“Ares, lo apa-apaan sih?!” Athena langsung menatap Ares protes dan memarahi lelaki bermata coklat itu setibanya mereka di gedung belakang sekolah.
“Apanya yang apa?” lelaki itu masih saja tenang dengan dua tangan yang kembali ia masukkan ke kantong hoodie-nya.
“Kita tuh nggak pernah ciuman ya. Yang semalem itu cuma…”
“Cuma apa?”
“Cuma lo aja yang nyium gue. Itu juga nggak bisa dibilang ciuman, itu cuma kecupan. Dan lagi ciuman itu bisa dikatakan kalau—“
Ares tertawa yang mana membuat Athena menghentikan penjelasannya, gadis itu bingung sekaligus kesal dengan Ares di depannya sekarang. Bagaimana bisa lelaki itu tetap kalem meski gosip mungkin saja akan menyebar?
“Kenapa ketawa lo?” tanya Athena kesal.
“Lucu aja.”
“Nggak ada yang lucu ya. Lo makin nyebelin deh lama-lama.”
“Lagian lo pake ngejelasin se
“Halo, kalian kembali lagi mendengarkan podcast Dengan Sang Kebijakan. Pada episode kali ini aku bakal ngebacain salah satu cerita yang masuk ke email-ku. Cerita pertama ini adalah tentang cinta yang tumbuh karena sebuah perhatian melalui ketikan. Langsung aja ya kita bacain. ‘Halo Sang Kebijakan, saya salah satu penggemar podcast kamu. Sebut saja saya R, saya perempuan. Sudah lama saya ingin bercerita secara langsung, tapi karena dulu kamu belum membuka topik soal percintaan, saya agak ragu. Terima kasih karena sekarang kamu mau mulai membahas tema baru, meskipun kamu sendiri belum terlalu berpengalaman soal ini, saya tahu itu. Cerita ini dimulai ketika saya hendak masuk SMA. Saya mendaftar sekolah secara online di salah satu SMA, karena memang begitu peraturannya. Saat saya sudah daftar, saya tergabung dalam sebuah grup obrolan yang anggotanya juga akan masuk ke SMA tersebut. Di sana kami berbincang dan saling mengenal. Lama kemudian, saya mulai dekat dengan s
Athena langsung menelepon Ares begitu dia mendapat kabar bahwa ada perkelahian di gudang belakang sekolah, antara Ares dengan dua orang saat upacara tadi sedang berlangsung. Padahal Athena sudah merasa lega karena upacara hari itu hanya sebentar, tapi ia kembali merasa tidak tenang setelah mendengar gosip dirinya yang dirumorkan sebagai wanita bayaran dan berita bahwa Ares membuat dua orang babak belur. “Halo?” suara Ares terdengar malas ketika menjawab telepon Athena. “Lo di mana?” “Nggak usah ke sini.” “Gue nanya, lo di mana, Ares?” “UKS.” Athena langsung mematikan telepon dan hendak pergi ke UKS, namun Sidney menghadangnya cepat, “Jangan ke sana.” ucapnya. “Sid.” “Kalau lo ke sana sekarang, yang ada gosip lo sama Ares makin parah.” “Gue nggak peduli, Sid.” “Seriously, Na?” Sidney menatap Athena tidak percaya, “Lo digosipin sebagai cewek bayaran dia, Na. Kalau lo nya
“Thanks, Res.”Athena segera melepas seatbelt dan keluar dari mobil Ares. Lelaki itu ternyata mengikuti langkah Athena keluar dari mobil. Membuat gadis itu segera menghadang jalannya.“E-e-eh, mau ngapain? Nggak usah mampir.” Athena menahan tubuh Ares dengan tangannya.“Masa pacar sendiri nggak boleh mampir?”“Siapa yang pacar siapa? Cih.” Athena melipat kedua tanganya malas.Ares tersenyum kecil, kemudian tatapannya lurus jauh kepada orang di belakang Athena. Gadis yang masih bersedekap itu mengikuti arah pandang Ares. Seketika badannya membeku dan kakinya melemas seperti jeli. Ares segera menangkap kedua pundak Athena sebelum gadis itu benar-benar lunglai di depan pagar rumahnya sendiri.“Selamat malam, tante.”&n
Xavier merapikan ruang tamunya yang berantakan setelah Ares dan Fredi pulang ke rumah masing-masing 5 menit yang lalu. Ternyata mereka menghabiskan waktu selama 4 jam untuk bernostalgia dan tidak lupa bermain billiard sebagai permainan yang wajib dilakukan tiap pertemuan mereka. Billiard seperti menjadi salah satu permainan kebangsaan mereka. Selain billiard yang menjadi permainan kebangsaan, ada juga lagu yang selalu mereka putar untuk dinyanyikan bersama, yaitu When You’re Looking Like That dari Westlife. Lagu yang dikeluarkan pada September tahun 2000 itu memiliki makna seorang pria yang menyesal telah meninggalkan seorang gadis, ingin kembali merebutnya namun tidak bisa. Lagu itu seperti penggambaran dari kisah Ares, Xavier, dan Fredi.Mereka bertiga pernah mengalami putus cinta dan sempat ingin kembali namun tidak bisa. Alasannya berbeda-beda, Ares tidak bisa karena memang dia tidak benar-benar cinta; Xavier karena ditinggalkan k
“NANAAAAA!”Athena yang sedang merapikan kamarnya, terlonjak kaget ketika mendengar suara teriakan dari dua orang yang menerobos masuk ke kamarnya. Alvin dan Alfred masuk dengan wajah yang terkejut sekaligus penuh dengan keingintahuan.“Apaan sih? Teriak-teriak gitu kayak di hutan aja.”“Na, kemarin sore Nana dianter balik sama Kak Ares?” Alfred bertanya setelah mendudukan diri di tepi kasur Athena.“Tahu dari mana?”“Mama nanya sama kita, katanya gini ‘Kalian pernah lihat ada cowok yang antar Kakak kalian pulang, nggak? Kalau lihat kabari Mama.’ Gitu kata Mama.” lanjut Alfred.“Tandanya, Mama udah pernah pergokin Nana sama Kak Ares, kan?” sambung Alvin.“Hmm.” karena malas, Athena hanya menjawab sekenanya.“Lebih baik kita kasih tahu Mama aja nggak sih, Al?” tanya Alvin kepada Alfred.“Iya nih. Kayaknya juga
Athena berangkat sekolah dengan pikiran yang bercabang. Karena mendapat telepon tiba-tiba dari seseorang bernama Malik, ia jadi tidak bisa fokus untuk mengulas kembali materi yang akan dijadikan bahan ulangan harian. Iya, hari ini ia akan menghadapi ulangan harian di dua pelajaran, yaitu Sejarah dan Sosiologi. Gadis berusia 17 tahun itu sudah menghela napas sebanyak lima kali sejak dirinya mendudukan diri di kursi kelas. Sidney yang sudah ada di sebelahnya pun akhirnya merasa terusik dengan helaan napas berat dari sahabatnya. “Na, lo kenapa sih?” “Pikiran gue nggak bisa fokus, Sid.” “Bukanya lo udah belajar dari tiga hari lalu, Na? Lagian Sejarah sama Sosiologi materi kesukaan lo, kan?” Sidney yang menganggap Athena dibuat pusing karena akan menghadapi ulangan harian pun menjawab demikian. “Yah… lo bener. Harusnya gue nggak usah hilang fokus, toh belum tentu bokapnya mau ngancem gue, kan? Tapi kalau nanti gue disogok pake duit, gimana ya?” Ath
Selama perjalanan menuju rumah Ares, Athena terus memikirkan perkataan Sela. Tentang dirinya yang perlahan mengubah Ares. Bagian mana dari diri Ares yang berubah? Dan apakah perubahan itu ke arah yang positif atau negatif?Sekarang ia yang sedang berada di dalam mobil Van berwarna hitam, berusaha untuk tetap tenang. Perjalanan selama 30 menit itu akhirnya membawa ia pada halaman besar rumah bak villa mewah dikelilingi kebun bunga. Athena keluar dari mobil Van, kemudian berjalan mengikuti Sela dan Malik menyusuri halaman rumah Ares sampai ke depan pintu rumah yang menjulang tinggi. Pintu terbuka lebar di hadapannya, menampakkan ruangan luas dengan rak-rak mewah di tepi berisi guci-guci antik dan juga barang mewah seperti batu-batuan yang sangat mahal. Selain itu, Athena bisa melihat beberapa frame berukuran sedang yang di dalamnya terdapat foto masa kecil Ares. Hanya foto masa kecil, tidak ada foto keluarga saat dirinya sudah dewasa atau sekadar foto kelulusannya.Malik
Ares hampir sampai di depan rumah Athena. Namun ponselnya berdering menandakan telepon masuk. Ares melihat nama sang penelepon, tertulis ‘Istri Zeus’ di sana. Itu adalah Hera, Mamanya. Ares dengan cepat mengenakan earphone wearless dan mengangkat telepon tersebut. Mamanya jarang menelepon, dan hanya akan menelepon di saat keadaan sedang darurat atau genting.“Halo, Ma? Ada apa?”“Res? Kamu di mana? Mama butuh bantuan kamu.”“Aku di jalan, Ma. Lagi nyetir.”“Tolong jemput Mama di RS dong, Res. Mama harus cepet-cepet ke Resto nih.”“Pak Usep nggak nganter Mama?”Usep adalah sopir pribadi Hera.“Pak Usep izin cuti hari ini. Dan kamu tahu sendiri Mama paling nggak bisa naik taksi online atau ojek. Jemput, ya?”Ares terdiam sejenak. Memang benar Mamanya tidak bisa naik taksi atau ojek online karena Mamanya tidak mu