Semua Bab Janda Kembang Milik Polisi Perjaka: Bab 31 - Bab 40
54 Bab
31. Sabotase
Dipikiran Senja, Yusuf Akhyar yang notabene seorang ASN tentu saja bisa lebih mudah mengurus segala sesuatu dengan Pemerintah setempat, mengingat pekerjaannya pun berkecimpung di dunia Pemerintahan.Yusuf punya banyak relasi dan teman-teman sejawat yang berkompetensi di badan dinas terkait, yang tentunya mampu mempermudah segala urusan.Kala itu Senja tak menyangka sama sekali jika kelak pernikahannya hanya seumur jagung, lebih tak menyangka lagi jika Yusuf Akhyar bisa berdiri dihadapannya saat ini dengan ekspresi wajah yang penuh kelicikan setelah sukses mengambil kesempatan atas keteledoran Senja.Kini pria itu telah mengungkapkan keinginannya untuk mengambil alih rumah begitupun juga dengan lapak miliknya, yang sudah jelas-jelas merupakan harta warisan peninggalan kedua orang tuanya.Apa boleh buat, sekarang semua harta tersebut pada kenyataannya memang telah berpindah tangan menjadi milik Yusuf Akhyar secara sah."Jujur aja yah, awalnya aku juga gak berkeinginan menguasai semua in
Baca selengkapnya
32. Tak Nampak
'Ayah sudah tua, dan memang sudah saatnya kamu kembali ..'...Tria menengadahkan kepala, menatap langit malam yang yang dihiasi bulan separuh.Kalimat terakhir ayahnya kembali terngiang dibenak, setelah hampir sejam yang lalu pembicaraan mereka via telepon itu berakhir.Ayah memang benar, perihal bahwa beliau sudah tua, begitupun dengan sudah saatnya dirinya kembali.Dua tahun lebih bahkan sudah nyaris tiga tahun, memang bukanlah waktu yang singkat, apalagi dalam kurun waktu tersebut terhitung tidak lebih dari dua kali Tria pulang menengok sang ayah.Luka hati Tria bisa jadi sudah sembuh, akan tetapi mengembalikan kepercayaan diri seperti sedia kala ternyata tidak semudah itu.Untuk itulah Tria tidak terlalu ngotot mengenai keberadaan dirinya ditempat yang masih bisa dibilang terpencil ini.Santai melewati hari, dan berusaha berdamai dengan kenyataan.Sesungguhnya kalau Tria boleh memutar waktu, tentu saja dia tidak ingin berlaku bodoh seperti yang pernah terlanjur dirinya lakukan!M
Baca selengkapnya
33. Menanggalkan Gengsi
'Aneh ... Kenapa Pak Tria gak seperti biasanya, yah?''Tadinya aku pikir beliau pasti bakalan langsung bersemangat pas tau kehadiran Ibu Senja di kantor ini. Tapi kenyataannya, jangankan bersemangat, Pak Tria bahkan seolah gak lagi berminat meskipun hanya sekedar ingin tau apalagi sampai mencuri kesempatan biar bisa ketemu Ibu Senja ...''Apa yang terjadi ...?''Masa iya perasaan simpati dan empati bisa secepat itu hilang ...?''Mustahil ...!''Pasti ada sesuatu, pasti ada alasannya ...'Benak Beno dipenuhi spekulasi, namun toh ia tidak senekad dan sekurang ajar itu sehingga berani menginterogasi perasaan pria yang notabene merupakan pimpinannya sendiri.Beno pun akhirnya memilih undur diri dari ruangan sang pimpinan, sembari membawa setumpuk dokumen surat masuk yang hendak ia register dan arsipkan kedalam buku register surat masuk yang ada di ruang SPK, sesuai perintah yang baru saja ia terima.Namun begitu Beno keluar dari bingkai pintu sembari mengatupkannya kembali, ia malah dikej
Baca selengkapnya
34. Perjanjian
"Akh, yang benar aja kamu kalo ngomong, Ben ..." Tria berucap sembari menggelengkan kepalanya beberapa kali.Setelah sempat termanggu untuk beberapa saat pada akhirnya kalimat itulah yang malah terucap dari bibir Tria, demi menanggapi informasi yang disampaikan oleh Beno bahwa seorang Pelangi Senja ingin bertemu dirinya.Jujur, pada awalnya Tria merasa sangat senang campur terkejut setengah mati begitu mendengar penuturan Beno, sebelum kemudian timbul rasa sangsi mengingat seperti apa penerimaan Pelangi Senja atas dirinya selama ini, lalu bagaimana mungkin secara tiba-tiba wanita itu ingin bertemu?'Gak mungkin karena dia kangen aku, kan?'Pikiran konyol Tria masih sempat-sempatnya berseliweran seperti itu."Tapi anak buah berkata yang sebenarnya, Ndan. Ibu Senja benar-benar sedang menunggu diluar, katanya ingin bertemu komandan ..." ucap Beno lagi penuh keyakinan, berusaha untuk tidak terkesan memaksa, karena jika Tria tidak segera mempercayai info yang ia berikan, Beno malah takut w
Baca selengkapnya
35. Ingin Berdamai
Satu bulan kemudian ...Sudah sejak awal Yusuf Akhyar bisa menebak kedatangan Senja, dan dia memang sengaja berdiam diri tak bersuara begitu menyadari daun pintu yang sedang berusaha dibuka oleh anak kunci dari arah luar, yang menandakan jikalau sang tuan rumah tengah berusaha memasuki rumah tersebut.Yusuf bahkan terlihat cukup tenang, saat ia sengaja membiarkan Senja masuk kedalam kemudian mengunci kembali daun pintu tanpa menyadari kehadirannya.Baru setelah wanita yang mengenakan mukena itu membalikkan tubuhnya, saat itulah ia baru tersadar akan kehadiran seorang pria di sana."Astagafirullahhaladzim ... Kak Yusuf ...?!"Senja terperanjat hebat, nyaris tak percaya dengan penglihatannya sendiri, saat menyadari siapa gerangan sosok yang tengah duduk manis bertopang kaki diatas sofa minimalis yang menghuni ruang tamunya yang sempit.Sebatang rokok yang menghiasi jemari pria itu sedang mengepulkan asap putih, yang kemudian semakin terlihat mengepul saat pria itu menyesapnya dalam-dala
Baca selengkapnya
36. Pembawa Mala Petaka
Bugh!!Klikk!!Bunyi pintu yang dihempas kasar diiringi bunyi anak kunci yang diputar sanggup membuat Senja terlonjak dari duduknya.Memang saat dirinya untuk kesekian kalinya meminta mantan suaminya Yusuf Akhyar untuk segera angkat kaki dari rumahnya, pria itu sempat terlihat menampakkan senyum smirk yang khas, sebelum akhirnya berdiri dari duduknya.Kendatipun demikian toh Senja tetap berprasangka baik bahwa Yusuf Akhyar benar-benar akan segera berlalu, sama sekali tak menyangka jika ternyata pria itu malah menutup pintu dan menguncinya dari dalam."Kak Yusuf ... M-mau apa ...?" tanya Senja, ragu."Menurutmu ...?"Senja beranjak mundur kebelakang, menyadari langkah Yusuf yang pelan tapi pasti kin mulai terayun lurus kearahnya.Ekspresi wajah pria itu bahkan tidak lagi mencerminkan setitikpun kelembutan seperti diawal-awal, yang tersisa hanyalah senyum bengis bak seekor binatang buas yang sedang berhadapan langsung dengan mangsanya.Tubuh Senja bergeletar lirih, keringat dingin pun m
Baca selengkapnya
37. Setuju Menikah
Tria tau, ini bukanlah malam yang pertama kali dirinya mengalami kesulitan saat harus memejamkan mata.Tria bahkan curiga, bahwa jangan-jangan dirinya sudah benar-benar mengidap penyakit insomnia akut.Yah, bisa jadi. Karena terhitung sejak pembicaraannya dengan Senja kurang lebih sebulan yang lalu Tria memang mengalami kesulitan tidur yang hebat.Seperti halnya malam ini, lelah membolak-balikkan tubuh diatas peraduan pada akhirnya Tria menyerah juga.Padahal mulai dari menscroll media sosial sampai berselancar di salah satu aplikasi yang menyajikan film-film bergenre horor sudah Tria lakukan, namun tetap saja pikirannya tak bisa fokus, selalu melayang ke satu titik, yakni pada seraut wajah kaku yang sulit ia artikan maknanya di moment terakhir pertemuan mereka.'Huhff ... Semua ini salahku sendiri! Coba kalo kemarin aku tuh gak terlalu blak-blakan kayak gitu, pasti Senja gak mungkin ilfill kayak gini ...!'Sudah tak terhitung lagi entah untuk yang kesekian kalinya Tria mengeluhkan hal
Baca selengkapnya
38. Segudang Persyaratan
"Bukannya aku ingin mendesak, tapi jadwal sidang BP4R itu memang tidak secara kontinyu dilakukan. Jadi kalau kita gak buru-buru mengurus semua persyaratannya, aku sendiri bahkan gak tau kapan akan kembali diadakan sidang serupa. Takutnya nanti sampai mutasiku turun, jadwal sidang yang baru bahkan belum juga dijadwalkan karena harus menunggu beberapa pasangan terlebih dahulu ..."Diujung sana Senja memijat kedua alisnya yang ikutan pening mendengar penjelasan Tria yang panjang lebar, yang sejujurnya ia sendiri juga belum paham betul alurnya.Membaca point-point persyaratan yang dikirimkan Tria saja sudah membuat Senja ling-lung, sekarang ditambah lagi Tria ingin semuanya serba sat set.Mengurusi persyaratan yang begitu banyak dalam kurun waktu kurang dari seminggu ...?Yang benar saja ...Belum apa-apa Senja sudah pesimis duluan."Senja ...? Kamu masih disana kan?""Ah, i-iya ...""Kenapa diam aja ...?"Ludah Senja sontak tertelan pahit begitu ditodong pertanyaan seperti itu."Mmm, beg
Baca selengkapnya
39. Pilihan Yang Terbaik
"Ayah serius akan datang ...?""Anak ini ... Memangnya sejak kapan ayah pernah berbohong? Lagian Ayah harus mengatakannya berapa kali biar kamu percaya ...?" Gerutuan panjang-pendek tersebut jelas terdengar di telinga, dan mampu membuat Tria tak bisa berkata-kata, dikarenakan hatinya yang telanjur mengharu biru begitu mendengar nada bersemangat yang dipenuhi kebahagiaan tersebut.Padahal waktu diawal-awal saat Tria baru saja memberitahukan perihal lamarannya yang telah diterima oleh wanita pujaan hatinya, ayahnya masih sempat merasa sangsi dan malah menganggap Tria sengaja membuat prank."Besok ayah akan segera mengurus cuti. Mengingat semua urusan kamu harus selesai dalam waktu singkat maka ayah memang harus segera ke sana. Sudah sejatinya sebagai orang tua, ayah menemui orang tua dan keluarga Senja sekaligus melakukan lamaran secara resmi ...""Senja yatim piatu, Yah ..." pungkas Tria, lirih."Tapi mustahil jika dia tidak punya keluarga yang lain kan ...?""Sejujurnya Senja memang
Baca selengkapnya
40. Ikhlas
Matahari pagi baru saja menyembul sedikit di ufuk timur manakala Senja memantapkan hati untuk berjala keluar dari rumahnya, menyusuri jalan setapak yang terbuat dari beton yang merupakan hasil proyek anggaran kelurahan tahun kemarin.Tujuan Senja adalah tak lain yaitu hendak menyambangi rumah Ustad Ibrahim dan Umi Zahra, yang letaknya tak jauh dari Masjid.Senja memang sengaja datang pagi-pagi sekali karena takut jika kesiangan sedikit saja maka sepasang suami istri yang sudah ia anggap sebagai pengganti orang tuanya itu bisa-bisa sudah berangkat ke kebun seperti aktifitas keduanya sehari-hari. "Assalamualaikum, Umi ..." ucap Senja begitu ia menangkap sosok Umi Zahra yang berdiri membelakangi pagar dengan gembor di tangan.Mendengar sapaan salam dari Senja membuat Umi Zahra sontak menghentikan aktifitasnya yang sedang menyirami tanaman aglonema yang berderet rapi di masing-masing pot, kemudian membalikkan tubuhnya dengan serta-merta."Waalaikumsalam. Egh, Senja?"Umi Zahra nampak ter
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status