Semua Bab My Sugar Mommy: Bab 61 - Bab 70
105 Bab
Episode 61 Akhirnya ...
Bab 61 Aku terperanjat ketika lampu di kamar menyala. Ternyata aku tertidur dengan pulas di kamar tamu rumah Sarah.  Mata ini masih terasa berat. Siapa yang mengganggu tidur pulasku. Sudah seperti seorang raja yang tidur di kasur empuk dengan pendingin ruangan yang nyaman.  Tangan halus menepuk pipiku. Perlahan nampak sosok wanita yang duduk di samping tempat tidur.  Harumnya sudah sangat kukenal. Yang selalu hadir dalam hayalan indah dan ingin selalu meneguk manisnya candu. Sedikit memicingkan mata ketika melihat Sarah membelai pipiku. Aku tersenyum dan ingin menggodanya. Badanku menggeliyat dan memeluk tubuh rampingnya.  "Sayang, bangun! Udah malam nih.Katanya mau bikin spagetti," bisiknya di teli
Baca selengkapnya
Episode 62 Suapan Cinta
Bab 62 "Aku angkat ya,Sayang," pinta Sarah sambil menatapku.  Aku hanya mengangguk melanjutkan makan mi spagetti. Sesekali tanganku menyuapi Sarah yang ada di sampingku.  Santi masih berusaha untuk menelponku. Kali ini Sarah yang akan mengangkat panggilan seluller dari Santi.  "Coba, Sayang aku ingin mendengar suaranya Santi!" ujarku di sela suapan mi untuknya.  "Diih. Kangen ya!" sindir Sarah.  Dia mengerlingkan matanya seakan menggodaku. Aku hanya melotot ke arahnya. Sarah menyalakan tombol pangeras suara pada ponselku sehingga aku bisa mendengarkan percakapan mereka.  "Sayang, coba kita kerjain dia. Ka
Baca selengkapnya
Episode 63 Rindu Yang Terobati
  Aku memeluk guling yang ada di kasur Sarah. Memejamkan mata sejenak untuk menikmati sensasi harum di ruangan Sarah.  Bau wangi yang khas untuk menambah segar ruangan itu. Tiba-tiba Sarah sudah memelukku dari belakang dan mencium pungggungku.  Tangannya mengusap halus leherku. Aku menggeliyat menghadap ke arahnya. Seraut wajah ayu nan sederhana. Walaupun tidak muda lagi tetapi masih kelihatan segar dan bercahaya.  Aku ganti memeluknya dalam dekapanku. Wajahku hampir menempel di hidung mungilnya. Tak sabar aku menggigitnya pelan.  "Sayang, apa sih yang paling kamu inginkan dari pernikahan ini?" tanya Sarah sambil mengelus jambang tipis di wajahku.  Aku belum menjawabnya. Tanganku masih akt
Baca selengkapnya
Episode 64. Rapat Penentuan
Bab 64  Aku dan Sarah memasuki ruangan meeting. Agak terlambat karena semuanya sudah hadir.  Semua mata tertuju padaku. Apalagi Pak Sony yang menatap dengan pandangan seperti penjahat.  "Selamat pagi, semua," sapa Sarah dengan ramah.  " Pagi, Jeng," jawab Pak Hans sambil tersenyum. Laki-laki ganteng dan macho itu juga menatapku. Aku membalas dengan senyuman ramah. Agak sedikit kikuk tapi bisa menguasai diri.  "Selamat pagi!" sapaku kepada semua orang yang hadir di situ.  "Silahkan, Pram!" Sarah mempersilahkan aku duduk di sampingnya.  "Terima kasih, Mom," jawabku.  Aku duduk dengan canggung. Apa
Baca selengkapnya
Episode 65 Mengendus kebusukan
Bab 65. Aku terkejut ketika Sarah langsung memelukku. Kubalas dengan mencium keningnya.  "Apa sih, Sayang?" tanyaku dengan meraih dagunya.  Kalau di ruangan seperti tidak kenal. Giliran  berdua langsung kangen. Duuh Sarah.  "Selamat ya, sudah menjadi Chef di restoran Aska," katanya manja.  "Makasih ya," kataku.  "Eh,pintu masih terbuka. Gak enak nanti ada yang melihat," ucapku ketika melihat pintu ruangan Sarah masih terbuka.  Perlahan aku menutup pintu dan menggandengnya ke kursi kerjanya.  "Sekarang Bu Bos kerja dulu, ya. Pacarannya nanti aja," godaku.  Sarah hanya menurut ketika ak
Baca selengkapnya
Episode 66 Mendapat Ancaman
    Aku meringis kesakitan.  Darah keluar dari luka yang tertusuk kaca. Refleks tangan meraih tisu yang ada di dekat kaca depan.    Sarah cemas melihat luka yang ada di tangan kanan. Dia keluar mobil dan membuka pintu mobil sebelah kanan. Dengan sigap meraih kotak P3K di laci  mobil.    "Cuma luka ringan, Yang," desisku menahan perih ketika tangannya dengan cekatan membersihkan luka bekas kaca.    "Sttttt," sela Sarah.   Kupandangi wajah ayu yang membungkuk membungkus luka. Begitu perhatian dan penuh kasih. Tangan kiri mengelus kepalanya yang terbalut jilbab.      "Terima kasih, ya, Sayang," ujarku.    Luka di tan
Baca selengkapnya
Episode 67 Minta Izin Aska
Bab 67   Aku membaca pesan ancaman itu. Tidak tahu siapa yang mengirimnya. Aku menghela nafas untuk meringankan beban yang kembali menyesakkan dada. Inilah  dunia bisnis. Pasti banyak orang yang tidak suka dengan kesuksesan restoran  Sarah. Atau ada orang yang tidak suka karena aku dekat dengan Sarah dan menjadi orang kepercayaan Sarah. Siapa ya? "Yuk, kita pulang," ajaku dengan menggandeng tangan Sarah. Kami berpamitan dengan penjual bakso dan semua yang hadir di warung itu.  Dengan sabar aku mencari taksi untuk kembali ke rumah Sarah. Aku melupakan sejenak pesan ancaman dari orang yang tidak kukenal.  @@@  "Surprise?!" teriak anak-anak ketika ka
Baca selengkapnya
Episode 68 Pembukaan Caffe Baru
  Siang ini adalah hari yang sangat ditunggu Aska. Pembukaan cafe baru miliknya. Ibunya telah memberikan kepercayaan yang sangat besar padanya. Usianya mungkin masih terlalu belia. Namun Sarah sudah mengenalkan pada dunia bisnis. Dunia kuliner yang digeluti Sarah.  Aska mengenakan jas warna hitam dengan celana warna hitam. Sepatu kulit dengan model pria yang elegan. Bos kecil itu nampak seperti pria dewasa. Dengan postur tubuh yang tinggi dan hidung mancung. Sementara rambutnya disisir rapi. Pandangan matanya berwibawa menatap semua yang hadir di acara itu.  Sarah berdiri di samping putra sulungnya dengan anggun. Setelan rok hitam menjuntai dengan blazer yang elegan. Dipadu dengan hijab warna biru muda.  Riasan wajah yang sederhana tidak terlalu tebal. Wanita itu menebarkan  senyum kepada semua yang hadir.  Ak
Baca selengkapnya
Episode 69 Saat Yang Dinantikan
  Hans mengambil tangan kananku. Luka bekas pecahan kaca itu sudah mengering. Sedikit terkejut dengan gelagat Hans yang aneh. Lalu dia juga meraih tangan kanan Sarah. Sementara Aska hanya memperhatikan drama romantis yang ada di depannya.  "Sarah, sudah lama aku menaruh hati padamu. Ternyata pemuda ini yang bisa meluluhkan semua kesombonganmu. Aku akan selalu mendukungmu, Sarah. Akan tetap menjadi relasi bisnis yang solid," ujar Hans menatap Sarah lembut.  "Pram, nitip Sarah!" Hanya kalimat pendek itu yang keluar dari mulutnya.  Tangan kiriku menumpang di atas tangan Hans. Menatap laki-laki paroh baya yang masih terlihat macho itu. Dia juga mempunyai sikap layaknya seorang pria sejati.  "Aku akan menjaganya, Pak Hans," janjiku padanya.&
Baca selengkapnya
Episode 70 Malam di Puncak Bogor
   Akhir-akhir ini aku sering mendapatkan pesan ancaman dari orang yang tidak kukenal. Entah apa yang dia inginkan. Aku tidak pernah menggubrisnya. Mungkin orang yang iri dengan keberhasilan yang telah kucapai.  Setelah diangkat menjadi CEO dan menjadi Chef utama di Aska Caffe, aku lebih sibuk lagi. Apalagi restoran Sarah yang semakin ramai.  Pergantian tahun baru ini, Sarah mengajakku untuk berlibur ke Puncak Bogor. Sementara anak-anak sudah diambil tantenya untuk kumpul bersama. Sebenarnya aku ingin anak-anak ikut dengan kami. Sarah tidak mengatakan kalau akan pergi ke Puncak. Mereka belum tahu kalau kami sudah menikah.  Sejak siang, Aska dan kedua adiknya sudah berangkat ke rumah tantenya. Di sana mereka akan berenang dan kumpul dengan anak tantenya.&
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status