Semua Bab The Lost Mafia: Bab 51 - Bab 60
109 Bab
Melisa
“Haruskah aku mati agar kau percaya padaku Adrius?” Ancam Veronika.“Sayang, tenang. Adrius pasti mempercayaimu” Hibur Ayah Veronika.“Aku tak bisa hidup tanpamu Adrius, aku membutuhkanmu” Veronika menangis dipelukan ayahnya.“Kau tidak membutuhkanku, kau membutuhkan ini” Adrius meletakan kartu nama seorang psikiater di atas meja.Adrius lalu meninggalkan kediaman Veronika. Veronika mengamuk, membanting apa saja yang ada dihadapannya. Dia tidak terima Adrius meninggalkannya, terlebih menganggapnya memiliki gangguan jiwa.Jenderal Kevin hanya menghela nafas kasar, dia tidak akan memaksa Adrius untuk menerima kondisi Veronika. Dia takut Adrius mengundurkan diri dari tim Obsidian k
Baca selengkapnya
Lahirkan Anakmu!
“Apa anda tahu bahwa pasien sedang hamil?” Selidik Dokter.“Apa?” Aku menutup mulut dengan kedua tanganku, yang aku tahu Melisa belum menikah, sepertinya ini jawaban dari murungnya Melisa belakangan ini dan bisa jadi inilah alasan Melisa untuk bunuh diri.“Usia kehamilannya sudah 15 minggu, untung saja saat ini bayi dan ibunya sehat. Apakah anda yang melakukan pertolongan pertama pada pasien?” Tanya dokter.Aku hanya mengangguk saja.“Tindakan yang sangat bagus, tidak banyak orang yang bisa tenang melihat orang lain bunuh diri depannya, ditambah anda melakukan CPR dan memaksanya minum susu, sungguh sangat hebat” Puji dokter.Aku tersenyum mendengar pujian dokter, akupun tidak ta
Baca selengkapnya
Balas Dendam untuk Marcel
Grup Chat JennyStefany : Demi Tuhan aku ingin sekali membunuh MarcelJenny : Bunuh sajaStefany : Bolehkah?Anastasia : Tentu saja tidak -_- .. kemarin aku melihat dia sedang menggoda EllenaJenny : Aku rasa Marcel menyukaiku, apakah aku harus memberi pelajaran bajingan ini?Anastasia : Jenny, jangan mengambil resiko. Aku takut nanti kau terlukaStefany : Ana benar, bagaimana kalau kau diberi obat perangsang dan kau tahu akan terjadi seperti apa akhirnyaJenny : Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.*
Baca selengkapnya
Menghajar Marcel
“Bisakah kau keluar Veronika? Aku muak melihatmu” Adrius sedikit membentak Veronika.Veronika membanting pintu saat keluar dari ruangan, dia mengepalkan tangan menahan amarah yang bergejolak dalam hatinya.“Kulihat Jenny dekat dengan Marcel, mereka seperti permen karet, bahkan dinobatkan sebagai pasangan paling sempurna dikalangan mahasiswa” Ucap Brian saat Veronika telah keluar dari ruangan.“Apa Jenny sudah menyerah mengejar Adrius?” kekeh Gerrald.“Setelah Adrius menyakitinya sedemikian rupa, kau pikir Jenny masih akan mengejar Adrius?” Brian menyindir Adrius.“Kudengar, Marcel adalah seorang bajingan yang selalu mempermainkan wanita, hampir setengah mahasiswi di kampus
Baca selengkapnya
Tuntutan Sang Jaksa
Dua hari telah berlalu semenjak kejadian Marcel mencoba memperkosaku, kudengar dia dirawat dirumah sakit. Aku sudah tidak peduli. Hanya saja aku sedikit bingung, ayahnya adalah seorang jaksa senior yang disegani di kota ini. Tidak mungkin dia melepaskan aku yang telah menganiaya anak semata wayangnya.Benar saja, bagai tenang sebelum badai, Ayah Marcel menelponku agar besok datang ke kantor polisi, dia akan menuntutku dengan tuduhan penganiayaan berat. Aku harus datang dengan ayahku jika aku ingin menyelesaikan kasus ini dengan cara kekeluargaan.Aku tahu akal busuknya, dia akan memeras ayahku, Ayahku memiliki kekuasaan dan kekayaan yang sangat banyak, dia pasti akan memaksa ayahku menjadi sponsornya untuk menjadi Jaksa Agung.Tidak akan ku biarkan, aku berharap ayahku tidak tahu masalah ini, aku menelpon sekretaris
Baca selengkapnya
Membalikkan Keadaan
“Baru kali ini saya merasa kasihan kepada seorang pelaku pelecehan seksual” Ucap Komisaris Polisi.Brian terkekeh geli, Marcel memang salah memilih korban.Alex terlihat bangga melihat Jenny memukuli Marcel dengan sadis.“Dia putriku” Bisiknya pada Adrius bangga.Adrius hanya tersenyum, gadis ini memang istimewa.Gerrald bertepuk tangan pelan, sedangkan Varro mengacungkan ibu jarinya. Anastasia dan Stefany masih shock melihat kebrutalan yang dilakukan olehku.“Kau tidak bisa menyebut kebrutalanmu ini sebagai pembelaan diri. Jenny!” Neo menatapku dengan murka.“Ini bisa dijadikan bukti sebagai p
Baca selengkapnya
Ketahuan!
Apartemen tim Obsidian“Aku dengar ayahnya Jenny mengusut kasus korupsi seorang jaksa” Gerrald membuka perbincangan saat makan malam.“Ayah Jenny tidak akan melepaskan orang yang telah menyakiti putrinya begitu saja” kekeh Brian.“Apa kau tau kejadian hari ini?” Tanya Varro.“Aku melihat kalian dari ruangan Komisaris” Jawab Brian sombong.“Aku akan bekerja keras untuk mendapatkan bukti penggelapan dan penyuapan yang dilakukan oleh si brengsek Neo itu” Tekad Gerrald.“Aku akan membantumu, ayo kita begadang” Ujar Varro bersemangat.Ponsel Adrius berdering, L
Baca selengkapnya
Calon Menantu Idaman
 “Sejak kapan kau menjadi puitis Dad? Dad apa kau memata-mataiku?” tanyaku menatap horror Ayahku.“Ibumu adalah informan terbaik Dad” Ucap ayahku sombong.“Aku tidak akan menceritakan apapun lagi kepada Mom” kesalku.“Tidak apa-apa untuk bersedih karena patah hati, namun jangan lupa untuk segera bangkit lagi, pepatah mengatakan cinta pertama selalu berujung kegagalan” Mengapa Dad begitu banyak bicara hari ini kesalku.“Cinta pertama?” Beo Adrius.“Mungkin sulit dipercaya untuk gadis secantik putriku di usianya yang menginjak 19 tahun dia baru merasakan jatuh cinta” Kekeh Alex. “Cukup Dad, apa
Baca selengkapnya
Kecupan di Kening
“Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian” ucapku dengan senyuman tulus.“Untuk?” Tanya Varro heran.“Semuanya” Jawabku.“Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan, kau aneh sekali” Kekeh Varro.Aku mendekati Varro yang sedang duduk disamping Adrius, lalu berbisik agar suaraku tidak terdengar Anastasia dan Stefany.“Terima kasih untuk mengumpulkan bukti penyuapan dan perbuatan kotor Jaksa Neo” Bisikku pada Varro.Varro sangat terkejut, bagaimana bisa Jenny bisa tahu mereka yang mengumpulkan bukti kejahatan yang dilakukan Jaksa Neo. Apakah Jenny mengetahui identitas mereka? Batinnya.
Baca selengkapnya
Mengejar Adrius Lagi?
Adrius tidak pernah tertawa selepas itu, dia selalu memasang wajah dinginnya. Tawa Adrius seperti matahari ditengah musim dingin, mencairkan es yang sedang membeku. “Profesor apa kau baru saja tertawa?” Sungguh pertanyaanku yang bodoh. “Apa aku tidak boleh tertawa” Adrius masih tertawa. Aku menggeleng kuat “Kau sangat tampan saat tertawa” pujiku. “Benarkah? terima kasih” Adrius mengulum senyumnya. “Apa ini? Apa kalian saling menggoda di hadapan kami?” Varro menyelidik. “Kau juga tampan saat tersenyum kak Varro” Ucapku kesal. “Aku tau aku tampan dan aku tidak butuh pujianmu” Cibir Va
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status