All Chapters of Pendekar Pedang Suci: Chapter 21 - Chapter 30
231 Chapters
Bab 21_ Martabat Lelaki
Xiu Zhangjian tersenyum miring melihat Tong Mu jatuh ke belakang usai terkena pedang yang ia lemparkan. Nyatanya, pepatah yang mengatakan ‘kesombongan akan membunuhmu’ memang benar adanya. Setidaknya itulah yang baru saja dipraktikkan Xiu Zhangjian. Belati-belati yang ia lemparkan, sejak awal memang hanya pancingan belaka. Serangan sesungguhnya menggunakan pedang. Maka, ketika Tong Mu tertawa terbahak merayakan keberhasilannya dalam menangkis belati-belati, detik itu juga Xiu Zhangjian melemparkan pedangnya seolah ia sedang menggunakan tombak. Pedang tersebut kemudain menancap tepat di tengah-tengah dahi Tong Mu. Akibatnya, Tong Mu tak mampu menyelesaikan kalimatnya dan jatuh kehilangan nyawa. “Kau salah besar sudah menantangku. Andai saja kau bersikap lebih sopan, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membunuhmu dengan cara yang lebih manis,” ucap Xiu Zhangjian sambil menginjak wajah Tong Mu. Ia menatap mata Tong Mu yang mencuat seperti hendak keluar selama beberapa saat. Seanda
Read more
Bab 22_ Kunjungan Adik Ipar
Dua lelaki tampak duduk ketika tahanan lainnya masih terbaring pulas. Meski berada di sel yang berbeda, keduanya bersandar pada jeruji yang sama, saling membelakangi dan berbicara."Kenapa Zhangjian belum juga kembali?""Bocah itu memang ceroboh, Tetua. Seharusnya dia sudah kembali. Apa Tong Mu membuatnya kesulitan?""Tidak, Tong Mu tidak sehebat itu. Semoga saja dia segera datang."Baru saja keduanya selesai membicarakan Zhangjian, suara derap langkah kaki seseorang terdengar. Namun, hal itu justru membuat mereka saling menoleh dan menatap kecemasan masing-masing. Dahi keduanya semakin berkerut seiring dengan kian dekatnya seseorang yang datang. Lalu Li Min dan Feng Yin dengan kompak memejamkan mata."Ketua Li," bisik seseorang dari balik jeruji besi. Namun, Li Min yang berpura-pura tidur, tidak menjawab dan masih melanjutkan sandiwaranya. Rasanya agak aneh jika seseorang yang terlelap nyenyak langsung bangun ketika orang lain berbisik memanggil,
Read more
Bab 23_ Pertanyaan Zhangjian
Setelah berhasil memasuki istana, Xiu Zhangjian bergegas menuju penjara. Jika perhitungannya tepat, ia masih bisa tiba tepat waktu sebelum lonceng yang membangunkan para tahanan berbunyi. Namun, ketika ia hendak masuk ke dalam penjara bawah tanah, dahinya mengernyit melihat dua penjaga berdiri di dekat pintu dengan pandangan waspada, menyapu sekitar.Tidak biasanya hal itu terjadi. Meski hari-hari selalu ada penjaga yang bertugas berkeliling memantau keadaan penjara, mereka tidak pernah sewaspada ini.'Apa ini karena kematian Cao Yunding? Hah ... aku bahkan bisa keluar dengan mudah tadi, lalu mengapa tiba-tiba mereka menjadi seperti ini? Apa mereka mulai ragu dengan keamanan penjara? Tidak, tidak! Pasti ada yang tidak beres! Menyusahkanku saja!' gerutu Xiu Zhangjian dalam hati. Xiu Zhangjian mulai menggerayangi sekitar. Saat mendongak dan melihat ke atas, mendadak senyum terbit di wajahnya. Ia yang telah berada di koridor penjara sengaja membuat suara deng
Read more
Bab 24_ Siapa Pembunuhnya?
"Apa?" "Benar Yang Mulia, Tuan Tong tewas dengan luka tusukan pedang tepat di tengah dahinya. Semua penjaganya pun tidak ada yang selamat. Dan ...." Lelaki yang membungkuk sangat rendah itu tampak ragu untuk menyelesaikan kalimatnya. Kedua matanya tidak berhenti bergerak ke kanan dan ke kiri."Kasim Bao, aku tidak punya waktu untuk menunggu." Lelaki bertubuh kekar itu tersenyum kecut. Lantas dengan begitu lantang ia membentak, "Cepat katakan!"Kasim Bao menjatuhkan tubuhnya. Ia bersujud untuk melindungi nyawanya sendiri. "Ampun Yang Mulia, menurut informasi yang kuterima, ha-harta Tuan Tong ... se-semua hartanya lenyap."Kasim Bao masih belum berani mengangkat kepalanya. Ia lebih rela jika dahinya menempel di lantai selamanya daripada harus menyaksikan kemurkaan di wajah orang nomor satu di Quzhou itu."Bangs*t!" Umpatan keras itu lekas diikuti suara vas keramik raksasa yang pecah membentur lantai. Detik itu pula Kasim Bao tidak berhenti berh
Read more
Bab 25_ Budak Bodoh?
"Dulu, setelah menghancurkan Boushan, Huang Fu dan para anggotanya langsung menyerang istana. Semua keluarga kerajaan dibunuh oleh anggota Aliansi Gongliao dengan cara yang sangat keji. Mereka diikat dan dimasukkan ke dalam satu lubang galian, lalu dikubur hidup-hidup. Tapi-" Mendadak Feng Yin menghentikan ceritanya. Xiu Zhangjian melihat sekeliling, tampak seorang penjaga mendekat, berjalan di sekitar tempat itu untuk mengawasi para tahanan bekerja. Pemuda itu meletakan batu besar di atas pelekat yang telah diusapkan Feng Yin pada permukaan paling atas dari susunan batu. Setelah penjaga menjauh, Feng Yin melanjutkan ceritanya. "Ada satu anggota kerajaan yang tidak turut terkubur, yakni anak kedua dari mendiang Kaisar Xiang, Putri Shashuang. Orang-orang mengatakan kalau Tuan Putri telah terbunuh ketika pertarungan antara pemberontak dan para prajurit terjadi. Lalu jasadnya dibakar bersama para prajurit dan pengikut Kaisar Xiang Ming. Tapi salah seorang ketua sekte al
Read more
Bab 26_ Ular Betina!
"Lihat-lihat, bukankah itu si budak lemah?" seru seorang tahanan di antara suara bising tumbukan besi."Mana-mana?" sahut beberapa tahanan lainnya."Itu! Dia sedang berjalan ke mari!"Semua mata para tahanan yang sedang berada di tempat pembuatan senjata menoleh pada arah yang ditunjuk salah seorang tahanan. Mereka bahkan menghentikan pekerjaan masing-masing demi melihat budak lemah yang katanya memiliki paras yang mampu mengguncang hati perempuan."Di-dia ... memang sangat tampan," celetuk seorang pemuda tampak 'terpesona'. Detik itu pula dirinya yang sadar memiliki wajah pas-pasan mendadak merasa menjadi begitu ... buruk rupa."Lelaki dungu dan lemah tidak pernah rupawan. Budak itu sangat jelek dan menjijikkan!" suara yang terdengar lembut tetapi menohok itu berhasil menyita perhatian semua tahanan.Mereka tahu pasti ucapan bernada celaan tersebut berasal dari bibir tipis dan mungil seorang gadis yang menjadi primadona penjara Quzhou. Mesk
Read more
Bab 27_ Ada Apa dengan Zhangjian?
Dalam sebuah ruangan, seorang lelaki tampak berdiri gagah memeluk kekuasaan selagi seorang lainnya duduk berlutut memikul kehinaan. Meskipun demikian, amarah dan keresahan justru terpantul jelas dari sorot mata lelaki yang berdiri memelototi pria tua ‘kumuh’ di hadapannya. “Feng Yin, tampaknya Yang Mulia Kaisar Huang sedang ingin mendengar dongeng darimu.” Lelaki itu berjalan penuh keangkuhan, memangkas jarak dari Feng Yin. Ia membungkuk rendah demi mendekatkan mulutnya pada telinga Feng Yin. “Cerita tentang mayat buron itu sangat menarik. Maka aku akan mengantarmu menemui Kaisar Huang untuk mendongeng lagi,” bisiknya. Lelaki itu menegakkan kembali tubuhnya, lalu berbalik membiarkan hening menyeret ingatan Feng Yin pada peristiwa penyerahan dua mayat ke istana. “Kau tahu benar bahwa gelar ‘budak’ tidak akan hilang bahkan setelah kau mati sekalipun. Jadi, kehinaan memang akan selalu menyertaimu.”  Lelaki itu membalikkan badan, lalu menginjak kuat-kuat bor
Read more
Bab 28_ Permintaan Aneh
Para tahanan tidak menggeser pandangan mereka dari tanah, seolah ada banyak emas tercecer di sana. Jika semasa hidup Cao Yunding dikenal sebagai penjaga keji yang tidak memiliki belas kasihan, bisa dibilang kekejaman penjaga itu tidak ada separuh dari kekejian lelaki yang memelototi mereka sekarang. “Kepala Penjaga, sebenarnya ada tahanan yang terluka. Di-dia terus muntah ketika hendak memandai besi,” jawab Li Yingying membuat kelegaan sedikit hinggap di hati tahanan lainnya. Sebelumnya, para tahanan mencemaskan nyawa mereka masing-masing. Biar bagaimanapun, mereka telah melakukan perundungan bersama-sama. Jika hati Kepala Penjaga sedang tidak baik, bukan tidak mungkin mereka akan dibunuh detik itu pula. Chen Long mengernyitkan dahi. Ia berjalan mendekati seorang lelaki yang meringkuk di tanah. “Kau? Kenapa kau ada di sini?!” Chen Long mengalihkan pandangannya ke tahanan lain yang berdiri di sekitar Xiu Zhangjian. “Kalian, dudukkan budak lemah ini!” “Ba-baik, Tuan Chen,” jawab para
Read more
Bab 29_ Satu-satunya Kebenaran
Sejujurnya, Xiangyu masih tidak mengerti dengan cara berpikir Xiu Zhangjian. Apakah pemuda itu begitu frustrasi atas nasibnya di penjara kerajaan Quzhou, hingga berpikir kematian akan menjadi penyelamat? Atau sebenarnya budak lemah itu telah memiliki cara untuk menyelamatkan dirinya sendiri? Xiangyu tidak bisa membiarkan kedua alisnya untuk tidak bertaut. ‘Cara menyelamatkan diri seperti apa yang ada dalam pikirannya, hingga memilih untuk masuk ke mulut singa ketimbang mengambil kesempatan berteduh di bawah pohon ranum?’ batinnya sambil menggeleng keheranan. “Bawa dia ke ruanganku!” perintah Chen Long yang juga mengira Xiu Zhangjian ingin mati saja. Ia langsung berbalik dan pergi lebih dulu dari tempat itu, meninggalkan orang-orang yang mulai berpikir kalau budak lemah itu kini sudah hilang akal. “Biar aku bantu,” kata Xiangyu yang langsung berjalan melewati Yang Zhi, menghampiri Xiu Zhangjian. Ia mengambil inisiatif untuk membantu Xiu Zhangjian selagi rekannya masih terbengong di t
Read more
Bab 30_ Kematian Lebih Dekat
Dahi Xiangyu dipenuhi kerutan melihat penjaga memeriksa denyut nadi Xiu Zhangjian. Ia sangat yakin sesaat sebelum kepala penjaga datang, budak itu masih tersenyum padanya. Bahkan, Xiu Zhangjian tampak seperti sedang bermain peran. Namun, jika melihat kondisi budak itu sekarang, Xiangyu ragu jika Xiu Zhangjian hanya pura-pura belaka. Masalahnya, apa yang terlihat di depan matanya sekarang, terlalu nyata sebagai sebuah drama. 'Apa dia hanya berusaha menutupi kesakitannya? Tapi untuk apa? Sejak awal dia tampak seperti sengaja menyerahkan nyawanya pada Tuan Chen,' benak Xiangyu terlampau kusut.Penjaga yang memeriksa Xiu Zhangjian menegakkan kepala demi melihat wajah Chen Long. "Tuan Chen, denyutnya sangat lemah.""Apa?!" Kerutan mencuat di kening Chen Long. Ia memakan jarak dari Xiu Zhangjian. Tanpa membuang waktu, Chen Long langsung menarik tangan budak lemah di depannya. Setengah mati ia menahan jijik mengingat bagaimana tangan itu terkena muntahan tadi. Chen Long menekankan jarinya
Read more
PREV
123456
...
24
DMCA.com Protection Status