Semua Bab The Victim: Bab 41 - Bab 50
52 Bab
PART 41
Setelah proses pemakaman selesai, Jonathan segera pergi menemui Axel di kediaman Windy dan Dave. Jonathan tak setuju untuk memberitahu Axel tentang kematian Hana. Karena ia tahu anak itu pasti tidak akan siap. Ia masih terlalu kecil dan lemah untuk merasa kehilangan.Tapi dari pihak keluarga Hana tetap memaksa untuk memberitahu Axel tentang hal ini."Mungkin Axel tidak akan siap, tapi ia perlu tahu apa yang telah terjadi dengan ibunya. Tidak mungkin kita akan terus berbohong tentang kematian kak Hana kepada Axel. Anak itu pasti akan terus menanyakan keberadaan Kak Hana sementara ibunya itu telah meninggal," ucap Windy di hadapan Jonathan."Beri sedikit waktu, Windy. Axel tidak mungkin mendengar berita ini sekarang! Pikirkan kondisi dan juga mentalnya!"Windy menghela napas. "Aku tahu tindakan ini terlalu tergesa - gesa. Tapi Axel berhak tahu atas semua ini dan harus belajar untuk menerimanya. Aku akan memberitahunya pelan - pelan.""Windy kumohon .
Baca selengkapnya
PART 42
Jonathan berdiri di hadapan jendela kaca yang menampakkan pemandangan gedung-gedung pencakar langit yang memenuhi kota.Tatapannya datar seolah terdapat luka dalam dirinya yang tak kunjung sembuh. Mungkin ia akan membawa lukanya itu hingga ia mati sekalipun. Tak ada yang dapat menyembuhkannya. Ia masih terbayang oleh rasa berdosa terhadap Hana. Seandainya ia bisa menukar takdir, ia akan memilih untuk menggantikan Hana yang meninggal. Tapi Tuhan ternyata tidak mengindahkannya.Hana pergi dengan segala kesakitannya. Ia tak sempat mencicipi kebahagiaannya. Satu hal yang Jonathan sesali adalah pertemuannya dengan Hana. Jika mereka tidak bertemu, mungkin Hana masih hidup sampai sekarang dan bahagia dengan keluarganya.Jonathan ingin menyalahkan takdir, bahkan ia ingin menyudahi hidup sialan ini. Tapi... Ia harus bertahan. Axel, anak itu satu-satunya alasan mengapa ia masih harus mempertahankan hidupnya. Jonathan ingin menebus dosanya dengan menjadi orang yang selalu
Baca selengkapnya
PART 43
Mata sayu itu menatap ke sekelilingnya. Ia merasa terlahir kembali ke dunia. Tapi kenapa ia merasa ada sesuatu di dalam dirinya yang masih membekas? Rasanya begitu sakit. Tapi ia tak tahu mengapa dan apa penyebabnya.Ia tidak tahu siapa dirinya. Dari mana ia berasal? Dimana ia berada? Apa yang sedang terjadi padanya? Kenapa tubuhnya terasa tidak berdaya seperti ini? Kepalanya tidak bisa mengingat apa-apa."Hana? kamu sudah bangun? Ini aku … suamimu."Matanya mengedar ke arah sosok asing itu. Pria itu menatap cemas ke arahnya. Suami? Apa dia pernah menikah sebelumnya? Hatinya bergejolak ingin mengetahui jawabannya. Tapi otaknya tak bisa memberi respon. Ia tidak tahu apa-apa.Pria itu meraih tangannya dan mengelus punggung tangannya lembut. "Aku takut sekali ... Aku pikir kita tidak akan pernah bertemu."Tidak. Ada perasaan aneh yang menghantui kepalanya kala mendengar ucapan pria itu barusan. Kepalanya mendadak pusing. Air matanya perlahan me
Baca selengkapnya
PART 44
"Ada apa, Papa?" tanya Axel kepada Jonathan yang menggantungkan kalimatnya.Jonathan terkesiap. Ia menatap Axel, "Papa hanya … tadi ..." Ia menoleh lagi ke arah wanita itu. Dia berlari menjauh dari mereka. Wanita itu seperti sedang ketakutan. Apakah yang ia lihat barusan adalah hantu? Atau ia sedang bermimpi? Wajahnya benar-benar mirip.Tidak, itu pasti bukan Hana. Jonathan menggelengkan kepalanya. Ia pikir itu hanya halunasinya saja karena terlalu sering memikirkan Hana. Hana yang ia kenal telah meninggal."Papa Jonathan?"Jonathan tersadar dari lamunannya."Ada apa? Kenapa papa Jonathan hanya diam? Ayo kita pergi dari sini. Axel ingin pulang.""Axel," cegah Jonathan karena hendak berkata, "Axel tunggu sebentar di sini ya. Papa akan kembali lagi dalam lima menit." Usai berkata demikian Jonathan langsung berlari secepat mungkin mengejar jejak wanita tadi. Ia sudah kepalang penasaran.Jonathan berlari sembari mengedarkan matanya
Baca selengkapnya
PART 45
Jari-jari Jonathan meremas setir mobil dengan kuat. Ia tampak gelisah. Bayangan wanita yang melewatinya tadi sore benar - benar menghantui kepalanya. Mungkinkah Hana masih hidup? Lalu siapa wanita di peti yang ia tangisi itu? Ya, Tuhan … ini semua benar-benar gila!"Apa yang sedang papa Jonathan pikirkan?" tanya Axel di sampingnya.Jonathan menoleh, menatap anaknya itu. "Axel, apa kamu percaya dengan keajaiban?"Axel mengangkat alisnya, "Keajaiban?"Jonathan mengangguk."Hm. Axel percaya. Mama selalu mengatakan; tidak ada yang tidak mungkin selama Tuhan berkehendak," jawab anak itu polos.Jonathan terdiam beberapa saat. Lalu tiba-tiba ia berkata, "Apa Axel percaya jika mereka yang telah meninggal bisa hidup kembali?""Itu bisa saja, Papa.""Apa Axel percaya jika mama Hana telah meninggal?" tanya Jonathan lagi."Kenapa papa Jonathan tiba-tiba bertanya seperti itu?" sahut Axel penasaran.Jonathan menggeleng,
Baca selengkapnya
PART 46
Semua mata tertuju pada wanita yang tengah melangkah masuk ke dalam gedung itu.Mata elangnya menatap lurus ke depan. Dengan langkah kaki yang tegas, ia tampak akan memakan semua orang yang menatap ke arahnya. Ia tampak tidak asing, tapi ekspresi dan penampilannya yang modis membuatnya tampak berbeda kali ini.Semua karyawan sangat terkejut dengan apa yang mereka lihat sekarang ini. Pimpinan mereka, Florentina Hana, yang selama ini diketahui telah menghilang dan dikabarkan meninggal tanpa sebab, ternyata masih hidup.Media menjadi heboh dengan kemunculan CEO Deloxa itu. Sebagian dari orang-orang yang berada di dalam gedung itu tampak takut, ada pula yang heboh dan segera mengabadikan momen itu lalu mengunggahnya ke sosial media.Hana melewati kerumunan manusia yang sedang memotret dirinya itu. Tatapan tajam ia lemparkan pada mereka. "Apa kalian ingin dipecat?" Para karyawan langsung berhenti mengambil gambar dan tampak menundukkan kepala."Saya aka
Baca selengkapnya
PART 47
Suasana menjadi heboh setelah Hana tiba-tiba menampar wajah Jonathan di depan semua orang. Jonathan memegang sisi wajahnya sambil menatap ke arah wanita itu. Datar. Wanita itu memandangnya dengan tatapan datar dan dinginnya. Seolah Jonathan adalah orang asing di matanya. Ya, ia seperti tidak pernah mengenal Jonathan. Tapi tidak mungkin bukan yang Jonathan lihat di depannya ini adalah hantu? Hana-nya benar-benar nyata!Aku merindukanmu. Jonathan menahan air matanya untuk tidak mengalir. Ia hendak meraih tubuh Hana kembali, namun tubuhnya segera ditarik oleh para petugas keamanan yang berjaga. Jonathan berusaha memberontak, namun kekuatan orang-orang itu lebih besar darinya. Mereka membawa Jonathan menjauh dari meja pers."Hana! Ini aku, Jonathan!" teriak Jonathan sembari berusaha melepaskan diri. "Hana!" Yang diteriaki malah membuang mukanya, tidak ingin menatap Jonathan."Hana!" Jonathan mengerahkan seluruh tenaganya. Namun, pria-pria berba
Baca selengkapnya
PART 48
"Kamu tidak apa - apa?" Agung memberikan tisu kepada Hana yang baru saja mendaratkan bokongnya di mobil. Matanya terlihat sangat sembab. "Aku tidak apa - apa." Hana menerima tisu itu dan menyeka air matanya. Ia menarik napas panjang dan menghembuskannya. Mencoba menenangkan diri."Bagaimana? Apa yang mereka katakan?" tanya Agung.Hana menggeleng, "Tidak penting. Semuanya hanya omong kosong. Aku tidak akan mempercayai mereka lagi."Agung mengangguk paham. "Apa mereka mengatakan sesuatu tentang anak kepadamu?"Hana terdiam sambil memilin tisu di tangannya.Agung terdiam beberapa saat, memerhatikan wajah Hana. "Apa kamu—""Anakku sudah meninggal. Bukankah kamu mengatakannya begitu kepadaku?" sela Hana. "Aku hanya sedih saja ketika teringat akan anak tidak berdosa itu. Air mataku tidak bisa berhenti mengalir."Agung menepuk pundak Hana pelan. "Aku turut bersedih untukmu. Ku mohon jangan lagi mengingatnya. Sekarang sudah ada aku. Kit
Baca selengkapnya
PART 49
Semua kamera mengarah kepada wanita yang sedang berjalan menuju meja Pers. Para wartawan sudah stand by di tempatnya masing-masing, bersiap-siap untuk merekam dan mengambil gambar. Hana menarik napas panjang dan membuangnya perlahan, menghilangkan kegugupan di dadanya. Seperti biasa, rentetan pertanyaan terus berdatangan dari para wartawan. MC menenangkan suasana agar Hana bisa menjawab satu - persatu.Tenanglah, Hana. Ia menarik napas lagi lalu mengangguk. Aku bisa melakukannya, batinnya."Bisa Anda ceritakan kejadian yang menimpa Anda sebenarnya?" tanya salah seorang dari puluhan wartawan yang ada di tempat itu.Hana mengangguk lalu meraih mic dengan berani."Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Nama saya Florentina Hana, Ceo cabang DELOXA di Jakarta. Saya berdiri disini untuk menjawab dan memberikan pernyataan terkait peristiwa yang menimpa saya yang membuat orang - orang menjadi heboh. Seb
Baca selengkapnya
PART 50
Billy menyandarkan tubuhnya di dinding sambil melipat kedua lengannya di dada, menyaksikan Jonathan yang tengah mengemas pakaiannya ke dalam koper besar. Billy menghela napasnya kasar. "Jonathan bodoh!"Jonathan menghentikan kegiatannya dan menatap Billy balik. "Apa katamu?""JONATHAN BODOH. AKU MENGATAKANMU BODOH. TULI?"Jonathan melempar pakaian yang ia pegang dengan kasar. Merasa emosi mendengar hal itu. "Ada masalah denganku, orang miskin?"Billy berjalan santai ke kasur dan merebahkan bokongnya. "Aku hanya tidak paham denganmu, Jonathan. Untuk apa kamu melakukan semua ini? Maksudku ... kamu menyelamatkan Hana dan melindungi Axel serta keluarganya. Kenapa tiba-tiba ingin pergi? Langkahmu sudah jauh, bro. Kalau aku adalah kamu, mungkin aku sudah meminta restu keluarga Hana untuk menikahinya lalu membangun keluarga bahagia."Jonathan diam tak menjawab."Buka kembali otak tololmu itu, Jonathan," lanjut Billy, "ini adalah kesempatan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status