Lahat ng Kabanata ng Istri Kecil Suami Galak: Kabanata 11 - Kabanata 20
45 Kabanata
Bab 11 - Sebuah Rencana
Amanda langsung terdiam mendengar pertanyaan Divya, entah dirinya harus tertawa atau menangis sekarang, yang jelas ia ingin melakukan keduanya secara bersamaan sekarang.Keterdiaman Amanda itu mengundang pemikiran lain dari Divya dan Francie, mereka benar-benar berpikir bahwa calon suami Amanda itu pria tua nan jelek, makanya gadis itu sampai tertekan tidak mau menikah seperti ini."Serius Man?" sahut kedua gadis tersebut secara bersamaan. Amanda cepat-cepat menggeleng yang mengundang helaan napas lega dari dua sahabatnya itu."Aku kira calon suamimu benar-benar pria tua jelek!" ucap Francie."Terus siapa calon suamimu, dia tampan?" Divya menyahuti karena dirinya menjadi sangat penasaran siapa calon suami Amanda hingga membuat sahabatnya itu terlihat sangat tertekan.
Magbasa pa
Bab 12 - Hari Menyebalkan
Amanda pulang ke rumahnya dengan taksi online, kini dirinya sudah sampai di halaman rumah. Setelah membayar, Amanda keluar dari kendaraan yang sudah membawanya selamat sampai tujuan itu, kemudian buru-buru melangkah memasuki rumahnya karena sangat takut jika harus berlama-lama melihat orang berpakaian serba hitam yang berlalu lalang di kediamannya. Marisa sedang duduk seorang diri di ruang keluarga setelah Amanda berhasil masuk. Ini belum tengah hari, tentu ayah dan kakaknya tidak ada di rumah, saat ini mungkin mereka tengah melakukan pekerjaan masing-masing, yang dirinya curi dengar semalam justru kakaknya akan pemotretan di luar kota, mungkin saja sudah berangkat atau bagaimana. Marisa tersenyum melihat putrinya yang sudah pulang, wanita itu menepuk sofa kosong di sebelahnya menyuruh Amanda untuk duduk, tetapi Amanda menghiraukannya walau melihat kode terse
Magbasa pa
Bab 13 - Hari Pernikahan
Amanda membalas dengan senyuman kaku setiap tamu undangan yang memberikannya ucapan selamat. Kalau bukan karena perintah ayahnya, Amanda sangat tidak sudi menyunggingkan kedua sudut bibirnya seperti ini, lebih baik dirinya dicap buruk daripada harus tersenyum, tetapi hatinya menolak. Namun lagi-lagi, apa pun yang dirinya lakukan harus sesuai dengan apa yang diinginkan ayahnya.Amanda kini mengenakan gaun pengantinnya berpotongan sederhana, dress putih bahu terbuka dengan terusan yang tidak terlalu mengembang hingga mata kaki, seluruh gaunnya dilapisi oleh payet-payet dan mutiara yang cantik. Gaun pernikahan yang sederhana, tetapi mampu memancarkan aura kecantikan Amanda yang luar biasa walau hiasan wajahnya tidak terlalu tebal.Amanda kini telah resmi menjadi seorang istri dari seorang Narendra Hartanto, pria yang usianya 15 tahun lebih tua dari Amanda. Sampai
Magbasa pa
Bab 14 - Unboxing
“Segera bersihkan tubuhmu,” ucap seseorang yang baru masuk tersebut memporak-porandakan seluruh pemikiran bahagia yang telah disusun rapi di kepala Amanda. Senyum manis yang ditampilkannya beberapa saat lalu luntur begitu saja bersamaan dengan dirinya yang berusaha mengubah posisi tubuh menjadi terduduk, gadis itu menatap tidak suka pria bersetelan formal di hadapannya.“Kenapa tidak Anda saja yang duluan?” balas Amanda secara menantang. Alih-alih mengganggu kesenangannya, bukankah lebih baik jika kita melakukannya lebih dahulu daripada memerintah orang lain? Pria itu benar-benar menjengkelkan, gadis itu menggeram dalam hati.Mendengar kalimat yang diucapkan gadis di hadapannya, Rendra menahan napas sejenak, berusaha menenangkan dirinya agar tidak meledak detik ini juga. Maksud dirinya baik menyuruh gadis itu untuk membersihkan tubuh leb
Magbasa pa
Bab 15 - Malam Pertama
Amanda melebarkan kedua matanya tak terima mendengar kalimat yang diungkap oleh sahabatnya tersebut. “Memangnya aku barang?!”“Ya bukan, tapi malam ini kan malam pertamamu bersama si suami tampan,” sahut Francie.Divya terlihat membekap mulutnya sendiri. “Apa kami mengganggu?”“Sebaiknya kita tutup saja dulu.” Francie kembali berbicara membuat Amanda segera mengkode supaya gadis itu tidak menghentikan kegiatan mereka.“Jangan!”“Kenapa? Kita kan takut mengganggu!”Amanda berdecak sebal. “Kalian kan tahu aku nggak bakal lakuin itu!”
Magbasa pa
Bab 16 - Papa
Tidak banyak yang Amanda dan Rendra lakukan selama menginap di hotel. Amanda hanya merebahkan diri di ranjang seraya memainkan ponsel seharian, sesekali memandang pemandangan kota dari kamar tempatnya menginap saat malam hari, Amanda tidak berminat sama sekali keluar dari kamar untuk menikmati fasilitas-fasilitas yang ada di sana. Katakan dirinya bodoh karena diberi kesempatan untuk menginap di hotel mewah dengan biaya per malam yang tidak tidak bisa dikatakan murah, tetapi tidak digunakan sebaik mungkin.Sementara Rendra beberapa kali pergi dari hotel ke luar untuk urusan pekerjaan. Amanda tidak begitu peduli dengan apa yang pria itu lakukan, tetapi pria itu sendiri yang menjelaskan demikian.Saat ini adalah waktunya mereka untuk check out setelah beberapa hari menetap di tempat tersebut. Amanda dan Rendra kini berada di dalam sebuah kendaraan beroda empat duduk bersebelahan di kursi penumpang dijemput oleh sopir keluarga Hartant
Magbasa pa
Bab 17 - Keluarga Hartanto yang Keterlaluan
Gadis itu menyentuh kepalanya yang terasa pusing, secara bersamaan Nyonya Alina menyosong Amanda, membawa Amanda ke dalam pelukannya yang ringan. Amanda tidak bergerak sama sekali, pasrah ibu mertuanya itu mau mengapakan dirinya, yang jelas Amanda masih terkejut atas indra pendengarannya yang mendengar satu kata yang keluar dari bocah perempuan tersebut."Selamat datang di rumah kami," ucap Nyonya Alina seraya melepaskan rengkuhannya. Amanda masih berdiri kaku, sementara untuk menghargai kalimat yang keluar dari mulut wanita itu Amanda menyunggingkan kedua sudut bibirnya ke atas secara samar, suasana saat ini benar-benar canggung untuk Amanda. "Bagaimana acara kalian di hotel, menyenangkan?"Kedua sudut bibir Nyonya Alina melengkung ke atas secara lebar, sementara kedua alisnya naik-turun bermaksud untuk menggoda setelah mengutarakan pertanyaannya itu. Amanda mengatupkan bibir, bingung harus merespons seperti apa pertanyaan dari ibu mertuanya tersebut, gadis itu kemudi
Magbasa pa
Bab 18 - Semenyebalkan Mungkin
Helaan napas dari dua orang sekaligus terdengar di ruangan tersebut, Amanda diam-diam menyunggingkan kedua sudut bibirnya ke atas seraya mengedikan bahu acuh tak acuh. Amanda tidak merasa tersinggung sama sekali atas ucapan bocah bernama Dean tersebut, anehnya ia merasa senang akan hal itu karena dalam pikirannya jika anak-anak itu selamanya tidak menyukainya maka pernikahan yang akan dirinya jalani tidak akan membutuhkan waktu yang lama. Mereka pasti akan merengek-rengek tidak ingin memiliki mama baru, baguslah. Pikir Amanda lagi, dirinya juga tidak perlu repot-repot harus melakukan hal-hal palsu kepada anak-anak itu bila mereka ternyata menyukainya, anak-anak itu tidak menyukainya maka dirinya hanya perlu menjadi diri sendiri.“Kamu jangan tersinggung atas perkataan Dean ya Amanda, Dean masih anak-anak, mama harap kamu memakluminya,” ucap Nyonya Alina dan Amanda hanya mengangguk saja tanpa repot-repot mengeluarkan suara, dirinya tidak tersinggung sama sekali, ba
Magbasa pa
Bab 19 - Semenyebalkan Mungkin (2)
Bukan tersinggung, Nyonya Alina justru semakin melebarkan kedua sudut bibirnya, membentuk senyum yang amat menawan penuh glukosa. Wanita itu berpikir pertanyaan menantunya sebagai salah satu bentuk perhatian kepada Dean dan Mikayla, sebagai bentuk kekhawatiran Amanda kepada anak tirinya.“Mama sangat menyesal melakukan ini, kami akan meminta maaf kepada Dean dan Mikayla nanti,” ucap wanita itu. “Tidak salah Mama memilih kamu, kamu sangat perhatian sama cucu-cucu Mama.”Kening Amanda mengernyit secara sama, merasa heran mengapa ibu mertuanya berkata demikian. Memang siapa yang perhatian kepada dua bocah itu, Amanda merasa tidak pernah melakukannya.“Sejak pertemuan pertama Mama sama kamu setahun yang lalu, Mama sudah sangat menyukaimu.”“Setahun yang lalu?” ulang Amanda dengan kerutan di kening yang semakin dalam. Amanda tidak tahu bahwa sebelumnya mereka pernah bertemu, ibu mertuanya itu pun tidak bercerita
Magbasa pa
Bab 20 - Mulai Menjalankan Misi
Amanda harus menerima kenyataan, bahwa dirinya sudah menikah dengan pria yang usianya jauh lebih tua darinya, sudah memiliki dua orang anak yang cukup besar pula. Kenapa kedua orang tuanya tega membiarkan Amanda menikah dengan pria itu demi membantu perusahaan keluarga?Awas saja Amanda tidak mau menemui mereka lagi.Gadis itu sedikit tersentak mendapat sebuah jentikan tangan tepat di depan wajah. Terlalu lama melamun membuat Amanda tidak menyadari bahwa Rendra sudah berdiri di hadapannya, Amanda mengangkat sedikit kepala demi melihat wajah pria tersebut.“Mau sampai kapan kamu melamun di sini?” Suara berat Rendra kembali mengudara, terdapat kernyitan samar di keningnya, merasa heran mengapa istrinya itu hobi sekali melamun, tadi di mobil, sekarang di dalam rumah.
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status