Sepertinya mau mendung lagi,” gumam Bibi sambil menatap langit yang mulai kelabu. Malvin ikut menengadah, matanya menyipit, memperhatikan awan-awan berat yang menggantung. “Malvin, seperti apa langit mendung itu?” tanya Vinka pelan. “Gelap, seperti yang kau lihat sekarang,” jawab Malvin, suaranya lembut. Vinka tersenyum tipis. “Kalau begitu, setiap hari cuacaku mendung, ya?” bisiknya pelan, menyadari keadaannya yang tak bisa melihat. Malvin menoleh, matanya melembut. “Benarkah? Lalu, apa yang kau rasakan sekarang?” tanyanya hati-hati. “Aku senang… karena di mendungku ada Malvin,” ucap Vinka polos, wajahnya merona sedikit. Malvin terdiam, pipinya ikut memerah. Bibi, yang berdiri tak jauh dari mereka, hanya menepuk pundak Malvin dengan senyum menggoda, memberi semangat tanpa kata. ---🥀--- Sementara itu, di tempat lain, suasana jauh berbeda. “Kenapa kau tidak bisa menjaganya!?” bentak Hans, nadanya tajam memotong udara. Victoria, kakak tirinya, hanya bisa menangis tersedu, tub
Terakhir Diperbarui : 2021-07-12 Baca selengkapnya