All Chapters of The Reason Why: Chapter 11 - Chapter 20
93 Chapters
10. Bicara Soal Cinta
“Arghhh… nggak tahu lagi deh gue.” Athena menepuk-nepuk kepalanya dengan kotak pensil di hadapannya. Sidney yang melihat hanya bisa ikut geleng kepala,“Masih masalah yang sama?” Sidney memangku kepalanya dengan tangan yang ia letakkan di atas meja. Athena menghela napas dan mengangguk pelan.Dua hari sudah berlalu sejak terakhir Ares memesan pizza ke sekolah bukan hanya untuk Athena, tapi juga untuk teman sekelasnya—memang pencari perhatian, menurut Athena. Dua hari Athena tidak diganggu oleh keberadaan Ares, karena ternyata lelaki itu absen selama dua hari, begitu yang Athena dengar dari gosip yang entah kenapa bisa dengan cepat sampai ke telinganya.Masalah yang sedang Athena hadapi sekarang adalah tentang dirinya yang tidak bisa menentukan tema atau topik untuk konten podcastnya. Selain karena ia merasa harus lebih baik, Athena juga belum menemukan orang yang bisa diajak untuk berbincang di podcastnya.“Menur
Read more
11. Syarat Penjelasan
Dua hari yang tenang milik Athena harus sirna ketika dia melihat mobil Ares sudah terparkir di depan rumahnya. Gadis itu menatap malas ke arah si lelaki bermata coklat, yang dibalas dengan tatapan licik darinya.“Selamat pagi, pacar.”“Pacar pale lo gundul.”Athena dengan cekatan segera memesan ojek online pada aplikasi, namun Ares langsung merebut benda persegi panjang itu dari tangan Athena. Gadis itu hanya bisa menghela napas menahan kesal. Ares membuka pintu penumpang sebelah kemudi dan mengisyaratkan Athena untuk masuk dengan gerakan kepalanya. Gadis itu menurut tanpa mengatakan apapun.“Seatbelt.” Ares mengingatkan.“Gue juga tahu.” jawab Athena malas. Mobil Ares langsung melaju menuju sekolah.“Setelah diturunin di tengah jalan, ternyata lo masih mau naik ke mobil gue. Kalau gue nurunin lo di tengah jalan lagi, terus ngambil HP lo gimana?”“Bagu
Read more
12. Genre Yang Berbeda
“Menurut kalian, cinta itu apa?” Athena memulai episode podcast terbarunya dengan pertanyaan setelah melakukan intro, “Beberapa dari kalian, mungkin ada yang bisa mendeskripsikan cinta itu tentang kebahagiaan, seperti cinta yang ada di antara anggota keluarga, sahabat, atau kepada hewan peliharaan sekalipun. Dan akan ada beberapa di antara kalian yang mendefinisikan cinta sebagai teman dari luka. Kenapa aku bisa berkata demikian? Karena dari pengalaman yang diceritakan temanku, walau dia sudah beberapa kali jatuh cinta, dan beberapa kali terluka, dia tidak bisa menghindari keduanya. Maksudnya, sebelum kita merasa jatuh cinta, biasanya dimulai karena awalnya kita punya luka. Kemudian seseorang datang bagai menjadi obat untuk luka itu dan kita jatuh cinta padanya. Tapi kemudian, setelahnya pun, kita akan terluka lagi saat merasa kehilangan. Kalau begitu terus siklusnya, maka hubungan antara cinta dan luka tidak bisa dipisahkan, bukan?” Athena memenggal kalimatn
Read more
13. Fakta-Fakta Lucu
“Ngapain lo senyum-senyum?”Ares masuk ke dalam kamar Ariel dan mendapati kembarannya itu sedang duduk di meja belajarnya dan tersenyum sambil menatap layar Handphonenya. Ariel menoleh sebentar ke arah Ares, kemudian kembali menatap layar HPnya.“Nggak apa-apa.”“Bohong lo. Lagi suka sama cewek ya?” Ares merebahkan tubuhnya di kasur Ariel.“Hm, bukan suka yang kayak gitu sih.” Ariel menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.“Terus? Suka yang kayak gimana?”“Suka sebagai penggemar, lebih tepatnya.”“Ooh. Siapa tuh? Cantik nggak? Lihat dong!” Ares mendekat, Ariel dengan cepat menyembunyikan HPnya dari Ares, “Pelit banget lo. Apa nama sosmednya, biar gue lihat sendiri.” lanjut Ares, bersiap mengetikan sesuatu di HPnya.“Gue nggak tahu nama aslinya, nggak tahu juga mukanya.” jawab Ariel dengan suara yang sedikit
Read more
14. Batas Tegas
“Gimana menurut lo film tadi?” Ares dan Athena akhirnya keluar dari studio setelah film berakhir. Selama film tadi berlangsung, Ares benar-benar fokus menatap ke layar, bahkan dia tidak menyentuh popcorn yang dibeli mereka. Ia hanya berekspresi sesuai apa yang dilihatnya pada film, bahkan sampai membuat Athena ragu untuk mengajaknya bicara. “Lumayan. Karena orang banyak banget yang ngomongin, gue kira seru banget gitu, ternyata ya … seru tapi nggak banget, hehehe.” “Selera film lo tinggi juga ya.” Ares berucap. “Bukan gitu juga sih. Mungkin karena film itu bukan genre yang gue suka, ditambah review orang tuh kayak ‘wah’ banget gitu, jadinya ekspektasi gue tinggi.” Athena berkata sambil menggerakan tangannya seperti ledakan ketika mengatakan ‘wah’. “Emang genre kesukaan lo apa?” Ares bertanya selagi mereka berjalan menuju lift ke basemen. “Action, Sci-fi.” “Wah, bener-bener beda banget sama image lo sebagai podcaster.” “Emang lo dengerin podcast gue?” “Iya,” jawab Ares enteng.
Read more
15. Gosip Kilat
“Ares, lo apa-apaan sih?!” Athena langsung menatap Ares protes dan memarahi lelaki bermata coklat itu setibanya mereka di gedung belakang sekolah.“Apanya yang apa?” lelaki itu masih saja tenang dengan dua tangan yang kembali ia masukkan ke kantong hoodie-nya.“Kita tuh nggak pernah ciuman ya. Yang semalem itu cuma…”“Cuma apa?”“Cuma lo aja yang nyium gue. Itu juga nggak bisa dibilang ciuman, itu cuma kecupan. Dan lagi ciuman itu bisa dikatakan kalau—“Ares tertawa yang mana membuat Athena menghentikan penjelasannya, gadis itu bingung sekaligus kesal dengan Ares di depannya sekarang. Bagaimana bisa lelaki itu tetap kalem meski gosip mungkin saja akan menyebar?“Kenapa ketawa lo?” tanya Athena kesal.“Lucu aja.”“Nggak ada yang lucu ya. Lo makin nyebelin deh lama-lama.”“Lagian lo pake ngejelasin se
Read more
16. Bukan Sakadar Teman
“Halo, kalian kembali lagi mendengarkan podcast Dengan Sang Kebijakan. Pada episode kali ini aku bakal ngebacain salah satu cerita yang masuk ke email-ku. Cerita pertama ini adalah tentang cinta yang tumbuh karena sebuah perhatian melalui ketikan. Langsung aja ya kita bacain. ‘Halo Sang Kebijakan, saya salah satu penggemar podcast kamu. Sebut saja saya R, saya perempuan. Sudah lama saya ingin bercerita secara langsung, tapi karena dulu kamu belum membuka topik soal percintaan, saya agak ragu. Terima kasih karena sekarang kamu mau mulai membahas tema baru, meskipun kamu sendiri belum terlalu berpengalaman soal ini, saya tahu itu. Cerita ini dimulai ketika saya hendak masuk SMA. Saya mendaftar sekolah secara online di salah satu SMA, karena memang begitu peraturannya. Saat saya sudah daftar, saya tergabung dalam sebuah grup obrolan yang anggotanya juga akan masuk ke SMA tersebut. Di sana kami berbincang dan saling mengenal. Lama kemudian, saya mulai dekat dengan s
Read more
17. Adegan Dalam Novel
Athena langsung menelepon Ares begitu dia mendapat kabar bahwa ada perkelahian di gudang belakang sekolah, antara Ares dengan dua orang saat upacara tadi sedang berlangsung. Padahal Athena sudah merasa lega karena upacara hari itu hanya sebentar, tapi ia kembali merasa tidak tenang setelah mendengar gosip dirinya yang dirumorkan sebagai wanita bayaran dan berita bahwa Ares membuat dua orang babak belur. “Halo?” suara Ares terdengar malas ketika menjawab telepon Athena. “Lo di mana?” “Nggak usah ke sini.” “Gue nanya, lo di mana, Ares?” “UKS.” Athena langsung mematikan telepon dan hendak pergi ke UKS, namun Sidney menghadangnya cepat, “Jangan ke sana.” ucapnya. “Sid.” “Kalau lo ke sana sekarang, yang ada gosip lo sama Ares makin parah.” “Gue nggak peduli, Sid.” “Seriously, Na?” Sidney menatap Athena tidak percaya, “Lo digosipin sebagai cewek bayaran dia, Na. Kalau lo nya
Read more
18. Teman Lama
“Thanks, Res.”Athena segera melepas seatbelt dan keluar dari mobil Ares. Lelaki itu ternyata mengikuti langkah Athena keluar dari mobil. Membuat gadis itu segera menghadang jalannya.“E-e-eh, mau ngapain? Nggak usah mampir.” Athena menahan tubuh Ares dengan tangannya.“Masa pacar sendiri nggak boleh mampir?”“Siapa yang pacar siapa? Cih.” Athena melipat kedua tanganya malas.Ares tersenyum kecil, kemudian tatapannya lurus jauh kepada orang di belakang Athena. Gadis yang masih bersedekap itu mengikuti arah pandang Ares. Seketika badannya membeku dan kakinya melemas seperti jeli. Ares segera menangkap kedua pundak Athena sebelum gadis itu benar-benar lunglai di depan pagar rumahnya sendiri.“Selamat malam, tante.”                           &n
Read more
19. Laporan Sang Informan
Xavier merapikan ruang tamunya yang berantakan setelah Ares dan Fredi pulang ke rumah masing-masing 5 menit yang lalu. Ternyata mereka menghabiskan waktu selama 4 jam untuk bernostalgia dan tidak lupa bermain billiard sebagai permainan yang wajib dilakukan tiap pertemuan mereka. Billiard seperti menjadi salah satu permainan kebangsaan mereka. Selain billiard yang menjadi permainan kebangsaan, ada juga lagu yang selalu mereka putar untuk dinyanyikan bersama, yaitu When You’re Looking Like That dari Westlife. Lagu yang dikeluarkan pada September tahun 2000 itu memiliki makna seorang pria yang menyesal telah meninggalkan seorang gadis, ingin kembali merebutnya namun tidak bisa. Lagu itu seperti penggambaran dari kisah Ares, Xavier, dan Fredi.Mereka bertiga pernah mengalami putus cinta dan sempat ingin kembali namun tidak bisa. Alasannya berbeda-beda, Ares tidak bisa karena memang dia tidak benar-benar cinta; Xavier karena ditinggalkan k
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status