All Chapters of TAKDIR CINTA NADIA: Chapter 21 - Chapter 30
130 Chapters
Harmonis
"Pagi, Ayah, Ibu!" sapa Sherina saat dia melihat Marvel dan Nadia di meja makan. "Pagi!" jawab Nadia dan Marvel bersama-sama. "Tumben, sudah bangun jam segini!" tanya Nadia. "Iya, Bu. Aku penasaran melihat Ayah dan Ibu," jawab Sherina. Nadia dan Marvel melongo, mereka belum paham maksud perkataan Sherina. "Maksudnya?" tanya Nadia saat dia tidak mendapatkan jawaban. "Iya, aku penasaran sama wajah Ayah dan Ibu yang bahagia. Tadi malam kan, Ayah dan Ibu tidur berdua di kamar," jawab Sherina.  "Kamu masih kecil, Sherina. Tidak pantas kalau kamu berbicara seperti itu," ucap Marvel. "Tapi memang benar, Ayah. Soalnya Sherina sendiri bahagia, bahkan aku tidurnya tidak nyenyak. Nanti malam, aku ingin tidur bersama Ayah dan Ibu," ucap Sherina. Nadia dan Marvel kembali tertegun, permintaan Sherina semakin ke sini semakin aneh-aneh saja. "Boleh kan, Ayah!?" rengek Sherina. Tidak ada yang dapat dilakukan
Read more
Rasa Cemburu
"Sudah dari tadi, Ustadz?" tanya Nadia saat dia sampai di ruang tamu. "Baru saja sampai, aku ke sini pagi-pagi karena Marvel yang menyuruhku. Katanya agar Sherina lebih mendapatkan pelajaran yang lebih, kemarin-kemarin juga sudah libur," jelas Zacky. "Oh ya! Ustadz, silahkan duduk dulu ustadz. Mau minum apa? Mbak Bela juga mau minum apa? Juz atau teh?" tanya Nadia. "Tidak usah repot-repot, Nadia. Aku bisa mengambilnya sendiri kalau nanti aku haus," jawab Bela. "Kalau aku seperti biasanya saja," ucap Zacky. "Baiklah ustadz, Mbak," Nadia bergegas pergi ke dapur dan membuat minuman untuk Zacky, sedangkan Bela juga mengikuti Nadia dari belakang. "Pasti seru ya! Marvel mengajari masak? Jujur resep yang diajarkan kepadamu itu adalah resep yang pernah aku ajarkan kepadanya." Jelas Bela. Nadia terdiam, dia berpikir lebih dalam lagi. Apa sebenarnya tujuan dari Bela berbicara seperti itu, apa mungkin dia itu cemburu kepadanya? "O
Read more
Perselisihan
Bela mengajak Sherina keliling rumah, mereka berlalu pergi dari hadapan Nadia. Kini Nadia hanya bisa duduk sembari berpikir tentang bisikan Bela, dia tidak menyangka bahwa Bela akan mengatakan hal itu padanya. 'Apa mungkin sebaiknya aku terus terang saja, bahwa sebenarnya aku dan Marvel tidak melakukan hal apapun. Akan tetapi, apa hak dia? Dia kan, sudah lama menjadi mantan istri Marvel. Namun hatiku tidak bisa berbohong, bahwa aku simpati padanya,' gumam Nadia dengan perasaannya yang sedang dilema. Nadia pun membersihkan rumah, dia mencoba mengalihkan pikiran yang ada dengan kesibukan seperti biasanya. Daripada dia harus tertekan batinnya, karena terlalu memikirkan hal yang sebenarnya tidak perlu dia pikirkan. "Kring, Kring." Bunyi telepon rumah. Nadia buru-buru mengangkat telepon yang berbunyi, dia mengabaikan semua pekerjaan rumahnya dan segera mengambil gagang telepon. "Halo! Nadia!" Terdengar suara yang sudah tidak asing ditelinga Nadia.
Read more
Saling Menyalahkan
Bela masih terus mengelus-elus rambutnya Sherina, sehingga dia tertidur pulas kembali. Sherina sangat menikmati belaian kasih sayang dari Bela. "Kamu tidak lihat! Betapa Sherina suka dan nyaman jika dia berada di pangkuanku?" kata Bela. "Iya, Mbak." Senyuman Nadia mengiringi ucapannya kepada Bela. "Apa kamu tidak berpikir! Untuk menyerah saja, dan kamu akui semua perbuatanmu yang tidak baik itu! Tidak usah sok alim begitu? Aku tahu isi hatimu yang ternyata busuk!" hardik Bela. "Maksud Mbak, apa? Aku tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Mbak, apa Mbak gak salah?" tanya Nadia. "Kamu gayanya saja berhijab, tapi kelakuanmu sangat memalukan."  Pembicaraan Bela kepadanya tidak bisa dia pahami, karena memang Nadia tidak merasa berbuat salah apa-apa. Nadia kembali terdiam dan berpikir, apa yang sebenarnya terjadi. "Mbak, jangan menuduhku. Aku kenal sama Mbak saja baru kemarin, kenapa bisa aku yang Mbak salahkan?" tanya Na
Read more
Menginap
Makan malam sudah selesai disiapkan oleh Nadia, semuanya telah tertata rapi di atas meja. Sherina dan Bela langsung menyantap masakan yang dimasak oleh Nadia, tanpa berbicara kepadanya. Makin ke sini, Bela semakin tidak tahu diri. Dia bertindak seolah-olah rumah itu masih rumahnya saat dia masih berstatus sebagai istri Marvel. Nadia tidak bisa berbuat apa-apa selain diam dan juga terus memperhatikan gerak-gerik dari Bela. "Nanti malam Ibu kan, menginap di rumah ini. Ibu tidur dimana?" tanya Bela. "Tidur sama aku, Bu. Aku sudah lama tidak tidur dibarengi oleh Ibu, aku rindu," jawab Sherina. "Iya, Ibu juga rindu. Sekarang Sherina harus perbanyak makannya, ya. Agar cepat tumbuh besar."  Bela menyuapi Sherina dengan penuh kasih sayang. "Nadia, nanti kamu bereskan meja makan ini! Karena Marvel tidak suka hal-hal yang berantakan," perintah Bela. "Tidak usah dikasih tahu pun, aku tahu Mbak," jawab Nadia. Mendengar jawaban dari Nadia, Bel
Read more
Diusir
"Bela!? Bela!? Bela!?" teriak Marvel sembari berjalan menuju ke kamar tidurnya. Bela yang masih tertidur pulas tidak mendengar teriakkan Marvel yang semakin keras, Bela masih terbuai dalam mimpi indahnya. Marvel berjalan dengan wajah yang begitu marah, dia tidak sabar untuk segera bertemu bela dan mengusirnya dari sana. Marvel masih tidak terima dengan apa yang Bela lakukan, sebab dia dengan lancang masuk ke kamar tidur Marvel tanpa izin sebelumnya. "Bela!?" teriak Marvel lagi saat Bela belum juga memberikan jawaban. Marvel pun membuka pintu kamarnya, dan menghidupkan lampunya. Terlihat Bela yang masih tetap tertutup oleh selimut yang dipakainya, Marvel mendekat, perlahan dia menarik selimut yang menutupi tubuh Bela. "Bangun!? Bangun, Bela!?" Marvel menarik tangan Bela. "Ada apa? Aku masih mengantuk, tolong! Jangan ganggu aku dulu, biarkan aku beristirahat," jawab Bela. Bela pun kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Marvel
Read more
Terjebak
Malam ini sangat dingin, hembusan angin mampu menusuk kelapisan kulit yang paling dalam. Nadia dengan tubuh gemetar dan perlahan mulai menggigil, tidak ada yang dapat menolongnya saat ini. Bahkan untuk menggedor-gedor pintu rumah juga tidak ada yang sudi membukakannya pintu, dengan terpaksa, dia pun berusaha memejamkan matanya. "Kamu harus kuat, Nadia. Kamu tidak boleh putus asa dengan apa yang terjadi kepadamu, kamu harus bisa melewati semua ini, kau tidak boleh lemah." Nadia mencoba menyemangati dirinya sendiri. Nadia kembali teringat akan almarhumah ibunya, dia kembali merindukan ibunda yang selama ini selalu memanjakannya. Bahkan, Nadia juga tengah mengingat ayahnya yang mungkin sudah melupakannya. Ingin sekali dia pergi ke rumahnya yang dahulu, namun dia tidak punya keberanian, dan juga cukup uang untuk memesan kendaraan. "Semoga ayah baik-baik saja, meskipun aku sadar, ayah tidak akan mungkin mengingatku," gumam Nadia. Sedangkan di dalam rumah,
Read more
Syok
"Apa yang kamu lakukan di kamarku?" tanya Marvel saat dia mengetahui bahwa dirinya sudah tidak memakai sehelai pakaian apapun di atas kasur bersama Bela. Terlihat Bela sangat menikmati malam itu, bahkan dia hanya tertawa kecil ketika melihat wajah Marvel yang sudah mulai memerah. "Kamu pikir saja, sendiri! Kamu juga tengah menikmatinya, kan? Semalam?" Dengan senyuman sengit Bela menatap wajah Marvel. "Aku tidak mungkin melakukan hal itu! Itu tidak mungkin!" seru Marvel. "Buktinya sekarang kita sudah sama-sama tidak berpakaian, kan? Kamu tidak bisa mengelak begitu saja!" Bela menutupi tubuhnya dengan selimut berwarna putih itu. Marvel terus mencoba mengingat-ingat kembali apa yang terjadi, namun tetap saja yang dia ingat hanyalah bagian dimana dia pusing setelah minum kopi. Marvel beranjak dari tempat tidur dan segera memakai pakaian yang sudah tergeletak di atas lantai, dia begitu syok dan tidak menyangka akan hal ini. "Kamu mau ke man
Read more
Rencana Gagal
"Nadia!? Kamu tidak apa-apa, kan?" tanya Marvel saat dia sudah menggendong Nadia kembali ke kamar tidurnya."Kenapa kamu bisa seperti ini, Nadia? Apa yang sebenarnya terjadi?" Nadia belum juga sadarkan diri, meskipun Marvel sudah berusaha untuk membangunkan dia dengan berbagai macam cara. Di tengah kekhawatiran Marvel, Bela hanya berdiri menyaksikan dan menyeringai apa yang sedang terjadi."Kamu kenapa hanya diam mematung saja!? Bantu aku untuk menyadarkan Nadia!" bentak Marvel kepada Bela."Apa peduliku?" Dengan santai, Bela tidak mempedulikan Marvel.Bela justru pergi ke kamar Sherina dan membangunkan Sherina, Bela lagi-lagi mengatur rencana untuk menghasut Sherina."Nadia!? Ayo! Bangun!" Marvel terus mencoba untuk membangunkan Nadia yang masih tidak sadarkan diri.Sedangkan Bela, dia mencoba untuk membangunkan Sherina."Sherina, ayo! Bangun! Ibu butuh bantuanmu," ujar Bela."Ada apa, Bu?" Sherina perlahan membuk
Read more
Sebuah Hukuman
"Sudah, Bu, Yah. Jangan bertengkar lagi, Sherina minta maaf, Ayah. Sherina sadar, ini semua salah Sherina. Ibu Bela tidak bersalah," ucap Sherina meneteskan air mata. "Sini, kamu!" Marvel menarik tangan Sherina yang sedang bersembunyi dibelakang Bela. "Iya, Yah." Sherina menuruti apa yang diperintahkan Marvel. "Sekarang, kamu pergi dari rumah ini!" usir Marvel. "Aku tidak mau pergi dari rumah ini sebelum Sherina ikut denganku!" ujar Bela. "Apakah kamu aku lupa! Kalau akulah yang berhak atas Sherina!" bentak Marvel. Saat Bela sudah merasa kalah berdebat dengan Marvel, dengan berat hati, dia pun pergi dan meninggalkan rumah Marvel. "Kamu jangan pernah menginjakkan kaki di rumah ini lagi!?" imbuh Marvel. Sherina terus saja menangis, dia tidak ingin berpisah dengan Bela lagi. Dia ingin sekali bersama dengan Bela untuk selamanya. "Bu Bela tidak bersalah, Ayah. Semua ini terjadi karena bu Nadia."  Isak ta
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status