Semua Bab Janda Kembang Milik Polisi Perjaka: Bab 21 - Bab 30
54 Bab
21. Ghibah
"Nja, kesini sebentar ..." suara panggilan Umi Zahra membuat Senja mati kutu. Sehingga meskipun dengan berat hati, mau tak mau langkah Senja kembali terayun mendekat."Iya Umi?""Ini, diterima dulu uang konsumsi dari Pak Kapolsek ...""Baik Umi ..."Dengan ekspresi datar, akhirnya Senja menerima uluran tangan Tria yang tengah menyodorkan sebuah amplop kearahnya."Terima kasih.""Sama-sama ..." Tria tetap tersenyum, meski tau senyumnya tak pernah berbalas. "Gak diperiksa dulu uangnya?""Gak perlu." pungkas Senja tanpa ekspresi.Senja tau ia agak terkesan kurang sopan terhadap sosok yang kenyataannya begitu disegani dan dihormati oleh semua orang.Tapi mau bagaimana lagi?Senja justru lebih tidak ingin hatinya terkontaminasi dengan ikut-ikutan terpesona pada sosok Tria seperti yang lain.Kalau barisan emak-emak begitu mengidolakan sang Kapolsek muda nan menawan, atau barisan gadis-gadis belia yang diam-diam ikut-ikutan mencari perhatian, semua itu bisa dipahami meskipun bentuk rasa kagu
Baca selengkapnya
22. Dikedalaman Hati
Demi mengantarkan Senja dan Mpok Hindun pergi ke pasar tradisional sesuai tawarannya pada beberapa saat yang lalu, alih-alih memerintahkan salah satu anak buahnya, dalam sekejap Tria justru berubah pikiran dengan begitu mudah."Pak Kanit ..." panggil Tria seraya mendekati Stenly, yang kebetulan menjabat sebagai Kanit Sabhara di Polsek Beo.Stenly yang kala itu sedang duduk sambil mengurai buntalan tali rafia untuk mengikat ujung tenda tambahan yang didirikan tepat disamping halaman masjid sontak mengangkat wajahnya."Siap, Ndan?" jawab Stenly dengan sigap, langsung berdiri begitu menyadari kehadiran Tria yang sudah berdiri tepat dihadapannya."Pak Kanit, boleh saya pinjam mobilnya sebentar? Saya gak enak pake mobil dinas karena saya mau mengantarkan Ibu Senja dan Mpok Hindun ke pasar, untuk berbelanja kebutuhan pada kegiatan besok ..." ucap Tria panjang lebar dan to the point, saat menguraikan maksud dan tujuannya yang hendak meminjam mobil pribadi milik anak buahnya itu."Siap, Ndan.
Baca selengkapnya
23. Doa Makan
Braaakkk ...!!Gubraaaaaakkk ...!!"Elahdalahhhh ... Suara apa itu ...?!"Bukan hanya Mpok Hindun yang terlihat kaget setengah mati, karena pada kenyataannya Senja pun tak kalah terjingkat hebat meskipun ia tidak sampai ikutan latah seperti halnya Mpok HIndun."Itu suara apaan sih, Nja ...?""Gak tau juga, Mpok, kira-kira itu suara apa ya ...? Kayak bunyi benda yang jatuh atau apa ya ...?" Ucap Senja malah balik bertanya, sembari buru-buru menaruh beberapa buah kresek besar berwarna hitam yang sedari tadi ada ditangannya di lantai, dan beberapa lainnya keatas tumpukan karung beras yang berjejer,"Gimana sih, Nja? Aku yang nanya duluan, egh, kamu malah balik nanya ...""'Ya gimana, Mpok? Aku juga gak tau itu bunyi apaan ..." balas Senja, malah jatuhnya jadi sedikit lucu, padahal barusan mereka berdua sama-sama hampir copot jantung karena terkejut."Ini kembaliannya, Nja ..."Kehadiran Mbak Yul si pemilik kios sembako yang berjalan keluar sembari menyodorkan dua lembar uang pecahan sep
Baca selengkapnya
24. Tak Bisa Berpikir Panjang
'Hilang ...Kadang ku tak tenang ku hanya diam ...Aku sayang tapi kau yang tak faham ...Apa aku pendam, rasa sakit dalam, t'lah lama aku simpan ...'..."Tolooooonggg ...!! Tolooooonggg ...!!"Tria buru-buru mengecilkan volume lagu berjudul 'Malam Pagi' milik 'Saixse', penyanyi asal negeri jiran yang belakangan tengah viral dimana-mana setelah lagunya dibikin full jedag-jedug oleh DJ Indonesia."Apa aku yang salah dengar ya? Kok barusan kayak ada orang yang minta tolong ...?"Tria baru saja bermonolog, manakala teriakan minta tolong itu kembali terdengar, kali ini semakin jelas di telinga."Tolooooonggg ...!! Tolooooonggg ...!!"Suara minta tolong seorang wanita kembali terdengar, disusul suara-suara kegaduhan yang juga semakin kentara.Hanya dalam hitungan detik Tria melompat turun dari mobil.Pandangan Tria mengarah ke sekeliling, ke barisan lapak yang sebagian besar sudah tertutup."Senja ..."Wajah Tria berubah panik, begitu menyadari dari arah blok yang merupakan kali terakhir
Baca selengkapnya
25. Suara Tembakan
"Ihh, ni anak emang gak bisa dibilangin. Tak gigit loh ...!""Apaan sih, Mpok! Main gigit aja ..."Senja buru-buru menarik pergelangan tangannya yang barusan sudah ancang-ancang mau 'dilahap' sama Mpok Hindun saking gemasnya."Lah kamunya gak bisa dibilangin sih, Nja ...""Mpok, kresek belanjaannya tuh cuma ada didepan lapak. Gak bakal makan waktu lama kok buat ngambil kreseknya ...""Au ah!" Mpok Hindun membuang muka, kesal karena Senja yang keukeuh tidak mau mendengar keberatannya."Malah ngambek ...""Biarin!""Ya, udah ... Tolong buka pintunya sebentar, Mbak Yul ..." ujar Senja yang menoleh kearah Mbak Yul, sekaligus memilih mengacuhkan sejenak aksi ngambeknya Mpok Hindun yang sedang melipat kedua tangannya ke dada mirip bocil.Mbak Yul menatap Senja penuh keraguan. "Nja ...""Begitu aku keluar, pintunya buruan ditutup ya, Mbak. Nanti dibuka kalo aku udah balik lagi di depan pintu ini. Tenang aja, aku bakal teriak yang kenceng panggil nama Mbak ...""Tapi, Nja ...""Cuma mau ngamb
Baca selengkapnya
26. Bernapas Lega
Dampak dari kericuhan yang terjadi di pasar tradisional kemarin sore, ternyata tidak hanya sekedar perseteruan dari segerombol pria mabuk.Belakangan, setelah dilakukan investigasi lebih dalam oleh pihak kepolisian, terungkap bahwa awal munculnya perseteruan bermula dari sebuah rumah warga yang berlokasi sangat dekat dengan area pasar tradisional, di mana rumah tersebut ternyata menjual minuman beralkohol tanpa ijin resmi, bahkan diam-diam telah menjadi tempat perkumpulan ilegal dari orang-orang yang mengkonsumsi alkohol, sekaligus menjadi sarang perjudian dalam kurun waktu hampir dua bulan terakhir.Pemilik rumah dan usaha ilegal tersebut merupakan sepasang suami istri.Keduanya akhirnya harus bersedia diamankan si mapolsek setempat demi menjalani pemeriksaan lebih lanjut terkait insiden tersebut, sementara rumah mereka yang hancur berantakan akibat perkelahian kini diamankan dengan garis polisi.Kejadian tersebut tentunya menjadi perbincangan hangat di kalangan khalayak umum serta b
Baca selengkapnya
27. Daftar Nama
"Udah belum, Ar?" Kepala Arda sontak nongol dari balik kap mobil yang terbuka."Belum, Ndan ..."Tria melirik sekilas arloji yang melingkar manis di pergelangan tangan kirinya. "Masih lama yah?" tanyanya lagi, berharap jawaban yang bakal ia dengar bisa sesuai harapannya."Masih lama gak, bang?"Mendengar pertanyaan Tria, Arda pun terlihat menanyakan hal yang sama kepada montir disebelahnya, yang masih setia berkutat dengan mesin mobil mereka yang mulai ngadat, sesaat setelah mereka meninggalkan Mapolres Talaud."Kayaknya sih begitu, Ndan, soalnya saya kan harus mengganti komponen yang ini dulu. Kalo gak diganti nanti udara yang masuk ke mesin akan terus terhambat dan itu yang jadi penyebab utama tenaga mobilnya kayak ilang gak bertenaga ..."Sang montir menjelaskan panjang lebar sembari menunjukkan kepada Arda filter udara yang sobek ditangannya."Ya udah deh, bang, lanjut aja lah kalo begitu ..." ujar Arda pasrah, kemudian dia memilih untuk meninggalkan montir itu sejenak agar bisa
Baca selengkapnya
28. Ada Yang Kurang
Setelah usai mencuci piring serta seluruh peralatan yang digunakan, seperti biasanya Senja dan ibu-ibu majelis taklim, dibawah bimbingan Umi Zahra akan langsung mengadakan pertemuan kecil-kecilan dalam membahas sekaligus mempertanggung jawabkan keuntungan dari hasil catering yang mereka kelola, yang mana dari hasil keuntungan tersebut akan menjadi uang kas dari majelis taklim itu sendiri."Alhamdulilah ya, Nja, akhirnya kita semua bisa bernapas lega karena acaranya udah selesai dan berjalan dengan lancar ..." Bu Siti terlihat berucap semringah ke arah Senja."Iya, Bu, aku juga lega banget, karena kita semua bisa menghandle bagian konsumsi dengan sebaik-baiknya ..." tutur Senja sambil tersenyum."Lancar sih lancar ... Tapi tetap aja ada yang kurang ..." Celetukan Mpok Hindun yang tiba-tiba sukses membuat berpasang-pasang mata yang duduk memenuhi pelataran samping masjid Asy-Syuhada itu sontak mengarah penuh kesatu titik."Emang apaan, Mpok, yang kurang?" ujar salah seorang dari mereka
Baca selengkapnya
29. Surat Panggilan Saksi
Tok ... Tok ... Tok ..."Masuk.""Ijin, Ndan ...""Oh, kamu, Ben ... Ayo duduk ..." Tria terlihat langsung antusias menyadari kehadiran Beno yang sesungguhnya sudah ia nantikan sejak tadi.Beno pun langsung menarik salah satu kursi yang ada didepan meja sang pimpinan untuk ia duduki.Kini mereka terlihat berhadap-hadapan dengan berantarakan meja biro milik Tria yang dilapisi kaca tebal."Gimana, Ben? Surat panggilannya udah dianter belum ke Ibu Senja?" tanya Tria to the point begitu dirinya membuka obrolan."Kayaknya sudah, Ndan ..."Alis Tria nampak bertaut mendapati jawaban mengambang Beno. "Kok kayaknya sih, Ben? Yang bener aja kamu ...""Maaf, Ndan, tadi anak buah dimintai tolong sama bang Rama buat nganterin dia ambil motor di bengkel. Pas dateng-dateng, egh, surat panggilannya malah udah dibawa sama bang Ridho ...""Jadi si Ridho yang nganterin surat panggilannya?" tanya Tria, seolah ingin meyakinkan."Iya, Ndan, bahkan kemungkinan besar suratnya juga udah nyampe ke yang bersang
Baca selengkapnya
30. Kedatangan Mantan Suami
"Njaaaa ...!!"Teriakan panjang yang Senja sudah hafal betul siapa gerangan pemilik suara tersebut terdengar begitu nyaring."Ya Allah, apaan sih, Mpok? Pake acara teriak-teriak segala, bukannya kasih salam dulu ..." omel Senja sambil menatap wanita paruh baya berbekal sebuah payung di tangan yang datang menghampirinya itu dengan langkah bergegas."Maaf, Nja ... Maaf ... Assalamualaikum ..." Mpok HIndun pun mengucapkan salam dengan napasnya yang lumayan ngos-ngosan."Waalaikumsalam ...""Assalamualaikum, Nja ...""Waalaikumsalam ... Loh, ada Bu Siti juga ternyata?" kedua alis Senja tak ayal langsung bertaut mendapati kenyataan bahwa ternyata Mpok Hindun tidak datang sendirian, melainkan bersama Bu Siti yang tak lain tetangganya.Alhasil Senja yang tadinya berniat untuk beberes dan menutup pintu lapak akhirnya mengurungkan niatnya sejenak, memilih menarik dua kursi secara bersamaan terlebih dahulu untuk Mpok Hindun dan Bu Siti."Duduk dulu, Bu, Mpok ...""Iya, Nja ..."Tanpa berlama-la
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status