All Chapters of Suami Pilihan Kakek: Chapter 31 - Chapter 40
156 Chapters
31. Kepedihan Hati
🍀Happy Reading🍀 Sambil tersenyum ramah Davis membalas uluran jabat tangan dari para rekannya yang ingin mengucapkan selamat atas di angkatnya dia menjadi manager di Aeron Group. Kebahagiaan itu terlihat jelas di mata Davis ketika salah satu karyawan memuji kehebatannya yang mampu naik jabatan hanya dalam waktu yang bisa terbilang singkat. Namun sayang, tawa kebahagiaan yang saat itu menghiasi bibir Davis mendadak sirna saat salah satu dari mereka menyinggung tentang pernikahannya dengan Sellandra. Seketika Davis membatu. "Dav, aku sungguh bangga melihat keberhasilan yang berhasil kau raih. Sellandra pasti akan menjadi orang yang paling bahagia atas kabar ini. Benar tidak?" tanya salah seorang karyawan. "Oh ya, ngomong-ngomong kapan kau dan Sellandra akan menikah? Kau sudah melamarnya belum?" Tak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut Davis begitu dia di ingatkan pada luka yang amat sangat menyakitkan hatinya. Dia diam tak bergeming, mengabaikan tatapan keheranan dari teman-tem
Read more
32. Di Jadikan Kambing Hitam
🍀Happy Reading🍀 Braaakkkkk "Apa-apaan kau, Ziko? Kenapa membanting tasmu di atas meja. Membuat kaget saja!" tegur Kasturi sambil menatap tajam ke arah putranya yang baru saja sampai di rumah. Seketika moodnya rusak, dia tak lagi berselera melihat-lihat koleksi berlian yang tadi sedang di bacanya. "Mana Sellandra, Bu?" tanya Ziko setelah duduk di sofa. Dia kemudian memijit-mijit tulang hidungnya. "Bukankah anak itu masih berada di perusahaan ya? Ibu belum melihatnya kembali ke rumah," jawab Kasturi sambil mengerutkan kening. "Ada apa, Ziko? Tumben sekali kau menanyakan tentang Sellandra." "Bu, memangnya Ibu tidak tahu ya kalau semua perusahaan menolak untuk bekerjasama dengan perusahaan kita? Aku pikir awalnya dia bisa menghandle masalah ini. Akan tetapi sore tadi aku mendapat telepon dari teman-temanku kalau Sellandra telah menghina dan menyalahkan mereka karena telah menarik saham dari perusahaan. Padahal tadinya mereka berniat untuk kembali bekerjasama dengan Latief Group. M
Read more
33. Sakit Hati
🍀Happy Reading🍀 "Wahh wahh wahh, Kintan. Kenapa di dalam rumah kita bisa tercium aroma sampah yang begitu busuk ya? Apa jangan-jangan pelayan di sini tidak menjalankan tugas mereka dengan baik?" sindir Bima sambil melirik ke arah pria miskin yang berdiri di belakang sepupunya. Dia lalu menyeringai. "Aku rasa para pelayan sudah menjalankan tugas mereka dengan sangat baik, Kak. Hanya saja ada yang sengaja membawa tong sampah masuk ke dalam rumah ini," sahut Kintan. Sellandra paham betul kalau Kintan dan Bima sedang menyindir keberadaan suaminya. Namun dia berusaha untuk tetap sabar menghadapi hinaan mereka karena sekarang diam-diam tangan Ero sedang mengusap punggungnya. Sellandra tahu kalau Ero sedang membujuknya agar tidak terpancing emosi gara-gara ulah kurang ajar dari kedua sepupunya itu. "Haahhhh, akhirnya aku bisa duduk juga setelah seharian berputar-putar membereskan masalah di kantor," ucap Bima. "Nek, apa Ayah sudah memberitahu Nenek tentang para penanam saham yang kec
Read more
34. Orang Dalam
🍀Happy Reading 🍀 Pagi harinya, di kediaman keluarga Latief terlihat Bima yang sedang begitu sibuk mematut penampilannya di depan cermin. Hari ini dia akan pergi ke Aeron Group guna menandatangani kontrak kerjasama. Jadi Bima harus memastikan kalau penampilannya benar-benar telah sempurna sebelum bertemu dengan Komisaris perusahaan besar tersebut. "Kak?" Bima menoleh. Dia kemudian tersenyum melihat adiknya yang sedang berdiri menyender di daun pintu. "Masuklah," ucap Bima. "Hmmm, wajahmu terlihat begitu berseri-seri. Sebegitu bahagianya akan bertemu dengan Komisaris Aeron Group, hm?" tanya Kintan seraya melangkah masuk ke dalam kamar sang kakak. Dia kemudian duduk di sofa, terkekeh geli saat memperhatikan kakaknya yang tidak berhenti mematut diri di depan cermin. "Jangan menertawakan aku, Kintan. Wajar kan kalau aku berpenampilan rapi seperti ini demi menyambut bergabungnya Latief Group dengan perusahaan besar itu? Aeron Group adalah impian semua orang yang tinggal di negara
Read more
35. Kehendak Takdir
🍀Happy Reading🍀 Sesampainya Bima dan Kintan di Aeron Group, mereka pun segera mendatangi meja resepsionis guna mengkonfirmasi kedatangan mereka di perusahaan tersebut. Dalam hati, mereka tak henti membatin mengagumi akan kemegahan interior di dalam gedung megah ini. Luar biasa, hanya satu kata itu yang terlintas di benak masing-masing. "Maaf, Tuan Bima. Untuk saat ini sekertaris Fang dan juga Tuan Kai sedang tidak ada di tempat. Mereka sedang menemani Komisaris mengurus pekerjaan di luar kantor. Silahkan anda menunggu sebentar!" ucap si resepsionis dengan sopan. "Sekertaris Fang dan Tuan Kai tidak ada di tempat? Bagaimana bisa. Bukankah kami diminta datang untuk melakukan penandatanganan kontrak kerjasama dengan pemilik Aeron Group ya?" tanya Bima seraya mengerutkan kening. Dia cukup kaget mendengar laporan resepsionis tersebut. "Maaf sebelumnya. Apakah sudah ada pemberitahuan secara langsung kalau anda akan bertemu dengan Komisaris?" "Em, itu .... Bima tergagap dalam menan
Read more
36. Kalah Untuk Menang
🍀Happy Reading🍀 "Maaf, Tuan Bima. Komisaris kami hanya bersedia menandatangani kontrak dengan orang yang telah mengirimkan berkas ke Aeron Group. Yang artinya bahwa hanya Nona Sellandra-lah yang bisa mewakili Latief Group. Selain beliau, kerjasama ini tidak akan pernah terjadi!" ucap sekertaris Fang seraya tersenyum simpul pada dua orang tamu yang telah menunggu jawaban ini sejak pagi tadi. Kasihan sekali. "A-apa? Jadi sia-sia kedatangan kami kemari?" pekik Bima syok. Tangannya sampai terkepal kuat saking emosinya dia mendengar perkataan sekertaris Fang. "Bukan sia-sia, Tuan Bima. Hanya kurang tepat saja." "Maaf menyela, sekertaris Fang!" ucap Kintan seraya maju selangkah ke depan. "Semalam setelah anda menelpon, Kak Sellandra meminta Kak Bima saja yang datang kemari. Dia sedang sibuk hari ini, jadi meminta tolong pada kami untuk mewakilkannya menandatangani kontrak dengan Komisaris Aeron Group. Apakah hal ini tidak bisa di pikirkan kembali? Saya dan Kak Bima telah menunggu sej
Read more
37. Berdua Satu Tujuan
🍀Happy Reading 🍀 Di Aeron Group, terlihat Ero yang baru saja keluar dari dalam toilet. Penampilannya terlihat cukup rapi untuk ukuran seseorang yang bekerja sebagai seorang cleaning servis. "Ero, bisakah kita bicara sebentar?" Sedikit berjengit kaget, Ero langsung menoleh ke arah sumber suara. Dia lalu menganggukkan kepala begitu tahu siapa yang menegurnya. "Tuan Davis, apa anda memerlukan bantuan saya? Katakan saja, jangan sungkan," tanya Ero ketika Davis hanya diam mematung di hadapannya. Ero merasa ada yang salah dengan ekpresi di wajah laki-laki ini, jadi memutuskan untuk bicara lebih dulu. "Hmmmm, tidak. Aku tidak sedang membutuhkan apa-apa, Ero. Aku ... aku hanya merasa tak tenang," jawab Davis pelan. Dadanya berdetak kuat ketika ingin melanjutkan kata-katanya. Tidak Davis, kau tidak boleh menuduh sembarangan pada Ero dan Sellandra. Kau lupa ya kalau Bima dan Kintan adalah orang-orang yang sangat jahat dan juga licik? Mereka bahkan tak pernah bersikap baik pada Sellan
Read more
38. Kemesraan Sederhana
🍀Happy Reading 🍀 Dengan langkah cepat Sellandra berjalan keluar menuju halaman depan perusahaan. Dia yang saat itu tengah menunggu kabar baik dari Bima dan juga Kintan merasa sangat kaget saat security memberitahunya kalau ada seorang pria kumuh datang mencarinya. Dan pikiran Sellandra langsung tertuju pada Ero karena memang suaminya itu bukan berasal dari kalangan orang kaya. Jadi wajar saja kalau security tadi menyebut Ero sebagai pria berpenampilan kumuh. Tunggu-tunggu. Apa kalian sedang berpikir kalau Sellandra akan memarahi Ero karena malu dia datang menemuinya di kantor? Jika kalian berpikir seperti itu maka artinya kalian salah besar. Tak pernah sedikitpun Sellandra merasa malu akan keadaan suaminya yang sangat sederhana itu. Dia selalu berusaha menghargai Ero meski dia sendiri belum bisa menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. "Dimana orang yang mencariku?" tanya Sellandra pada seorang security yang berjaga di depan pintu masuk. "Orang itu ada di sana, Nona Sel
Read more
39. Fitnah
Walaupun tengah kecewa, Sellandra masih bisa tersenyum manis setelah pertemuannya dengan Ero di perusahaan tadi. Sikap Ero yang sederhana dan juga perhatian lambat laun mulai menyita perhatiannya. Mungkin penampilan Ero boleh saja tak sebanding dengan Sellandra. Akan tetapi effort pria itu dalam memperhatikannya seolah tidak ada lawan. Sellandra kemudian terkenang dengan perlakuan manis Ero dimana suaminya itu tak ragu mengelap kursi menggunakan bajunya hanya untuk memastikan kalau pakaian Sellandra tidak kotor terkena debu. "Kakek, apakah ini alasan mengapa Kakek memilih Ero sebagai suamiku? Dia ... benar-benar memperlakukan aku dengan sangat baik, Kek. Aku salut," gumam Sellandra sambil tersenyum kecil. Dugghhh Hampir saja Sellandra jatuh terjerembab saat ada yang menjegal kakinya. Dia yang memang tengah melamun sama sekali tidak menyadari kalau kakinya Kintan sengaja menghalang di tengah jalan. "Ck, sebegitu tergila-gilanya kau memikirkan gembel miskin itu, Sellandra. Menjiji
Read more
40. Hati Yang Lelah
Tok tok tok Seulas senyum samar langsung muncul di bibir Sellandra saat dia mendengar suara ketukan di jendela kamarnya. Dia yang baru saja selesai berendam segera berjalan cepat menuju jendela hanya dengan memakai baju kimono mandi dan rambut basahnya yang tergerai bebas. "Sell, pipimu kenapa?" tanya Ero kaget begitu jendela di buka. Tak peduli apakah Sellandra akan marah atau tidak, dengan cepat Ero mengelus luka lebam yang ada di wajah cantiknya. Marah, itu sudah pasti. Bahkan otot-otot di tangan Ero sampai bermunculan karena dia yang tengah berusaha menahan emosinya. "Apa ini ulah Nenek Kasturi? Atau ada anggota keluarga lain yang menyakitimu? Beritahu aku, Sellandra. Aku tidak suka ada yang bersikap kasar padamu seperti ini!" "Hanya kesalah-pahaman saja, Ero. Tadi Kintan mencoba memfitnahku di hadapan Nenek, makanya beliau marah kemudian tak sengaja menamparku. Sudah ya jangan panik. Aku baik-baik saja," jawab Sellandra sambil tersenyum kecil. Kesedihan di hatinya serasa mengh
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status