All Chapters of Richardo Elios: Chapter 71 - Chapter 80
119 Chapters
71. Flashback: Ahli Waris
CKLEKK!!Pintu terbuka dengan lebar, terlihat seorang pria yang datang dengan keadaan yang tergesa-gesa, dia menatap seseorang yang sedang duduk santai sambil meminum teh hangatnya."Apa saya datang terlambat?" tanya pria itu."Tidak, aku juga hanya menunggu disini beberapa detik saja," ucap pria itu dan masih menikmati tehnya."Baguslah, jadi apa bisa kita mulai, tuan Loren?" tanya Roger dan duduk di depan kursi pria yang bernama Loren.Loren menatap Roger sesaat, dia pun meletakan teh dari tangannya dan mengambil sesuatu berkas dari dalam tasnya."Jadi maksud kedatanganmu kesini untuk mencari tahu siapa ahli waris keluarga Elios?" tanya Loren tapi tangan dan matanya tak lepas dengan berkas-berkas di depannya.Roger mengaggukkan kepalanya pelan. "Iya, aku takut jika ahli waris keluarga Elios jatuh di tangan yang salah."Loren menghentikan gerakan tangannya, dia menatap Roger sesaat, lalu kembali ke aktivitasnya.Roger m
Read more
72. Flashback: Pertemuan Roger dan Jakson
Pagi bersinar cukup terang, terlihat orang-orang sudah berjalan melakukan aktivitas mereka, tak lupa akan ciutan burung-burung yang bertebrangan di angkasa. Terlihat seorang pria baru saja memasuki sebuah rumah kediaman keluarga Hernandos. KRIETT!! Pintu terbuka dengan lebar, pria itu menatap beberapa kumpulan orang yang sedang menyantap sarapan pagi mereka. "Apa maksud kedatanganmu ketempat ini, Roger?" tanya Jordan Hernandos, ayah kandung Roger dan Justin. "Kenapa kamu sekejam ini pada anakmu sendiri, aku datang hanya untuk menyapa keluargaku," jawab Roger sembari menduduki sofa, tak lupa tangannya mengambil beberapa camilan di atas meja, lalu memakannya. Justin menghentikan makannya, dia menatap kakaknya yang tengah duduk santai itu. "Kamu terlihat santai, padahal baru beberapa hari yang lalu kamu sedang berduka," ucap Justin dan membuat Roger sedikit tak suka dengan ucapan itu. Roger meletakan camilannya, dia menata
Read more
73. Flashback: Beban Amanda
"Jadi dimana dia sekarang?" tanya seorang wanita kepada orang yang dia telfon.Orang itu menjawab. "Dia baru saja keluar dari rumah keluarga Hernandos, ah ... dia juga sempat menemui salah satu petugas kebersihan keluarga Hernandos.""Apa dia sudah pergi dari kediaman Heranandos?" tanya wanita itu lagi."Iya, dia sempat memberikan kartu pengenalnya kepada petugas itu, lalu dia pergi dengan mobilnya," jawabnya dengan jelas."Petugas siapa yang dia temui? Cari tahu tentang pria itu, dan jangan sampai kamu kehilangan jejaknya, Loren," ucap wanita itu, dia berpegang teguh kepada Loren."Baik Non Amanda, saya akan lakukan semampu saya," ucapnya dan langsung mematikan telepon.Amanda menghela nafasnya kasar, dia tak percaya, kini salah satu orang yang dia curigai adalah suaminya sendiri.Walau beribu-ribu orang, bahkan saudara terdekat, entah kenapa Amanda merasakan bahwa Rogerlah dalang di balik pembunuhan ayahnya."Kepalaku pusing,
Read more
74. Flashback: Anggota Baru Black Tiger
Jam menunjukan pukul 22:00 tepat, terlihat seorang pria menatap gedung kosong yang terlihat begitu menyeramkan.Pria itu sedikit ragu untuk berjalan masuk kedalam gedung, dia takut jika dia akan dikhianati oleh orang itu."Kenapa dia memintaku untuk bertemu di tempat ini? Apa dia mau menjebakku?" batin Jakson, dia menatap pesan yang dikirimkan Roger.Jakson hanya bisa memandangi gedung itu, dia masih saja sensitif dan tak bisa mempercayai Roger begitu saja, apalagi mereka baru saja bertemu tadi pagi.TING!Bunyi pesan masuk, Jakson menatap layar ponselnya lagi, dia membaca pesan yang dikirimkan Roger."Aku punya sesuatu didalam sini, tenang saja, aku tidak akan mengkhianatimu, justru kamu akan bahagia jika kamu masuk kedalam gedung ini, Jakson Helio."Pesan itu tertulis jelas di layarnya, Jakson menatap sekeliling, dia meneguk salivanya kasar."Apa aku di awasi? Dimana mereka?" batin Jakson takut, bahkan di dalam kegelapan ini,
Read more
75. Flashback: Rencana Pengeboman
BRAKK!!Sebuah tas hitam besar terjatuh tepat di depan seorang pria, pria itu menatap tas itu dan memeriksanya."Bagaimana? Apa kurang cukup?" tanya Jakson sambil menunjukan smirk di bibirnya.Setelah malam di saat Jakson bergabung dengan Black Tiger, Roger telah menyusun sebuah rencana.Roger menyuruh Jakson untuk mencari sebuah bom ilegal di pasar gelap, dia sudah lama mencari bom, tapi rencananya selalu gagal untuk memasuki pasar gelap.Bahkan Roger bersyukur sempat mengambil Jakson sebagai anteknya, dia tahu bahwa Jakson merupakan mantan seorang kriminal di pasar gelap.Roger terkekeh pelan, dia tak percaya akan mendapatkan barang yang dia inginkan secepat ini, dia kagum dengan koneksi yang dimiliki Jakson."Ini sudah cukup, terima kasih Jakson," jawabnya sembari tersenyum dan menatap bom itu.Jakson ikut tersenyum ketika melihat senyum Roger. "Apa yang kamu lakukan dengan bom ini? Roger?" tanya Jakson, dia dari kemarin ing
Read more
76. Flashback: Telepon Iseng
Sunset di sore hari telah mengeluarkan warnanya, terlihat burung-burung yang bertebrangan hendak pulang ke rumahnya, tak hanya binatang, para manusia yang bekerja juga pulang ke rumah mereka masing-masing.Di sebuah rumah sakit, terlihat seorang dokter muda yang cantik baru saja keluar dari ruangan pasiennya.Gadis itu memeriksa tasnya takut ada yang ketinggalan, hari ini dia pulang cepat ke rumah, karena tidak punya sift malam."Mau pulang yah Saras?" tanya salah satu teman perawatnya.Saraswati yang keasikan mengecek barang-barangnya pun terpaksa berhenti, dia tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Semangat sift malamnya, Raisa," ucap Saraswati memberi semangat kepada temannya, Raisa."Nanti temenin aku di sms yah? Aku bosan kalo berjaga gak ada teman," ucap Raisa manja.Saraswati menganggukkan kepalanya, dia tersenyum lepas menatap temannya itu, biasanya dia dan Raisa selalu sift pagi bersama, entah kenapa jadwal mereka terpisah.
Read more
77. Flashback: Tugas Saraswati
TING!!Pesan masuk, dengan cepat Saraswati membuka dan membaca pesan itu. "Datanglah ke lokasi ini," gumam Saraswati ketika membaca isi pesan, bahkan sudah tercantum sebuah alamat di dalam pesan itu.Tak menunggu waktu lama, Saraswati berjalan keluar dari rumahnya, dia masuk kembali kedalam mobil dan pergi ke tempat tujuan.Di dalam perjalanan Saraswati tak fokus menyetir, dia bahkan hampir saja menabrak seorang pejalan kaki.Gadis itu tak bisa memusatkan pikirannya dengan benar, dia kepikiran dengan kedua orang tuanya yang disandra, bahkan bukan uang tebusan yang diminta, melainkan dirinya yang harus datang ke suatu tempat."Sialan! Apa yang mereka mau dariku," ucap Saraswati kesal, baru kali ini dia mengeluarkan kata-kata kasar dari mulutnya.Tak memakan waktu lama, akhirnya mobil Saraswati tiba di alamat yang di tuju, terlihat sebuah gedung besar yang sudah tak terpakai."Gelap," gumam Saraswati, karena waktu sudah semakin malam.
Read more
78. Flashback: Kabur Dari Rumah Sakit
CEKLEK!! "AMANDA!?" "ARGHH!?"  Saraswati langsung kaget melihat Amanda yang menjerit kesakitan sambil memegang perutnya, dengan sigap Saraswati mendekat dan menenangkan Amanda. "Tarik nafas, lalu hembuskan secara perlahan-lahan," ucap Saraswati menenangkan Amanda. Amanda menarik nafas serta menghembuskannya secara perlahan-lahan, tapi konsentrasinya selalu gagal karena rasa sakit yang begitu hebat di belakang dan perutnya. "Se--sepertinya aku mau melah ... hirkan," ucap Amanda tersenggal-senggal. Saraswati meneguk ludahnya kasar, dia bingun di situasi seperti ini, apa dia harus memindahkan Amanda dari tempat ini. "Kamu harus pindah ke rumah sakit lain," ucap Saraswati dan mencoba membangunkan Amanda. Amanda masih saja mengeringis kesakitan. "Gak! Aku gak tahan lagi Saraswati, aku mohon bebaskan aku dari rasa sakit ini," ucap Amanda menangis hebat. Saraswati mengacak rambutnya frustasi, dia bahkan me
Read more
79. Flashback: DUARRR!?
"ARGHHHH!?"DUARRRR!?Teriakan Amanda yang begitu kencang, serta diiringi dengan suara ledakan yang cukup besar.Saraswati terdiam membeku sambil menatap anak bayi yang baru lahir di tangannya, tak lama air mata langsung turun membasahi pipinya.Dia juga melihat cahaya besar yang berada di kejahuan, Saraswati memeluk pelan tubuh bayi Amanda sehingga baju yang ia pakai langsung berlumuran darah.Saraswati berhasil menyelamatkan satu nyawa kedunia, tapi dia gagal menyelamatkan ratusan nyawa di dalam rumah sakit."UEKHHH ... UEKHH!!" Suara tangisan bayi langsung menyadarkan Saraswati, dia menatap bayi yang menangis dengan keras itu."Aku berhasil menyelamatkanmu, tapi ... aku gagal menyalamatkan semua orang," gumam Saraswati dan langsung menangis dengan isak.Gadis itu terlarut dalam pikirannya sendiri, dia bahkan hampir saja kehilangan kesadaran karena terlalu banyak beban pikiran yang ia keluarkan hari ini."Kamu harus hi
Read more
80. Flashback: Pengakuan
Pagi hari yang cerah, semua orang mulai kembali melakukan aktivitas mereka masing-masing.Cuaca yang secerah ini, seakan-akan kejadian kemarin malam tidak pernah terjadi sekalipun.Semua media radio, sibuk sekali membagikan berita terpanas kemarin malam, berita yang menggemparkan seisi kota."Pagi ini, para Timsar sudah melakukan pengecekan dan evakuasi semampu mereka,  dan kabar buruknya, sudah terindentifikasi bahwa tidak ada korban yang selamat dari pengeboman ini, saat ini para polisi masih mencari tahu dari mana asal ledakan besar ini berasal, ka--"Siaran radio langsung dimatikan oleh seseorang, pria tua itu menatap anaknya yang tengah menangis hebat."AMANDA!" teriak Roger dengan penuh kesedihan.Justin hanya bisa menundukkan kepalanya, bahkan saat dia datang kemarin malam pun, hanya bisa terdiam tanpa kata, setelah melihat puing-puing bangunan yang sudah hancur terbakar."Gak mungkin, ini gak mungkin." Roger menggelengkan
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status