All Chapters of TAKDIR CINTA NADIA: Chapter 41 - Chapter 50
130 Chapters
Penyelamatan
"Kamu mau kemana, Mas?" tanya Nadia. "Ada kabar dari Zacky, Sherina ditemukan," jawab Marvel. "Kalau begitu, aku ikut," pinta Nadia. "Lebih baik jangan, ini mungkin berbahaya," ujar Marvel. "Tapi, aku ingin ikut, Mas!" seru Nadia memaksa. "Yasudah, boleh." Marvel dan Nadia pun segera bergegas ke tempat yang telah diterima lewat pesan sebelumnya, Marvel juga sudah menyiapkan uang sebesar yang mereka pinta. "Kamu sudah siap?" tanya Marvel saat mereka berada di dalam mobil. "Sudah." Marvel langsung menginjak gas, dan mobilnya pun dilajukan dengan kecepatan yang tinggi. Wajah Nadia tampak cemas, dia tiada hentinya berdoa demi keselamatan Sherina. Setelah beberapa menit kemudian, mereka pun sampai dan menemui Zacky yang sudah bersembunyi. "Akhirnya, kamu datang juga," ucap Zacky. "Dimana, Sherina?" tanya Marvel. "Tadi aku lihat, Sherina dibawa masuk ke dalam gudang itu. Tapi kamu tenang saja, Sherina
Read more
Dalang
"Nadia!?" teriak Marvel. Dengan cepat, Marvel pun menopang pisau di tangan preman itu dengan tangannya. Tangan Marvel pun berdarah, kemarahannya membuat tusukan pisau itu tidak terasa di tangannya. Marvel menghabisi preman itu dengan tangan kosong. "Kamu tidak apa-apa, Nadia?" tanya Marvel. "Aku tidak apa-apa, tanganmu terluka, Marvel!" seru Nadia sembari menutup luka Marvel dengan sobekan dari kerudungnya. "Kamu tidak perlu seperti itu, Nadia. Aku baik-baik saja," ujar Marvel. "Keselamatan dan kesehatanmu lebih penting dari apapun, Marvel."  Nadia meninggalkan Marvel, karena dia harus membawa Sherina kabur dari tempat itu. Sebelum itu, dia pergi ke tempat semula. Dimana tempat itu adalah tempat penyimpanan handphone yang berisi suara sirine mobil polisi. "Ninu... ninu... ninu...." Bunyi sirine. Semua preman berhamburan kabur, dan koper yang berisi uang telah ditinggalkan begitu saja. Salah satu handphone milik preman juga
Read more
Firasat
"Aku yakin, firasatku kali ini benar. Dari suara yang aku dengar di dalam telepon tadi, pasti itu dia!" ucap Marvel penuh dengan amarah."Tapi, mana mungkin dia tega melakukan semua itu?" tanya Nadia."Apapun bisa dilakukan oleh seseorang, saat mereka sudah dibutakan oleh uang," jawab Zacky."Aku berharap, semoga saja itu bukan dia!" Nadia penuh harap.Sherina sudah tertidur dipangkuan Nadia, kelihatannya Sherina kelelahan dan capek. Jam juga sudah menunjukkan pukul 03.00, namun mereka harus menyelesaikan kasus ini secepatnya."Ini kemana?" tanya Marvel saat dia menemukan jalan yang bercabang dua."Ke kanan," jawab Zacky. Karena memang Zacky lah yang memantau sharelock itu."Anda sudah sampai di tempat tujuan." Begitulah bunyi dari google maps. Mereka pun turun dan mencari seseorang yang mempunyai nama bos di handphone preman itu."Dimana orang itu?" tanya Marvel."Entahlah, aku juga tidak tahu. Ayo! Kita mencarinya terl
Read more
Penjelasan
Saat seseorang itu menoleh ke arah Marvel dan Zacky, dia langsung memalingkan wajahnya kembali dan berusaha untuk kabur. Kakinya kemudian tersandung, dan dia terjatuh. "Mau pergi kemana kamu sekarang," ucap Marvel dan mendekati seseorang itu. Zacky dengan spontan menarik rambut seseorang itu, tidak disangka, rambutnya lepas dan ternyata. "Bela!?" pekik Marvel. Bela kemudian bangkit dan berusaha untuk kabur lagi, dia berlari dengan sangat cepat. Dia juga tidak menoleh lagi ke arah belakang, dan dia berhenti ketika Marvel mulai mengancamnya. "Berhenti! Kalau kamu tidak berhenti, akan aku laporkan semuanya kepada polisi!"  Bela mematung, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Sekalipun dia harus kabur, Marvel tetap akan mencarinya. Dia akan menjadi buron dan tidak akan diterima lagi oleh Sherina, anaknya. Marvel dengan kejam mengikat tangan Bela dan membawanya ke dalam mobil. "Bagaimana? Apakah pelaku yang sebenarnya sudah kete
Read more
Memaafkan
Setibanya mereka di depan kantor polisi, Bela menjelaskan semuanya.  "Aku tidak ada niatan untuk menyakiti anakku sendiri, Pak. Aku awalnya hanya ingin main-main dengannya, karena aku merindukannya. Setelah itu, aku dalam masalah perekonomian. Aku membutuhkan sejumlah uang untuk melunasi hutang-hutangku kepada preman-preman itu, jadi aku berinisiatif untuk pura-pura menculik anakku. Agar aku mendapatkan uang, aku tidak menyangka, kalau preman-preman itu justru malah mau menyakiti anakku," jelas Bela. "Jadi, kamu masih Ibu kandungnya anak yang kamu culik?" tanya Polisi. "Iya, Pak. Aku masih Ibu kandungnya," jawab Bela. "Kalau kasusnya seperti ini, sebenarnya ini bisa dibicarakan secara kekeluargaan dan dengan cara baik-baik. Tidak perlu repot-repot datang ke sini, terlebih sepagi ini," ucap Polisi. "Tapi, Pak. Tetap saja dia bersalah! Mana ada Ibu kandung yang tega menganiaya anaknya sendiri, hanya karena uang saja!" seru Marvel. A
Read more
Perasaan apakah ini?
Siang sudah tiba, Nadia terbangun. Dia harus menyiapkan makan siang untuk Marvel dan juga Sherina, dia terlebih dahulu melaksanakan kewajibannya. "Sepertinya Sherina sangat lelah sekali, dia begitu nyenyak," gumam Nadia sembari menatap wajah imut Sherina. Nadia bergegas pergi ke dapur, dia pun memasak seperti biasanya.  "Rumah ini terlihat sepi, Marvel kemana ya?" pikir Nadia.  Dia pun ke kamar Marvel untuk melihatnya di sana, ternyata Marvel masih dalam keadaan tertidur pulas. Dia kembali ke dapur dan segera menyelesaikan masakannya, sebelum Marvel bangun. Saat tengah asik memasak, Sherina datang dengan membawa handphone milik Nadia. "Ibu! Handphone Ibu berbunyi." Sherina memberikan handphone kepada Nadia. "Terimakasih, Sherina." Nadia pun membuka pesan masuk yang sudah lumayan banyak, pesan itu dari Ghea. Dia mengirimkan catatan yang telah dia foto dan juga tugas-tugas yang harus dia selesaikan. "Pengumpulan tugas t
Read more
Apa mungkin?
Tidak sengaja handuk Marvel jatuh saat mereka sedang bercanda bersama-sama, Nadia kembali berteriak. Padahal Marvel memakai boxer. "Kamu tidak usah berteriak seperti itu, Nadia! Aku tidak seceroboh itu, aku sudah memakai boxer. Ini lihat!" Marvel dengan bangga memperlihatkan tubuhnya yang kekar. Nadia tidak menoleh sedikitpun, dia justru berlari menghampiri Sherina. Marvel hanya menggelengkan kepalanya, dia tersenyum dan bahagia melihat ekspresi dari Nadia. "Kalau dilihat-lihat, dia lucu juga! Aku semakin gemas dengan tingkah lakunya, apa mungkin? Aku? Ah sudahlah, aku tidak perlu memikirkan aneh-aneh terlebih dahulu. Perutku sudah lapar," ujar Marvel seorang diri. "Ibu kenapa? Kenapa tadi menjerit?" tanya Sherina yang masih tetap terdiam menunggu Nadia di meja makan. "Tidak apa-apa, Sherina," jawab Nadia dengan keringat dingin. "Apa ayah telah menyakiti Ibu?" tanya Sherina. "Tidak, Ibu dan ayah hanya bercanda tadi," jawab Nadi
Read more
Penuh Selidik
Marvel tersendat saat mendengar ucapan Sherina, dia kemudian menjadi malu."Habisnya makanannya enak," ucap Marvel. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah dirinya geram dengan semua pesan yang diterima oleh Nadia, dia berusaha baik-baik saja dan menyembunyikan rasa kesalnya itu. Selesai mereka makan, seperti biasanya. Nadia membereskan dan mencuci piring-piring kotor, dia juga membereskan rumah. Lain halnya dengan Marvel yang terus memantau handphone Nadia, setiap beberapa menit, pasti ada pesan masuk."Siapa saja, sih! Dari tadi tidak pernah berhenti berbunyi," ucap Marvel dengan wajahnya ditekuk."Mas lagi apa?" tanya Nadia saat dia mendapati Marvel tengah mencurigai bunyi handphone Nadia."Tidak apa-apa, aku hanya ingin di sini saja," jawab Marvel. Nadia pun meraih handphonenya dan berlalu pergi dari hadapan Marvel. Dia membalas satu persatu pesan yang masuk, dia juga senyum-senyum saat membalas pesan. Dia juga tengah membalas pesan dari Zacky, Zacky y
Read more
Informasi terbaru
Marvel tetap saja mondar mandir tidak karuan, dia selalu mengikuti kemana Nadia pergi. "Kenapa ada sesuatu yang mengganjal dari Marvel? Kenapa dia sepertinya sedang mengawasiku?" gumam Nadia.Sembari melirik ke arah Nadia, Marvel bertanya-tanya dalam hatinya. Zacky masih ada di rumah itu, dia masih mencari cara agar dia bisa berbicara dengan Nadia. Akan tetapi, melihat Marvel yang selalu mengawasi membuat dia tidak bisa mencari celah berbicara dengan Nadia."Marvel! Sini, duduk!" seru Zacky."Iya." Marvel berjalan ke arah Zacky.Mereka pun berbincang-bincang, ada Nadia juga. Setelah itu, Marvel teringat kalau dirinya harus meeting dengan klien secepatnya."Aku tinggalkan kalian dulu, ya!" ucap Marvel. Dalam hati Zacky begitu senang, sebab dia pun bisa mengobrol dengan Nadia sepuasnya. Marvel pun berjalan menuju mobilnya, dia terlihat sedikit cemas meninggalkan mereka. Namun, bagaimanapun hal itu tetap saja harus dilakukan.
Read more
Terpaksa Berbohong
Hari ini, Nadia harus masuk kuliah setelah kemarin dia sempat izin. Dia tidak ingin lebih banyak lagi ketinggalan materi kuliah, dia harus menyelesaikan kuliahnya tepat pada waktunya. "Kamu mau kemana, Nadia? Kenapa kamu rapi sekali?" tanya Marvel. "Aku mau izin keluar, Mas. Ke rumah temanku, aku sudah berjanji kemarin." Nadia terpaksa berbohong, dia tidak ingin Marvel mengetahui tentang rahasianya.  "Kalau kamu ke rumah temanmu, lantas Sherina bersama dengan siapa?" tanya Marvel. "Aku sudah meminta tolong kepada Zacky, Mas. Dia juga sudah setuju," jawab Nadia. "Iya sudah kalau begitu, ini uang untuk ongkos kamu naik bis." Marvel memberikan sejumlah uang kepada Nadia. "Tidak usah repot-repot, Mas. Aku masih punya tabungan yang pernah diberikan Mas," ucap Nadia. "Tidak apa-apa, anggap saja ini sebagai tanda terimakasihku juga. Karena semalam kamu sudah masak enak untukku," ujar Marvel. Dengan begitu, Nadia pun mener
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status