All Chapters of Menantu Sultan: Chapter 31 - Chapter 40
83 Chapters
Citra Bukan Prioritas
Raka Hingga saat ini aku belum berkomunikasi lagi dengan ayah, lelaki egois itu selalu saja bersikap tidak adil kepadaku. Ia memperlakukan aku seperti seseorang yang berhutang seluruh nyawa kepadanya, apa yang ia katakan harus kulakukan, apa yang ia mau aku harus mampu wujudkan.Hanya karena ia memiliki sebutan sebagai ayah.Dia pikir dengan memberikan aku luka dan rasa takut sejak kecil sudah cukup membuatnya jadi ayah yang baik?Lalu karena aku bisa tumbuh dewasa dan tetap hidup, maka aku harus membalas budi padanya karena ia yang membuatku bertahan? Tidak. Aku bertahan karena Tuhan yang mau aku tetap hidup, aku tetap bertahan karena berharap hidupku akan lebih baik setelah pergi dari lelaki itu.Iya, karena harapan kecil di dalam dadaku.Setelah kuliah aku mulai bisa bebas, aku pun bertemu dengan mama dan syukurlah mama menikah dengan seseorang yang layak. Bisa kulihat papa tiriku menyayangi mama, sekalipun ia jarang bicara
Read more
Mustahil Bertanggung Jawab
Citra Prak!Kuseret semua benda yang ada di atas meja riasku, jatuh ke lantai dan berserakan. Ada botol parfum yang pecah dan botol serum yang juga terbelah menjadi dua. Agak sayang melihatnya, tetapi merasa lebih tenang karena sudah meluapkan rasa sesak dalam dadaku.Apa-apaan itu tadi?Raka diam saja melihatku diperlakukan seburuk itu oleh Maureen.Aku tahu dia mencintai Maureen, tapi jangan biarkan sikapnya yang kolokan itu membuatnya bersikap sesuka hari dia. Masih bagus jika ia meluapkan semua kemarahannya pada benda mati, membanting pintu, melempar ponsel, memecahkan kaca atau apalah. Tapi yang ia lakukan malah menyakiti aku.Memangnya apa salahku?!Sekarang kubantingkan tubuh ke atas ranjang, pegasnya melemparkan tubuhku lagi ke atas dan membuatku sesaat merasa sedang melayang-layang. Seluruh sendi terasa kaku, ototku pun nyeri, sejak beberapa hari belakangan memang terasa begitu, mungkin karena aku sedang hamil m
Read more
Negeri Antah Berantah
 Citra “Neng, terminal akhir nih neng. Mau turun apa enggak?”Sayup-sayup kudengar suara itu di telinga, suara seorang lelaki yang tidak kukenal. Kubuka mata, sekelilingku agak gelap.“I-ini dimana?”“Terminal akhir neng, mau turun di sini? Apa mau ikut balik ke kota?”“Hah? Oh..enggak. Saya turun di sini kok.” Sahutku cepat, lalu berdiri dan berusaha meraih ransel di rak penyimpanan. Tetapi karena berat, lelaki yang ternyata kernet bus yang mengambilkannya untukku.“Terima kasih pak.”“Iya sama-sama.”Kulangkahkan kakiku menuju pintu keluar, terminal akhir ini sudah sepi dan tinggal beberapa buah bus antar provinsi yang sedang istirahat. Kulirik jam yang menggantung di salah satu pilar, pukul setengah dua pagi.“Ahh, sejauh ini aku pergi...ini di mana sih?”Aku bingung sendiri, tadi aku bergegas pergi ke
Read more
Bertemu Jaka
 Citra Aku tidur benar-benar pulas, padahal saat di bus pun aku tidur hampir sepanjang perjalanan. Tetapi saat kepalaku menyentuh bantal, aku kembali mengantuk dan tertidur seperti bayi yang kenyang sampai pukul sembilan pagi.Sempat merasa bingung, dan bertanya-tanya di mana aku sekarang. Tetapi saat semua kesadaranku kembali, aku pun ingat jika sekarang tinggal di hotel, di kota yang tak pernah aku kunjungi sama sekali sebelumnya. Jauh dari semua orang yang kukenal.“Hari ini enaknya ngapain...cari rumah tinggal?” tanyaku pada diri sendiri.Cahaya matahari terasa sangat terik, bahkan tirai pun tak mampu menahan sinarnya yang terang. Aku turun dari tempat tidur lalu melangkah menuju pintu kaca yang menuju ke balkon, membukanya lebar-lebar dan aku tercengang melihat pemandangan yang nampak di hadapanku.Hotel kecil ini lokasinya di atas bukit, jauh ke bawah sana adalah pantai berpasir putih dengan laut biru ya
Read more
Perselingkuhan?
Raka Hari kedua Citra pergi dari rumah, membawa tas ransel besar dan mengatakan bahwa ia ingin memutuskan kontrak sepihak. Gila, setelah mendapatkan semua barang bagus, dia ingin lari dari tanggung jawab dan sok kuat dengan mengatakan akan mengembalikan semua uangku yang dia pakai.Cih, uang dari mana dia mau membayarnya kembali?Jujur sebenarnya aku tidak mengharapkan uang yang kuberikan kembali padaku, sebab aku memang sudah memberikannya. Tetapi melihat kesombongannya sebagai orang tak punya, membuatku jadi kesal. Biar saja sekalian kujadikan hutang.Padahal apa susahnya bertahan sebentar lagi, toh Maureen pun mulai menunjukkan ketergantungannya padaku. Aku yakin hal itu menjadi salah satu ciri bahwa ia mulai merasakan cinta padaku.“Mohon maaf pak, kalau saya boleh tahu ibu pergi kemana, ya? Saya agak khawatir. Soalnya kondisi kesehatan ibu sepertinya kurang baik.”Pelayan muda yang selalu bersama Citra berdiri
Read more
Tantangan Pertama di Tempat Kerja
 Citra Setelah beberapa hari, akhirnya aku menyalakan Hpku lagi. Aku sudah mengganti nomor dengan yang baru, dan kubuang SIM card yang lama. Aku tidak khawatir tentang ayah dan Angga, tak kuberi kabar pun sepertinya mereka baik-baik saja. Toh mereka sudah tak ada hutang apapun lagi, hidup mereka tinggal menjalani seperti biasa.Selain itu tidak ada kontak penting lainnya, jadi walaupun kubuang dan ganti dengan yang baru aku tidak merasa keberatan.Hal pertama yang kulakukan setelah memiiliki SIM card baru adalah menanyakan lamaran pekerjaan lewat WA, pada nomor yang tertera dalam selebaran yang kudapat dari cafe tempo hari. Syukurlah, ternyata lowongannya masih ada dan pemilik cafe menjawab jika pengalaman kerjaku cukup meyakinkan.Ya tentu saja, aku berpengalaman menjaga toko pakaian, jadi kasir minimarket dan juga jadi penjaga pom bensin. Semuanya melayani pelanggan, jadi aku pasti bisa melakukan tugasku dengan baik di cafe it
Read more
Negosiasi
 Raka Hatiku belakangan ini terasa lebih tenang, semua berkat kata-kata Reza tempo hari. Ia mengatakan jika Citra mengecek kehamilannya sembunyi-sembunyi di klinik yang jauh sekali. Sudah tentu dia punya agenda lain, mungkin dia takut ketahuan jika dia punya affair dengan lelaki lain dan sampai hamil.Huh, tak kusangka dia rupanya cukup liar.Padahal jika pikiranku tak salah, dia masih virgin saat hubungan itu terjadi di antara kami. Lantas kenapa? Virgin atau tidaknya seseorang tidak menghentikan sisi liar dan binal seseorang. Mungkin Citra menyukai aktivitas itu dan mencari lelaki lain yang bisa menyenangkan dia. Mungkin?Gila, dalam waktu kurang dari dua minggu?!Brak!Seseorang membanting pintu kamar, begitu keras sampai aku yakin kaca jendela di belakangku bergetar. Kurasa orang yang membanting pintu adalah Maureen, sebab tak mungkin ada pelayan yang melakukan hal seperti itu di rumah ini.Bergegas aku
Read more
Alat Kontrasepsi di Ruang Rekreasi
 Citra Sudah seminggu aku bekerja sebagai pelayan di cafe Aloha ini, selalu ramai setiap hari, apalagi di weekend. Nyaris tidak bisa duduk santai lebih dari 30 menit, selalu ada saja tamu yang datang dan pergi.Selama ini aku juga tidak mendapatkan banyak masalah, aku bisa bekerja dengan baik, bosku baik, teman-temanku lumayan walaupun belum akrab, paling hanya Lola saja yang sering ketus karena merasa dia lebih senior dibandingkan aku.Kemudian si kecil dalam perutku ini juga sangat mendukung kondisi kami saat ini, aku sama sekali tidak banyak mual, hanya sesekali dan bisa makan apapun dengan leluasa.“Cit, tolong ke meja 12 ya? Hati-hati agak berat.”Jalu memanggilku dari jendela dapur, ia menyodorkan satu baki penuh makanan dan minuman yang harus kuantarkan ke meja 12.“Baik. Upp, ternyata memang agak berat...”“Iya, makanya kubilang hati-hati.”Aku melirik Jalu,
Read more
Klinik Ibu dan Anak
Citra Matahari sudah lewat dari atas kepala, sudah beranjak sore. Mungkin sekarang pukul dua siang, atau lebih? Aku tidak membawa ponsel dan tidak juga mengenakan jam tangan untuk mengecek waktu. Lagipula siapa peduli ini jam berapa? Aku hanya ingin berlama-lama memandangi laut di kejauhan.“Cuekin aja Lola, dia emang begitu. Nyolot. Tapi kalo udah berlebihan aku juga pasti enggak tinggal diam kok.”Kutolehkan kepala, Jalu tiba-tiba saja duduk di sebelahku tanpa permisi. Ia menyodorkan sebotol minuman dingin, kuterima dan langsung kuminum setelah mengucapkan terima kasih.Sejak tadi aku memang duduk di sini, di bawah pohon yang tak jauh dari lokasi cafe.  Sendirian memikirkan hidupku yang bisa jadi seperti ini, sendirian di tempat sangat jauh dari kota asal. Di tempat baruku ini juga tidak semulus itu, malah aku langsung dapat fitnahan di hari ketujuh bekerja.Tapi jika kupikir-pikir lagi, fitnahan ini tidak ada apa-a
Read more
Menagih Cucu
  Raka Entah sudah berapa malam Citra pergi dari rumah dan membatalkan kontrak sepihak, aku tak pernah menghubunginya sama sekali sejak hari pertama. Sudahlah, anggap saja kontrak kami sudah selesai karena sekarang Maureen pun mau denganku walau banyak syaratnya.“Raka! Kapan kita mau ke notaris?”Maureen yang baru selesai mandi langsung menagih janjiku, untuk memberikan mayoritas saham padanya. Aroma segar buah tercium dari tubuhnya, perutnya yang mulai membuncit terlihat lucu di balik gaun tidur yang ia kenakan.“Kamu maunya kapan? Kapan pun aku mau.” Jawabku penuh keyakinan.“Hmm, kapan yaa? Besok?”“Mau besok aja?”“Iya lah! Biar cepet kesampaian nih ngidamku!” Maureen mengatakan itu sambil mengusap-usap perutnya.“Haha, kayaknya anakmu ini bakalan jadi pebisnis handal deh nantinya. Ngidamnya aja sekarang pengen jadi pe
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status