Semua Bab Penjara Cinta Sang Taipan: Bab 91 - Bab 100
112 Bab
Perubahan sikap Arga
Bening tampak mondar mandir di dalam kamarnya dengan meremas tangannya sendiri. Bahkan gadis itu tak berhenti memandang ke arah luar dari jendela kamarnya yang berada di lantai atas. Ia telah menanti kedatangan sang suami yang telah berjanji segera pulang untuknya.Detik demi detik terus berputar. Namun orang yang ditunggunya tak jua menampakkan batang hidung. Setiap ada suara mobil yang datang Bening langsung berlari ke arah jendela untuk memastikan yang datang itu suaminya atau bukan."Kemana dia? Katanya tidak akan lama, tapi kenapa sampai sekarang belum datang juga!" desahnya kecewa setelah lagi-lagi mobil yang masuk ke dalam pelataran kediaman keluarga Ramiro bukan milik suaminya.Bening menguap lebar, matanya berair karena sudah terlalu lama menahan kantuknya. Gadis itu tidak ingin melewatkan kedatangan sang suami nantinya, itulah janjinya dalam hati.Namun apalah daya, matanya sudah tidak dapat lagi diajak kompromi karena secara perlahan kelopak ma
Baca selengkapnya
Fakta baru
Bening meringis menahan sakit akibat kedua sikunya berdarah. Bukan itu saja, ada juga beberapa luka di bagian kakinya. Gadis itu merambat berpegangan pada tembok saat berjalan keluar dari ruang kerja Arga.Sedangkan Arga meninggalkan Bening sendirian setelah puas menyiksa gadis itu. Entah ke mana perginya pria itu Bening tidak tahu dan juga tidak ingin tahu."Nona Bening ...!" pekik Sari karena merasa kaget saat melihat Bening dalam kondisi yang mengenaskan. Penampilannya berantakan, rambutnya acak-acakan dan terdapat banyak luka di tubuhnya seperti orang yang habis dianiaya.Sari pun berlari menyongsong tubuh Bening yang hampir saja tersungkur ke lantai karena kurang keseimbangan. Gadis itu kemudian membantu Bening berjalan, bahkan ikut meneteskan air mata melihat keadaan Bening saat ini. Karena baginya Bening lah majikan pertama yang mau menjadikan dia sahabat dan mau memandangnya sebagai sesama manusia.
Baca selengkapnya
Sebuah kejutan
Arga benar-benar merasa sangat frustasi ketika mengetahui fakta tentang dirinya dan Bening yang ternyata bersaudara.Kenyataan ini semakin menyakitkan saat rasa cinta mulai tumbuh di hati pria itu. Belum pernah ia mencintai sebelumnya. Tetapi sekalinya perasaan itu ada, kenapa harus jatuh pada orang yang salah. Apakah ini hukuman atas perbuatannya selama ini yang suka mempermainkan wanita?Sehingga Tuhan menghukumnya dengan jatuh cinta kepada adiknya sendiri. Apakah ini adil?Seandainya saja ia tahu bahwa karma tidak semanis kurma, maka dia tidak akan pernah menjadi seorang penjelajah wanita.Setelah mendapatkan kebenaran dari Raka tadi Arga langsung pergi meningglkan cafe tanpa mau mendengarkan Raka yang berusaha untuk menenangkan-nya."Kenapa Tuhan?! Aahhhhhhh ...!" teriaknya dari atas gedung tertinggi.Pria itu kini sedang berdiri di depan pagar pembatas setinggi pingga
Baca selengkapnya
Dia bukan anakku!
Sandra mengernyit menelisik gadis yang berdiri di hadapannya saat ini. Sedangkan Sari tadi langsung refleks berdiri saat melihat kedatangan majikannya karena menurutnya tidak sopan jika duduk di meja makan saat sang majikan sudah datang.'Cantik sekali, siapa Ibu itu. Eh tapi kenapa wajahnya seperti tidak asing. Aku pernah melihatnya di mana yah?!' Sari membatin seraya mengingat-ingat apakah dia pernah melihat Sandra sebelumnya."Kenapa kalian saling diam?!" tanya Tuan Jordan heran saat melihat kedua wanita itu seperti tidak saling mengenal.Pertanyaan Tuan Jordan tadi semakin membuat Sandra bingung. Bahkan kini pandangan wanita cantik itu beralih menatap Tuan Jordan seakan bertanya apa maksud dari pria itu."Hey ... kenapa kalian diam saja?!" Tuan Jordan mengulangi pertanyaannya."Apa maksudmu?!" Sandra menjawab pertanyaan pria di sampingnya itu dengan pertanyaan. Hingga membuat Tuan Jord
Baca selengkapnya
Hamil
Karena ingin segera bertemu dengan putri kandungnya Tuan Jordan mengendarai Rolls Royce-nya dengan kecepatan tinggi. Hingga membuat gadis yang duduk di sebelahnya mencengkeram erat sabuk pengamannya karena merasa ketakutan.Tuan Jordan memang sengaja tidak membawa supir kali ini karena ia ingin membawa mobil sendiri.'Ya Tuhan kenapa Tuan besar membawa mobilnya seperti orang yang sedang kesetanan begini!' ucap Sari dalam hati dengan wajah memutih karena pucat.Sesekali gadis itu melirik ke arah sang majikan yang telah fokus dengan jalanan di depannya. Ingin rasanya Sari turun saja dari mobil ini karena ia masih ingin hidup lebih lama. Melihat gadis yang duduk di sebelahnya ketakutan Tuan Jordan pun akhirnya sedikit mengurangi kecepatan mobilnya."Apa kau takut Sari? Maaf tadi aku tidak sadar telah mengebut. Aku hanya ingin segera sampai di rumah dan bertemu dengan Bening putriku!" ucap Tuan Jordan mengurai
Baca selengkapnya
Gugurkan bayi itu!
"Apa yang ingin kau sampaikan kepada Papa sehingga mengajak Papa bicara empat mata begini. Seharusnya kau percepat agar tidak membuang-buang waktuku yang ingin segera bertemu Bening dan calon cicitku!" tutur Tuan sepuh setelah berada di ruang kerja putranya.Tuan Jordan tampak menghela nafasnya dalam lalu mengehembuskannya perlahan demi menormalkan detak jantungnya sebelum membuka suara kepada pria tua di hadapannya itu."Sebaiknya Papa duduk dulu!" ujar Tuan Jordan sembari menunjuk ke arah sofa yang terdapat di ruangan itu.Tanpa banyak bicara Tuan sepuh melangkah menuju sofa dan mendudukkan dirinya di atas sofa tersebut. Kemudian Tuan Jordan ikut mendudukkan dirinya disamping sang Ayah."Pa, apa yang akan Jordan katakan nanti ada hubungannya dengan Bening!"Mendengar penuturan putranya Tuan sepuh terlihat mengernyitkan keningnya. "Apa maksudmu jangan berbelit-belit. Katakan yang sebenarn
Baca selengkapnya
Bertemu dengan Abang Adam
Mata Bening mengejap tak percaya mendengar apa yang baru saja didengarnya. Opa menyuruhnya menggugurkan calon bayinya? Tidak ... tidak mungkin, ia pasti salah dengar! Begitu pikirnya."Ma-maksud Opa apa?!" tanya Bening memastikan."Gugurkan kandunganmu, Bening!" ucap sang Opa dengan lantang dan tegas.Ya Tuhan ternyata dia tidak salah dengar. Tapi bagaimana mungkin Opanya tiba-tiba berkata seperti itu. Sedangkan dulu pria tua itu sendiri yang mengatakan bahwa dirinya sangat menanti seorang cicit dari Arga dan Bening. Apa ... apa yang sebenarnya terjadi? Apa dirinya sedang berada di alam mimpi?Bening masih memaku di tempatnya. Namun lelehan air mata mengucur deras dari sudut matanya tanpa bisa ia cegah."Ta-tapi ke-kenapa Opa? Bukankah Opa sendiri yang mengatakan bahwa Opa sudah tidak sabar memiliki cicit dari Bening?!" lirih gadis yang mulai terisak itu."Kau tidak perlu
Baca selengkapnya
Mengasingkan diri
Sandra berdiri mematung di depan sebuah pintu kayu berukuran besar. Pintu sebuah rumah yang sudah lama tidak ia singgahi. Rumah yang memberinya begitu banyak kenangan baik itu suka maupun duka. Terakhir kali Sandra menginjakkan kaki di rumah ini saat malam di mana dunianya seakan runtuh. Ingatannya tentang malam itupun masih membekas hingga saat ini."Sandra ayo masuk. Kenapa cuma berdiam diri saja di situ?!" Suara bang Adam menginterupsi pendengarannya."Sepertinya Sandra tidak bisa bang. Sandra pergi dulu!"Belum sempat Sandra melangkah pergi dari tempat itu Adam sudah terlebih dulu mencekal tangannya."Sandra mau ke mana? Kau sudah terlanjur ada di sini, tinggal selangkah lagi. Mari masuk dengan abang!" bujuknya namun Sandra masih bergeming di tempatnya. Hingga-Ceklekk-Suara pintu terdengar dibuka dari dalam kemudian muncullah sesosok wanita tua yang begitu kaget meli
Baca selengkapnya
Perubahan sikap Tuan Jordan
Pagi ini Sandra mengajak Tuan Abraham untuk berjalan - jalan di areal komplek seperti biasanya. Kedua Ayah dan anak itu saling bercengkerama di taman yang terletak tidak jauh dari rumah keluarga Abraham."Papa inget nggak dulu waktu kecil Papa sering ngajak Sandra bermain di taman ini. Taman ini semakin luas dan bagus ya, Pa. Nggak pernah berubah dari dulu dengan ciri khasnya," ucap Sandra dengan mengedarkan pandangannya ke sekitar taman."I-ya Pa-papa i-ingat duyu kaaamu uka mi-minta beyikan pemen ka-kapas di sini," ucap sang Papa dengan terbata-bata bahkan artikulasinya banyak yang tidak jelas namun Sandra masih bisa memahaminya.Meskipun sekarang Tuan Abraham tidak bisa berbicara lancar seperti dulu, Sandra tetap mengajaknya berbicara untuk melatih otot rahangnya agar tidak kaku. Sesuai dengan apa yang telah dokter anjurkan."Sekarang karena Sandra sudah besar dan mampu membeli permen kapas sendiri. Maka Sandra yang akan membelikannya untuk Papa. Papa
Baca selengkapnya
Pengakuan Juwita
Siang ini adalah waktu yang telah ditentukan oleh Juwita untuk pertemuannya dengan Sandra.Sedari pagi Juwita sudah harap-harap cemas menantikan datangnya saat ini. Wanita seksi itu sudah belajar untuk merangkai kata seindah mungkin agar Sandra tidak terlalu terkejut dengan pengakuannya nanti. Apalagi sampai membuat sahabat baiknya itu marah dan kecewa kepadanya. Sungguh Juwita tidak bisa membayangkannya.Juwita sudah datang ke tempat yang telah mereka sepakati 20 menit lebih awal agar ia lebih bisa mempersiapkan diri dan juga mental untuk menghadapi Sandra. Karena Juwita tahu Sandra pasti akan marah kepadanya. Tapi itu adalah hal yang wajar ditunjukan oleh seorang Ibu jika menyangkut anaknya. Meskipun bisa dibilang hubungan Ibu dan anak itu tidak harmonis. Namun ikatan darah mereka tidak mungkin bisa dipungkiri. Karena darah lebih kental dari pada air."Ya Tuhan apa yang harus aku katakan kepada Sandra nanti?!" Juwita tampak duduk gelisah menunggu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status