All Chapters of The (Un)Completed: Chapter 11 - Chapter 20
24 Chapters
-Fragment 11-
Maybe if I fall in love with my depression it will leave me too “Halo, kamu Dhe, bukan?” seorang gadis berpenampilan tanpa cela bertanya sambil berdiri di samping mejaku dan aku refleks memutuskan sambungan telpon yang untungnya belum diangkat oleh Alena.Gadis berwajah sedikit oriental menatapku dengan penasaran. Rambut hitamnya tergerai sempurna seakan dia baru saja melangkah keluar dari salon. Gaun yang dikenakannya seakan memang dirancang dan dijahit khusus untuknya. Pas tanpa ada lipatan berarti yang menganggu. Melihat dari desainnya tebakanku gaun itu keluaran rumah mode Herve Leger. Sepasang sepatu dengan warna senada gaun dan oversized bag dari Bottega Veneta melengkapi penampilannya. Penampilannya membuatku sedikit terintimidasi tapi senyum yang terulas di bibirnya membuatku lebih rileks.“Hai. Iya, aku Dhe,” aku menjawab sambil berdiri dan mengelap ujung jariku menggunakan tisu.&ld
Read more
-Fragment 12-
I'm tired. I want to give up “Boleh email foto ini ke aku?” Aku mengembalikan smartphone Julia.Dia menerima smartphone dengan tatapan bingung.“Itu bisa jadi inspirasi untuk cincin kalian,” aku tidak berhasil menahan godaan untuk menikmati sepotong  éclair lagi.“Done,” Julia kembali menyimpan smartphone-nya, “Apa lagi yang kamu butuhin sebelum bisa mulai proses pengerjaan? Kalau masalah budget nggak usah kamu pikirin. Anggap aja unlimited.”“Serius?” Mataku melebar. Bukan pertama kali aku mendapatkan klien yang memiliki budget tidak terbatas tetapi tetap saja tidak membuatku terbiasa.“Serius. Selama aku suka desainnya, no probs.”“Hm, oke,” aku bergumam dan menghabiskan éclair sebelum melanjutkan ucapanku, “Dari obrolan kit
Read more
-Fragment 13-
Sometimes, one person can make your world up and down “Jadi, kenapa desainer perhiasan?” Bernard, pria kharismatik dengan penampilan sempurna walau geraknya terkesan kemayu, melemparkan pertanyaan berikutnya.Ya, aku sedang diwawancarai oleh salah satu majalah lifestyle ternama Indonesia. Seperti biasa, mereka memilihku untuk mengisi rubrik “Inspiring Woman”. Sebenarnya aku hampir saja melewatkan janji wawancara ini. Untung aku memiliki asisten seperti Ann yang selain cekatan juga tidak pernah ragu untuk memaksaku jika dibutuhkan. Tadi pagi telpon bertubi-tubi darinya membangunkanku. Setelah itu hanya hitungan menit dia sudah berada di rumah merangkap workshop-ku. Sambil berteriak menyuruhku bersiap dia memilih pakaian yang harus aku kenakan juga menyiapkan koleksi yang dibutuhkan untuk mengisi rubrik “Hot Items” majalah ini. Tidak peduli sudah sebesar apa jenama yang aku miliki, sedik
Read more
-Fragment 14-
Life is so full of unpredictable beauty and strange surprises   “Sebenarnya kami tidak pernah melakukan photoshoot di akhir pekan kayak hari ini. Ini spesial.” “Oh ya? Kenapa? Jangan bilang ini karena aku,” seingatku, Ann memang mengajukan akhir pekan untuk wawancara dan pemotretan karena jadwalku minggu ini cukup padat. Selain tambahan pekerjaan dari Julia, aku juga baru saja menerima pesanan dari salah seorang selebritas untuk merancang head piece kembar yang akan dikenakan di photo session pertama bersama bayinya yang akan lahir empat bulan lagi. “Tentu saja karena Anda,” dia tertawa, “Selain itu karena fotografernya juga hanya bisa melakukan pemotretan di akhir pekan. Dia termasuk fotografer terbaik di bidangnya. Sayangnya dia cuma menerima order di akhir pekan.” Aku menaikkan kedua alis. Setengah tidak percaya kalau fotografer yang dibicarakannya sebagus itu dan karena menurutku dia terlalu
Read more
-Fragment 15-
Some good, some not too good Satria.Demi apa kalau fotografer ini adalah Satria?!Sedikit pun aku tidak pernah menduga kalau fotografer ini adalah Satria. Dia terlihat berbeda dengan Satria yang aku temui seminggu yang lalu di Huize Van Wely.  Dan itu membuat tubuhku bereaksi. Ada sesuatu pada dirinya yang membuatku tertarik. Bukan pertama kalinya aku merasakan ketertarikan fisik sekuat ini tetapi sekarang dia bahkan tidak berhasil mengingat kapan dia mengalaminya.Jika minggu lalu dia terlihat fashionable dengan kemaja biru yang dilapis cardigan biru dongker dan celana jeans hitam dengan sepatu oxford berwarna cokelat, saat ini dia memang mengenakan pakaian yang lebih santai tapi entah bagaimana, dia yang saat ini lebih menarik perhatianku. Seakan ini adalah apa adanya dia.Minggu lalu Satria memancarkan aura maskulin yang kuat walau aku tidak terlalu memperhatikannya karena
Read more
-Fragment 16-
My heart is right in my hands. Not yours.   Aku mematikan laptop sambil memejamkan mata lalu memijit batang hidungku pelan. Walau sudah bertahun-tahun menggunakan komputer dan laptop tapi sampai sekarang aku masih tidak terbiasa menggunakannya dalam waktu lama. Mataku akan perih setelah bekerja selama beberapa saat di depan laptop, seperti sekarang. Sejak pagi aku disibukkan dengan membuat jadwal dan linimasa pekerjaan agar para pengrajin dapat memenuhi tenggat waktu dan seluruh pekerjaan berjalan dengan sempurna. Mengecewakan klien, baik karena desain yang tidak cocok atau tidak berhasil menepati tenggat waktu adalah sesuatu yang tidak aku inginkan sampai terjadi. Sekuat tenaga aku berusaha agar hal itu tidak terjadi. Dan bulan ini membutuhkan usaha ekstra keras untuk memenuhi seluruh pekerjaan yang masuk. Beberapa pekerjaan memang sudah bisa mulai dikerjakan oleh para pengrajin tapi aku masih harus menyelesaikan setidaknya empat rancan
Read more
-Fragment 17-
You say you wanna let go, but put on another weight   Sebelum naik ke lantai atas aku menyempatkan diri untuk menyapa para pengrajin yang semua terlihat tekun mengerjakan pekerjaan masing-masing. Aku juga sempat mengobrol selama beberapa menit bersama Pak Mo, memastikan kalau seluruh pekerjaan akan selesai tepat waktu juga membahas mengenai beberapa batu permata yang menarik minatku. Walau sudah tua dan tidak pernah mengenyam pendidikan yang berhubungan dengan perhiasan atau merancang secara formal, pengalaman dan selera Pak Mo tidak bisa diabaikan. Sedikit banyak aku selalu menganggap beliau sebagai mentorku. “Non Adel!” di seluruh dunia hanya satu orang yang memanggilku Non Adel, Bu Sum, istri Pak Mo. Sapaan beliau membuatku tertahan di tengah tangga, “Non, iki lho,” beliau mengulurkan piring yang ditutupi tisu, “Tadi Ibu bikin pecelnya kebanyakan. Ini buat Non. Dimakan, ya!” “Matur suwun, Bu,” aku tersenyum m
Read more
-Fragment 18-
I should stop dreaming, because in my dreams, you're actually mine Kapan terakhir kali aku seperti ini? Shit! Dia calon suami Julia, Dhe!!Julia seakan tidak menyadari kalau aku mendadak merasa tidak nyaman ketika dia menyebut nama calon suaminya. Tidak ingin membuat suasana menjadi canggung, sekuat tenaga aku berusaha untuk mengatur perasaanku. Demi Tuhan, Dhe! “Sama keluarga aku nggak dipercaya nyetir sendiri. Alasan Papi, sih, aku belum terbiasa dengan lalu lintas di Jakarta. Terus selama di London juga aku ke mana-mana naik Tube. Jadi terpaksa Satria harus rela jadi supirku. Kadang-kadang nggak tega, sih, karena kerjaannya juga nggak bisa sering-sering ditinggal, tapi pas aku bilang mau naik taksi daring dia malah ngomel-ngomel sendiri. Jadi,” Julia mengangkat bahu, “Aku nurut aja.”See, Dhe? Hubungan mereka sempurna. Jangan sampai aku merusaknya hanya karena k
Read more
-Fragment 19-
She is someone who bears her worries alone Morning yoga class yang ditawarkan Padma Hotel Bandung untuk seluruh tamu mereka adalah alasan kenapa aku menyetujui tawaran Ahsan untuk menghabiskan akhir pekan di sini. Selain karena Ahsan berjanji akan memesan kamar dengan pemandangan terbaik yang ada di hotel ini. Ah, untuk yang belum tahu atau bahkan belum pernah mendengar tentang Padma Hotel Bandung, hotel ini memiliki poin plus pada lokasi bangunan yang di kelilingi  hutan hijau yang memberikan pengalaman berbeda dan tidak dapat ditemukan di hotel lain di sekitar Bandung. Pemiliknya memanfaatkan potensi itu dengan sempurna. Bangunan hotel dirancang dengan baik sehingga setiap kamar memiliki pemandangan langsung ke lembah hijau, infinity pool juga dek kayu tempat aku duduk sejak kelas yoga selesai lima belas menit yang lalu.Aku menarik napas panjang dengan pelan lalu melakukan child pose. Walau tidak melakuk
Read more
-Fragment 20-
Even if you don't go back to the past, it will come back to you until you let go of it Namanya Jerry Chua. Kekasihku ketika menyelesaikan kuliah di Singapura. Tidak ada yang istimewa kecuali kami sudah berpacaran selama tiga tahun dan aku begitu mempercayainya. Aku bahkan berpikir hubungan kami akan berakhir dengan sebuah lamaran dan pernikahan. Aku dan kenaifanku. Begitu percaya dan cintanya aku pada Jerry hingga memutuskan untuk jujur dan menceritakan diriku seutuhnya kepadanya. Aku ingat kalau aku sempat membanggakan Jerry di depan Ahsan karena pria itu tidak berubah bahkan setelah mengetahui kenyataan yang sebenarnya. Itu juga yang membuatku semakin yakin kalau Jerry akan segera melamarku.Enam bulan sebelum kelulusanku, mimpi terbaikku berubah menjadi mimpi buruk. Aku tidak sengaja mencuri dengar pembicaraan Jerry dengan salah seorang sahabatku.***“Kamu serius dengan Adhela?” Pertanyaan itu membuatku m
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status