselku, jadi aku sengaja memakai nomer y
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status