All Chapters of TAKDIR CINTA NADIA: Chapter 31 - Chapter 40
130 Chapters
Awal yang indah
Sementara Marvel sedang merenung di kamarnya, Nadia bergegas menemui Sherina di kamarnya. "Sherina!? Kamu sedang apa?" tanya Nadia. Sherina memalingkan wajahnya, dia tidak menjawab pertanyaan Nadia. "Sherina!?" panggil Nadia sekali lagi. "Ibu tidak usah menggangguku! Sherina belum bisa sepenuhnya memaafkanmu, Ibu."  Sherina masih terus mencorat-coret bukunya, ternyata dia sedang menulis sebuah kalimat permintaan maaf, seperti yang diperintahkan oleh Marvel.  "Baiklah, jika memang itu maunya Sherina. Ibu tidak bisa berbuat apa-apa." Nadia pergi ke ruang tamu, dia merebahkan tubuhnya yang masih sedikit demam. "Semoga Sherina bisa berubah seperti dulu, saat aku dan dia pertama kali bertemu." Nadia pun mengambil buku yang tergeletak di atas meja, tepatnya di samping tempat tidurnya. Dia membacanya dan mempelajari semuanya. "Aku hampir lupa dengan kuliahku, aku juga belum mendapatkan informasi. Sudah lama Zacky tid
Read more
Sudah waktunya
Nadia menyelinap keluar rumah menuju toko perhiasan yang berada di ujung jalan, dia menaiki ojek untuk pergi ke toko perhiasan. Sesampainya Nadia di toko perhiasan, dia pun dengan berat hati menjual perhiasan yang dia miliki. "Mungkin sudah waktunya, perhiasan ini aku jadikan korban untuk membayar biaya kuliahku. Untuk selanjutnya, aku akan membuka bisnis online seperti menjual kue dan catering, agar kebutuhan biaya kuliahku terpenuhi," gumam Nadia. Tanpa banyak berpikir lagi, dia pun langsung menjualnya dan segera pulang ke rumahnya. Dia pulang dengan penuh kehati-hatian, dia tidak ingin, orang yang berniat jahat akan mengganggunya. Apalagi uang yang dia bawa sekarang, jumlahnya tidak sedikit. Namun na'asnya, dia bertemu dengan preman yang meminta uangnya. "Serahkan semua uang itu!" kata sang preman. "Uang apa? Aku tidak memiliki uang," ujar Nadia. Sang preman menarik paksa uang itu, beruntung, waktu itu Zacky datang dan menol
Read more
Mencari Ketenangan
Nadia pun keluar dari kamar Sherina, dia tidak ingin, menangis sejadi-jadinya di kamar Sherina. Dia pun ke kamar tamu dan membersihkan badannya, dia pun bergegas pergi ke kampus. Karena ada pemberitahuan kalau sekarang sudah saatnya kuliah dimulai."Marvel! Aku pamit keluar dulu, nanti sore, aku pastikan pulang ke rumah ini," pamit Nadia saat dirinya sudah selesai bersiap-siap.Tanpa banyak bertanya, karena dia sedang berbicara dengan Zacky, Marvel mengizinkan Nadia pergi.Marvel tidak menyadari bahwa wajah Nadia bengkak akibat menangis tadi, sedangkan Sherina, dia juga keluar menemui Marvel dan Zacky. Sherina belajar lebih giat lagi hari ini, dia tampak bersemangat dan wajahnya kembali ceria."Ayah, ibu Nadia kemana?" tanya Sherina."Tadi dia pamit keluar, memangnya ada apa?" tanya Marvel."Tidak apa-apa, Yah. Sherina hanya bertanya saja." Sherina pun melanjutkan belajarnya, dan Zacky juga memperhatikan Sherina disaat Sherina b
Read more
Bertegur Sapa
Setelah selesai mengabsen, Ilham pun memperkenalkan dirinya dan melanjutkan untuk menerangkan pelajaran yang harusnya dia sampaikan. Nadia pun menyimak dengan baik pelajaran yang telah disampaikan oleh Ilham, dia begitu antusias untuk mendapatkan ilmu yang disampaikan oleh Ilham. Begitu juga dengan mahasiswi lainnya, mereka semua tidak hentinya bertanya tentang pelajaran yang disampaikan, terlebih mereka semangat karena aura wajah yang dipancarkan oleh Ilham begitu mempesona. "Aku betah kalau dosennya tampan dan belum menikah seperti dia," ucap Ghea. "Kamu ini, mau belajar apa mau mencari dosen ganteng?" tanya Nadia. "Yah, kalau aku, pastinya ingin mencari ilmu. Akan tetapi, kalau saat mencari ilmu bertemu dengan dosen ganteng atau teman kuliah yang ganteng. Tidak apa-apalah, anggap saja bonus. Dan siapa tahu saja, salah satu diantara mereka adalah jodohku, kan enak, kuliah dapat bonus jodoh," jawab Ghea. Mendengar jawaban dari Ghea, Nadia hanya bisa
Read more
Pulang Bersama
"Di sini! Ghea!" panggil Nadia sembari melambangkan tangan kepada Ghea yang sedang membawa nampan yang berisi makanan yang telah dipesan oleh mereka berdua.Ghea mengernyitkan dahi untuk memastikan siapa yang sedang duduk bersama Nadia, barangkali dia kenal, namun setelah lama dia melihat, Ghea tidak mengenalnya.Ghea pun duduk di samping Andi dan juga Nadia."Siapa, Nadia?" tanya Ghea berbisik."Kenalkan, ini Andi. Andi, ini Ghea," ujar Nadia.Ghea dan Andi pun saling memperkenalkan dirinya."Kalian berdua sudah lama berteman?" tanya Andi."Kita kenal, ketika kita mengikuti tes," jawab Nadia."Sepertinya aku lihat, kalian tampak sudah lama saling kenal," ujar Andi."Memang kita juga merasakan hal itu, kita merasa cocok saja," ucap Ghea."Iya, aku juga merasa seperti itu." Nadia dan Ghea pun menyantap bakso mereka, mereka begitu menikmati bakso yang telah mereka pesan."Kalau boleh, aku bisa ga
Read more
Keberuntungan
Setelah melewati perjalanan yang lumayan panjang, akhirnya mereka sampai di depan rumah Marvel. Nadia yang sedang tertidur pulas membuat Ilham kasihan untuk membangunkannya, Ilham tidak tega untuk membangunkannya."Nadia!" panggil Ilham dengan suara pelan. Sampai panggilan ke tiga kalinya, Nadia pun terbangun. Dia menguap dan mengusap matanya, "Apakah kita sudah sampai?""Iya, kita sudah sampai, Nadia. Sekarang waktunya kamu istirahat di dalam rumah," ujar Ilham."Terimakasih ya, sebelumnya. Sudah mengantarkan ku," ucap Nadia.Nadia turun dari mobil dan melambaikan tangannya kepada Ilham, begitu juga dengan Ilham yang juga memberikan lambaian tangan kepadanya. Dia pun bergegas pergi ke dalam rumah dengan menyelinap, dia khawatir Marvel akan menanyakan banyak hal kepadanya."Kamu dari mana saja, Nadia!?" Suara Marvel mengangetkan Nadia."A-ku, eh- dari- Aku-...," jawab Nadia terbata-bata. Melihat Nadia yang seperti itu, akhirnya Marvel menyur
Read more
Luluhnya Hati
Setelah Nadia selesai mempelajari materi yang dia dapatkan, dia pun bergegas untuk memasak makan malam untuk keluarganya. Dia bergegas pergi ke dapur dan mempersiapkan bahan-bahan yang akan dia olah, dengan bahan-bahan seadanya. Dia sulap menjadi makanan yang lezat dan baunya juga semerbak kemana-mana. "Masak apa? Sepertinya enak dan lezat sekali," goda Marvel saat dirinya mengambil air dingin yang ada di dalam kulkas. "Ada oseng-oseng tempe, sambal, ayam geprek, dan masih banyak lagi," jawab Nadia. Marvel langsung menyicipi masakan Nadia, "Rasanya semakin enak dan lezat dari pada masakanmu yang kemarin-kemarin."  "Iya, aku mencoba memakai resep yang pernah kamu ajarkan kepadaku," kata Nadia. "Wah, berarti berhasil. Bahkan, rasanya lebih enak dibandingkan dengan apa yang pernah aku praktekkan." Marvel tidak ada hentinya memuji. "Ayah...." Sherina memeluk Marvel. "Iya, ada apa? Kamu sudah bangun?" tanya Marvel. "Iya
Read more
Menghilang
Sherina menikmati eskrim buatan Nadia, dia berkata. "Eskrimnya enak sekali, Bu. Manisnya pas, apakah Ibu buat sendiri?"  "Iya, Ibu membuatnya khusus untuk Sherina. Syukurlah, kalau Sherina suka," jawab Nadia. "Iya aku suka sekali, Bu. Besok buatkan Sherina lagi ya, Bu?" "Oke."  Setelah Sherina selesai menyantap eskrimnya, Nadia pun membacakan dongeng untuknya. Sherina berada dipangkuan Nadia, sembari mengelus-elus kepala Sherina. "Kancil licik ya, Bu?" tanya Sherina. "Iya, Sherina jangan seperti kancil, ya!"  "Iya, Bu. Sherina akan menjadi anak yang baik, agar ayah dan Ibu bangga dengan Sherina." Sherina tersenyum. "Sudah selesai dongengnya, sekarang waktunya Sherina tidur ya!"  "Baik,Bu." Sherina pun memejamkan matanya. Nadia menemani Sherina tidur, dia juga tampak kelelahan sebab seharian beraktivitas. Sedangkan Marvel, dia tidak bisa tidur malam ini. Dia pun berkeliling rumah untuk
Read more
Melaporkan
Nadia dan Marvel pun melanjutkan untuk mencari Sherina, saat itu merekapun ke kantor polisi untuk melaporkan hal itu. "Ada yang bisa kami bantu?" tanya polisi. "Kita sedang mencari anak kita yang hilang, Pak!" seru Marvel. "Kapan kejadiannya?" tanya polisi. "Tadi pagi, saat sarapan. Terakhir, anak kita Sherina, ada di dapur. Aku tinggal mandi, setelah itu dia tidak ada di tempat," ucap Nadia panik. "Maaf, Pak, Bu. Laporan kalian tidak bisa kita tangani, sebab belum sampai dua puluh empat jam," jawab polisi.  Tidak ada pilihan lain yang bisa Marevel dan Nadia lakukan, selain mereka mencari Sherina tanpa bantuan polisi. Mereka akhirnya berkeliling untuk mencari keberadaan Sherina, mulai dari taman, hingga tempat yang biasanya dikunjungi oleh mereka. "Aku berharap, Sherina bisa segera ditemukan. Dan dia dalam keadaan baik-baik saja," ucap Nadia. "Aku juga berharap demikian, aku sudah tidak sabar untuk melihat wajahnya
Read more
Titik terang
Selesai Marvel dan Nadia makan siang, mereka pun melakukan kewajiban mereka di sebuah masjid dekat dengan warung tempat mereka makan. Begitu banyak secercah harapan yang mereka inginkan untuk Sherina, agar Sherina segera ditemukan dengan selamat. Setelah itu, mereka kembali mencari keberadaan Sherina.  "Bagaimana, Zacky? Apakah kamu sudah mengetahui keberadaan Sherina?" tanya Marvel saat melakukan panggilan telepon dengan Zacky. "Sejauh ini, belum aku dapatkan informasi. Tapi aku akan tetap mencari sampai jejaknya ditemukan," jawab Zacky.  Dengan pikiran yang selalu optimis, mereka terus saja mencari keberadaan Sherina. Hingga tidak terasa, malam pun tiba. Mereka akhirnya pulang ke rumah, karena mereka harus beristirahat dan melanjutkan pencariannya besok pagi. Nadia masih dengan kegelisahan menyelimuti, dia tidak bisa memejamkan matanya yang sebenarnya dia tengah mengantuk. "Sherina, kamu dimana? Kamu cepat pulang, Ibu merindukanmu,
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status