Semua Bab Suami Warisan: Bab 51 - Bab 60
177 Bab
50 - Kuasa Nafsu
SUAMI WARISAN50 – Kuasa Nafsu Beberapa hari berikutnya, menjelang hari Rabu, Rengganis dan Narendra bekerja keras.Siang harinya, Rengganis berjibaku dengan rancangannya; Ipah dan Narendra menjadi asistennya agar Rengganis bisa menyelesaikan rancangannya tepat waktu. Malam harinya, Narendra dan Rengganis berhubungan seks hingga menjelang pagi.Benar-benar seperti binatang.Rengganis kurang tidur namun anehnya energinya tidak berkurang, dia merasa kuat meladeni nafsu besar Narendra. Kini dia terobsesi dengan cermin. Hampir setiap jam dia pergi ke kamarnya, melucuti pakaiannya dan berdiri polos di depan cermin, memeriksa sejauh mana dia sudah berkurang berat badan.Di samping lemari ada sebuah timbangan, Rengganis terus menaikinya dan mencatat setiap progressnya.Bagi orang awam, menurunkan berat badan dalam waktu seminggu itu mustahil, namun tidak bagi Rengganis.Pada hari Minggu, dia sudah menurunkan sepulu
Baca selengkapnya
51 - Batu Bertuah
SUAMI WARISAN51 – Batu Bertuah Tak terasa sudah mendekati hari Rabu, hari keramat bagi Rengganis dan Narendra. Batas waktu di mana Rengganis memberikan kesempatan pada Narendra untuk membuktikan kesaktiannya.Pada hari Selasa, Rengganis sudah mencapai berat badan yang diinginkannya. Dia tersenyum puas saat mematut-matut dirinya di depan cermin.Ketelanjangan tak lagi merisaukannya. Dia sudah cukup percaya diri dengan bentuk tubuhnya, lemaknya sudah dibakar habis oleh kegiatan yang menguras keringat.Mungkin ini alasan kenapa para model pede aja pose telanjang atau pakai baju seksi. Mereka kelihatan luar biasa, mereka nyaman dengan tubuh mereka dan percaya diri …. Pikir Rengganis, dia mengangkat segumpal rambutnya, membawanya naik ke atas kepalanya hingga dia bisa memeriksa lehernya yang jenjang.No more double chin! Oh, My God, this is miracle! Dia beralih pada pahanya yang lebih ramping,
Baca selengkapnya
52 - Hadiah Perpisahan
SUAMI WARISAN 52 – Hadiah Perpisahan   Tengah malam, Rengganis berbaring telentang memandang langit-langit kamar. Matanya nyalang menerawang, tidak seperti biasanya dia gugup luar biasa. Tiga gaun cantik tergantung di depan lemarinya, sudah rapi terbungkus dengan plastik laundry. Tiga gaun yang menjadi masterpiece-nya. Namun Rengganis masih merasa ada yang kurang, ada sesuatu yang tidak berada di tempatnya tetapi dia tidak bisa menemukan apa itu. Saking paniknya, dia hanya bisa menatap langit-langit kamarnya hingga matanya terpejam. Subuh-subuh, Rengganis terbangun dengan kaget. Kokok ayam jago yang nangkring di jendela kamarnya membuat jantungnya hampir saja copot. Hah! Jam berapa ini?! Rengganis buru-buru lari ke kamar mandi. Secepat kilat dia mandi dan berpakaian. Begitu pintu kamarnya terbuka, Narendra dan Ipah berdiri menunggunya dengan senyuman di wajah mereka. “Ah, kalian ….” Rengga
Baca selengkapnya
53 - Penampilan Baru
SUAMI WARISAN53 – Penampilan Baru “RENGGANIS, IS THAT YOU?!”Suara Sarah bernada satu oktaf lebih tinggi dari pada gemuruh percakapan di ruang meeting siang itu. Rengganis menoleh dan melihat sang Boss datang menghampiri dengan mata terbeliak. Ketukan heels yang khas terdengar di lantai granit. Setengah berlari, si empunya rumah mode terkenal itu menyeruak kerumunan.Sarah tidak bisa mempercayai penglihatannya, Rengganis, perempuan paling gemuk yang pernah dikenalnya kini lenyap digantikan oleh sosok perempuan cantik dan langsing.“Hai, Bos. Apa kabar?” tanya Rengganis menyunggingkan senyum manisnya.Sarah serasa ditonjok begitu melihat lesung pipi menawan yang pertama kali di lihatnya. Dia mengerjapkan matanya, berharap ini semua hanya mimpi.“Wait, berapa lama kita enggak ketemu?” tanyanya sambil menghitung dalam hati. Rasanya belum lama dia meminta Rengganis cuti aga
Baca selengkapnya
54 - Semesta Berkonspirasi
SUAMI WARISAN54 – Semesta Berkonspirasi  Suasana malam di rumah terasa sepi.Ketidak-hadiran Rengganis sangat terasa. Ipah dan Narendra kini jatuh kembali pada kebiasaan lama mereka.Ipah makan malam sendirian di dapur sementara Narendra memilih untuk duduk di teras belakang. Di tangannya ada sebatang kayu yang diserutnya hati-hati. Dia tidak tau hendak membuat apa, yang jelas Narendra membutuhkan kegiatan untuk mengusir sepi.Ini malam pertama Rengganis kembali ke Jakarta namun Narendra sudah merindukannya.“Tuan! Tuan!” Ipah datang tergopoh-gopoh sambil mengacungkan sesuatu di tangannya.Narendra menoleh, dia menaruh pisau kecilnya dan bertanya, “Ada apa, Pah?”“Tuan, ini telepon dari Nyonya!” Ipah menyodorkan sebuah ponsel lipat kecil yang sudah ketinggalan zaman.“Rengganis?” tanya Narendra kaget.Ipah mengangguk.Ponsel b
Baca selengkapnya
55 - Jakarta Fashion Show
SUAMI WARISAN 55 – Jakarta Fashion Show   Hari-hari berlalu tanpa telepon dari Rengganis lagi. Narendra berusaha tidak mempermasalahkannya. Dia berusaha meyakinkan dirinya kalau Rengganis sedang sangat sibuk, sampai-sampai tidak punya waktu untuk menelepon walau pun sekadar bertanya kabar. Namun, tanpa sepengetahuan Rengganis, Narendra sering berkunjung ke rumahnya di tengah malam. Lelaki itu berteleportasi ke kamar Rengganis untuk melihat perempuan itu tidur. Sering kali Narendra memergoki Rengganis tidur di ruang tamu atau tertidur di meja kerjanya. Narendra tidak memindahkannya atau menyelimutinya, karena tidak ingin Rengganis kaget dan berpikir yang macam-macam. Dia hanya datang untuk melihat, memastikan istrinya baik-baik saja, kemudian menghilang. Jika saja Rengganis tau, pastinya Narendra sudah diteriakinya ‘MALING…!’ Narendra menatap layar TV tanpa selera. Sebelah tangannya sibuk memencet-mencet tombol remo
Baca selengkapnya
56 - Pendatang Baru
SUAMI WARISAN56 – Pendatang Baru Sepanjang sejarah Jakarta Fashion Show belum pernah ada model yang mampu mengguncangkan panggung catwalk. Namun, malam itu, Narendra mengukir sejarah di atas panggung JFS untuk pertama kalinya.Sosok lelaki tinggi bertubuh tegap berwajah tampan dengan sorot mata tajam itu berhasil mengambil hati banyak orang; lelaki dan perempuan. Mereka terpesona dengan cara jalan Narendra yang kelihatan penuh percaya diri. Seakan dia sudah banyak kali berjalan di panggung yang disiram cahaya terang lampu sorot dan jepretan blitz kamera.Teriakan dan tepuk tangan mengiringi setiap langkah yang diambil Narendra. Dia mengikuti model yang berjalan di depannya, ‘Pandangan lurus ke depan, bahu tegak, jangan senyum.’Pikiran-pikiran para lelaki yang lalu-lalang di sekitarnya membuat Narendra cukup percaya diri berdiri dan berjalan di atas panggung itu. Dia juga mengikuti pose standar yang
Baca selengkapnya
57 - Tanda Jodoh
SUAMI WARISAN57 – Tanda Jodoh Malam itu, Narendra mengecap rasanya ketenaran.Setelah mengukir janji manis bersama dengan Rengganis, Narendra kembali bersemangat untuk menjalani satu sesi tambahan di atas panggung runway pertamanya.Di bawah siraman cahaya lampu sorot, Narendra merasakan euforia yang belum pernah dirasakannya, riuhnya tepuk tangan dan suitan orang-orang yang ditujukan untuknya memekakkan telinga, dentuman jantungnya lebih keras dari pada biasanya.Ah, ini yang namanya tenar, pikir Narendra sambil mengedarkan pandangannya. Wajah-wajah dengan ekspresi kagum tertuju padanya. Bayangan dirinya memantul dari pupil mata mereka, para penonton dan penikmat fashion yang terpesona dengan kehadirannya.Lima menit ketenaran itu membangkitkan adrenalin dalam dirinya. Narendra kembali ke belakang panggung dan disambut lagi oleh tepuk tangan para kru.Kali ini, ada wajah Rengganis di antara mereka. Naren
Baca selengkapnya
58 - Nakal dan Binal
SUAMI WARISAN58 – Nakal dan Binal “Uuuuhhh, yes, Baby. Ahh …. Yesh …. Emh …. Yeah ….”Desahan binal terdengar dari balik pintu saat Mahesa hendak masuk ke dalam kamar mandi VIP. Tangannya yang nangkring di atas kenop pintu sontak lepas, seakan dia baru saja tersengat listrik.Mahesa mendekatkan telinganya ke daun pintu dan mendengarkan aktivitas seksual di dalam sana.Dasar jalang …. Bisa-bisanya di saat seperti ini malah ngeseks. Mahesa tidak habis pikir dengan kelakuan Sarah yang ternyata tidak berubah.Waktu baru saja merayap menuju tengah malam. Pesta semakin tidak terkendali, dan ternyata Sarah juga tidak bisa mengendalikan libidonya.Tadinya Mahesa ingin segera pergi dari sana, namun kandung kemihnya hampir meledak ditahan sejak tadi. Tidak mungkin dia turun dan pergi ke toilet umum pria yang pastinya ramai. Dia paling anti mengantri.
Baca selengkapnya
59 - Mabuk dan Ceroboh
SUAMI WARISAN59 – Mabuk dan Ceroboh “Di mana Rika?” Mahesa bertanya begitu dia kembali ke meja, Rengganis duduk sendirian di sana.“Tadi pergi ngecek backstage, kenapa?” Rengganis menaruh ponselnya kembali ke tasnya dan menoleh pada Mahesa yang mengambil duduk di sampingnya.“Dia harus pergi ke toilet pria untuk jemput Sarah.” Mahesa mengambil gelas minumannya dan meneguk sedikit alkohol yang tersisa di sana.“Maksudnya? Ngapain Bos di toilet pria?”“She’s drunk and reckless.”(Dia mabuk dan ceroboh.)Alis Rengganis terangkat, walau dia tidak mengerti apa maksud Mahesa, lebih baik dia mencari tau saja sendiri.“Aku aja yang cek.” Dia hendak berdiri, namun tangan Mahesa menahannya, “Jangan, enggak usah. Kamu di sini aja …. Sama aku.”Rengganis tersipu, dia mengulum senyumn
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
18
DMCA.com Protection Status