All Chapters of TAKDIR CINTA NADIA: Chapter 51 - Chapter 60
130 Chapters
Suasana Kuliah
'Beruntunglah aku tidak telat,' gumam Nadia saat dirinya sampai di kampus. "Nadia!" panggil Ghea. Nadia pun menghampiri Ghea dan bertanya. "Kamu sudah selesai dengan tugas kemarin?" "Aku sudah, kalau kamu?" tanya Ghea. "Aku juga sudah, untung ada Zacky yang memberikan aku catatan," jawab Nadia. "Zacky? Siapa?" tanya Ghea.  "Dia temanku," jawab Nadia. "Kalau begitu, kita masuk yuk!" ajak Ghea. Nadia akhirnya menyetujui untuk masuk ke dalam kelas, dan menunggu dosen datang. Di sepanjang koridor koridor kelas, Ghea dan Nadia berbincang-bincang dan saling bercerita satu dengan yang lainnya. "Kalau kapan-kapan aku ke rumahmu, tidak apa-apa, 'kan?" tanya Ghea. "Boleh-boleh saja," jawab Nadia. Tiba-tiba handphone Nadia berbunyi, saat dia melihat layar handphonenya ternyata panggilan itu dari Zacky. 'Sherina mau berbicara dengan kamu, Nadia,' ucap Zacky setelah selesai mengucapkan salam dala
Read more
Hampir Saja
Nadia pulang dengan membawa sejumlah buku yang dia bawa, dia berjalan cepat menuju terminal agar dirinya bisa sampai di rumah sebelum sore menghilang. "Nadia!" sapa Ghea. "Ghea! Kamu juga langsung pulang?" tanya Nadia. "Iya, soalnya ada acara di rumah. Kamu mampir dulu ke rumah ya!" ajak Ghea. "Maaf, Ghea. Sepertinya tidak bisa, aku harus segera pulang sebelum menjelang magrib," ujar Nadia. "Mungkin lain kali, ya," kata Ghea. "Iya."  Mereka pun naik bus bersama-sama, setidaknya mereka juga sama-sama memiliki teman untuk mengobrol dalam perjalanan pulang. Tidak banyak yang mereka bahas masalah pribadi, mereka lebih sering membahas tentang pelajaran yang mereka dapatkan hari ini. Ke-2 nya sama-sama mempunyai mimpi dan cita-cita yang tinggi, mereka juga tidak ingin cita-cita yang diinginkannya harus kandas di tengah jalan. "Aku turun dulu, Nadia!" pamit Ghea. Ghea sudah sampai di jalan gang rumahnya, jarak rumah Ghea
Read more
Mencari Alasan
Sudah tiga hari Nadia selalu mencari-cari alasan saat dia pamit pergi kuliah, hal itu sempat membuat Marvel curiga. Namun karena Nadia masih merawat Sherina dengan baik, Marvel tidak bisa marah kepada Nadia.'Aku harus bagaimana, sekarang? Aku tidak mungkin memberitahu Marvel, aku harus mencari momen yang pas,' gumam Nadia saat mata pelajaran sedang dimulai."Nadia! Ayo, kamu maju ke depan. Selesaikan soal-soal ini!" perintah Ilham saat dia sadar kalau Nadia sedang melamun. Nadia tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Ilham, Ilham pun mendekati Nadia dan berkata sekali lagi."Nadia!?" pekik Ilham."Eh... iya, Pak." Nadia kaget."Coba kamu selesaikan soal yang ada di papan tulis," ujar Ilham.Nadia dengan gugup berjalan ke depan kelas, dia pun mencoba untuk mencari jawaban. Padahal dia tidak mengerti sama sekali dengan soal yang diberikan, dengan sedikit ragu, dia menuliskan jawabannya."Mungkin ada yang bisa memperbaiki?" tanya Il
Read more
Kecewa
"Sherina! Ibu pulang!" seru Nadia saat dia sampai di rumah. Dia membawa camilan untuk Sherina, agar Sherina tidak ngambek dan tidak marah kepada Nadia sebab dirinya pulang terlalu sore. "Kamu kemana saja?" tanya Marvel lagi. "Aku sudah bilang, kalau aku ke rumah temanku," jawab Nadia. "Aku perhatikan, akhir-akhir ini kamus sering keluar dan pulang sore. Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan?" tanya Marvel. "Aku tidak menyembunyikan apa-apa," jawab Nadia. "Kamu tidak usah mencari alasan-alasan terus, kalau memang ada sesuatu, kamu harusnya berbicara kepadaku," ujar Marvel. Nadia hanya bisa tertunduk malu, dia tidak berani untuk terus terang sekarang. Dia masih mencari waktu yang pas, untuk menceritakan semuanya kepada Nadia. Dia sedikit melirik ke arah Marvel, dia melihat kekecewaan terpancar dari raut wajah Marvel. "Aku berharap, kamu tidak akan mengulanginya lagi. Dan aku juga berharap, kamu jangan semena-mena meskipun sikapku
Read more
Rasa Gengsi
"Makan yang banyak, Bu." Sherina terus menatap Nadia yang tidak bersemangat mengunyah makanannya. "Iya," jawab Nadia. Dia tidak ingin melihat Sherina khawatir, jadi dia terpaksa harus mengunyah makanannya dan menghabiskannya. "Sherina kenyang, Bu. Untuk menghabiskan makanan ini sepertinya perut Sherina tidak akan muat," ucap Sherina sembari mengelus perutnya. "Sherina taruh saja, dan pergilah ke kamar. Sekarang sudah malam, kamu harus tidur secepatnya," ujar Nadia. Sherina pun masuk ke dalam kamarnya, dia meninggalkan Nadia sendiri membereskan meja makan.  "Siapa yang akan menghabiskan makanan sebanyak ini? Biarlah, aku taruh saja sisanya di dapur," ucap Nadia. Semuanya telah selesai dia bereskan, dia juga sudah mengelap meja makan sehingga menjadi bersih kembali. Dia pun jalan menuju kamar Sherina dan membacakan buku dongeng kepadanya, hingga dirinya juga terlelap dalam tidurnya. Sedangkan Marvel, dia tetap saja sibuk den
Read more
Sakit Hati
Marvel tidak dapat memejamkan matanya malam ini, sebab dia kepikiran dengan perasaannya kepada Nadia. Dia tiada hentinya memikirkan semua yang telah terjadi hari ini, dia juga beruntung sekali sebab dia bisa makan masakan Nadia walaupun awalnya dia gengsi. "Andai dia mau mengerti tentang apa yang terjadi dalam benakku saat ini, tapi aku sendiri saja tidak tahu dengan keadaan hatiku sendiri." Marvel berbicara sendiri sembari melihat ke arah langit-langit kamar. Dia membolak-balikkan badannya ke kiri dan ke kanan, berharap bayangan tentang Nadia akan sirna. "Aku seperti orang yang pertama kali jatuh cinta jika bersikap seperti ini." Marvel tiada hentinya senyum-senyum dengan apa yang sedang dia alami. Kembali dia merogoh handphonenya untuk sekedar melihat wajah Nadia yang kini sudah menjadi wallpaper handphonenya. "Kamu memang berbeda dari wanita yang pernah aku temui, kamu seperti Bela dulu  sebelum dia menjadi seperti sekarang," ucap Marvel seora
Read more
Kebingungan
Marvel seketika sadar dari lamunannya, ternyata apa yang terjadi tadi hanyalah halusinasinya saja. 'Andai saja aku berani seperti itu! Mungkin sekarang aku sudah mengusir Zacky dari rumahku,' gumam Marvel. "Ayah ngapain di situ?" tanya Sherina saat dia memergoki Marvel sedang memperhatikan Nadia dan Zacky. "A-ku lagi... ehm... aku lagi mencari bulpoinku yang jatuh," jawab Marvel salah tingkah saat Zacky dan Nadia juga memperhatikannya. Marvel pun lantas langsung bergegas pergi ke kamarnya dengan berlari kecil, dia mencoba untuk menghindari mereka. "Ayah lucu ya, Bu!" seru Sherina. "Iya." Nadia tetap memperhatikan jejaknya Marvel. Sherina kembali belajar dengan Zacky didampingi dengan Nadia, Nadia juga ikut memantau perkembangan belajar Sherina. Pikirannya memang sering kalut hari ini, sebab dia sendiri masih mencari alasan yang tepat untuk memberitahu Marvel semuanya. "Dari pada kamu kepikiran seperti itu, alangkah baiknya kamu
Read more
Alasan yang tepat
"Kamu yakin ingin menjual kue?" tanya Marvel."Iya, tolong izinkan aku," jawab Nadia. Nadia memaksa agar Marvel mengizinkannya, meskipun Nadia sendiri tidak dapat menjawab alasan dia berbisnis kue."Aku mohon, Mas!" rengek Nadia."Ibu! Bangun!" Sherina mengoyangkan tubuh Nadia yang mengigau saat tertidur.Saat itu, Nadia terbangun dan bertanya. "Ternyata semuanya hanyalah mimpi?" "Ibu mimpi apa?" tanya Sherina."Bukan mimpi apa-apa, Sherina. Ustadz Zacky sudah pulang?" tanya Nadia."Iya, Bu. Ustadz Zacky sudah pulang barusan, dia menitipkan ini kepada Ibu." Sherina memberikan buku kepada Nadia.Nadia pun langsung meraih handphonenya dan mengirimkan pesan kepada Zacky, dia mengucapkan terimakasih. "Ayah sekarang dimana?" tanya Nadia."Ayah di kamar, Bu. Memang kenapa?" "Ada sesuatu yang ingin Ibu katakan kepada ayah," jawab Nadia.Dari mimpinya itu, Nadia pun memutuskan untuk membera
Read more
Di Perbolehkan
Marvel tertegun dengan tekad dan semangat yang dimiliki oleh Nadia, dia pun mempertimbangkan kembali apa yang ingin menjadi keinginan Nadia berbisnis. Dia pun mencari waktu yang pas, untuk menyampaikan persetujuannya memulai bisnisnya. Langkah pertama yang dia lakukan adalah pergi ke toko untuk membelikan peralatan memasak dan alat untuk membuat kue, dia pun meminta bantuan temannya yang bekerja di toko peralatan kue. 'Nanti kalau sudah kamu siapkan semuanya, jangan lupa hubungi aku lagi. Aku akan menuju ke sana untuk mengambil apa yang sudah aku pesan,' ujar Marvel lewat telepon. 'Baik, akan aku kabari lagi nanti,' ucap penjaga toko bernama Sinta. Raut wajah Marvel seketika menjadi sumringah, karena dia akhirnya bisa membantu Nadia mewujudkan impiannya. "Nadia!" seru Marvel saat Nadia membersihkan rumah. "Iya." Nadia menghampiri Marvel. "Kamu jaga rumah dan Sherina ya, aku mau ke toko dulu," pamit Marvel sembari merapikan bajunya.
Read more
Mempersiapkan semuanya
"Kenapa mobilnya, Marvel?" tanya Nadia. "Tidak apa-apa, ini masih aku perbaiki," jawab Marvel. Marvel pun memperbaiki mobilnya, sedangkan Sherina dan Nadia memutuskan untuk bermain di pinggir jalan. Setelah beberapa saat, mobil pun kembali menyala dan mereka siap menuju ke arah toko.  Sesampainya di toko, Nadia memilih peralatan yang ingin dia siapkan dan ingin dia gunakan. Dia juga memilih bahan-bahan yang ingin digunakan, dia juga meminta pendapat dari Marvel. "Memangnya kue apa saja yang ingin kamu buat?" tanya Marvel. "Untuk awal, aku ingin membuat kue pia. Setelah itu berhasil, barulah aku akan membuat beraneka ragam kue," jawab Nadia. "Nanti kalau sudah mempersiapkan semuanya dan kuenya sudah jadi, kita bisa menjualnya lewat sosial media," ujar Marvel. "Itu sebuah ide yang bagus, terimakasih karena sudah mau mendukungku," ujar Nadia. "Sama-sama." Mereka pun selesai memilih apa yang telah dibutuhkan oleh Nadia, Nadia
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status