All Chapters of Pendekar Pedang Suci: Chapter 11 - Chapter 20
231 Chapters
Bab 11_ Penjara Bawah Tanah
Penjara kerajaan Quzhou terdiri atas dua bagian besar, yakni bawah dan atas tanah. Penjara di atas tanah kondisinya lebih baik daripada yang ada di bawah tanah. Selain itu, perlakuan pada para tahanan juga sedikit lebih manusiawi. Sementara itu, penjara bawah tanah dihuni oleh orang-orang yang dinyatakan bersalah dalam kasus-kasus berat, seperti pembunuhan, pemberontakan, dan sebagainya. Itu sebabnya para anggota Sekte Harimau Putih ditempatkan di penjara bawah tanah. Kondisi penjara bawah tanah sangat pengap dan gelap dengan beberapa obor sebagai pelita. Setiap sel tahanan berukuran sangat sempit dan diisi paling tidak lima orang. Sementara menyoal makan, para tahanan hanya diberi jatah makan dua kali. Itu pun sangat terbatas jumlahnya. Satu sel penjara biasanya hanya mendapat jatah makan satu mangkok bubur. Makanan hanya akan diletakkan di luar sel sehingga para tahanan harus makan dengan jeruji besi sebagai pembatas. "Makanlah! Besok kalian harus mulai bekerja! Jangan sampai kal
Read more
Bab 12_ Status Baru: BUDAK!
Hari telah larut. Beberapa penjaga di sekitar paviliun itu bahkan tampak terangguk-angguk dengan mata enggan terbuka. Penjaga lain yang masih terang matanya mengingatkan dengan berbisik, "Bangunlah sebelum Yang Mulia memerintahkan prajurit lain untuk membuatmu tidak bisa bangun selamanya.""Hm ... kau berlebihan," sahut si penjaga dengan malas, lantas kembali memejamkan mata."Sialan! Benar-benar sialan!" Sebuah makian lantang dari seorang laki-laki diikuti suara bantingan keras terdengar dari dalam paviliun. Hal itu jelas membuat beberapa penjaga yang semula dihinggapi kantuk, langsung terbelalak matanya seperti baru saja melihat kematian. Sementara penjaga yang tadi mengingatkan, kini berusaha keras untuk tidak tertawa. Walau bagaimanapun ia masih ingin hidup juga.Adapun penyebab seseorang mengumpat di dalam paviliun tentu saja bukan lantaran penjaga yang mengantuk saat bertugas. Jika dilihat, tampak sebuah pedang dengan ukiran naga yang tergeletak di lantai.
Read more
Bab 13_ Lamaran untuk Xiu Zhangjian
"Minggir! Jangan bantu dia! Biarkan dia bangun sendiri!" suara seorang penjaga memekak di tengah terik matahari. Beberapa budak yang berada di sekitar menghentikan sesaat pekerjaan mereka, sebelum kemudian peringatan dari penjaga lainnya membuat mereka kembali bekerja.Sementara itu, penjaga wanita yang tadi didorong rekannya saat hendak membantu seorang budak berdiri, tampak berkerut dahinya. Tanpa takut ia berkata lantang, "Cao Yunding, apa kau tidak melihat?! Dia sudah tua dan kakinya terluka."Cao Yunding tidak lain adalah penjaga yang menendang salah seorang anggota Sekte Harimau Putih ketika jatuh dalam perjalanan menuju istana. Ia juga orang yang pertama kali memukul para budak karena tidak menjawab ketika Chen Long bertanya di lapangan penjara."Diam! Apa kau tidak tahu siapa dia?! Dia Feng Yin, tetua Sekte Harimau Putih. Dialah orang yang menolak kebaikan Kaisar Huang. Sekarang, biarkan dia bangun dengan kesombongannya!"Penjaga wanita itu hanya
Read more
Bab 14_ Kepala yang Terputar
"Kau tidurlah. Aku akan keluar sebentar.""Keluar? Ini masih terlalu pagi. Kau mau pergi ke mana?"Penjaga itu membiarkan pertanyaan rekannya menguap dan pergi begitu saja tanpa mengatakan apa pun. Setelah lonceng menggema, ia menyadari bahwa satu kuncinya hilang. Oleh sebab itu, usai memastikan semua budak masuk ke dalam sel masing-masing, penjaga itu bergegas mencarinya. "Sepertinya kunci itu jatuh saat orang-orang bodoh membuat masalah. Hah ... Pasti karena orang menjijikan itu memelukku terlalu kuat!" gerutunya sambil berjalan menuju tempat yang ia duga bisa menemukan kuncinya di sana.Tepat sekali, penjaga yang berjalan sendiri menyusuri lorong penjara itu adalah Cao Yunding. Ia dan tiga orang temannya bertugas untuk membuka dan mengunci sel tahanan bawah tanah. Setiap penjaga memegang dua kunci yang sama. Saat waktu bekerja para budak telah selesai, ia melihat hanya ada satu kunci yang tergantung di ikat pinggangnya.Dengan langkah cepa
Read more
Bab 15_ Budak Pingsan
"Apa yang terjadi?""Aku dengar beberapa penjaga mengatakan ada mayat ditemukan di dekat pembangunan benteng.""Benarkah? Mayat siapa?""Aku tidak tahu pasti. Tapi sepertinya itu mayat penjaga."Pagi ini tahanan kerajaan Quzhou dibuat gempar oleh sesosok mayat penjaga yang tewas dengan keadaan mengenaskan. Meski tidak ada bekas luka sabetan senjata tajam, tampak jelas jika penjaga itu adalah korban pembunuhan. Lalu siapakah pelakunya?Melihat cara pembunuh mematahkan tulang si penjaga, bisa disimpulkan bahwa pelaku adalah seorang ahli bela diri yang kuat. Terlebih, orang yang tewas bukan penjaga biasa, melainkan salah seorang penjaga senior yang membawahi beberapa penjaga lainnya."Tenang!" teriak seorang penjaga sembari memukulkan batang besi pada besi lainnya, memicu suara nyaring yang memekak dalam lapangan penjara yang tertutup. Para tahanan pun lekas menghentikan perbincangan mereka sebelum mulut mereka tertutup selamanya.Di dep
Read more
Bab 16_ Mencium Zhangjian?
Tunggu, apakah tahanan yang pingsan tadi Xiu Zhangjian?Sangat tepat! Faktanya, kini Xiu Zhangjian basah kuyup akibat guyuran dua ember air. Apakah tadi dia benar-benar pingsan? Ayolah ... sang pewaris tidak akan pingsan hanya karena kelelahan memikul batu! Lantas mengapa Xiu Zhangjian demikian?"Calon suamiku ... apa kau baik-baik saja?" Chen Yufei mengusap sisa air dari wajah pemuda di hadapannya. Sorot matanya memancarkan kecemasan yang tidak terbendung.Sejujurnya, ada banyak tahanan yang menjadi panas hatinya akibat tindakan Chen Yufei. Tahanan pria merasa iri dengan Xiu Zhangjian, sedangkan tahanan perempuan iri pada Chen Yufei yang berani memeluk budak paling rupawan di penjara Quzhou."No-nona Chen, apa yang kau-""Kau, berani-beraninya memperlakukan calon suamiku seperti ini?! sambar Chen Yufei dengan tatapan mengintimidasi."Ta-tapi, dia hanya seorang budak. Bagaimana mungkin dia bisa menjadi calon suamimu?" Sang penjaga nyaris tak
Read more
Bab 17_ Pria Lemah!
"Kakak Jian ..." lirih Chen Yufei melihat Xiu Zhangjian terjungkal ke belakang karena dorongan kuat Chen Long. Mendengar panggilan keponakannya yang begitu intim kepada seorang budak, kedua mata Chen Long nyaris keluar dari soketnya. Dengan cepat ia menarik tangan Chen Yufei agar tidak kembali mendekat pada Xiu Zhangjian. "Kalian, beri pelajaran pada pemuda ini, lalu seret dia ke tempatnya bekerja!" "Baik, Tuan!" Kedua penjaga pun dengan sigap membawa Xiu Zhangjian pergi dari tempat pembuatan senjata. Chen Yufei yang tahu ke mana Xiu Zhangjian akan dibawa, tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Sesaat ia sangat menyesal karena membawa pemuda itu berada dalam masalah. "Paman, tolong ampuni dia. Semua ini salahku." Chen Yufei tak menyangka jika tindakannya mendekati Xiu Zhangjian akan begitu menyulut kemarahan sang paman. Ini bukan pertama kali ia menggoda tahanan tampan. Namun, biasanya Chen Long membiarkan gadis itu 'bersenang-senang'. Lagipula Chen Yufei tidak pernah melakuk
Read more
Bab 18_ Pembunuh Malaikat Maut!
"Dia tinggal di luar istana. Sebuah rumah megah bercat merah dengan gerbang besi di sekelilingnya, yang waktu itu kita lewati saat diseret ke istana." "Aku mengerti, Kak." "Berhati-hatilah! Dia mungkin tidak begitu berbahaya, tetapi seorang pejabat tidak akan tinggal tanpa penjaga." "Baik, Tetua Feng." "Ingat, saat situasi berbahaya, yang terpenting adalah keselamatanmu. Jangan memaksakan hasil jika keadaan tidak memungkinkan." "Baiklah, Kak. Apa aku bisa pergi sekarang?" Kedua mata Xiu Zhangjian terbelalak lantaran tiba-tiba Li Min memeluknya. Dalam ingatannya, terakhir kali lelaki itu demikian adalah saat mereka memakamkan kepala Xiu Jian. Sesudahnya, sikap Li Min menjadi sangat berbeda. Jangankan dipeluk, sehari saja tanpa dimarahi sudah luar biasa. 'Apa ini benar-benar Kak Li Min?' "Pergilah! Segera kembali setelah urusanmu selesai." Xiu Zhangjian mengangguk dan melesat keluar. Malam ini ada banyak hal yang harus ia
Read more
Bab 19_ Penyusup Lain
Xiu Zhangjian menatap lekat sebuah rumah megah bercat merah dengan pagar besi di sekelilingnya, sama persis dengan yang dikatakan Li Min. Meski pagar tersebut tinggi dengan ujung yang sangat runcing, pemuda itu tetap nekat melompat di atasnya. 'Hampir saja!' batin Xiu Zhangjian mengembuskan napas lega setelah mampu melewati pagar pembatas dengan selamat. "Siapa di sana?!" pekik seorang penjaga saat mendengar suara yang ditimbulkan ketika Xiu Zhangjian mendarat di tanah. Penjaga itu mengambil sebuah obor dan berkata pada rekannya, "Aku akan memeriksanya." Xiu Zhangjian yang menempel di balik pohon gaharu melihat ada cahaya yang kian mendekat. Sampai kemudian ia menyadari bahwa sang penjaga sudah berada tepat di samping pohon itu.  Ketika Xiu Zhangjian melongok ke depan, ia melihat sang penjaga tengah berjongkok dan memegangi tanah bekasnya mendarat. 'Apa boleh buat, dia harus mati,' batinnya kesal.  Dengan hati-hati Xiu Zhangjian menarik peda
Read more
Bab 20_ Menjadi Bandit?
"Mereka pasti bandit sialan itu! Habisi mereka!" teriak seorang lelaki yang berkacak pinggang di ambang pintu. Kedua biji matanya membesar hingga seperti hendak keluar dari soketnya. Lelaki yang kembang kempis hidungnya itu tidak lain adalah si pemilik rumah, Ketua Sekte Tengkorak Darah, Tong Mu! Ia menjadi begitu murka karena ada penyusup yang berani datang ke kediamannya dan mengacaukan tidur malamnya. Di samping itu, belakangan ini para pejabat di Quzhou mengeluh tentang keberadaan kawanan bandit yang kerap mencuri di rumah mereka. 'Jangan harap kalian bisa mencuri sekeping pun uang dariku!' Tong Mu yang masih mengenakan pakaian tidur, kembali masuk ke dalam untuk mengambil senjata. Ia bertekad untuk menyelesaikan penyusup itu malam ini juga. Akan sangat bagus jika mereka tewas di kediaman Tong Mu. Hal itu akan menjadi kebanggaan tersendiri untuknya. Tong Mu yakin Kaisar Huang akan memberikan hadiah padanya jika mampu melenyapkan bandit-bandit kepar*t itu.
Read more
PREV
123456
...
24
DMCA.com Protection Status