Semua Bab Hëna: Arranged by The Moon (Indonesia): Bab 11 - Bab 20
112 Bab
Punishment
“Tenang,” bujuk Caspian, saat Elora mengambil langkah untuk menjauh. Terdengar suara remuk yang berasal dari pecahan cermin yang berserakan di lantai.“El, aku akan membantumu. Jangan takut.”Elora mengajukan pertanyaan soal mengapa dia jadi seperti ini, tetapi tentu saja yang keluar dari mulutnya hanyalah lenguhan dan lolongan pilu.“El, ikut denganku. Aku akan menjelaskannya padamu. Kalau kau di sini terus, bisa-bisa kau menarik perhatian tetangga. Suara yang kau timbulkan dari tadi lumayan heboh.”Dengan hati-hati, Caspian berjalan mendekati Elora, yang sudah terdesak ke sudut. Elora dapat merasakan tubuhnya gemetar. Ia takut pada sosoknya sendiri. Elora mendengking saat Caspian meletakkan satu tangan di moncong Elora yang basah dan berbulu.“Dengarkan aku. Wujudmu ini tidaklah permanen. Kau hanya harus belajar untuk mengendalikannya. Sekarang, aku akan membantumu supaya kau kembali ke wujud aslimu.&rdqu
Baca selengkapnya
A Kiss of Hatred
Caspian melumat bibir Elora, penuh nafsu, tanpa ampun. Kedua tangan Caspian menahan tangan Elora di sofa, mencegah Elora untuk bergerak. Saat Caspian menarik diri, hanya agar ia bisa memandang sorot mata Elora yang ketakutan, Elora menarik napas banyak-banyak.Wajah Caspian yang tadinya gelap oleh gairah, berubah terkejut ketika ia mendapati Elora menitikkan air mata.“Kau …,” Caspian tak dapat melanjutkan. Elora mengulum bibir kuat-kuat, rahangnya menegang hingga garis rahangnya tercetak jelas di sudut wajah.“Lepaskan aku ….” Suara Elora hanya berupa parau yang putus asa.Caspian mengendurkan cengkeramannya, dan kesempatan itu Elora gunakan sebaik mungkin. Dia mendorong tubuh Caspian menjauh dengan sisa tenaga yang ada.“Aku benci kau,” geram Elora dengan sorot mata kebencian.Pintu ruangan terbuka tepat setelah Caspian terdorong jauh dari Elora.“Apa aku mengganggu?” tan
Baca selengkapnya
Rejected
“Aku ditemukan pingsan di tepi hutan. Saat itu ada sebuah mobil melintas di jalan raya di dekatku, lalu pengemudinya membawaku ke kantor polisi. Mereka berusaha menanyaiku dan mencari identitasku, tetapi hasilnya nihil.” Elora menusuk-nusuk sisa potongan domba panggangnya tanpa minat. Pikirannya tak lagi tertuju pada makanan, melainkan menerawang jauh ke pulau di utara sana, tempatnya menghabiskan hampir seumur hidupnya. “Kau memang berasal dari Queenstown?” Kate berusaha menggali lebih dalam soal latar belakang Elora, dan Elora tak merasa keberatan tentang itu. Karena Elora juga butuh tahu siapa dirinya sebenarnya. Dengan situasi ini, keinginan Elora untuk mencari tahu dirinya, yang sudah lama ia kubur jauh-jauh, kembali mengoyak ke permukaan. “Tidak. Aku besar di Auckland. Sampai dengan dua tahun yang lalu, ada … sebuah kejadian yang membuatku dipindahkan ke kantor cabang di sini.” Elora mendorong piring makanannya menjauh. Kini ia membenamk
Baca selengkapnya
You Make Me Calmer
Sebenarnya apa yang salah pada diri Caspian sehingga Elora begitu membencinya? Seharusnya Elora merasakan hal yang sama dengannya, cinta yang begitu menggebu, keinginan kuat untuk menyentuh, mendambakan kecupan dan ucapan sayang yang lolos dengan mudahnya dari bibir masing-masing. Karena hal itulah yang Caspian rasakan semenjak ia tahu bahwa Elora adalah jodohnya. Jujur saja perasaan ini sungguh menyiksanya luar dalam. Caspian mengacak-acak rambutnya sebagai bentuk frustrasi saat ia berjalan keluar dari kamar Elora. Di ujung lorong, Zed sudah menunggunya. Sang Beta memiringkan kepala sembari menyunggingkan senyum mengejek. “Ditolak lagi?” cemoohnya. Caspian hanya bisa membalas dengan geram kesal. “Ada apa mencariku? Ada informasi baru?” Wajah Zed berubah serius. “Tidak banyak. Tapi mungkin membantu. Kali ini ada yang mengatakan melihat anggota kawanan dari Jack’s Point di tempat kejadian waktu itu.” “Kita sudah menyambangi kawanan Bill
Baca selengkapnya
The Phobia of Men
Keesokan paginya Kate membangunkan Elora. Dia mengantarkan sarapan dan mengatakan bahwa Caspian akan mengantarnya bekerja. Tentu saja Elora menolak mentah-mentah.“Caspian sudah menduga kau akan menolaknya,” ucap Kate, “untuk itu dia minta aku mengingatkanmu bahwa mulai hari ini kalian akan bekerja bersama. Jadi mau tidak mau kalian harus berangkat bersama.”“Aku memang bekerja bersama, tetapi bukan berarti aku harus berangkat bersamanya,” tampik Elora. “Aku akan minta Javier menjemputku.”“Tidak ada yang boleh masuk ke teritori Sacred Storm tanpa seizin Alpha.”“Sacred Storm?”“Ya. Itu nama kawanan kami.”Elora masih butuh waktu untuk mencerna kenyataan bahwa ia sekarang berada di sarang kumpulan manusia serigala. “Kate … berarti kau juga … manusia serigala?” tanya Elora hati-hati.“Ya. Tentu saja.” Kate menjawabn
Baca selengkapnya
Don't Deny It
“Kau mau mengubah skripnya? Kau sadar kan, kalau besok kita akan mulai syuting?!” Elora sudah bisa menebak Charlie akan histeris dengan perubahan mendadak ini, tetapi Elora sudah mempersiapkan semuanya. Termasuk cara untuk membujuk bosnya. “Tempatnya tidak akan berubah, dan aku cuma mengubah sedikit alurnya saja.” Elora tersenyum polos. “Aku juga sudah berbicara dengan Caspian. Dia setuju.” “Benarkah?” Charlie memicingkan mata. “Dia setuju begitu saja?” Elora mengangguk dua kali. “Dia bahkan bilang skrip baru ini lebih menarik. Karena yang asli hanya berisi tentang dua sejoli yang sedang berjalan-jalan keliling Queenstown, skrip yang baru lebih punya dinamika.” Charlie mengusap-usap dagu sembari menatap lama pada Elora. “Begini saja, El. Aku akan menyampaikan perubahan ini di rapat lanjutan. Jika departemen lain tidak keberatan, maka aku akan menyetujuinya.” “Oke.” *  Membuat departemen lain untuk satu suara dengan
Baca selengkapnya
The Unusual Shape-Shifted
Arrowtown. Kota yang memiliki keindahannya sendiri. Meskipun setiap sudut daratan yang ada di South Island bisa dibilang merupakan surga dunia, setiap jengkalnya memiliki kekhasan yang tak ditemukan pada tempat lain.Mungkin karena Elora terlalu hanyut dalam nuansa tenang dan damai dari kota ini, sampai-sampai ia lupa bahwa seharusnya ia berakting membenci Caspian. Bahwa seharusnya, Elora hanya perlu bersikap seperti biasa. Menolak keberadaan lelaki di sekitarnya.“El, bukankah kau sendiri yang minta naskahnya diubah? Kenapa jadi seperti ini? Kalau begini terus, kita tidak akan bisa menyelesaikan semuanya tepat waktu!”Elora kesal karena Madison menegurnya. Walaupun Madison memanggil Elora ke sudut yang sepi, tetapi tetap saja semua mata yang terlibat dalam proyek ini tertuju pada mereka berdua.Elora ingin sekali mengatakan kalau apa yang ia lakukan sedari tadi diluar kendalinya. Dari memeluk Caspian, menggandeng tangan Caspian saat
Baca selengkapnya
The Silver-Haired Wolf
Caspian mendengarnya dengan jelas. Teriakan Kate yang memanggil namanya. Tak butuh waktu lama bagian Caspian untuk tahu bahwa ada yang salah. Ledakan keras terdengar, disusul suara bangunan yang runtuh. Derak dan hantaman dari bebatuan, kayu-kayu atap, pecahan-pecahan kaca, bercampur menjadi satu suara mengerikan.Caspian berlari keluar dari kamarnya yang terletak di sisi lain bangunan. Ia bahkan sampai berubah wujud hanya agar segera sampai ke kamar Elora. Kepulan asap hitam keabu-abuan menyambutnya di sepanjang lorong. Jarak pandangnya nyaris nol.“Kate!” Caspian berteriak, namun tak ada jawaban. Yang ada hanyalah seru kepanikan dan penuh tanya dari para anggota yang mulai berdatangan.“Ada apa?!” teriak Zed yang datang tak lama setelah Caspian. Wajah Caspian pucat. Ia tak bisa menjawab pertanyaan Zed. Yang ada di pikiran Caspian sekarang hanyalah bagaimana kondisi Elora dan Kate.Caspian nekat menyerbu saat kabut debu mulai mere
Baca selengkapnya
Mystery of Her Past
Beberapa saat telah berlalu, dan genggaman tangan Elora pada tangan Caspian mulai mengendur. Caspian beringsut, menarik diri menjauh. Setelah memastikan Elora tidak terbangun, Caspian pergi meninggalkannya. Ia harus menemui Kate untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Semoga saja Kate sudah sadar.Caspian setengah berlari menuruni tangga, menuju ke ruang perawatan yang ada di lantai dasar. Caspian mencoba menahan tenaga saat membuka pintu ganda ruang perawatan, tetapi gagal. Debam keras membahana di bangsal itu.Hanya ada Zed, dan Kate yang terbaring di ranjang yang paling dekat dengan pintu bangsal. Bangsal ini tadinya merupakan aula yang digunakan untuk pertemuan tahunan para kawanan manusia serigala. Semenjak Caspian membangun gedung baru yang ada di dekat perkebunan anggurnya, ruangan ini dialihfungsikan menjadi bangsal perawatan.Ada beberapa ranjang yang berjajar, diberi sekat gorden putih yang kini terlipat di sudut-sudut relnya. Cahaya bulan menere
Baca selengkapnya
Let's Do Bungy
Elora tak mengerti bagaimana ia bisa berakhir di kamar Caspian. Saat Elora membuka mata, Elora merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Kepalanya pening, seperti habis dihantam benda besar dan berat.Kamar Caspian menguarkan wangi kayu dan batu. Elora mengerang saat ia mencoba duduk di atas kasur. Sisi tempat tidur di sebelah Elora dalam keadaan kosong. Elora mengira Caspian sudah bangun dan pergi, ternyata lelaki itu tengah terlelap dalam posisi duduk di atas sofa.Bayangan hitam menyelimuti wajah Caspian. Dadanya naik turun dengan teratur seiring tarikan dan embusan napas. Caspian hanya mengenakan celana kain berwarna hitam yang kusam, yang ujung kelimannya sobek dan tercabik, seperti habis digunakan untuk berlari di antara semak berduri.Hawa dingin membelai punggung Elora, membuatnya menyadari bahwa tubuhnya tak tertutup apapun selain selimut. Lagi-lagi ia berakhir di kamar Caspian dalam keadaan telanjang. Elora mencoba mengingat apa yang terjadi padanya semalam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status