Semua Bab Love on: Bab 41 - Bab 50
102 Bab
Bab 40
Harry bersama Gerald menyelusuri bagian badan mobil, memeriksa kerusakan mobil. Martin juga ikut memeriksa dengan center yang dipegangnya. Tentu saja hal ini membuat Harry dan teman-temannya murka karena kejadian seperti ini bukan sekali ini saja."Harry..." Panggil Martin, kepalanya menunjukkan ke arah cahaya center. "Mesinnya tidak ada." Tambahnya.Harry mendekat melihat pada bagian depan mobil. "Untuk apa mereka mengambil mesin mobil ini? Jika mereka pembalap harusnya mereka tahu mesin yang mereka curi bukan mobil pembalap.""Mungkin mereka salah mobil." Komentar Gerald, mengingat mobil mereka terparkir di teras bengkel.Martin terkekeh geli, menunjukkan sederet gigi putihnya. "Mereka bodoh tidak bisa membedakan mobil milik orang tua dengan anak muda." Masuk akal yang dikatakan Martin. "Atau mereka mencuri karena tidak punya uang.""Kita harus memastikan sesuatu." Ujar Harry menat
Baca selengkapnya
Bab 41
Leon duduk di kursi kebesarannya memakai stelan jas rapih dengan wajah tegas menatap Kim yang berdiri di depannya. Anaknya itu mengintimidasi dengan tatapan tajam. Sebuah pertanyaan yang keluar dari mulut Kim membuat Leon terdiam. Pagi-pagi Kim sudah bertandang ke kantor Leon, dia tidak tidur sama sekali setelah perjalanan malam yang dia tempuh. "Ceritakan tentang Harry. Dari mana asal usulnya dan kenapa kau mengadopsinya?" Kim mengulang pertanyaannya. Leon menyandarkan punggung kokohnya pada kursi, membalas tatapan Kim. "Kau datang jauh-jauh menanyakan itu? Dengan penampilan berantakan seperti ini, apa kau pikir akan membuatku senang kau mengunjungiku ke kantor?""Ceritakan tentang Harry!""Ini kantor Kim, jangan berteriak. Kau tahu sendiri aku mengambilnya dari jalanan. Tapi dia tidak tahu diri melakukan hal bodoh. Dia melecehkan Megan." Pria tua itu berteriak, menatap tajam pada anaknya, seakan Harry ada di sebelah Kim. 
Baca selengkapnya
Bab 42
"Harry membawa mobil ini dengan sangat cepat tadi malam." Kata Juan seraya duduk sebelah Gerald. Juan sedikit melirik lengan kanan pria itu yang sekarang bertato ular. "Nice pict... apa ini? Ulat kah?" Matanya menyipit."Kau ingin lehermu patah?" geram Gerald yang sekarang mengubah style-nya. Kepalanya dibuat botak ditambah bagian tubuhnya penuh dengan tato. "Ini ular berbisa bodoh, bukan ulat."Juan terkekeh geli. "Sorry, aku pikir kau salah tempat memasang tato. Ini seperti ulat bukan ular." Gerald ingin menerkam Juan, tapi keburu suara paman Vernon terdengar."Harry memacunya dengan kecepatan berapa?" tanya Paman Vernon yang mendengar ucapan Juan tadi. Mereka sedang berada di bengkel menatap mobil merah Harry yang baru."8 detik." Jawab Juan. "Dia begitu cepat membawanya tadi malam, seolah dia siap mati. Dia bahkan tidak berhenti di lintasan." Tambah Juan dengan takjub.Kris be
Baca selengkapnya
Bab 43
Harry membawa si merah dengan kecepatan penuh menuju kampus. Martin yang berada di sebelahnya menahan nafas karena takut Harry akan membuatnya celaka. Martin tidak yakin Harry melakukan ini untuk bersenang-senang melainkan memberinya pelajaran atas ucapannya semalam.Sampai di parkiran Martin buru-buru keluar. "Harry, nanti aku ada janji dengan Alice. Jadi kau tidak perlu menungguku pulang." "Hoi! Kau pikir aku supirmu yang mengantar-jemput!" Ujar Harry seraya membanting pintu mobilnya. Cukup membuat Martin terlonjak di tempatnya. Lebih dulu Harry yang melewatinya."Dia sangat pendendam." Runtuk Martin kesal. Lalu ia melangkah berlawanan arah dengan Harry. Memilih jalan aman. Dari belakang Jelena berjalan cepat menghampiri Harry. "Hei, ada apa denganmu. Kau ada masalah?" tanya Jelena penuh perhatian.Harry hanya menoleh sedetik sambil berjalan. "Tidak ada. Kenapa kau bertanya seperti itu?""Dari wajahmu aku bisa melihat ada yang
Baca selengkapnya
Bab 44
"Ma'am, diluar ada seorang wanita yang mengaku teman Nona Kim. Dia sedang menunggu di teras." Seorang pelayan memberitahu dengan sopan pada Dollores. Dahi Kim mengkerut, belum pernah ada temannya datang ke Yellowstone. Keempat wanita itu masih terlihat sama-sama geram dan masih terlibat perdebatan sengit antara mereka. Terutama Minerva dan Dollores yang sama-sama tidak mau mengalah. Masing-masing diselimuti aura panas dalam diri mereka.Karena sudah menikah dengan Leon, Dollores merasa memiliki tempat di keluarga ini. Setiap pelayan tunduk padanya. Seakan kedudukannya lebih tinggi dari istri pertama Leon. Tetapi sayangnya, pernikahan mereka hanya tercatat di agama secara negara Leon belum meng-sahkan."Katakan padanya Kim tidak bisa diganggu. Suruh dia pulang." Jawab Dollores dengan angkuhnya."Atas dasar apa kau melarang teman Kim bertamu ke sini. Kau pikir ini daerah kekuasaa
Baca selengkapnya
Bab 45
Harry tidak sabaran ingin bertemu dengan Kim. Dia menunggu di jok belakang mobil, satu tangannya mencengkram pegangan kuat. Dia mengeluarkan erangan kekesalan.Sebenarnya jok belakang  itu cukup gelap sehingga sulit untuk orang luar melihat keadaan di dalam mobil, jadi Harry cukup aman dari mata para pengawal yang berdiri di depan pintu rumah."Kau yakin security tadi mau diajak kerja sama?"  tanya Gerald, pria yang memiliki banyak tato di tubuhnya. Maksud Gerald security yang berada di post keamanan di depan gerbang rumah.Harry menatap ke depan, pada Gerald yang duduk di bangku setiran. "Setiap kali aku pulang dengan keadaan mabuk, mereka selalu tutup mulut. Bahkan aku pernah mencium Kim di area rumah, tapi tidak ada yang tahu padahal ada banyak cctv di sini.""What the fuck, bro? Hubungan kalian sudah sejauh itu?"  Harry mendengar Gerald mengejeknya sinis. Siapa pun pria di dekat
Baca selengkapnya
Bab 46
"Au... " Kim meringis saat tangan Harry menghempaskan tangannya kasar hingga membentur kaca jendela, untung tidak luka.Mata Iblis Harry menyipit pada Kim. "Apa susah menghubungiku beberapa hari ini? Berhari-hari aku menunggu kabarmu, Kim!" Harry meraih tangan Kim. "Jangan pernah meninggalkan aku seperti dulu.""Berhenti mengamuk, Harry. Dengar dulu penjelasanku.""Fuck! What do you want from me?" Makinya. "Kau menganggap perasaanku mainan? Tidak penting, iya?" Harry melepaskan genggamannya  dan Kim mengambil mundur badannya. Tatapan Harry seperti menghantam dadanya sewaktu dia mulai menjaga jarak, seluruh tubuhnya gemetar dengan rasa takut yang lengkap dan penuh."Keluarga akan tersangkut dan kita akan menjadi berita buruk di media, mengertilah." Kim menyentuh tangan Harry berusaha menenangkan dirinya dan kekasihnya.Harry menyeringai sinis. "Jujur saja. Kau
Baca selengkapnya
Bab 47
"Aku bisa kehilangan kendali jika di dekatmu." Harry berbisik di telinga Kim frustasi. Wanita dengan dua tahi lalat di pipi dan satu d bawah bibir menatap kekasihnya sendu. "Kau harus pulang." Kim turun dari pangkuan Harry lalu duduk di sebelah pria itu, meletakkan kepalanya di atas bahu Harry. "Aku harus menjadi anak baik-baik sampai Daddy mengizinkan aku kembali ke kampus." Ucap Kim memberi pengertian. Menghadapi Harry harus lembut agar Harry tidak emosi lagi."Kau harus memberi kabar kalau tidak mau aku berbuat jauh padamu. Aku bisa nekad memanjat kamarmu."Kim menegakkan tubuhnya. "Tolong mengertilah, Harry. Kau tahu sekeras apa Daddy. Jika kau seperti ini kau akan mempersulitku. Aku tidak mau hubungan kalian semakin renggang." Harry mendengus kasar."Berjanjilah kau tidak akan membuat masalah." Ujar Kim lagi. "Aku tidak akan membuat kesepakatan denganmu. " Ucap Harry tanpa melihat Kim. "Aku sangat menderita kau tidak bersamaku bebe
Baca selengkapnya
Bab 48
"Lama tidak bertemu, Harry." Ethan tersenyum tipis. "Kalian harus ikut denganku. Tuan sudah menunggu.""Katakan padanya aku tidak punya waktu." Balas Harry pada kaki tangan Leon. Pria itu mengelus badan pistolnya seakan siap mengambil mangsa."Apakah yang di mobil itu teman-temanmu?" ucapnya bernada mengancam. Sekilas Harry melihat ke mobilnya, tampak Kim dan Jelena ketakutan."Aku anggap ini adalah undangan." Ucap Harry, lalu ia kembali ke mobil. Kemudian mobil mereka mengikuti mobil di depan, sedangkan mobil jip di belakang masih setia mengikuti mereka. "Apa Daddy menyuruh mereka menjemputku? Ini pasti perbuatan Megan dan Ibunya." Ucap Kim. Ada rasa takut yang timbul di hatinya, Neneknya sekarang pasti dalam masalah. Bodoh, Kim terlalu sepele pada anak-ibu itu."Tenang, Kim. Daddy tidak akan mencelakai kita." Ucap Harry, dia tidak tahu Gerald sudah mengirimkan lokasi pada Jimmy karena sudah berprasangka buruk dan cemas. Pria itu diam saja d
Baca selengkapnya
Bab 49
"Aku akan pergi dari sini, kembali ke asrama. Sudah lama aku tidak masuk kuliah." Ucap Kim  menahan geram. Ia melangkah lebar ke arah kamarnya lalu memasukkan pakaian ke dalam koper merah"Siapa yang mengizinkan kau pergi!" Leon berteriak dengan keras. Bahkan suaranya mampu meruntuhkan bangunan Mansion mewahnya, hingga orang di tempat itu mendengar teriakan Leon. Tapi Kim tidak peduli, ia tetap memasukkan pakaiannya ke dalam koper. "Kau tidak akan kemana-mana, Kim! Daddy bilang kau tetap di sini." Perintah Leon di ambang pintu. "Dengar, aku melakukan ini untuk kebaikan kalian. Kau tahu kan daddy juga sangat menyayangi Harry?"Wajah geram Kim berubah menjadi sinis, ia tidak melihat bukti Leon menyayangi Harry. "Dad, kau mengancam akan membunuhnya! Ayah mana yang ingin melukai anaknya?" ujar Kim seraya mundar-mandir mengambil pakaian dari dalam lemari.Setelah siap Kim menarik kopernya keluar dari kamar melewati Leon
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status