Semua Bab Di Antara Dua Senja: Bab 1 - Bab 4
4 Bab
01. Tabrak Lari
Orang bilang; Hujan turun dari awan yang gelap. Begitu juga kehidupan. Adanya kebahagiaan, setelah guyuran hujan membasahi pipi. Setiap hal yang ada dibumi, ada sebab akibatnya. Kerugian dan keuntungan.“Titttttt ...”Decitan rem dan klakson mobil saling bersahutan memekakkan telinga. Riuh piuh warga berbondong-bondong melihat, siapa korban tabrak lari dekat lampu merah sore ini.Darah segar mengalir dari pelipis seorang gadis yang terbalut jilbab. Warga segera membopong korban ke trotoar, agar tak menghalangi jalan pengemudi lain. Beberapa warga ada yang sibuk saling tatap muka, bertanya ‘Siapa pelaku tabrak larinya?’. Salah satu warga segera menghubungi pihak Rumah Sakit untuk segera mengirim Ambulance. Sebagian warga ada yang segera melaporkan kepihak berwajib, agar pelaku segera di adili.“Ngiungg ... Ngiungg ... Ngiungg ...”Suara sirine Ambulance menjauh. Pertanda sang korban telah di bawa ke Rumah Sakit.
Baca selengkapnya
02. Lamaran
Seserahan lamaran sudah tertata rapih dikediaman mempelai wanita. Cincin pertunangan sudah dibeli tepat saat hari dimana Izza pulang dari Rumah Sakit.Izza melihat Raka dengan mata sendu. Khawatir, cinta dan sayang dari Abangnya akan berkurang karena akan dibagi dengan kekasih halalnya kelak.Izza tertunduk lesu saat melihat calon kakak iparnya datang keruang pertunangan. Berbeda dengan Ibu dan Abangnya. Terlihat nampak jelas binar bahagia dari raut wajah mereka. Terekah senyum tak henti-hentinya menghiasi wajah Raka.Raka yang menyadari mimik muka sang Adik, ia mengerti dan faham betul apa yang difikirkannya. Ia akan menjelaskannya nanti, setelah acara selesai.Acara demi acara telah usai digelar. Dari penyambutan dari kedua belah pihak, pemasangan cincin yang dilakukan ibu dari mempelai pria-Lisa, penetapan tanggal pernikahan dan ditutup dengan makan-makan.Para tamu sudah pulang kerumah masing-masing. Begitu juga dengan tanggal pernikahan yang s
Baca selengkapnya
03. Malaikat Penolong
" Hallo, kantor Polisi? Saya sedang mengikuti pelaku Penculikan. Segera datang ke Lokasi yang saya kirim,” hanya respon anggukan dari seberang telepon.“Tuttt ...” telepon terputus.Mobil jeep hitam itu berhenti di Rumah bercat putih. Rumah minimalis dengan hiasan beberapa pohon mangga itu terlihat asri. Siapa penculik dan korban penculikan itu? Bertanya-tanya, masih dalam mobil sedan putih miliknya.“Cepat, turunkan dia!” perintahnya dengan wajah sangar.Ada masalah apa sampai dia menculik perempuan tersebut? Jika demi uang tebusan, sepertinya tidak mungkin. Melihat ada dua sepeda motor dibagian garasi miliknya. Dia teihat tidak kekurangan apapun dari segi materi.“Tolong ... Lepaskan Saya! Kenapa kalian menculik saya? Ada masalah apa dengan saya? Hiks,”“Ada masalah apa kamu tanya?! Hah?! Lupa dengan adik saya yang kamu penjarakan?!” Keluar sudah amarahnya kali ini. Membalaskan dendam s
Baca selengkapnya
04. Hilmi Khoirullah
Kebahagiaan turun setelah adanya awan gelap. Akankah benar seperti itu? Ia selalu mendapat bullyan dari teman-temannya, karena jilbab lebarnya. Entah sebutan ‘Ibu-ibu, ukhty, sok alim dan sebagainya'. Tak pedulikan, tetapi tetap menohok meski sudah terbiasa sejak masuk kuliah. Izza belum menemukan Orang yang tepat untuk dijadikan seorang Sahabat. Berbagi suka dan duka. Kebanyakan, Temannya hanya datang disaat butuh saja. Memanfaatkan Izza yang baik hati dengan kepintarannya, memanfaatkan materinya, atau lainnya.Semurni itu hati seorang Izzatun Nisa. Meski ia tau hanya ‘Memanfaatkan' Izza tetap melakukannya dengan ikhlas dan lapang dada. Izza pernah mendengar hadist. “Orang yang paling baik, ialah orang uang paling bermanfaat bagi orang lain”. Meski dimanfaatkan, selama itu bisa membantu dalam kebaikan, kenapa tidak? Prinsif Izza.Awan menjadi gelap. Turun rahmat Allah lewat guyuran hujan yang membasahi bumi. Ciri khas bau tanah ini sangat Izza
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status