Semua Bab WARUNG TENGAH MALAM: Bab 211 - Bab 220
271 Bab
211-OBOR
Kampung Sepuh pada dasarnya terdiri dari jalanan yang membentang lurus ketika kita masuk dari gapura selamat datang, dan warung adalah bangunan terakhir yang berada di kampung ketika kita menyusuri jalanan tersebut hingga akhirnya jalanan tersebut akan terputus dengan sendirinya dan berakhir dengan jalanan setapak menuju Gunung Sepuh. Sedangkan di kiri dan kanan jalanan utama itu, terdapat rumah rumah warga yang saing berdempetan satu sama lain, dengan gang-gang yang masih berupa tanah yang mungkin saja becek dan berdebu apabila kita melewatinya. Untuk rumah-rumah yang berada di jalur kiri jalan, apabila kita melihatnya dari arah warung menuju ke gapura selamat datang. Itu bisa menembus ke arah persawahan yang luas tempat dimana persawahan tersebut menjadi pembatas dan jalan pintas apabila kita akan ke Kampung Parigi dengan berjalan kaki melewati persawahan yang membentang dan membelah kedua kampung. Sedangkan untuk rumah-rumah yang berada di jalur kanan jala
Baca selengkapnya
212-TERSENYUM
“Punteun Kang! ” Seseorang dengan memakai baju jaket tebal berwarna kuning cerah dengan obor yang dia bawa sebagai penerang jalan mengucap kata punteun atau permisi kepada Mang Darman yang berdiri di depan gang. “Eh iya kang silahkan,” kata Mang Darman yang memberikan jalan kepada orang yang membawa obor tersebut. Tidak ada hal yang aneh tentang orang-orang yang lewat ini, mereka dengan santainya melewati Mang Darman yang masih tidak percaya akan apa yang dia lihat sekarang. Dan Mang Darman pun hanya bisa mengangguk dan tersenyum kepada orang-orang yang melintasinya dengan perasaan yang tidak percaya. Karena, baru kali ini dia melihat banyak sekali orang yang melintas di jalanan Kampung Sepuh dengan membawa obor sebagai penerang jalan. “Mereka ini siapa, aku baru lihat mereka, ” Pikir Mang Darman sambil merasa keheranan melihat mereka yang lewat begitu saja. Orang-orang ini muncul dan berjalan secara berbondong-bondong, dengan pakaian
Baca selengkapnya
213-TATAPAN
“Hah Pasar Jurig?” Kata Mang Darman. Seketika dia teringat anaknya si Dasim ketika berbicara tentang Pasar Jurig, yang terjebak di dalam pasar tersebut dan tidak bisa kembali, sebelum akhirnya bapak membantunya dan menemukan Dasim di dalam kebun di depan warung. Mang Darman memikirkan hal tersebut sambil melihat ke sekeliling dan melihat rumah-rumah yang kini tampak berbeda dengan Kampung Sepuh, dan setelah di pikir-pikir, apa yang dia lihat ternyata sama dengan apa yang diceritakan si Dasim ketika dia menghilang. Rumah-rumah yang beratapkan rumbia dengan tiang-tiang yang di ikat tanpa memakai paku, juga obor-obor yang menyala di depan rumah yang berjejer rapi hingga ke ujung, juga orang-orang yang datang dan berbondong-bondong menuju ke suatu tempat. Semuanya persis sama dengan apa yang dikatakan si Dasim ketika dia menghilang beberapa hari hingga akhirnya di temukan di kebun depan warung. Rasa takut yang tadi dia rasakan ketika ada sosok kun
Baca selengkapnya
214-HILANG
Suasana bintang-bintang tanpa awan pada malam itu menghiasi Kampung Sepuh dengan indahnya, apalagi bintang-bintang tersebut terlihat sangat jelas sekali bertaburan di langit malam dan akan membuat siapapun takjub melihatnya. Angin dingin mulai terasa dari arah Gunung Sepuh, apalagi waktu sekarang sudah mulai mendekati subuh, waktu dimana ayam-ayam yang berada di Kampung Sepuh berkokok untuk menandakan bahwa waktu sudah mulai berganti, dan para manusia yang tinggal di kampung sudah diperbolehkan untuk kembali beraktivitas. Terlihat, dua buah cahaya senter saling beriringan yang berjalan ke arah warung. Mereka terlihat berjalan dengan santainya seperti tidak terjadi apa-apa ketika sedang berkeliling kampung pada malam ini. Cahaya senter itu semakin lama semakin dekat, dan terlihat secara perlahan bahwa asal dari cahaya senter itu adalah senter dari Mang Rusdi dan Mang Uha yang berjalan kembali setelah berkeliling kampung hingga saat ini. “Mang, merasa a
Baca selengkapnya
215-TERIKAT AKAR
Jurig Jarian, adalah salah satu makhluk yang suka berdiam diri di tempat-tempat yang kotor. Mereka biasanya menyukai tempat-tempat yang jorok ataupun tempat lembab, berbau busuk dan penuh dengan sampah atau tempat-tempat yang sunyi dan tidak terkena sinar matahari. Sangat jarang sekali para manusia bertemu dengan jurig jarian dalam hidup mereka, karena jurig jarian ini jarang sekali menampakan dirinya kepada manusia. Dan dari bentuknya, jurig jarian banyak sekali versi menurut orang yang melihat mereka secara langsung. Ada yang berbentuk anak kecil, nenek-nenek, kakek-kakek, atau wanita buruk rupa, bahkan ada juga yang melihat mereka yang mewujudkan dirinya seperti yang Pak Ardi dan Mang Dadang lihat. Namun semuanya mempunyai ciri khas yang sama, yaitu badan yang penuh dengan benjolan-benjolan yang berbau busuk di sekujur tubuhnya, juga beberapa dari benjolan itu keluar nanah, bahkan terlihat banyak belatung-belatung yang hidup dari benjolan-benjolan tersebut
Baca selengkapnya
216-RIBUT
  Tubuh Mang Darman serasa terjebak, dia sekarang tidak bisa berbuat apa-apa dengan keadaannya yang sekarang. Tubuhnya terikat dengan erat oleh akar pohon yang sangat kuat sehingga dia tidak bisa bergerak sama sekali. Meskipun begitu, Mang Darman tetap berusaha untuk bisa melepaskan diri dari jeratan akar tersebut dengan sekuat tenaga. Karena dirinya tidak mau menjadi santapan para makhluk yang sebentar lagi akan mencabut jiwanya dan menyantap tubuhnya yang terjebak di tempat ini. Mang Darman baru mengetahui bahwa makhluk-makhluk seperti itu ternyata bisa berbuat hal-hal semacam ini, dia jadi berpikir apa yang akan anaknya lakukan ketika dulu dia terjebak di situasi seperti dirinya saat ini. Hahahahaha Hihihihihihi Hihihihihihi “Aya Jelema euy. (Ada manusia nih. )” “Hayu urang dahar, potong keun leungeun jeung sukuna meh teu bisa kabur. (Ayo kita makan, potong tangan dan kakinya biar tidak bisa kabur.)” Sua
Baca selengkapnya
217-SESEORANG YANG DATANG
Banyak yang tidak bisa kita jelaskan apabila kita masuk ke alam yang berbeda, makhluk-makhluk yang hanya bisa kita dengar dan kita baca dari cerita-cerita yang tersebar di internet saat ini, semuanya tampak seperti palsu dan hanya cerita belaka, apalagi menyangkut dengan suatu suasana yang berbeda ketika kita terjebak di suatu tempat yang tidak bisa kita jelaskan secara gamblang di depan banyak orang. Banyak orang yang menganggap bahwa Gunung Sepuh adalah gunung biasa dengan semua keanehan di dalamnya, namun banyak pula yang berkata bahwa Gunung Sepuh adalah gunung yang dikeramatkan karena banyak sekali makhluk-makhluk yang menghasut dan menjebak manusia untuk masuk di dalamnya. Dan Kampung Sepuh sendiri adalah salah satu bagian dari Gunung Sepuh ketika wilayah tersebut masih berupa hutan belantara dengan banyaknya manusia yang datang ke Gunung Sepuh dengan segala kepercayaannya pada saat itu. Sehingga meskipun kini hutan tersebut sudah menjadi sebuah kampung
Baca selengkapnya
218-TERPOTONG
ARGGGGGGHHH Trakkkk Nyi Bodas seketika menghentakan ekornya dengan sekuat tenaga tepat di depan Mang Darman, sehingga terlihat bekas dari hentakan tersebut yang membentuk sebuah retakan-retakan kayu di atas panggung. Nyi Bodas akhirnya meninggalkan Mang Darman dan berbalik ke belakang, bersamaan dengan beberapa makhluk yang masih berkumpul di dekat panggung. “SAHA ETA ANU WAWANIANAN NGAGANGGU PARA MAKHLUK ANU AYA DIDIEU? (SIAPA ITU YANG BERANI MENGGANGGU PARA MAKHLUK YANG ADA DI SINI? )” “MANEH! (KAMU! )” Kata Nyi Bodas yang menunjuk ke arah makhluk yang masih berdiri di pinggir panggung dengan tangannya yang berupa akar pohon yang masih mengikat Mang Darman dengan sangat erat. “JAGAAN IEU JELEMA, ULAH NEPIKA LEUPAS, URANG EREK KATUKANG HEULA JANG NEANGAN ANU NGA GANGGU DIDIEU! (JAGA MANUSIA INI, JANGAN SAMPAI LEPAS, AKU AKAN KEBELAKANG DAHULU UNTUK MENCARI YANG MENGGANGGU DI SINI! )” Nyi Bodas tampak sangat marah, sisik-sisik
Baca selengkapnya
219-EMPAT HARI
Brak Akar-akar yang mengikat Mang Darman seketika terlepas dan menghilang seperti pasir yang terbang tersapu oleh angin dan membuat Mang Darman yang masih terpejam akhirnya terjatuh dan terduduk lemas di atas panggung tersebut. Mang Darman yang tidak mengetahui apapun hanya bisa menutupi wajahnya dengan rasa takut sambil terus-menerus memejamkan matanya. Apalagi setelah mendengar teriakan-teriakan dan suara gaduh yang dia dengar oleh telinganya yang masih berfungsi meskipun kini hanya sebelah, karena telinganya yang satunya lagi mengeluarkan darah yang membuatnya tidak bisa mendengar dengan jelas. Tubuhnya semakin bergetar hebat, dia tidak tahu apa yang terjadi dan dia hanya bisa pasrah atas apapun yang menimpanya saat ini. Hingga, “Mang Darman! ” Sebuah suara yang Mang Darman kenal terdengar olehnya. Namun Mang Darman tahu, banyak sekali tipu muslihat dari para makhluk gunung untuk bisa mengelabui manusia, jangankan untuk mengubah sua
Baca selengkapnya
220-RUMAH PAK ARDI
“Hah? empat hari Jang? ” Mang Darman mendadak kebingungan dengan ucapanku yang mengatakan bahwa dirinya terjebak di dalam Pasar Jurig itu selama empat hari lamanya. Padahal dia sendiri merasakan bahwa malam belum berganti pagi di dalam sana, dan dia hanya merasakan bahwa dirinya terjebak di dalam Pasar Jurig itu selama beberapa jam saja. Memang banyak yang menyangka bahwa alam gaib dan alam yang kita tempati mempunyai waktu yang sama, padahal tidak seperti itu, konsep waktu di alam gaib sangatlah berbeda. Sehingga banyak sekali kejadian ketika mereka terjebak di alam tersebut, waktu terasa sangat lambat. Namun di alam yang sebenarnya, mereka sudah beberapa hari menghilang tanpa mereka sadari. Mang Darman semakin bertambah heran, ketika melihat sekeliling Kampung Sepuh yang kini tampak berbeda sekali dengan Kampung Sepuh yang terakhir dia lihat ketika menjaga malam. “Kenapa kampung kita jadi seperti ini Jang? ” Kata Mang Darman yang semakin heran denga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
28
DMCA.com Protection Status