All Chapters of I Love You, Pak HRD!: Chapter 11 - Chapter 20
60 Chapters
11.Muncul Lagi
Rendra terdiam di atas tempat tidurnya. Masih dalam keadaan belum mengganti pakaiannya sama sekali. Hatinya gusar. Sebuah kebohongan yang ia katakan pada istrinya sebelum mereka menikah dulu, terbayang kembali.   "Mas belum pernah nikah sama sekali?"   Nadia melontarkan pertanyaan itu yang langsung membuat Rendra terdiam seribu bahasa. Jika ia jujur, pasti Nadia akan langsung membatalkan pernikahan mereka. Siapa sih, seorang gadis berusia 20 tahun yang mau dinikahi dengan pria berumur 35 tahun yang sudah pernah menikah sebelumnya?   Lain kalau gadis itu tipe perempuan matrealistis dan Rendra yakin, Nadia bukan tipe perempuan seperti itu.   Dan saat itu, Rendra memil
Read more
12.Dihindari,Malah Menghampiri
Author POV Bila hakim telah mengetuk palu, maka keputusan sudah mutlak, tak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Sama halnya dengan keputusan Jerry Andrean yang memutuskan untuk Family Gathering di Malaysia. Keputusan yang tak akan bisa dibantah dan ditolak oleh siapapun di perusahaannya. Apalagi Rendra yang jabatannya jauh dibawah Jerry. Keputusan itu Jerry umumkan berdasarkan hasil voting seluruh karyawan kantor yang kebanyakan memilih Malaysia sebagai destinasi dibanding Bali. Dari 100% hasil suara, hanya 19,5% yang memilih Bali. Apalagi perjalanan wisata ini mutlak semua biaya yang menanggung adalah perusahaan, kecuali budget oleh-oleh, paspor, visa, dan uang saku. Tentu saja mereka semua rata-rata memilih negara yang memiliki Menara Kembar tersebut. Hari Jum'at pekan ini mereka berangkat. Dan diantara semua wajah bahagia itu, hanya Rendra yang bermuram durja dengan keputusa
Read more
13.Rendra ingin Nadia tinggal
❤❤❤       "Mas? Ada yang mau dimasukin lagi nggak ke koper?"   Rendra menggeleng pelan. Sejak tadi, Nadia yang sibuk memasukkan barang-barang ke koper sementara dia asyik rebahan di kasur. Bukan bermaksud menjadi suami pemalas, namun, Rendra benar-benar kehilangan semangat untuk pergi ke Malaysia besok.   "Udah masuk semua, Nadia. Besok tinggal berangkat. Kamu daritadi sibuk ngurusin itu sampe lupa sama suami."   Nadia berdecak sembari bertolak pinggang. "Nanti kalo ada yang ketinggalan 'kan repot, Mas."   Nadia tak ingin protes k
Read more
14.Setelah sekian lama
Rendra POV Hari ketiga sekaligus hari terakhir kita ada di Kuala Lumpur setelah dua hari sebelumnya abisin waktu buat explore Malaysia. Wisatanya sih nggak pergi ke banyak tempat. Cuma ke Genting Highland, Penang, sama Gua Batu. Baru tadi siang terakhir ke Menara Kembar baru wisata belanja ke daerah Selangor. Abis itu kita semua termasuk Pak Jerry dan istrinya dibiarin istirahat di hotel. Baru besok siang balik ke Jakarta. Tempat yang nggak kesampaian buat kita datengin itu cuman Studio Animasinya Upin-Ipin. Padahal Nadia pengen banget katanya kesitu. Pengen ngeliat Gopal katanya. Dan disaat yang lain pada istirahat, gue sama Nadia masih harus pergi ke satu tempat lagi. Kemana lagi kalo bukan acara pertunangannya Agung sama calonnya itu. Untungnya, rumah Agung yang ada disini nggak jauh dari hotel tempat kita nginep. Dan sekarang, gue lagi nungguin Nadia dandan. Sambil nunggui
Read more
15.Pupus
"Eh, Syifa?" Nadia kaget saat mendapati Syifa memandangi Rendra dengan tatapan sendu dan hampir meneteskan air mata. Saat ditanya berulang kali, perempuan itu tak mengeluarkan suaranya dan masih terus memandangi Rendra. Membuat Nadia bingung sendiri. Ada apa Syifa dengan suaminya? "Mas? Mas kenal Syifa?" Rendra menelan salivanya. Ia langsung menggeleng gugup. "Enggak. Kenal darimana? Mas juga bingung ini kenapa dia daritadi ngeliatin Mas sampe kayak gitu. Ditanya, diem aja. Udah gila kali ya?" Nadia sontak menyentil kening suaminya, takut Syifa tersinggung. Pandangan Nadia kembali fokus ke arah Syifa yang kini tertunduk lesu. "Syifa? Kenapa?" Syifa lagi-lagi diam. Ia tak tahu lagi harus berkata apa saat mengingat Rendra baru saja menyebutnya perempuan gila. Rendra pura-pura tak mengenalnya. "Kamu kenal dia, Nadia?" Sekali lagi, akt
Read more
16.Penjelasan
Tiga bulan kemudian... Rendra POV Alhamdulillah, udah tiga bulan berlalu sejak kejadian itu. Nggak ada tanda-tanda, si Syifa bakalan mencoba masuk ke hidup gue lagi, maupun ke hidup istri dan keluarga besar gue. Syukur, mungkin dia juga udah sama kayak gue, mau ngubur masa lalu itu pelan-pelan seolah nggak ada terjadi apa-apa diantara kita dulu. Dan Alhamdulillahnya lagi, pernikahan gue sama Nadia udah masuk sembilan bulan dan usia kandungan Nadia udah lima bulan, time flies so fast. Rasa-rasanya baru kemarin gue nembak Nadia. Gue nggak sabar nunggu anak gue lahir. Semoga aja terus begini kedepannya. Gue sama Nadia bisa hidup tenang tanpa takut lagi sama bayang-bayang masa lalu. Demi Allah, gue beneran mau bangun rumah tangga yang sakinah sama Nadia. Nggak ada yang lebih gue pengen di dunia ini daripada keba
Read more
17.Anugrah
Tiga bulan kemudian. Nadia sejak tengah malam tadi, mulutnya manyun tanpa henti. Ia kesal setengah mati. Padahal hari ini ulang tahunnya, tapi Rendra hanya bersikap biasa saja. Seolah hari ini hari biasa.   Jangankan kejutan, ucapan pun tak ada.   Membuat Nadia bertanya dalam hati. "Masa sih Mas Rendra nggak inget? Sepikun itukah dia??"   Nadia rasa belum waktu nya suaminya untuk punya penyakit pikun kecuali Rendra akhir-akhir ini kepalanya terbentur sesuatu. Tapi,
Read more
18.Penyatuan
Rendra POV Aduh, mandi malem lagi. Takutnya, kebanyakan mandi malem jadi rematik ntar. Ya tapi gimana? Akhir-akhir ini kesibukan gue luar biasa. Tapi, demi cuan untuk istri dan si buah hati, nggak apa-apa deh gue capek sekarang. Asal masa depan anak dan rumah tangga terjamin. "Massss!!" Aduh, si Nadia. Pasti kebelet pipis lagi. Emang sering gitu tuh dia. Paling nggak bisa liat gue lama-lama di kamar mandi, pasti langsung minta gantian karena dia kebelet pipis. "Sabar, Sayang. Mas lagi sabunan!" teriak gue dari dalem. Gue lanjutin mandi sampe satu menit kemudian, Nadia teriak lagi. "Masss!! Perut aku sakit!!" Gue yang ngedenger itu mendadak panik. Langsung bilas badan dan ngelilitin handuk asal-asalan. Pas gue keluar dari kamar mandi, Nadia udah terkapar di lantai sambil megangin perutnya. Astaga, gue bener-bener ng
Read more
19.Perubahan
Author POV "Sayang, masih ngantuk?" Rendra yang mendengar itu langsung membuka matanya. Nadia tersenyum. Kasihan juga suaminya. Seminggu jadi orang tua, Nadia kerap kali mendapati Rendra yang ketiduran dimana saja. Entah itu saat di meja makan, sedang menonton televisi, atau bahkan saat dia tengah chattingan dengan Jerry! Rena yang suka terbangun tengah malam karena haus atau mengompol, membuat jam tidur orang tua baru ini sedikit berkurang. Dan Rendra adalah tipe orang yang susah untuk tertidur lagi setelah terpaksa terbangun seperti itu. Rendra mengangguk lalu menyesap kopinya. "Kan udah aku bilang, Mas. Biar aku aja yang gantiin popoknya Rena, Mas lanjut tidur aja. Ini malah maksa nemenin aku." "Apa kamu pikir Mas tipe orang yang tega ngeliat istri sendiri begadang kayak gitu sementara Mas asyik lanjutin tidur?" Nadia menyajikan 2 piring nasi gor
Read more
20.Kasih Sayang
Rendra POV "Kan aku bilang juga apa, Mas? Istirahat aja ngumpung lagi nggak lembur, malah ngajak jalan-jalan. Mas tuh bukan robot, perlu waktu buat istirahat. Tumbang juga 'kan akhirnya??" Buset, Nadia. Suaminya sakit gini, malah diomelin. Ya, tapi salah gue juga, sih. Kondisi badan emang lagi nggak fit waktu gue pulang kerja kemaren. Tapi gue paksa sehat-sehatin biar bisa ngajak Nadia sama Rena jalan-jalan. Dan akhirnya, gue tumbang juga. "Jangan ngomel-ngomel mulu, Sayang. Ntar Mas tambah sakit, lho!" bujuk gue biar Nadia berhenti ngomel. Bukannya berhenti, Nadia malah semakin ngeluarin taring. "Siapa yang nggak marah kalo suaminya nggak nurutin omongan istri?! Disuruh istirahat, makan di rumah, malah ngajak makan rawon!" Aw, syerem sekali. Dan gue cuma bisa ngeluarin satu jurus suami buat menenangkan emosi istri. "Ya udah. Mas salah, Mas minta maa
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status