All Chapters of Suami Warisan: Chapter 31 - Chapter 40
177 Chapters
30 - Jaminan
SUAMI WARISAN30 – Jaminan Jika kalian berpikir bahwa hubungan Narendra dan Rengganis baik-baik saja setelah Rengganis menjawab mengenai 3 permintaan yang akan dikabulkan oleh Narendra, kalian salah besar.Kedua orang itu bagaikan magnet dengan kutub yang sama. Jika dua buah magnet didekatkan pada kutub yang sama, maka kedua magnet tersebut saling tolak-menolak.Inilah yang terjadi sekarang antara Rengganis-Narendra, terjadi tawar-menawar yang alot mengenai 3 permintaan Rengganis. Narendra sempat keberatan dengan permintaan ke-tiganya, tapi Rengganis ngotot.“Deal or no deal?”“Ini bukan acara TV.”“Tumben kamu tau soal acara TV?”“Nirmala suka menontonnya dulu.”Rengganis mengendikkan bahunya dan mengulurkan tangannya, “Deal?”Narendra memandangi tangan perempuan itu, “Kenapa?”“Kenapa apanya?”
Read more
31 - Panggilan Takdir
SUAMI WARISAN31 – Panggilan Takdir Rengganis hendak mengemasi barang-barangnya saat tangan Narendra menahannya, mencegahnya untuk pergi.“Jangan, lebih baik saya saja yang pergi.”Rengganis menoleh, air matanya mulai bercucuran.“Maaf,” Narendra mengusap pipinya yang basah, “saya pamit.”Tanpa berkata apa-apa lagi, Narendra melangkah meninggalkan kamar. Ada deru angin dingin menerpa wajah Rengganis saat Narendra menghilang di tengah ruangan ruangan.Rengganis menggigit bibirnya, matanya masih menatap ruang kosong di mana Narendra lenyap. Ada rasa yang menyesakkan dadanya, Rengganis terduduk di atas lantai yang berantakan. Dia menarik lututnya dan memeluknya dengan kedua tangan. Dagunya bertumpu di atas lengannya sementara dia mengedarkan pandangan ke sekeliling, rumahnya porakporanda, amukan Narendra mengguncang rumah sewanya, lelaki itu hanya meninggalkan hasil karyanya yang ha
Read more
32 - Ajakan Pulang
SUAMI WARISAN32 – Ajakan Pulang Maya sedang galau.Dia pusing mau milih menu antara Bento Special atau Premium Set, yang jelas dia enggak mau milih menu Hemat!Masa iya ditraktir orang kaya milihnya menu Hemat? Sorry dory morry lah yaw!Selama hampir semenit Maya menatap papan menu yang menyala terang di atas dinding, ujung jarinya mengetuk-ngetuk dagunya sementara pelayan dengan sabar menunggunya memutuskan.“Saya mau pesen Bento—” Baru saja Maya hendak mengucapkan menu pilihannya, tiba-tiba saja tangan Rengganis menarik bajunya hingga Maya mundur, terseret dengan kekuatan Rengganis “Eh! Eh…! Apaan sih, Kak?!”Rengganis tidak menyahut, tanpa perasaan, dia menarik Maya seperti manusia purba yang menyeret istrinya masuk ke gua.“Kak! KAK!” protes Maya, dia melepaskan pegangan Rengganis dari kerah bajunya “Apaan, sih?!”Rengganis terdiam, nap
Read more
33 - Pindah Rumah
SUAMI WARISAN 33 – Pindah Rumah   “Jadi mau pindah ke hutan?” Pertanyaan dari Maya, adik sepupu Rengganis yang diangkat anak oleh keluarga, membuat Rengganis menghentikan kunyahannya. Mata Papa dan Mama yang duduk mengelilingi meja makan pun bergerak ke arahnya, membuat Rengganis canggung menjadi pusat perhatian. “He-eh.” Dia hanya mengangguk dan melanjutkan makan Nasi Pecelnya. “Ngapain ke hutan?” tanya Maya yang bawel, “Terus kerjaan lo gimana, Kak?” “Ngambil cuti,” sahut Rengganis tanpa menoleh. “Kok? Bukannya bentar lagi mau ada JFS?” buru Maya yang masih saja penasaran dengan keputusan Rengganis yang hendak pindah dari kota ke hutan. “Karena mau ada JFS, aku harus ngumpulin sketsa dan mikirin konsepnya. Aku perlu inspirasi.” Ah, bullshit banget. Namun Rengganis tidak ingin keluarganya tau dia sedang ada masalah di kantornya. Lebih baik mereka taunya kalau Rengganis baik-baik saja. “Cari inspir
Read more
34 - Ritual Mandi Cahaya Bulan
SUAMI WARISAN34 – Ritual Mandi Cahaya Bulan “Kenapa dengan mata Nyai?” Narendra pura-pura bego.Rengganis mengerang, dia menyandarkan punggungnya di sofa sambil mengentakkan kakinya seperti anak kecil “Aku enggak suka! Sama sekali ENGGAK SUKA!”Bibir Narendra bergetar menahan tawanya, “Ada yang terjadi?”Rengganis membelalak, dia berseru kencang, “YA!”“Oh, ya?”“Aku ngeliat banyak! Mahluk-mahluk yang …. Oh, My God! Sumpah beneran, itu film-film horor Indonesia yang suka bikin enggak bisa tidur tiga hari tiga malam enggak ada apa-apanya dibanding apa yang aku lihat tadi!”Narendra berdeham, pura-pura batuk untuk menutupi tawanya yang hampir saja lepas. Dia menatap gadis gendut yang cemberut di hadapannya “Jadi mau dikembalikan lagi?”“Ya!” jawab Rengganis mantap.“Yakin?”
Read more
35 - Mustika Merah Delima
SUAMI WARISAN35 – Mustika Merah Delima “NYAI!!”Suara Narendra bagaikan petir yang menyambar di siang bolong. Ipah terpaku, sebelah tangannya memegang kayu Gaharu yang baru saja dia nyalakan.Kabut tipis tercipta dari asap putih beraroma yang diciptakan oleh kayu yang berharga itu. Bola matanya membesar saat dia menjadi saksi mata atas hilangnya Rengganis yang tertarik oleh kekuatan misterius dari dalam danau.Pusaran air tercipta di tempat majikannya lenyap.Narendra bergegas menyelam, dia berenang ke dalam danau. Menembus pusaran air yang mengerucut ke dasar danau yang misterius dan gelap.Cahaya bulan tak mampu menembus dalamnya danau. Narendra celingukan di dalam air, sekuat tenaga dia membuka matanya lebar-lebar dan menahan napasnya.Bagaimana pun caranya dia harus menemukan Rengganis.Mahluk air sialan!“Kembalikan istriku…!” seru Narendra di dalam dadanya,
Read more
36 - Tarikan Hasrat
SUAMI WARISAN36 – Tarikan Hasrat Secepat kilat, Narendra membawa Rengganis masuk ke dalam rumah. Langkahnya tergesa dan dia menendang pintu kamar hingga terbuka.Narendra mendudukkan Rengganis di atas kasurnya, kemudian dia duduk di sisi ranjang, menatap perempuan yang mulai menggigil itu.“Nyai, tidak apa-apa?” tanyanya, suaranya yang beberapa saat lalu kasar menghardik Siluman Air kini terdengar lembut. Tangannya terulur mengusap rambut Rengganis yang basah.“Ta-tadi itu apa?” tanya Rengganis yang masih shock.Narendra menangkup pipi Rengganis dan menjawab, “Maaf, saya tidak menyangka akan seperti ini jadinya. Tadi itu Siluman Air, dia penunggu danau sejak dahulu kala. Sepertinya dia tidak suka jika Nyai menutup kembali mata batin yang sudah terbuka.”“Kenapa?”Alis Narendra sedikit berkedut saat dia mengingat kembali alasan Siluman Air tadi.Dia
Read more
37 - Teman Serumah
SUAMI WARISAN37 – Teman Serumah Kicau burung ramai bersahut-sahutan pagi itu, namun tak ada tanda-tanda kehidupan di dalam rumah.Para penghuni rumah di tengah hutan itu sama sekali belum bangun dari lelap tidur mereka. Terutama Rengganis yang masih mengorok di dalam kamar.Kelelahan oleh peristiwa semalam menuntut tubuhnya untuk beristirahat lebih lama dari pada biasanya. Rengganis masih larut dalam mimpinya.Bunga tidur yang tidak pernah mampir di malam-malam sebelumnya.~Rengganis berjalan bertelanjang kaki di atas tanah beralaskan rumput hijau yang dipotong rapi. Empuk dan lembut. Dia tidak pernah merasakan betapa empuk dan lembutnya rumput, layaknya karpet Persia mahal terhampar sejauh mata memandang.Angin sepoi-sepoi bertiup menerpa wajahnya, membelai kulitnya, udara yang bergerak menyentuhnya terasa hangat. Dia juga bisa menghirup aroma manis yang membuatnya penasaran ingin mengecapnya. Rengganis m
Read more
38 - Jerat Janji
SUAMI WARISAN 38 – Jerat Janji   “Maksud kamu apa ‘berlaku layaknya suami-istri?!’” suara Rengganis meninggi. “Ya, tinggal bersama, melakukan banyak hal bersama, makan bersama, tidur di ranjang yang sama, bercinta—” BRAKK! Rengganis menggebrak meja. Untung saja saat ini dia tidak sedang mengunyah daging, bisa-bisa dia tersedak mendengar Narendra mengucapkan kata sakral ‘bercinta’ dengan santainya. Wajahnya memerah bagai tomat saat dia melotot memandang Narendra. “Ada apa?” tanya Narendra polos, dia tidak menyadari kalau topik mengenai seksualitas tabu bagi Rengganis. Dia menyipitkan matanya saat mencoba mengintip isi kepala perempuan itu. Ruwet. Narendra terperangah, ini pertama kalinya dia melihat pikiran Rengganis yang berantakan, tak beraturan, tumpang tindih, kacau. “Nyai, ada apa?” tanya Narendra, kali ini khawatir Rengganis bukan hanya shock. “Ka-kamu ….” Rengganis menunjuk Nar
Read more
39 - Simbiosis Mutualisme
SUAMI WARISAN39 – Simbiosis Mutualisme “Perempuan itu keras kepala. Paling keras kepala di antara semuanya!”Prabu menahan senyumnya mendengarkan Narendra menumpahkan kekesalannya. Patih yang selama ini tidak pernah memperlihatkan keresahannya, kini uring-uringan di hadapannya.Harimau Putih menggeram di sebelahnya, Narendra telah menganggu tidur siangnya. Tangan Prabu menepuk puncak kepalanya, hangat telapaknya membuat mahluk astral yang setia dengannya itu kembali tenang, matanya terpejam kembali.Kucing besar itu merebahkan kepalanya di atas kedua kaki depannya, terlihat nyaman berada di atas batu dan di samping majikannya.Narendra menoleh, dia terkejut oleh geraman Harimau Putih kemudian tersadar bahwa sikapnya tidak sopan. Dia menunduk, sebelah tangannya menempel di dadanya dengan sikap takzim, “Hapunten, Prabu, saya datang ke sini untuk mendapatkan nasihat, namun saya tidak tahan lagi &h
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status