Semua Bab Jodoh dari ayah: Bab 21 - Bab 30
41 Bab
Bab 21
Pukul tiga sore Bi Sumi dan Jasmin berkutat di dapur untuk menyiapkan menu makan buka puasa, Bu Sumi selalu memuji Jasmin yang pintar dalam memasak berbagai menu. Mereka tidak sadar bahwa masakan yang kali ini mereka masak cukup untuk banyak orang. Setelah semuanya tersaji di atas meja, mereka baru sadar kalau Syarif tidak ada di rumah." Bi sepertinya kita masak terlalu banyak " tutur Jasmin, bola matanya melihat beberapa makanan di piring saji." Iya mba, sepertinya ini nggak akan habis untuk kita makan " jawabnya membenarkan perkataan Jasmin" Sekarang pukul empat lebih bi, bagaimana kalau kita bungkus untuk orang-orang di luar sana " otak Jasmin berfikir agar lauk pauk hasil masakannya tidak mubazir dan meminta persetujuan dari Bi Sumi." Iya itu bagus mba, tapi bagaimana kita akan baginya mba. Nggak ada supir " jelas Bi Sumi." Tenang bi, insya Allah Jasmin bisa kendarai mobil " jawabnya tersenyum.❤️❤️❤️Bi Sumi langsung bergega
Baca selengkapnya
Bab 22
Malam hari Jasmin terus terjaga, entah hatinya merasa tidak nyaman tidur sendiri di tempat tidur yang terbilang luas ini. Jasmin mencoba untuk keluar kamar mencari keberadaan Bi Sumi. Namun saat sampai di depan kamarnya, dari jendela kaca melihat Bi Sumi yang tengah tertidur pulas. Jasmin pun mengurungkan niatnya dan kembali ke kamarnya.Jasmin duduk di sisi tempat tidur suaminya yang biasa terlelap, tangan Jasmin mulai meraba bantal milik Syarif. Seulas senyuman terlihat dari wajahnya. " Heeemmm baru satu malam Jasmin nggak melihat mas Syarif, rasanya kangen "" Apa jangan-jangan hati ini mulai ada rasa " tangan Jasmin meremas baju tepat di dadanya dan merebahkan badannya dimana suaminya tidur. Pikirnya selalu membayangkan wajah tampan suaminya hingga tak terasa ia pun terlelap." Kriiiing kriiiinngg " alarm ponsel berbunyi nyaring, kedua mata Jasmin masih enggan untuk membuka. Tangan Jasmin terus meraba-raba tempat tidur mencari gawai nya yang ter
Baca selengkapnya
Bab 23
Waktu Dzuhur pun tiba Jasmin dan Bi Sumi telah usai masak. Kini Jasmin ingin merebahkan tubuhnya karena merasa lelah, namun kenyataannya saat dirinya membuka pintu kamar, Jasmin melihat Aira yang tengah tertidur lelap di ranjang yang biasa ia gunakan. Lagi-lagi Jasmin harus menghela nafas panjangnya seraya memasuki kamar dan menutup kembali pintu kamarnya." Bagaimana kalau Mas Syarif pulang, apa aku bisa berbagi ranjang dengannya " batin Jasmin. Matanya terpaku melihat Aira yang tertidur pulas.Jasmin yang tak ingin berlama-lama di dalam kamarnya, ia segera mengambil air Wudhu untuk melaksanakan salat Dzuhur. Badan yang lelah seketika hilang mendapati Aira di dalam kamarnya. Usai shalat Jasmin kembali untuk membantu Bi Sumi mengemasi makanan. Jasmin hanya menyisakan beberapa sendok nasi dan lauk di atas meja makan." Mba Jasmin ini nggak terlalu sedikit ?" tanya Bi Sumi tangannya sembari membuka tudung saji. Jasmin yang sedang menyusun kotak makan pun tersenyum
Baca selengkapnya
Bab 24
Tak lama seorang dokter wanita pun datang dengan seorang suster, selama pemeriksaan Syarif menunggu di luar tepatnya mencari keberadaan Bi Sumi yang tahu semua kejadian. " Bi... Bibi ! " panggil Syarif mencari keberadaan Bi Sumi, Bi Sumi yang sedang mencuci pakaian mendengar suara Syarif memanggilnya." Sepertinya suara Mas Syarif " gumam Bi Sumi" Bibi " panggil Syarif kembali, mendengar suara itupun Bi Sumi menyudahi aktivitasnya, ia segera mencuci tangannya dan mencari sumber suara." Ada apa mas ? " tanya Syarif " Duduk sini bi " perintah Syarif, Bi Sumi tahu ini akan terjadi. Mereka duduk saling berhadapan di ruang makan." Bibi tahu siapa wanita yang kemarin datang ?" tanya Syarif, Bi Sumi mengangguk dan menunduk memainkan jari jemarinya." Siapa bi ?" tanya Syarif penuh penekanan" Emmm anu mas.... Emmm Mba Aira " jawab Bi Sumi" Astaghfirullah... Jadi Aira yang mengaku- ngaku istri kedua saya. Kenapa
Baca selengkapnya
Bab 25
Sore ini Syarif mengikuti kebiasaan istrinya, hatinya ingin mengetahui apa saja kegiatan Jasmin selama ia tidak di rumah. Tepat pukul tiga sore, Jasmin dan Syarif pergi menggunakan mobil yang biasa ia kendarai. Jasmin sengaja tidak mengajak Bi Sumi agar Bi Sumi bisa istirahat di rumah. Di dalam mobil dengan suasana hening Jasmin menyandarkan tubuhnya, pandangannya melihat  kendaraan yang lalu lalang di luar sana. Entah mengapa tubuhnya cepat merasa lelah, dalam hatinya " Mungkin aku belum sembuh benar " Sesekali Syarif mencuri pandang ke arah istrinya yang terlihat seperti sedang melamun. Syarif menyadarkan istrinya dengan menggenggam tangan kanannya. Sentuhan Syarif mengalihkan perhatian Jasmin yang sekarang menoleh ke arahnya dan tersenyum." Kenapa melamun ?? Apa kamu sedang kangen ayah ?" tanya Syarif menggenggam erat tangan istrinya. Jasmin mengangguk, " Tapi ini masih pertengahan puasa mas, Jasmin ingin berbagi makanan sampai menjelang Idu
Baca selengkapnya
Bab 26
Pagi hari, Jasmin sudah terbiasa bangun lebih dulu dari Syarif. Ia melihat tangan kanan Syarif yang berada di atas kepalanya. Seutas senyum terlihat di wajah Jasmin, dengan pelan Jasmin mendekat kearah kening suaminya untuk mengecup pelan." Aku sangat sayang sekali mas, Semoga Allah selalu memudahkan urusan mu dan melindungi mu di manapun kamu berada " batin Jasmin tersenyum, tangannya mengusap lembut rambut suaminya. Takut akan suaminya terbangun Jasmin memutuskan untuk ke kamar mandi, Jasmin merasa dirinya sudah tidak lagi halangan." Kenapa hanya flek saja, mungkin karena ku lelah " batinnya " Lebih baik aku mandi saja " imbuhnya dalam hati.Selesai mandi besar, Jasmin segera keluar dari dalam kamarnya untuk menyiapkan menu makan sahur. " Eh Mba Jasmin sudah sembuh ?" tanya Bi Sumi yang melihat kedatangan Jasmin." Alhamdulillah ... Sudah bi. Insya Allah hari ini akan puasa " jawabnya tersenyum" Alhamdulillah... Sini
Baca selengkapnya
Bab 27
Setelah Jasmin merasa tenang, Jasmin melepaskan pelukannya dari Syarif. Syarif mengusap lembut pipi Jasmin, mereka saling melemparkan senyuman." Boleh mas bertanya ?" tangan Syarif masih berada di pipi Jasmin, Jasmin mengangguk." Apakah dalam hati mu sudah ada nama mas ?" tanya Syarif, Jasmin pun tersenyum" Ada sediiiikiit kali " jawabnya sambil tersenyum dan mengisyaratkan jari telunjuk dan jempol yang akan menempel." Yah sedikit " keluh Syarif menjatuhkan badannya ke atas ranjang, Jasmin pun tersenyum." Bangun mas, katanya mau berangkat lagi " ucap Jasmin menyadarkan Syarif yang memang hari ini harus jalan keluar negri." Oh iya dek, sepertinya mas akan jarang hubungin kamu. " Syarif yang masih tiduran di atas ranjang menyangga kepalanya dengan tangan kanannya." Kenapa mas ?" Jasmin merasa terkejut" Mas pagi ini akan keluar negeri, bukan keluar kota lagi. Jadi... Doakan mas biar cepat pulang " Jasmin pun mengangguk.
Baca selengkapnya
Bab 28
Jasmin mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam butik, tidak perlu waktu lama untuk ia memilih pakaian. Lima menit ia keluar dari dalam butik di tangannya menenteng dua paper bag berukuran lumayan besar, sesampainya di dalam mobil Jasmin menyerahkan dua paper bag itu kepada Bi Sumi." Ini untuk Bi Sumi dan Pak Slamet, anggap saja.... Ini kenang kenangan dari Jasmin " ucap Jasmin menyerahkan dua paper bag kepangkuan Bi Sumi, dengan halus Bi Sumi menolak pemberian dari Jasmin dan menggelengkan kepalanya." Bibi cuma ingin Mba Jasmin terus menemani bibi di rumah " rengeknya dengan wajah sendu" Iya bibi terima dulu saja pemberian dari Jasmin, insya Allah kalau Allah mengizinkan hari raya idul Fitri nanti Jasmin akan berkunjung ke rumah " jelas Jasmin." Benar ya... Bibi tunggu " jawabnya, Jasmin pun tersenyum dan mengangguk di balik cadarnya. Terpaksa Bi Sumi harus menerima pemberian dari Jasmin. Jasmin mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi agar cepat s
Baca selengkapnya
Bab 29
Di sebrang sana Syarif yang masih duduk menghadap laptop dan memeriksa laporan karyawannya, pandangannya beralih melihat kearah ponsel yang bergetar di atas meja. Saat di buka ternyata pesan dari istrinya." Astaghfirullah ampuni hamba atas semua kecerobohan hamba Ya Allah " batin Syarif yang lupa menyertakan nama Aira di dalam CV-nya." Sekarang dia pasti sangat terluka karena kesalahan hamba " lanjutnya dalam hati seraya menyandarkan kepalanya di kaki sofa dengan posisi kepala yang menengadah ke atas.Syarif menghela nafasnya, padahal malam ini ia tidak makan apapun setelah buka puasa ia hanya minum karena sangat mencemaskan keadaan istrinya. Syarif berusaha bekerja keras karena ingin mengembangkan usahanya, terlebih ia ingin menyenangkan istrinya. Namun keadaan rumah tangganya semakin memburuk, membuat Syarif kepikiran dengan kondisi Jasmin saat ini. Rasanya tidak mungkin ia selesaikan masalah ini lewat sambungan telepon, dengan rencana Syarif membereskan ker
Baca selengkapnya
Bab 30
Sesampainya di makam Jasmin dan Ismail mbersihkan makam, tangan Jasmin mulai mencabuti rumput-rumput liar yang mulai tumbuh di pusaran makam ibunya. Setelah berdoa Jasmin menaburkan bunga yang ia bawa di keranjang. Saat semua sudah selesai Ismail mendekap dan memegang lengan Jasmin." Ibu Jasmin pulang dulu ya bu, Assalamualaikum " batinnya, Ismail dan Jasmin berjalan keluar dari makam. Sebelum masuk ke dalam mobil Ismail mengahampiri penjaga makam." Pak tolong kalau makam istri saya sudah mulai tumbuh rumput, tolong di bersihkan dan di rawat ya pak, ini ada sedikit rezeki untuk bapak " Ismail mengeluarkan amplop dari dalam saku celananya." Terimakasih pak, Insyaallah akan saya jaga dan rawat. Terimakasih untuk ini pak " jawabnya" Ambilah, setiap bulan akan saya beri tips untuk bapak " ujar Ismail yang hanya dianggukki oleh bapak penjaga makam." Ya sudah saya pamit pulang dulu Assalamualaikum " Ismail yang masih mendekap tubuh Jasmin" W
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status