Semua Bab Red Shoes Murderer: Bab 11 - Bab 20
33 Bab
Bab 10, Sandi Rahasia di Tubuh Korban
"Maksud Anda, pelaku meninggalkan sandi di mulut korban?" tanya Endrico. Kent mengangguk."Sembilan puluh sembilan persen, aku yakin pelaku meninggalkan pesan berupa sandi di mulut korban," jawab Kent optimis. "Bagaimana kita bisa memecahkan sandi yang hanya dipahami pelaku?" tanya Benyamin pesimis. "Jika kalian pernah ikut pramuka, kalian pasti mengenali sandi ini," jawab Kent kemudian. Ia mengambil marker, lalu menggambarkan pola sandi di papan tulis. Semua mata terpaku, tertuju pada gambar yang dibuat oleh Kent sambil menerka dan mengingat sejumlah sandi yang ada di pramuka. "Well ... sudah ada gambaran?" tanya Kent sambil meletakkan marker di sakunya. "Bukankah itu sandi kotak?" Keira yang baru saja masuk dengan beberapa gelas minuman tiba-tiba ikut menjawab. Di belakangnya Brad Jewel menyusul, lalu duduk sembarangan di kursi yang kosong. "Bingo," puji Kent seraya mengangkat ibu jarinya ke arah Keira. "Oh
Baca selengkapnya
Bab 11, Surat Kaleng
Rumah Adam Hawkins berada di kawasan kelas menengah. Rumah-rumah berjejer rapi dalam ukuran beragam. Namun, tidak ada yang begitu besar. Halamannya tidak bisa dikatakan luas, hanya cukup menampung satu mobil keluarga berukuran sedang. Sementara di bagian dalam pagar beberapa tanaman tumbuh tak terawat. Beberapa petugas berdiri di depan pagar rumah, memastikan target tidak lagi bisa melarikan diri. Angela sampai di rumah itu, memperlihatkan kartu pengenalnya, lalu masuk ke dalam rumah. Di dalamnya, tepat di sofa ruang tamu, seorang pemuda duduk terpekur di hadapan seorang wanita paruh baya yang sedang memasang wajah bengis. Dia mendelik tidak senang melihat kedatangan Angela. "Selamat sore, Ny. Hawkins. Saya Angela Joey dari Unit Pembunuhan NYPD," ujarnya memperkenalkan diri, seraya memperlihatkan tanda pengenalnya. Paras garang itu langsung melunak. Ekspresinya tidak lagi terlihat mengancam. "Oh, akhirnya Anda sampai juga, Detektif Joey. Saya
Baca selengkapnya
Bab 12, Mimpi Buruk Kent Bigael
Pada usia 15 tahun, ketika para remaja mulai merasakan jatuh cinta. Membuat janji temu di bioskop, lalu menghabiskan akhir pekan dengan sebuah kecupan di kening. Namun, tidak begitu halnya dengan Kent Bigael.Ya, begitulah orang-orang mengenalnya sekarang. Detektif Kent Bigael. Pria menjelang 40 tahun, bertubuh tinggi besar, dengan bekas luka di beberapa bagian tubuh.Tidak ada satu pun orang yang tahu jika Kent Bigael yang dijuluki 'Malaikat Maut' itu dulunya adalah seorang remaja manja, putra konglomerat Manhattan dengan nama lahir Brian Burnout. Ayahnya, Kevin Burnout pemilik sejumlah perusahaan besar di Manhattan.Kent Bigael kecil hidup bergelimang harta dan kemewahan. Akan tetapi, tidak pernah tampil di depan publik. Seolah-olah memiliki firasat buruk, Kevin Burnout merahasiakan identitas putra tunggalnya itu dari khalayak ramai. Dia tidak mengizinkan putranya diliput oleh media. Dia bahkan menyiapkan home schooling untuk pendidikan anaknya. Hanya keluarga
Baca selengkapnya
Bab 13, Identitas Korban Kedua
Namanya Valencia Gonzalez, usia 27 tahun, berkerja sebagai tenaga administrasi di MNE Ekspress. Sejak orang tuanya meninggal dunia, Valencia tinggal bersama keluarga pamannya, Raul Gonzalez, di kawasan Low East Side.Raul Gonzalez, pria berdarah Mexico bertubuh sedang. Di usianya yang menyentuh angka 60, wajahnya masih terlihat tampan, dengan lingkar manik berwarna coklat. Wajahnya ramah, tatapannya pun terlihat hangat. Satu kekurangannya yang terlihat jelas. Ia jelas termasuk suami yang berada dalam barisan suami-suami takut istri.Hilda Chavez, wanita berusia lima puluhan yang tidak bisa dikatakan ramah. Senyumnya sedikit, sehingga terkesan dingin dan galak. Di lehernya tergantung kalung dengan liontin salib berukuran besar, seolah ingin menegaskan keyakinan yang ia anut.Saat Angela memperlihatkan foto Valencia kepada pasangan suami istri itu, hanya Raul yang menunjukkan gurat kesedihan di matanya, sedangkan Hilda hanya melirik tipis, tanpa reaksi yang berart
Baca selengkapnya
Bab 14, Misteri Gantungan Kunci
Sementara Angela menanyai Melissa, Kent menemui staf lainnya untuk melihat rekaman CCTV. "Bisa tolong buka file rekaman tanggal 10 Mei?" pinta Kent sopan. "Sekitar pukul sembilan pagi," lanjutnya. Staff bernama Bobby itu menuruti permintaan Kent, membuka folder rekaman CCTV tanggal 10 Mei. "Stop!" seru Kent. Layar monitor memperlihatkan seseorang menggunakan masker masuk membawa paket. Kent mengenali kemasan paket berwarna merah itu, persis sama dengan paket yang ia terima kemarin. Dia pun masih ingat dengan detail data yang tertera pada resi di kemasan paket itu, dimana tertera dengan jelas paket itu diterima oleh MNE Ekspress pada tanggal 10 Mei 2020, pukul 9 pagi, dan diantarkan kepadanya pada tanggal 11 Mei. Kent memperhatikan dengan teliti gambar sosok yang mengantarkan paket itu, mencoba mencocokkannya dengan seseorang yang ia kenal, tapi hasilnya nihil. Sosok itu benar-benar asing di matanya. Angela masuk dengan buku catatannya.
Baca selengkapnya
Bab 15, Nyanyian Neraka
Naomi ...Valencia ...dan segera menyusul Charlotte.Mereka adalah para malaikat suci yang telah ternoda oleh sepatu penghuni neraka itu.Saat ini seisi kota sibuk membicarakanku. Mereka bilang aku biadap, kejam, dan sadis.Hei! Coba kalian pikir, lebih sadis mana aku, atau gadis-gadis yang telah menjadi budak iblis ini?Saat ini mereka tersenyum manis di depan kalian, tapi tahukah kalian jika tak lama lagi senyumnya akan berubah menjadi seringaian licik menakutkan ?Suara polos mereka bahkan akan terdengar seperti nyanyian neraka yang menyeramkan. Bahkan langkah kaki mereka akan berubah menjadi irama yang memacu mereka untuk berbuat sesat.Seperti orang itu. Iya, orang itu yang telah membuatku begini. Dia yang memulai neraka dunia ini, dan aku bersyukur karena dia yang sekarang telah jadi abu.Kalian masih menganggap yang aku lakukan k
Baca selengkapnya
Bab 16, Rahasia Adam Hawkins
Suasana di ruangan berukuran sembilan meter persegi itu tampak tegang mencekam. Dua pria dengan postur tubuh berbeda duduk berhadapan dengan meja berbentuk segi empat di tengah-tengah mereka. Keduanya terdiam, hanya sorot mata yang saling menatap, terlihat menyuarakan apa yang ada di dalam hati dan pikiran masing-masing. Adam Hawkins, pemuda berwajah polos itu menunggu Kent bersuara terlebih dahulu. Ia berusaha untuk tampak tenang meski di dalam hati berkata sebaliknya. Ia mengutuk Olivia, Naomi, dan Valencia berkali-kali karena telah menyeretnya ke dalam kasus ini. "Jadi kau memacari Naomi Heitcher, tapi di belakangnya juga mengencani Valencia Gonzalez?" Kent mengulangi pertanyaannya. Pemuda itu mendebas kasar. Ia menghirup udara sepuasnya, lalu menghempaskannya dengan kuat. Sepertinya ia ingin sekali memaki pria besar di depannya itu, tapi ia sadar berurusan dengan Kent Bigael tentu saja hal nomor satu yang harus ia hindari. Ia kembali menga
Baca selengkapnya
Bab 17, Kejutan dari Adam Hawkins
Adam Hawkins berjalan gontai ke luar dari gedung NYPD. Ia akhirnya dibebaskan setelah menjalani interogasi maraton dua puluh jam. Mulai dari detektif Endrico, Angela, sampai Kent Bigael.Tubuhnya terasa lelah dia ingin segera pulang lalu beristirahat total hingga keesokan harinya.Namun, hatinya gelisah. Rasa bersalah hadir di sudut hatinya yang paling dalam. Ia ingin menghubungi seseorang tapi ia tahu ponselnya telah disadap dan dirinya pun telah diikuti seseorang. Adam Hawkins sadar dirinya tidak akan pernah lagi memiliki kebebasan, tapi kegelisahan ini harus segera ia tuntaskan jika bisa ia ingin meluapkan semua kekesalannya pada seseorang.Ia bersyukur Tuhan mendengar doanya, dan memahami kegelisahan yang dirasakannya. Tepat di sudut jalan mendekati rumahnya Adam Hawkins melihat boks telepon umum. Ia pun memutuskan untuk mampir ke sana.Ia sempat memperhatikan kiri dan kanan sebelum memutuskan menekan nomor, menghubungi seseorang yang saat ini sangat
Baca selengkapnya
Bab 18, Wasiat Kematian
Suasana duka menyelimuti keluarga Hawkins. Marry Hawkins terlihat sangat terpukul, ia menjerit histeris di samping tubuh anaknya yang sudah tak bernyawa.Kent dan Angela datang, tepat jasad Adam Hawkins diturunkan dari tali yang membelit lehernya. Melihat kedatangan Kent dan Angela, Ny. Hawkins semakin histeris. Dia menghampiri Kent dan Angela lalu memuntahkan semua amarah yang terpendam di dalam dadanya."Ini semua salah kalian! Kalian telah membunuh anakku. Kalian libatkan anakku yang tak bersalah ke dalam kasus pembunuhan. Kalian jahat! Kalian sudah membunuh Adam-ku!"Ny. Hawkins terus berteriak dengan histeris, menuding Kent dan Angela sebagai penyebab kematian anaknya.Angela ingin menjawab, tapi Kent terlebih dahulu menggamit lengannya, memberi isyarat agar Angela menahan diri.Seorang petugas datang, memberi hormat pada Kent dan Angela, lalu menyodorkan sebuah kertas yang terlipat rapi."Apa ini?" tanya Kent penasaran."Surat w
Baca selengkapnya
Bab 19, Double Strike
"Oh, ini kunci locker area wanita, Pak. Ruang lockernya di sebelah sini," jawab petugas itu, menunjukkan jalan menuju ruang locker wanita.Alis Kent bertaut. Pertanyaan besar muncul di kepalanya."Mengapa Adam Hawkins memegang kunci locker khusus wanita?" tanya Kent di dalam hati.Kent dan Angela segera pergi ke ruang locker khusus untuk wanita, kali ini didampingi oleh petugas itu."Apakah di area ini dipasang CCTV?" tanya Kent lagi."Hanya di depan pintu masuk ruangan saja, Pak. Kami tidak memasang di dalam ruangan demi menjaga privasi anggota klub dan pelanggan tidak tetap yang berganti pakaian di ruangan ini," jawab si petugas.Kent mengangguk. Tatapannya yang tajam tampak memindai ke seluruh ruangan. Setelah puas berkeliling, ia kembali menatap petugas itu."Boleh saya lihat rekaman CCTV di area ini?""Silakan, Pak."Kent memberi isyarat pada Angela untuk lanjut memeriksa locker nomor 15, sementara dirinya memeriksa r
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status