Semua Bab Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku: Bab 11 - Bab 20
26 Bab
Bab 11
 Part 11PoV Frisca Aduuh … kenapa pula aku ini? Kenapa sampai keluar darah begini, sih? Pasti ada apa-apa. terpaksa aku menghubungi pihak hotel untuk meminta bantuan. Biar bagaimanapun, aku tak mau sampai anak ini kenapa-napa. Dia satu-satunya alat yang bisa membuatku memiliki Mas Khalid sepenuhnya. Setelah anak ini lahir ke dunia, aku akan meminta Mas Khalid menceraikan Mbak Widya. Anak ini harus bisa diselamatkan.Tak menunggu lama, akhirnya petugas hotel datang, dan aku langsung meminta untuk diantarkan ke rumah sakit paling bagus di kota ini. Aku langsung masuk IGD.Mas Khalid yang dihubungi oleh pihak rumah sakit juga langsung datang menemuiku. Aku sengaja berpura-pura marah padanya.“Kamu kenapa bisa sampai seperti ini, sih, Fris?” ujarnya sesaat setelah ia tiba. Dokter yang menanganiku tahu kalau aku begini karena kebanyakan meminum alkohol tapi aku memintanya untuk tidak memberitahukan hal itu
Baca selengkapnya
Bab 12
 Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 12“Aku? Aku kamu minta untuk mengurus anak itu? Kenapa harus aku, Mas? kamu sewa saja jasa pengasuh!”“Iya, itu maksudku. Kamu tolong bantu carikan orang yang bisa dan sudah terlatih mengurus bayi.”“Kenapa Frisca gak mau ngurus sendiri? Itu kan anaknya! Apapun keadaannya, bayi itu anak yang lahir dari rahimnya.”“Frisca masih dalam keadaan mental yang tertekan, Wid. Mengetahui kenyataan pahit kalau anak itu cacat.”“Mas, yang namanya ibu, mau seperti apapun keadaan anaknya, ya harusnya tetap menerima.”“Kamu enak ngomong begitu karena kamu gak mengalami apa yang dialami oleh Frisca.”“Itulah akibatnya, suka mabuk-mabukan, merokok. Perempuan seperti itu yang kamu ambil jadi istri!” dengusku kesal.“Kamu tau dari mana Frisca suka minum minuman keras?”“
Baca selengkapnya
Bab 13
 Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 13Mobil merayap pelan meninggalkan rumah sakit. Aku merenung, tak henti menatap wajah mungil tak berdosa dalam dekapanku.Ponsel yang aku letakkan di jok mobil berdering, panggilan dari Mikha.“Halo, Kha.”“Mbak, lagi dimana?”“Di jalan, baru saja keluar dari rumah sakit.”“Mbak sakit? Kok gak kasih tahu aku?”“Bukan, Mbak jemput bayinya Frisca.”“Lho, sudah keluar dari rumah sakit? Kenapa bukan Frisca aja yang jemput, Mbak?”“Frisca lagi sinting. Bayi ini istimewa, Kha.”“Maksudnya, Mbak?”“Dia tunanetra.”“Astaghfirullah … lalu Mbak yang akan mengasuhnya?” tanya Mikha.“Itulah, Mbak bingung. Mbak mungkin akan cari babysitter.”“Mbak, hatimu terbuat dari apa? mengapa masih mau ped
Baca selengkapnya
Bab 14
Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 14“Kalian berdua kenal?” tanyaku tak kalah terperanjat. Frisca keluar dengan cepat dan wajah yang terlihat sangat panik. Bu Tini mengejar Frisca sambil menyerahkan botol susu yang sudah siap diberikan untuk si kecil Andra yang masih saja menangis.Kebetulan Mbok Jum datang, aku menyerahkan Andra pada Mbok Jum.“Mbak Wid, ada apa ribut-ribut?” tabyanya kebingungan.“Mbok, tolong sebentar, ya! Kasih susu ini untuk bayinya. Aku mau lihat Frisca sama Bu Tini.”“Iya, Mbak!” ujarnya. Bayi kecil itu langsung terdiam begitu mendapatkan susu. Kasihan, dia kehausan.Kulihat Frisca sedang berjalan ke arah halaman depan sambil menyeret Bu Tini. Mas Khalid kemana, lagi?“Frisca! Kamu ini apa-apaan, sih, sama orang tua main tarik seenaknya!” bentakku.“Ibuk ngapain bisa ada di rumah ini? Pergi!aku gak mau lihat Ibuk lagi!&rdquo
Baca selengkapnya
Bab 15
Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 15Sepanjang malam bayi kecil itu menangis. Apakah dia merasakan kalau ibunya sedang dalam masalah besar?Sementara Bu Tini, saat siuman ia langsung menangis tersedu-sedu. Berkali-kali mangucap istighfar sambil sesenggukan.“Mengapa perjumpaan saya dengan Frisca justru jadi tragedi seperti ini, Mbak?”“Ibu coba tenang dulu. Kami semua juga syok mendengar kabar ini, Bu.”“Maafkan kesalahan anak saya, Mbak. Saya mohon maafkan dia. Saya gak tega kalau dia harus mendekam di penjara, Mbak.” Bu Tini memohon sambil terus menangis.“Saya tidak punya andil apa-apa terhadap kasus yang menimpa Frisca, Bu. Kita ikuti saja prosesnya, ya!” ujarku berusaha menenangkan hati Bu Tini.Sementara Mas Khalid masih sibuk mondar-mandir menghubungi koleganya yang bisa memberikan bantuan hukum. Dia terlihat sangat frustasi.“Mas mau ke kantor polisi s
Baca selengkapnya
Bab 16
Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 16“Apa yang membuatku menangis, Mas?” ujarku sesaat setelah aku mengantarkan Andra ke kamarnya.Mas Khalid tak langsung menjawab. Kulihat ia masih berusaha menguasai diri sambil mengelap habis sisa air matanya.“Kamu sudah cukup lama mengabaikan Tuhan, Mas. Masih ada waktu, lekaslah bertaubat!”“Wid … kamu serius dengan keputusanmu siang tadi?”“Iya. Aku tidak mau hidup dimadu. Kamu silahkan pilih, aku atau Frisca.”“Wid, kamu gak kasihan sama Frisca? Dia sedang dalam masalah, kalau aku menceraikan dia, itu akan semakin memperberat beban hidupnya.”“Dulu, apakah kalian kasihan padaku?”“Yang sudah lewat janganlah kamu bahas terus, Wid. Nasi sudah menjadi bubur. Akan lebih jahat kalau Mas dulu tak mau bertanggung jawab.”“Iya, betul. Aku tetap pada pendirianku, Mas. Pilihan ada
Baca selengkapnya
Bab 17
Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 17“Ayo, Mas! kita pergi sekarang! Aku sudah tak sabar ingin hidup hanya berdua dengan kamu!” Frisca berusaha menarik tubuh Mas Khalid.Di detik-detik terakhir ini, dalam piasnya harapan dalam hati, aku masih berdo’a pada Allah, semoga ada keajaiban datang kepadaku. Meski sebenarnya hatiku sudah pasrah sepasrah-pasrahnya.“Maaf, Fris! Aku memilih tetap bersama Widya!” jawab Mas Khalid. Seketika Frisca melepaskan pegangan tangannya pada Mas Khalid.Glegaaarrr! Bersamaan dengan ucapan Mas Khalid barusan, terdengar petir menyambar. Hujanpun langsung turun dengan derasnya. Ya Allah, apakah barusan aku salah dengar?“Apa, Mas? coba katakan sekali lagi! Kamu bercanda, kan?” ucap Frisca.“Tidak, Fris! Aku putuskan untuk memilih Widya. Aku akan melepaskan kamu.”“Gak mungkin! Pasti kamu sudah minum air guna-guna dari Mbak Widya! Iya, k
Baca selengkapnya
Bab 18
Aku Lebih Cantik dari Gundik SuamikuPart 18“Dimana dia?” tanyaku pada karyawanku yang terlihat cemas menunggu di depan toko. Keributan itu pastinya sudah membuat pengunjung merasa tak nyaman. Bisa bahaya, reputasi tokoku akan rusak gara-gara ulah Frisca.“Di ruangan atas, di ruangan Bu Frisca dulu, Bu! Dia dijaga ketat dua security kita.”“Oke, saya ke atas sekarang!”Aku membisiki Irvan, karyawanku di bagian toko untuk memberikan pengumuman agar pelanggan tidak berpikiran negatif.“Baik, Bu!” ujarnya cepat.“Ayo ke atas, Mas!” Mas Khalid mengangguk.“Mohon maaf untuk pelanggan setia toko kami. Hari ini kebetulan kami sedang mengadakan promo, semua produk kami berikan diskon sepuluh persen tanpa batas minimal belanja, ya! Khusus untuk yang belanja senilai sepuluh juta ke atas, otomatis akan menjadi member di toko ini, dengan keuntungan mendapatkan diskon spesia
Baca selengkapnya
Bab 19
  Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku Part 19 PoV Frisca Sial sial siaaalll! Mbak Widya itu benar-benar licik. Sengaja ia meminta cerai dari Mas Khalid dan memancing dengan cek senilai satu milyar. Nyatanya itu cuma akal-akalan dia saja untuk membuatku terusir dari rumahnya. Bodohnya lagi, ternyata Mas Khalid malah memilih mempertahankan rumah tangganya bersama Mbak Widya. Bagai kerbau dicocok hidungnya. Mas Khalid malah mengucapkan kata cerai padaku. Awalnya kupikir aku tak akan rugi karena aku sudah mendapatkan uang satu milyar itu. Tapi ternyata dugaanku meleset jauh. Cek itu tak bisa dicairkan meski satu rupiah pun. Kali ini aku masuk dalam perangkap yang dibuat oleh Mbak Widya. Benar-benar licik! Tapi tunggu dulu, bukan Frisca namanya kalau kehabisan cara untuk mencari keuntungan. Aku sudah pernah merasakan pahitnya hidup miskin akibat usaha Ayahku yang mengalami keterpurukan hingga bangkrut total. Aku tak mau itu terulang l
Baca selengkapnya
Bab 20
  Aku Lebih Cantik dari Gundik Suamiku Part 20 Aku menyibak tirai penutup kaca yang menghadap tepat ke jalan. Mataku mengikuti gerakan kemana wanita yang mengaku bernama Melisa itu melangkah. Dugaanku, dia pasti ada hubungannya dengan Frisca. Benar saja, mataku menangkap bayangan dua wanita di seberang sana. Meski tampaknya Frisca menyamar dengan menggunakan pakaian yang tertutup, namun gerak-geriknya sangat ketara. Dia merencanakan siasat busuk untuk mengelabuiku. Mencari keuntungan dengan cara kotor. “Kamu perhatikan dua perempuan di seberang sana, Mas! aku yakin, perempuan tadi adalah orang suruhan Frisca!” Mas Khalid melihat ke arah yang aku tunjuk. “Benar-benar bikin pusing kepala!” ucap Mas Khalid sambil mengusap dagunya dengan kasar. “Nada bicaramu sepertinya masih gak rela kalau aku membuka semua kebusukan Frisca.” “Sudahlah! Semakin kamu tunjukkan semuanya, sama artinya kamu sedang mengolok-olok aku, Wid.”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status