Semua Bab Derita Istri Simpanan Pria Angkuh: Bab 201 - Bab 210
212 Bab
201. Berbelanja
Nadira kini berada di salah satu hotel termewah yang berada di tengah kota Shanghai. Senyum penuh bahagia tidak pernah hilang dari raut wajahnya. Ditatapnya wajah suaminya yang tampan. Ia kemudian menjijitkan kakinya dan mencium bibir milik Arga yang berwarna pink secara alami. "Hubby, terima kasih." Nadira tersenyum lebar dan memperlihatkan deretan gigi putihnya. Ia seakan tidak pernah bosan untuk mengatakan kalimat tersebut.Arga tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia menundukkan kepalanya dan mencium bibir istrinya. "Iya Nadira sayang," jawabnya.Nadira tersenyum saat mendengar Jawaban suaminya. "Arkan lihat sekarang kita sudah berada di Shanghai. sekarang kita lagi di hotel berbintang. Kalau mommy gak salah, kita berada di lantai 40. Sayang mommy bisa lihat ke bawah, cantik sekali ya." Nadira tersenyum memandang pemandangan kota Shanghai dari gedung tinggi tempat dirinya berada.Arkan memandang ke bawah. Mulutnya yang kecil dan bulat kini terbuka ketika melihat keindahan kota S
Baca selengkapnya
202. Ambil Semua
"By, Dira mau yang ini." Nadira tersenyum manja."Ambil saja." Arga berkata tanpa menanyakan harga dari perhiasan yang diminta istrinya."Hubby makasih." Nadira mencium pipi suaminya.Arga begitu senang ketika istrinya mencium pipinya di tempat umum seperti ini."By, apa boleh Dira beli lagi?" Nadira tersenyum."Boleh," jawab Arga."By, Dira mau cincin yang ini, cantik by."Arga melihat cincin yang diinginkan istrinya. Ia meminta pegawai toko untuk mengambil cincin yang diinginkan istrinya."Cantik by, tapi besar,” Nadira menunjukkan cincin di jarinya yang longgar."Apakah ada yang kecil?""Tidak ada tuan, cincin yang diinginkan istri Anda, hanya tersisa satu ini saja," jawab wanita tersebut.Nadira hanya diam ketika mendengar suaminya berbicara dengan bahasa Mandarin dengan pelayanan toko."Aku menginginkan cincin yang berukuran kecil, untuk istri ku.""Yang ini kecil semua ukurannya tuan." Wanita itu menunjukkan deretan cincin di bagian depan.Arga melihat deretan cincin yang ditunj
Baca selengkapnya
203. Pulang ke Indonesia
Nadira sudah siap-siap untuk pulang kembali ke Indonesia bersama dengan suami dan juga putranya. Dipandangnya tas yang berjajar di lantai. "Waktu datang ke sini kita bawa cuma 4 dan pulang sudah menjadi lebih dari 10 tas." Nadira menghitung tas yang akan dibawanya pulang berjumlah 12 buah. Tas itu berisi oleh-oleh yang sudah dibeli nya dan juga barang-barang untuk dirinya pribadi bersama dengan suami dan putranya.Arga memandang deretan tas yang di lantai kamarnya. Pria itu kemudian menganggukkan kepalanya. “Banyak sekali," ucapnya."Ya mau gimana lagi by, namanya juga istri Sultan. Mau ini ambil, mau itu ambil." Nadira tertawa kecil dengan menutup mulutnya. Bukan hanya puas jalan-jalan saja, Nadira juga sangat puas berbelanja dan berburu oleh-oleh. Apa saja yang ingin dibeli nya, tidak ada satupun yang dilarang Arga. Pria itu membebaskan istrinya untuk membeli apapun yang Nadira mau. Putra kecilnya begitu sangat pengertian. Selama dirinya berburu oleh-oleh Arkan tidak rewel sama seka
Baca selengkapnya
204. Rindu
"Senang sekali ya, dimanja siang dan malam." Luna menggoda Nadira. ini merupakan bulan madu Nadira dan Arga, Luna senang melihat Nadira dan Arga pulang dengan penuh kebahagiaan seperti ini. Cucunya juga sehat hingga sampai ke Indonesia.Nadira tersenyum malu saat mendengar Mama mertuanya menggodanya."Ayo cucu oma, sini sama Oma. Oma sudah sangat rindu." Luna mengembangkan tangannya dan mengambil Arkan dari tangan Arga.Arga memberikan putra putranya kepada mananya. Pria itu memeluk mamanya dan mencium pipinya. "Apakah mama sehat-sehat saja." Arga tersenyum memandang mamanya yang menggendong Arkan. "Alhamdulillah sehat, mama sangat rindu dengan Arkan." Luna tersenyum dan mencium pipi cucunya."Ibu, Dira rindu." Nadira meluk ibunya. Ia mencium pipi ibunya kiri dan kanan, kemudian mencium punggung tangan ibunya."Ibu juga sangat rindu. 10 hari itu ternyata waktu yang sangat lama." Erna tersenyum memandang putrinya. Wanita itu kemudian mencium pipi putrinya, kiri dan kanan. "Ibu sunggu
Baca selengkapnya
205. Oleh-oleh
"Mama, kita akan bongkar oleh-oleh." Nadira tersenyum ketika melihat Mama mertuanya yang sudah masuk ke dalam rumah."Tidak usah sekarang, nanti saja, Nadira baru pulang jadi pasti sangat capek." Luna memberikan saran."Enggak ma, Dira gak capek kok.” Nadira tersenyum dirinya sudah tidak sabar untuk menunjukkan apa saja oleh-oleh yang sudah dibawanya pulang untuk mama mertuanya, ayah, ibu serta adiknya.Luna tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Wanita yang sedang menggendong cucunya itu tidak bisa menolak kehendak menantunya. Sebagai bentuk bahwa dirinya, begitu sangat menghargai apa yang akan diberikan menantu kesayangannya.Pelayan meletakkan tas yang diambilnya, di ruang tamu satu persatu. Bik Narti tahu bahwa yang di dalam tas, adalah oleh-oleh yang sudah disiapkan majikannya untuk keluarganya. Sebagai seorang pelayan, Bik Narti tidak mungkin bermimpi untuk mendapatkan oleh-oleh dari nyonya mudanya. "Nyonya ini tasnya sudah dikeluarkan semua," ucap bik Narti."Terima kasih bik,"
Baca selengkapnya
206. Berkunjung
Lala dan Iswandi, sampai di rumah mewah milik Arga.Lala tersenyum saat melihat Arkan yang sedang duduk di atas mobil remote."Lala sudah rindu sekali dengan Arkan." Lala tersenyum memandang Iswandi. Begitu dengar Nadira mengatakan sudah sampai di Indonesia, Lala langsung meminta untuk datang berkunjung."Ya sudah, kita turun." Iswandi tersenyum. Ia datang ke rumah Arga, karena ada hal penting yang akan mereka bicarakan."Iya kanda." Lala menganggukkan kepalanya.Lala turun dari dalam mobil dan berjalan dengan cepat. Lala menghentikan langkah kakinya ketika Iswandi menarik tangannya. "Ada apa kanda?" Lala memandang suaminya dengan tidak mengerti."Jalannya pelan-pelan Dinda." Iswandi tersenyum dan mengusap perut istrinya.Lala tersenyum ketika mendengar nasehat yang diberikan oleh suaminya. Ia memegang perutnya dan mengusapnya dengan lembut. "Maaf ya nak, mami buru-buru, sampai lupa." Lala tersenyum dan berjalan bersama dengan suaminya beriringan, sambil memegang tangan Iswandi."Assa
Baca selengkapnya
207. Menghilang
Arga merasa puas ketika mendengar penjelasan yang disampaikan oleh Iswandi.“Minggu depan, perusahaan kita akan menandatangani kontrak kerjasama dengan perusahaan minyak dari Amerika. Perusahaan dari Amerika, mempercayai perusahaan kita, untuk mengolah pertambangan minyak di Riau." Iswandi tersenyum."Kamu tidak bercanda?" jawab Arga.Ada beberapa perusahaan besar yang menawarkan kerjasama dengan perusahaan minyak dari Amerika. Ia tidak menyangka, bahwa proyek ini, perusahaannya yang memenangkannya."Tentu tidak tuan.""Apa ada informasi tentang anaknya Edwin?" tanya Arga."Setelah mereka datang melihat pemakaman Edwin, Robert dan juga Gilbert seakan hilang begitu saja. Sampai sekarang, mereka belum diketahui keberadaannya.”"Bagaimana bisa?" tanya Arga.Iswandi menggelengkan kepalanya. Kami sudah mengecek ke tempat-tempat yang mungkin didatanginya, namun ternyata tidak ada. Mereka juga tidak kembali ke desanya.Arga mengusap wajahnya dan kemudian menganggukkan kepalanya. "Lebih ting
Baca selengkapnya
208. Pengen Main
Iswandi pulang ke rumahnya. Pria itu tersenyum saat melihat istrinya yang sedang duduk di atas tempat tidur dengan menumpuk beberapa bantal di belakang punggungnya. "Assalamualaikum." Iswandi tersenyum. Entah apa yang saat ini di tonton istrinya, sehingga wanita yang berperut besar itu, tidak melihat kehadirannya.Lala tersenyum ketika melihat suaminya. "Waalaikumsalam," ucapnya yang menjulurkan tangannya tanpa turun dari atas tempat tidur."Lagi makan apa Dinda?" Iswandi tersenyum dan mengusap bibir istrinya yang terkena saus."Ada mangga dan juga ada sosis, serta bakso bakar, enak." Lala tersenyum menunjukkan piring yang ada di sampingnya. Ia menancapkan garpu di sosis goreng dan mencelupkan ke dalam saus sambal dan mayones. "Coba kanda."Iswandi tersenyum dan menggigit sosis yang diberikan istrinya. "Kanda mau mandi." Iswandi tersenyum melihat istrinya.Lala menganggukkan kepalanya."Kenapa penampakannya seperti ini?""Emangnya Lala hantu, di bilang penampakan." Lala memajukan bibi
Baca selengkapnya
209. Harus Banyak Gerak
Iswandi tersenyum ketika melihat Arga yang turun dari dalam mobil sambil menggendong putranya, dan kemudian Nadira ikut turun. Iswandi yang sudah berencana untuk berangkat ke kantor lebih dulu terpaksa harus membatalkan niatnya, ketika mengetahui bahwa bos besarnya datang ke rumah untuk mengantarkan istri serta anaknya. "Selamat pagi pak Arga." Iswandi tersenyum dengan sopan.Arga sedikit menganggukkan kepalanya. "Iya pagi," jawabnya dengan gaya angkuhnya.Nadira hanya bisa tersenyum ketika melihat sikap angkuh dan sombong suaminya."Hai Arkan." Lala yang berdiri di samping Iswandi, tersenyum melambaikan tangannya ke arah Arkan."Hai aunty." Nadira tersenyum dan melambaikan tangannya."Sayang, Daddy akan kerja dulu cari uang. Anak Daddy yang tampan, main lah di sini sama mommy." Arga tersenyum dan memberikan putranya kepada Nadira, setelah mencium pipi bulat Arkan kiri dan kanan terlebih dahulu.Arkan tersenyum dan mulai berbicara. Arga tertawa saat melihat putranya yang menjawab uc
Baca selengkapnya
210. Putri Yang Cantik
"Hahaha, kita waktu gadisnya kurus, gitu sudah nikah, pas hamil badannya mulai gendut.""Gak tahulah gimana nanti mau kuruskan badan." Lala mulai cemas memikirkan badannya paskah melahirkan. Melihat teman-temannya yang sudah semakin gemuk setelah melahirkan, membuat Lala cemas."Nanti bila bayi sudah mulai aktif seperti Arkan, akan turun sendiri berat badannya. Sekarang berat badan ku sudah turun 4 kilo. Dari yang kemarin 55 sekarang sudah 51. Tapi kata Hubby, jangan kurus lagi, nanti jelek. Hubby lebih senang lihat aku kayak gini, daripada kayak dulu katanya terlalu kurus." Nadira tersenyum.Lala tertawa ketika mendengar cerita Nadira. "Iya sih, dulu kamu kurus banget, jelek. Kalau sekarang sudah cantik, berisi, jadi terkesan lebih imut-imut." Lala teringat seperti apa dulu badan Nadira yang sama bekerja dengannya di toko pakaian. Nadira hanya tertawa ketika mendengar ucapan sahabatnya."Arkan mau ini?" Lala menggendong Arkan yang ingin menjangkau mobil remote berukuran kecil di ra
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status