All Chapters of I Love You, Pak HRD!: Chapter 21 - Chapter 30
60 Chapters
21.Tanpa Keraguan
Nadia POV Seumur hidup gue, baru kali ini gue ngerasain gugup yang luar biasa, dan lagi-lagi dengan orang yang sama. Dulu waktu interview, gue juga gugup kayak gini pas masuk ruangannya seorang HRD yang udah jadi suami gue sekarang.Nah sekarang, lagi-lagi gue kudu gugup buat yang kedua kalinya buat ngomong sama Mas Rendra, mau bahas perihal dia yang mau ikut apa enggak terbang ke Malaysia hari Sabtu pekan ini. Pasti deh ada aja alesannya dia buat nolak. Sampai sekarang gue nggak tau alesan dia kenapa ogah banget kalo diajak ke Malaysia. Apa suami gue alergi sama Upin-Ipin? Lagian, Gung! Kenapa mesti jauh banget sih lo nikahnya?! Ya walaupun tiket pesawat sama hotel dia yang bayarin, tapi 'kan harus nyebrang negara juga. Malah repot kudu bawa bayi begini ke pesawat. Belum lagi bujuk Mas Rendra supaya mau ikut. Ya tapi, kalo gue nggak bisa
Read more
22.Kisah Yang Sama
Author POV Tiga hari sebelum keberangkatan mereka ke Malaysia. Semua keperluan sudah disiapkan mereka berdua, tinggal menunggu hari H nya saja. Mereka akan berangkat hari Jum'at sore, sesuai tiket yang akan dipesan Agung tempo hari. Pernikahan Agung sendiri akan dilaksanakan di hari Minggu di Selangor, Malaysia. Keperluan mereka hanya sedikit memakan tempat di koper, tapi keperluan Rena yang lumayan banyak. Apalagi ini kali pertama bayi mungil itu pergi ke luar negeri. "Enak ya kamu Sayang, belum umur satu bulan aja, udah ngerasain liburan ke luar negeri, abis itu lanjut ke Aceh. Nah, Mama? Baru umur 21 tahun baru dapet kesempatan ke luar negeri kayak begini. Jangankan luar negeri, keluar dari Jakarta aja, jarang banget. Paling jauh ke Puncak, itupun pas Almarhum Eyang kamu hidup. Nasib kamu bagus ya Sayang, anak Mama. Semoga kedepannya bagus terus ya, Aamiin," ujar Nadia yang baru saj
Read more
23.Bertemu Lagi
Author POV Seolah Tuhan dan semestanya ingin terus mengingatkan seorang manusia pada rahasia yang ingin ia tutupi. Begitulah sekarang ini cara Tuhan menarik Rendra untuk datang ke Negara ini lagi. Malaysia. Sebuah negara dimana dulu ia memulai rumah tangga yang tak di inginkannya sama sekali. Berpasangan dengan perempuan yang tak pernah ia kenal sama sekali sebelumnya. Menjalin hubungan hampa selama beberapa bulan sampai pada akhirnya secara tak sadar, si perempuan pun hamil. Keduanya pun heran, bagaimana bisa mereka yang awalnya saling tak bertegur sapa walau seatap, lalu tiba-tiba mendapat kabar mengejutkan seperti ini? Si perempuan yang bahagia walau harus mengandung anak dari seorang suami yang tak mencintainya. Diam-diam, ia sudah jatuh cinta dengan lelaki itu saat pertama kali bertemu. Dalam hatinya, ia yakin si lelaki semakin lama akan jatuh cinta juga padanya. Namun perkiraann
Read more
24.Pura-Pura Tak Kenal
Hatinya begitu remuk saat melihat seorang laki-laki yang masih dicintainya hingga sekarang. Namun ia telah berjanji pada dirinya sendiri kalau ia tak akan menghancurkan atau berniat menganggu apa yang sudah dimiliki orang lain. Dengan susah payah, Syifa menahan air matanya yang sudah menggenang di pelupuk matanya. Pandangannya kemudian beralih pada seorang perempuan manis yang menyapanya dengan senyum. "Eh, Nadia, dah lama tak jumpe. Kabar baik, ke?" Ya, setidaknya kali ini ia harus berpura-pura agar semuanya baik-baik saja. Selain janji dengan sendiri, janjinya pada Rendra untuk tak mengganggu hidup laki-laki itu lagi, juga harus ia penuhi. Walaupun hatinya kini teramat perih. Seseorang yang dicintainya kini sudah bahagia dengan orang lain. "Alhamdulillah. Oh ya, kemarin sepertinya belum sempet kenalan. Ini suamiku, dan ini anakku Rena." Yang Nadia tak tahu disini adalah, dia sedang
Read more
25.Terima Kasih
Author POV "Mas pergi sendiri aja ya? Kasian Rena kalau dibawa jalan pasti tambah rewel." Hari ini hari terakhir mereka di Malaysia dan sore ini akan terbang langsung ke Aceh sesuai rencana mereka. Dan pagi ini rencana mereka bertiga akan jalan-jalan sebentar ke pusat oleh-oleh sebagai buah tangan untuk Yuni dan teman-teman dekat mereka di Jakarta. Namun saat melihat Rena yang rewel karena agak demam, terpaksa Nadia meminta Rendra untuk pergi sendiri. "Ya udah deh. Mau Mas sekalian beliin obat nggak buat Rena, Sayang?" "Nggak usah, Mas. Nanti siang juga paling agak mendingan. Rena cuma butuh tidur kayaknya. Dari kemarin 'kan dia kurang tidur." "Oke, Mas pergi dulu kalo gitu." Rendra berjalan keluar hotel sambil memikirkan sesuatu. Permintaan Fahri semalam benar-benar membuatnya bimbang. Ini adalah pilihan antara menyenangkan orang y
Read more
26.Bertemu Mama
Author POV Yuni mengedarkan pandangannya ke seluruh penumpang pesawat yang baru saja tiba dari Malaysia di pintu kedatangan bandara. Setelah hampir lima menit mencari-cari, matanya menangkap seseorang yang sangat dikenalinya. "Tri, Nadia!" Yuni melambaikan tangannya agar anak dan menantunya itu juga melihatnya. Hari ini bandara penuh sesak sekali hingga butuh waktu sekian detik bagi Rendra dan Nadia untuk mendengar teriakan Yuni. "Mama!" Rendra dan Nadia segera menyusul Yuni yang sudah menyambut mereka dengan senyum super sumringah. Satu bulan tak bertemu, Yuni lega luar biasa saat melihat anak, menantu dan cucunya dalam keadaan sehat dan selamat sampai di Aceh. Rendra dan Nadia mencium punggung tangan Yuni dan memeluknya bergantian. "Kangen banget sama Mama," ujar Nadia. Jika rata-rata menantu lain suka menghindari Mama mertua, tap
Read more
27.Kebersamaan
Rendra POV "Mas minta maaf, Nadia. Tolong jangan tinggalin, Mas!!" "Mas udah bohongin aku dari awal kita nikah, Mas!! Siapa yang terima dibohongin dan ditipu kayak gitu??!! Mas bilang Mas itu belum pernah nikah, tapi apa nyatanya?!! Pokoknya aku nggak mau tau lagi, aku minta pisah!!" "Enggak Nadia, enggak!! Jangan tinggalin Mas. Kamu udah janji, Nadia!! " Gue berusaha ngejar Nadia. Tapi entah kenapa Nadia, tenaga Nadia kuat banget sampai bisa ngelepasin genggaman gue dan lari kenceng begitu aja. Lari Nadia kenceng banget sampai gue nggak bisa ngejar dia dan perlahan pun Nadia menghilang, nggak ada jejaknya sama sekali. Aneh. "Nadia!!!" Gue panggil biar Nadia muncul lagi. "Nadia!! Kamu dimana??!! " Gue mulai frustasi, Nadia bener-bener hilang kayak di telan bumi. Gue terus manggil-manggil nama dia sampai akhirnya gu
Read more
28.Permintaan Mama
Nadia POV Ini hari kedua kami ada di Aceh. Serius, pemandangan di Aceh itu indah banget. Adem, angin sepoi-sepoi. Dan Alhamdulillah, rumahnya Mama disini tuh kalau mau ke pantai cuma jarak beberapa langkah doang. Jadinya kalau lagi duduk di teras depan, pemandangannya tu langsung laut lepas, lengkap dengan sunsetnya kalo di sore hari. Seperti sekarang ini. Gue sama Mama nyantai di teras sambil ngeliatin suami gue, Mas Reza dan Mas Regi main bulu tangkis di halaman depan. Sesekali, nusambil goyang pelan ayunannya Rena biar dia nggak bangun dari tidurnya. Ayunan ini oleh-oleh dari Mas Regi. Kebetulan, berguna banget buat selama disini. "Mama apa nggak masuk angin ya kalo duduk di teras setiap hari kayak gini?" tanya gue polos dan Mama pun ketawa. "Ya enggaklah, Nadia. Mama 'kan jarang ada waktu buat duduk nyantai kayak gini. Kerjaan Mama itu nggak bisa ditinggal barang sehari aja." "Alh
Read more
29.Ungkapan Cinta
Author POV Malam telah tiba. Setelah seharian berkumpul dengan keluarga, bercanda dan tertawa, bercerita tentang apa saja yang bisa mengocok perut, mereka semua pun masuk ke kamar masing-masing. Lusa, ketiga saudara itu sudah harus pulang. Kembali ke rutinitas masing-masing. Sementara Yuni harus tinggal disini, masih banyak urusan bisnis kopinya yang harus ia selesaikan. Nanti saat Hari Raya Idul Fitri, ia janji akan pulang ke Jakarta. Jika biasanya suara kendaraan yang lalu lalang yang menemani mereka di malam hari. Kini, digantikan dengan suara deburan ombak yang menghantam karang. Hanya sesekali kendaraan yang ikut bersuara. Benar-benar nyaman sekali disini. "Nadia?" Nadia yang sedang menyisir rambutnya pun menoleh. "Kenapa, Mas?" "Udah nyetok ASI kan?" Nadia menggeleng pelan."Belum. Besok aja pagi-pagi." "Kalau
Read more
30.Sebuah Permintaan
Nadia POV Pas turun dari mobil, gue langsung buru-buru lari ke bibir pantai. Ngebiarin telapak kaki basah sama air laut. Alhamdulillah, setelah dua tahun nggak ke pantai, hari ini akhirnya terwujud juga. Mana cakep bener lagi ini pemandangannya. Subhanallah. Sesuai apa yang Allah firmankan di dalam Surah Ar-Rahman,"Nikmat TuhanMu yang manakah yang kamu dustakan?", gue bener-bener bersyukur banget sama apa yang Allah kasih ke gue. Di umur 20 tahun, gue dikasih kado terindah sama Allah dengan persatuin gue sama Mas Rendra dengan ikatan pernikahan. Setelah Allah ambil lagi Papa ke pangkuannya, ternyata Allah juga ngasih kebahagiaan setelah duka yang gue alamin. "Alhamdulillah Ya Allah, terima kasih," ucap gue sambil memejamkan mata. Mencoba mensyukuri semua anugerah yang terjadi di hidup gue satu tahun belakangan ini. Bener-bener nggak bisa di ungkapin pake kata-kata.
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status