Semua Bab Princess and The Secret: Bab 11 - Bab 20
49 Bab
11 :: Si Cantik Ara ::
Jadi aku sekarang kekasihmu hmm? "Reikhan tersenyum tapi jantungnya berdebar mendapat tatapan intens dari Zia. "Maaf, aku hanya tidak ingin kakakku terus menganggumu. "Zia akhirnya mengangguk paham. Dia menutup mata nya untuk meredam kemarahannya pada Aston. Bisa-bisanya dia hampir membongkar identitas Zia. Lihat saja jika bertemu nanti, pikir Zia. Reikhan memarkirkan mobilnya dibasement dan mereka turun dengan hanya saling diam. Zia sibuk dengan pemikiran bagaimana dia bisa mendapatkan surat perjanjian itu, dan Reikhan sendiri sibuk dengan perasaannya yang tak menentu jika melihat Zia. "Kenapa kau pergi ke club jika sedang sakit?""Aku hanya ingin bertemu temanku sebentar tadi. Dan sialnya bertemu dengan tuan Nowel. Ah.. Sangat menyebalkan. "Zia benar-benar kesal dengan kejadian malam ini. Semoga tidak ada para wartawan yang tahu kalau dia adalah Zia. "Ya sudah istirahatlah. Selamat malam "Reikhan masuk kedalam kamarnya, begitu juga Zia. Didalam k
Baca selengkapnya
12 :: Pacaran ::
Mereka berdua pergi bersama kekantor. Reikhan melingkarkan tangannya dipinggang Zia, semua anak buahnya melihat mereka saat masuk kedalam kantor bersama dan wajah juga ekspresi keduanya menandakan mereka sedang kasmaran. Zia dan Reikhan masuk kedalam lift, didalam lift Reikhan menatap lekat dua mata indah milik Zia dan mengecupnya. Zia mendorong tubuh Reikhan karena malu. Reikhan sengaja menggoda Zia karena baginya wajah Zia sangat lucu jika sedang kesal seperti ini. Satu harian ini Reikhan selalu tersenyum dan terlihat sangat bahagia. Saat biasanya dia akan mengamuk jika ada kesalahan dari bagian audit keuangan, hari ini dia sangat lembut mengatakan kepada pak Eko bagian keuangan untuk merevisi kesalahan yang ada. Pak Eko bahkan sampai tidak percaya jika Reikhan yang biasa selama ini kaku dan disiplin bisa tersenyum seperti ini. Sudah tiba jam makan siang dan Reikhan memanggil Zia dari telpon ruangan kerjanya. "Sayang..." Zia ditempatnya geli men
Baca selengkapnya
13 :: Happy BIrthday ::
Zia mengetik dengan kecepatan yang luar biasa diatas keyboard. Reikhan sedang ke Skotlandia dan malam ini baru akan kembali, Zia tidak ikut karena harus mengurus meeting di London. Zia mengetahui hari ini adalah hari ulang tahun Reikhan dan sebenarnya ulang tahunnya juga. Tapi dia tidak tahu apakah Reikhan akan ingat. Ponselnya berdering dan dia segera mengangkatnya. Happy birhday sweet heart... I love you. Zia tahu itu pasti Aston, dia tersenyum karena baru kali ini Aston telat mengucapkannya. Biasanya tengah malam dia adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. "Terimakasih kak, aku pikir kau lupa." Aston dikamarnya memandangi foto Zia dan dirinya disebuah bingkai. "Tidak pernah sedikitpun aku melupakan semua tentangmu. Nanti malam aku tunggu direstoran tempat biasa kita bertemu oke." "Ehm.. Kak maaf. Aku ada janji dengan Reikhan, lagi pula kita tidak bisa bertemu untuk sementara waktu ini." Aston mengg
Baca selengkapnya
14 :: Kekasih ku ::
Zia berjalan keruangan Reikhan sambil membawa sebuah map dan tablet seperti biasanya. Reikhan tidak mendengarkan penjelasan Zia, dia hanya menatap wajah yang sedang menunduk membaca semua kegiatannya hari ini. Zia yang merasa tidak direspon oleh Reikhan melihat kearah pria itu. Akhirnya Zia memutari meja Reikhan dan duduk dipangkuan Reikhan. Mata mereka bertemu, ada rasa khawatir didalam hati Zia jika suatu saat Reikhan tahu kalau yang dia lakukan ini adalah sebuah kebohongan. Zia melepaskan kaca mata Reikhan dan mengusap rambut Reikhan. Reikhan menciumnya dalam dan menghanyutkan, ciuman itu berakhir saat ponsel Zia bergetar. Zia melihat ponselnya dengan Reikhan yang memperhatikan Zia. Aku ada dikantor kekasihmu itu. Temui aku sekarang di toilet wanita. Dan tenang saja, aku sudah menyamar. Lihat lah pintu yang tertutup, aku berada disana. Zia sangat takut saat ini. Bagaimana bisa Aston melakukan hal seperti ini. Pria ini benar-benar ingin mengacaukan se
Baca selengkapnya
15 :: Misi ::
Zia sedang berada di salah satu department store. Dia tahu ada yang mengikutinya dan dia mencoba untuk sesantai mungkin. Setelah selesai dengan urusannya Zia keluar lagi mencari sebuah cafe. Dia meletakan uang untuk pembayaran ice chocolate nya diselipan tisu yang ada. Zia ke toilet dan mengganti bajunya dengan cepat. Memakai topi dan menggerai rambutnya, dengan begini pasti orang yang mengikutinya tidak tahu kalau dia sudah keluar dari cafe itu. Dia datang ke tempat dimana dia mendengar Reikhan ingin bertemu Paman yang di sebut Reikhan. Mata Zia mencari dimana keberadaan Reikhan dan dia mendapati Reikhan sedang duduk berhadapan dengan seorang Pria yang seumuran dengan Ayah nya. Kebetulan restoran Jepang itu tidak terlalu ramai jadi Zia bisa dengan leluasa melihat apa yang dilakukan Reikhan meski dia tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Reikhan. Reikhan menerima sebuah map berwarna merah dan dia berjabat tangan dengan pria itu. Zia
Baca selengkapnya
16 :: Cinta ::
"Apa? ""Mau kah kau menikah denganku? ""HAH... "Zia seperti terkena serangan jantung. Dia mengerjap mendengar kalimat itu. Reikhan menatapnya serius dan Zia memilih melihat kedepannya. Tidak menghadap Reikhan lagi. "Kamu gak mau?" "Apa sih, kita juga baru pacaran juga. Lagi pula masa melamar-nya begini. Gak romantis."Alasan Zia sepertinya cukup masuk akal untuk menolak Reikhan. Bukannya sedih karena lamarannya ditolak, Reikhan malah tertawa membuat Zia bengong lagi melihatnya. "Kamu ngerjain aku ya?" Cubitan Zia mendarat diperut Reikhan. Bel apartement mereka berbunyi. Mungkin saja pengantar makanan yang dipesan Reikhan. Zia bangkit untuk mengambil pesanan Reikhan sedangkan Reikhan ke kamarnya mengambil dompet. Zia membuka pintu apartement nya dan terkejut ternyata Nowel berada disana. Juga dengan pengantar makanan. "Anda?" "Kenapa kau terkejut? Harusnya aku yang terkejut melihat mu sudah tinggal di Apartement a
Baca selengkapnya
17 :: Me and You ::
"Surat apa?" "Surat perjanjian papaku dan paman Alvian." Deg, jantung Zia memberikan respon yang luar biasa saat dia mendengar alasan dia disini, alasan dia berada sedekat ini dengan pria dibelakangnya ini. Perlahan dia membalik tubuhnya menatap Reikhan dengan raut wajah yang tak bisa Reikhan tebak. Reikhan menarik tangan Zia dan membawa wanita itu keluar dari apartementnya setelah memakai kan Zia jaket yang tergantung di gantungan mantel dekat pintu apartementnya. Mobil Reikhan membelah sungai Thames dan mereka sampai di South Bank London. Zia turun dari mobil setelah Reikhan membukakan pintu. Mereka berjalan kearah rerumputan yang juga pasangan ataupun anak-anak muda berkumpul disana. Sambil melihat London Eye semua orang sibuk bercengkrama dengan teman ataupun keluarganya. Reikhan duduk dirumput itu dan Zia mengikutinya. Malam ini cukup dingin karena memang London masih musim dingin. Mata Reikhan menerawang ntah kemana, pandangannya tertuju pada lampu-lamp
Baca selengkapnya
18 :: Me And You Bag. II ::
Zia mencubit perut Reikhan untuk menghindari pertanyaan dari pria itu. Zia ahlinya jika ingin menghindari pertanyaan semacam itu. "Kau jangan mengalihkan pembicaraan, aku sedang kesal dengan kakakmu." Reikhan memeluknya dan menciumi wajah Zia membuat Zia geli. "Apa sih !" kata Zia berusaha menjauh tapi tertawa. "Kau sangat menggemaskan jika sedang kesal. Mau makan sesuatu?" Zia teringat akan perihal perutnya yang kosong. Dan dia mengangguk antusias. "Baiklah kita cari makan disekitar sini."Mereka bergandengan tangan mencari tempat makan untuk mengisi perut mereka. Reikhan sudah menceritakan apa yang Zia mau, hanya tinggal langkah Zia selanjutnya. Bagaimana cara Zia mengambil surat itu. Waktunya hanya tinggal satu bulan. Mudah bagi Zia mendapatkan tanda tangan Reikhan, karena dia adalah sekertaris Reikhan, tapi sangat sulit untuk mengetahui password kunci berankas itu. Dan lagi pula pihak bank pasti akan memberitahunya jika Zia datang kesana
Baca selengkapnya
19 :: Minggu Pertama ::
"Aston ngamuk diapartement ku." Zia langsung bergerak ke apartement kakaknya itu dengan menggunakan taksi. Dia takut kalau Aston akan mengamuk ke Zyan kakaknya. Mengingat bagaimana sikap bossy nya Aston. Tak begitu lama dia sudah sampai di apartement mewah milik saudaranya itu, karena jalanan London malam ini tidak begitu ramai. Zyan membuka pintu dan terkejut melihat wajah Zia yang sangat kesal. "Dimana dia?"Tanya Zia tanpa basa-basi. Zia membuka topinya dan menyusuri seluruh ruangan yang redup itu. "Aku disini nona Ara"Zia mendengus dan datang tepat dihadapan Aston yang berkecak pinggang didepan pintu kamar Zyan. Sorot mata tajam Zia seperti ingin menguliti Aston hidup-hidup.Zia memperhatikan rungan yang sudah acak-acakan itu dan Zia yakin ini ulah Aston. Zia menampar Aston tapi tidak sakit hanya sebuah tamparan mainan. "Kenapa sulit sekali membuat pikiranmu itu jadi waras huh..?" Aston menjauh dari Zia dan duduk di
Baca selengkapnya
20 :: Minggu ke dua ::
Zia masuk kedalam ruangan Reikhan membawakan beberapa berkas yang harus ditanda tangani Reikhan. Tapi senyuman konyol Reikhan yang terus melihatnya membuatnya gerah. Zia menutup map nya sedikit keras. "Kau ini kenapa?" Reikhan masih tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Zia benar-benar tidak mengerti. Cepat tanda tangan disini, awas kalau nanti pekerjaanku salah karena kau tidak memeriksanya. Reikhan hanya diam dan masih tersenyum. Sedangkan Zia memutar bola matanya. "Sayang, nanti malam kita ke London Eye mau?" Zia mengernyit dengan tingkah Reikhan ini. Ada apa? Pikirnya. "Baiklah" jawaban enteng Zia membuat Reikhan bangkit dari duduknya dan mencium kening Zia. "I love you. Ayo kita makan siang."Zia mengangguk. Mereka keluar bersama dari ruangan Reikhan dan Zia mengambil tasnya. Kali ini Reikhan menyuruh supirnya mengantarkan mereka. Karena dia ingin berduaan dengan Zia. Alasannya karena sebentar lagi akan sibuk keluar negri terus. "Setelah dari Qat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status