All Chapters of THE LAST MISSION: Chapter 11 - Chapter 20
32 Chapters
BAB 11
“Jaewoon-a, panggil adikmu untuk makan malam,” terdengar teriakan Nyonya Song dari dapur. “Okaaaay.” Jaewoon bangkit dari kegiatan bermalas-malasannya dan menuju kamarnya. Ia menemukan manusia yang  sudah seperti patung tengah duduk di depan meja belajar, saking fokusnya, bahkan Jaesung tidak sadar akan kehadiran kakaknya. “Ya~ ayo makan, eomma sudah menyuruh berkumpul.” Terlihat Jaesung masih tidak menghiraukan kakaknya. “Apa kau tuli? Bagaimana mungkin kau mengabaikanku Jaesung-a.” Tampak Jaewoon mulai merengek di samping pemuda itu. “Aku dengar hyung, nanti aku akan keluar.” Akhirnya patung itu berbicara. “Aku tidak akan mempercayai kata-katamu, cepatlah, sebelum aku dimarahi eomma.” Jaewoon mulai menarik-narik tangan Jaesung. Dengan terpaksa Jaesung mengikuti langkah Jaewoon keluar dari ruang pertapaan itu. “Berapa lama lagi ujianmu nak?” tanya Tuan Han di sela-sela
Read more
BAB 12
Hari ini presentasi kelompok Rina berjalan dengan lancar, hanya saja ada beberapa data yang diminta untuk melengkapi laporan mereka. “Kerja bagus semuanya.” Kevin mengapresiasi kelompok mereka sebagai ketua kelompok. “Untuk kelengkapan data, biarkan aku dan Tristan yang mengerjakan, nanti akan kami serahkan langsung ke kantor dosen.” Ujar Emiliy yang di angguki oleh Tristan. “Baiklah, berarti tugas kita telah selesai, terimakasih kerjasamanya teman-teman.” Syerin mulai melirik ke arah Rina. “Rina bagaimana jika hari ini kita pergi berbelanja? Ayo kita cari barang-barang lucu.” Tampak gadis itu bersemangat untuk menghabiskan uang. “Maafkan aku Syerin, aku sudah ada janji dengan Rina hari ini.” Kevin segera menyela. Rina terkejut mendengar hal itu, seingatnya ia tak pernah berjanji apa pun kepada Kevin, atau diajak kemanapun oleh Kevin. Belum sempat Rina merespon, Kevin langsung menatap Rina. “Benarkan Rina?” ada makna tersirat d
Read more
BAB 13
Dua minggu telah berlalu, akhirnya Jaesung bisa terlepas dari belenggu ujian kelulusannya, ini saatnya untuk mengistirahatkan tubuh dan fikirannya sejenak, sebelum menyiapkan segala keperluan untuk audisi. “Apa kau sudah membuat rencana untuk menghabiskan masa santaimu?” tanya Jaewoon yang sedang memegang sebungkus keripik kentang di tangannya. Bahkan saat ini otak Jaesung tidak ingin di ajak befikir, “Belum, memangnya aku harus merencanakan apa?” “Bagaimana jika pergi piknik beberapa hari bersama eomma dan appa, aku fikir jika mengajak mereka akhir minggu ini tidak masalah,” Jaewoon mulai menyumbangkan idenya. “Kita bisa buat pesta kecil dan barbeque di kaki bukit, kau tahu kan, sekarang sedang banyak orang kesana untuk sekedar berwisata dan menghilangkan penat.” Jaewoon menambahkan. “Ntahlah hyung, aku fikir aku hanya ingin tidur di rumah untuk beberapa hari ... ” tadinya Jaesung hanya ingin menghabiskan w
Read more
BAB 14
“Jaewoon, bisakah kau membelikan beberapa bahan-bahan masakan untuk bepergian lusa?” tanya Nyonya Song. Dengan kepintaran Jaewoon, ia berhasil menyampaikan kesalahan informasi kepada ibunya, Jaewoon mengatakan bahwa adiknya ingin melakukan piknik di akhir minggu ini. Tentu saja Nyonya Song sangat setuju, mengingat anak bungsunya telah menderita dua minggu ini untuk menghadapi ujian, ia pikir piknik adalah hal yang baik untuk kembali mengisi energi. “Eomma, bisakah minta tolong pada Jaesung saja? Aku benar-benar sedang banyak pekerjaan.” Telihat beberapa buku dan kertas-kertas berserakan di meja tersebut, laptop yang tengah menyala dan kondisi sekitar anaknya, menyiratkan bahwa Jaewoon tengah sibuk mengerjakan tugasnya. Akhirnya Nyonya Song berjalan menuju kamar Jaesung, setelah mengetuk pintu dan mendapatkan jawaban dari dalam akhirnya wanita paruh baya itu masuk. “Jaesung, apa kau sedang sibuk, Nak?” tanya Nyonya Song. Jaesung yang t
Read more
BAB 15
Pagi ini Rina bangun dengan perasaan aneh, ia merasa kegiatan tidurnya menjadi hal yang menyenangkan, dimana ia ditemani oleh mimpi indah, tetapi gadis itu berusaha menghiraukan hal tersebut. Seperti kesepakatan antara dirinya dan Jaesung malam tadi, hari ini Rina akan ke rumah Nyonya Song untuk membantu mempersiapkan segala kebutuhan piknik besok. Sebelum itu, ia akan mempersiapkan juga segala kebutuhan yang akan ia bawa. Rina membuka ponselnya dan mencoba mencari hal-hal apa saja yang harus dibawa ketika piknik, mengingat ia masih minim pengalaman. Gadis itu terkejut ketika mendapati sebuah benda yang masuk dalam list piknik ketika ia mencoba mencari di internet. “Kondom?” untuk sesaat gadis itu berfikir. “Aisssh ... aku akan piknik bersama keluarga, bukan pacar.” Ia mulai menggerutu, daripada harus dipermainkan dengan hasil pencarian internet yang membuat pipinya bersemu merah, akhirnya ia memutuskan untuk membuat list sendiri.
Read more
BAB 16
Hari Sabtu pukul 6 pagi, Rina telah sibuk mempersiapkan dirinya.  Gadis itu bersiap-siap lebih pagi, ia tidak ingin membuat keluarga Tuan Han menunggunya. “Selamat Pagi Ahjussi.” Sapa Rina ketika bertemu Tuan Han yang tengah bersiap-siap di depan apartemen mereka. “Wah, selamat pagi juga Rina-ya, sudah lama yaa kita tak bertemu.” Balas lelaki paruh baya tersebut, senyum hangatnya membuat Rina tertular kebahagiaan di pagi ini. Beberapa saat setelah itu, keluar Nyonya Song berserta anak-anaknya membawa beberapa koper dan tas. Rina yang melihat hal itu, mencoba untuk membantu membawakan tas yang ada pada Nyonya Song. “Biarkan aku ikut membantu Ahjumma.” “Terimakasih Rina-ya.” Tiba-tiba Nyonya Song memperhatikan Rina dari atas hingga bawah, gadis yang diperhatikan itu menjadi malu sekaligus penasaran dengan tanggapan Nyonya Song. Hari ini Rina berpakaian lebih santai, menggunakan dress bert
Read more
BAB 17
Entah mengapa, tapi Rina merasa hari ini Jaesung banyak membuat jantungnya berdebar, kali ini mereka tengah menikmati makan siang dengan sajian sandwich dan kimbab yang telah disediakan oleh Nyonya Song. “Rina, apa kau menyukai tempat ini?” tanya Tuan Han. “Setidaknya itu tidak akan mengecewakan Jaesung dengan idenya.” Tambah Tuan Han. Jadi semua ini idenya? “Tentu saja ahjussi, aku sangat menikmati suasana disini, belakangan ini memang aku disibukkan dengan banyaknya tugas kuliah, sepertinya ini benar-benar akan menyegarkan kembali fikiran dan tubuhku.” Rina melirik ke arah Jaesung yang didapati tengah memalingkan wajah, sepertinya pemuda itu benar-benar malu saat ini. Jaesung mengutuk kakanya dalam hati. Aisshh ... dasar kurang ajar, padahal ini idenya, tapi malah aku yang harus menanggung malunya. Setelah puas berbincang sehabis makan siang, mereka memutuskan untuk kembali ke villa, menikmati sia
Read more
BAB 18
Hari ini adalah hari terakhir mereka di vila tersebut, sebelum pulang Jaesung berniat untuk mendaki jalur hiking menuju observatorium, keinginannya untuk melihat bintang tak bisa dilaksanakan, sebagai gantinya, ia akan menikmati pemandangan kota dan matahari terbit dari ketinggian tersebut. “Hyung, ayo mendaki.” Ajak Jaesung kepada kakaknya yang saat ini tengah berusaha membuka matanya dengan benar. “Kemana?” “Observatorium yang di ujung sana.” Jaesung mulai menggunakan jaket yang tergantung di sudut ruangan, cuaca subuh ini benar-benar dingin, mencapai 13 derajat celcius, berbeda degan kondisi di  kotanya, yang hanya sampai 24 derajat celcius. “Pergilah, aku ingin melanjutkan tidurku.” Tampak pemuda itu kembali menarik selimutnya dan menutupi seluruh tubuhnya seperti anak kucing. Akhirnya Jaesung keluar dari kamarnya, pengalaman pergi kesana sebelumnya membuat Jaesung sudah hafal jalur ke arah lokasi tersebut, apalagi ini adalah
Read more
BAB 19
Perjalanan piknik dua hari satu malam itu berlalu dengan cepat, hari ini semua kembali pada kesibukan masing-masing, Rina dan Jaewoon yang telah kembali pada kegiatan kampus, dan Jaesung yang sudah mulai menyibukkan diri untuk persiapan audisi yang tinggal beberapa minggu lagi. Beberapa kali terlihat pemuda itu begitu frustasi, menghentikan permainan gitarnya, kemudian melihat keluar jendela, Jaesung benar-benar tidak bisa fokus pada latihannya, saat ini ia masih bingung ingin menampilkan bakat apa untuk audisinya. Keadaan di luar sana selaras dengan perasaan Jaesung yang saat ini tidak baik-baik saja, tetesan hujan yang menghantam kaca jendela kamarnya, membuat Jaesung merasa dunia ikut merasakan kesulitannya saat ini. “Apakah aku harus menyanyikan itu saja?” Kali ini terlihat Jaesung bersandar pada tepian tempat tidurnya untuk mengenang kembali ingatan beberapa hari yang lalu di tepi sungai kaki bukit, saat itu ia mencoba untuk unjuk bakat di depan gadis yang akhir
Read more
BAB 20
Seperti biasa, Rina melewati hari-harinya dengan kesibukan kuliah, tak terasa satu tahun telah ia lewati, ketika sebelumnya ia tidak terlalu kesepian dengan adanya keluarga Tuan Han, tapi sekarang ia merasa kembali di tinggalkan, ditemani oleh kesepian dan kesendirian yang perlahan-lahan melahapnya. Ia masih ingat betul kenangan ketika menghadiri acara kelulusan Jaesung, ditangan gadis itu terdapat sebuah buket Bunga Gardenia yang tersusun cantik. “Selamat atas kelulusanmu.” “Terima kasih Rina,” Ucap Jaesung. Hari itu tampak sangat membahagiakan bagi Jaesung, terlihat dari senyum pemuda itu yang tak pernah usai, bahkan hari ini Jaesung lebih banyak tertawa. “Apa aku mengganggu jadwal kuliahmu? Kau tidak harus memaksakan untuk datang.” Kali ini Rina dan Jaesung tengah duduk di bangku taman, Jaewoon beserta kedua orang tuanya memutuskan untuk kembali terlebih dahulu. “Hari ini aku tidak ada jadwal perkuliahan.” “Apa kau menikmati acara k
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status