All Chapters of Tujuh Dosa Besar: Chapter 91 - Chapter 100
112 Chapters
91. SI KEPALA BANTENG
“Barrier!”Seorang laki-laki langsung berlari dan berdiri tepat di depan Reza. Tangannya menyilang di depan dada. Sejurus kemudian, setelah dia menyebutkan nama skill-nya, sebuah dinding penghalang muncul dari tanah. Penghalang itu melindungi Reza dari semburan api sang iblis.“Kamu kenapa diam saja, Bang? Move!” Tanpa menoleh ke belakang, Idun berseru meminta Reza untuk meninggalkan tempatnya. Dengan sekuat tenaga dia menahan agar penghalang miliknya tidak hancur oleh semburan api.“Ah, o-oke. Thanks, Dun,” timpal Reza tergagap. Segera laki-laki berkacamata itu langsung berlari menghindar sang iblis.“Wah, ada lalat pengganggu,” desis sang iblis dengan suara yang menggema. “Penghalangmu oke juga. Tapi apakah kau bisa menangkis seranganku yang ini. Hot lava!” seru sang iblis.Sang iblis langsung memuntahkan lahar panas dari mulutnya. Menyembur begitu saja ke arah Idun. Membuat penghalang m
Read more
92. ASMODEUS
“Aaargh!”Sesak. Angel menggeram, meronta, mencoba melepaskan dirinya dari lilitan sang ular. Badannya kini terasa sakit akibat tekanan dari badan ular yang melilitnya.“Lepaskan!” teriak Angel. Ia terus menggerakkan badannya sebisa mungkin.“Jangan lepaskan dia, Tuan!” pinta sang kepala banteng. “Dia gadis yang membunuh mangsa kita yang lezat. Gara-gara perempuan ini level kita tidak mencapai maksimal. Padahal aku sudah susah payah menjebak laki-laki itu. Tapi … dengan seenaknya, jalang ini membunuhnya.”Ular yang melilit tubuh Angel pun bergerak. Dia membawa Angel mendekat pada iblis kepala tiga. Kini Angel pun berhadapan dengan mereka.“Oh, jadi kamu yang ikut campur dengan urusanku?” desis si kepala tengah. Hidungnya mengendus kepala Angel, sampai taring milik sang iblis mengenai rambut gadis itu.Angel gemetar, seberani apa pun dia, tetap saja dia memiliki perasaan takut. Di dekati oleh iblis dengan cara seperti ini, membuat tubuh Angel melemas. Di tambah lilitan sang ular semaki
Read more
93. SERANGAN BERTUBI-TUBI
Bugh!Candra terhempas dengan sangat keras. Dia baru saja terkena serangan dari ekor sang iblis yang baru saja pulih. Saking kerasnya, HP milik Candra pun berkurang drastis.“Mundur, bawa Pak Candra!” perintah Arya.Sial! Arya merasa gugup sekarang. Setiap para pemain melancarkan serangan dan mengenai Asmodeus. Lukanya akan langsung pulih kembali. Namun, bukan itu yang menjadikan Arya nampak gelisah. Perubahan yang terjadi pada Asmodeus membuat anak laki-laki itu merasa harus semakin berhati-hati pada iblis itu.“Kak Dida, sembuhkan dia,” ucap Arya. Dia tidak boleh kehilangan satu anggota timnya.Dida pun mengangguk. “Sanas Aquam!” Dari tongkat milik Dida, kini keluar air yang langsung ia arahkan pada Candra. Seketika HP milik Candra pun terisi penuh.“Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan Arya?” tanya Reza, dia pun sama merasakan kegelisahan itu.Arya hanya diam, tak menjawab pertanyaan Reza. Ayo berpikir Arya, pasti ada jalan untuk mengalahkannya. Minimal dia harus memberikan k
Read more
94. THE ULTIMATE
Duaaarrr!Ledakan yang sangat dahsyat terdengar menggema di seluruh penjuru kota tersebut. Debu menghalangi jarak pandang para pemain, sampai mereka harus menutup wajahnya agar tak terkena serpihan-serpihan debu.Ledakan itu berasal dari skill ultimate milik Reza. Dia meledakkan bagian ekor sang iblis dengan elemen listriknya. Berkat support dari Dida—sang pengguna elemen air—aliran listriknya bisa tersalurkan secara maksimal.“Freezing!” seru Dida dengan lantang.Dari ujung tongkat bunga lili putih, muncul sebuah bola yang berbentuk es. Ia melemparkan bola es tersebut ke pangkal ekor milik Asmodeus.Arya menyeringai, ia menoleh ke arah Dida. Kemudian dia menganggukkan kepala dan dibalas oleh Dida dengan sebuah anggukan kecil.Freezing. Skill yang membuat target objeknya membeku. Lebih bagusnya lagi, efek skill ini menunda proses penyembuhan objek yang dikenai olehnya.Sementara Dida mengulur waktu, Arya harus bisa mengendalikan permainan. Dengan semangat jiwa yang membara, Arya mempe
Read more
95. SESUATU YANG SALAH
“Mundur!” seru Candra sembari menggendong Arya yang nampak sekarat itu.Dengan cepat dia berlari menghampiri Dida yang sedang bersembunyi di balik reruntuhan. Pergerakan Candra pun diikuti oleh Reza, Idun dan juga Angel. Mereka semua mundur ke belakang.“Tolong Arya, Dida,” pinta Candra yang khawatir jika sesuatu terjadi pada Arya.Perlahan poin persentase health point milik anak laki-laki itu berkurang. Untung saja kondisi Dida sudah pulih, berkat memakan mutiara yang diberikan oleh seorang player yang bernama Shali.“Tolong lindungi aku.” Dida meminta padaa teman satu timnya untuk melindungi dirinya. Khawatir ketika Dida memberikan penyembuhan pada Arya, mereka diserang, sehingga men-cancel skill yang sedang Dida gunakan.“Barrier!” ucap Idun yang langsung membuat pelindung dari tanah.Dida pun mencoba untuk berkonsentrasi. Dia harus segera memulihkan kondisi Arya yang sedang kritis. Dengan s
Read more
96. GEMPA, TSUNAMI, TORNADO DAN LEDAKAN DAHSYAT
“Kita lakukan kombinasi jurus seperti ketika melawan Beelzebub,” ucap Arya pada teman satu timnya.“Aku dan Idun?” tanya Dida dengan mengerutkan keningnya.Arya pun hanya mengangguk sembari mantap serius seluruh anggotanya.“Dan, yang akan memimpin pertandingan kali ini adalah ….” Sebenarnya Arya sedikit ragu dengan kemampuan seseorang yang akan ia tunjuk sebagai ujung tombak timnya kali ini. Namun, bagaimana lagi? Kondisinya memang mengharuskan dia yang menjadi lawan Asmodeus kali ini.Terlihat kelima teman satu timnya menunggu kalimat lanjutan yang hendak diucapkan oleh Arya. Tidak biasanya Arya menyerahkan pertandingan kepada orang lain. Biasanya dia yang selalu memimpin tim. Tapi mengapa sekarang dia akan menyerahkan kepada orang lain?“Kak Dida,” ucap Arya dengan tegas.Ucapan yang baru saja keluar dari mulut Arya itu sontak memubuat kaget semua anggota Ravens Destroyers, tak terkecuali Dida. Terlihat perempuan itu membulatkan kedua bola matanya maksimal. Bahkan, mulutnya pun sed
Read more
97. DRAGON HELL
Tubuh Asmodeus benar-benar terasa berat. Dia tidak bisa bererak sama sekali. Damage yang diberikan oleh tim Ravens Destroyers sangat membuatnya kewalahan. Semua ini karena skill ultimate dari sang pengguna elemen air. Kalau saja tsunami ini tidak ada, Asmodeus masih bisa menangani serangan dari pemain dengan elemen lainnya.“Arrrgh!”Yang bisa dilakukan oleh Asmodeus di sini hanya meraung. Dia merasakan badannya sangat sakit, seperti sedang di remas. Api yang sedari tadi keluar dari mulutnya dan berkobar di badannya padam begitu saja.“T-tuan, maafkan saya,” ucap si kepala banteng.“T-tuan, ce-pat panggil dia,” pinta si kepala kambing.Asmodeus paham dengan permintaan si kelapa kambing. Namun, dia tidak bisa fokus untuk melakukan hal itu.“Seben-tar, ber-tahan seben-tar la-gi,” ucap Asmodeus dengan terbata-bata.“Ti-tidak, T-tuan. K-kita tidak me-memiliki ba-nyak wak-tu.”Terlihat HP bar milik Asmodeus perlahan berkurang dan berubah menjadi warna merah. Tubuh besar iblis itu masih bep
Read more
98. HATI TIDAK BISA BERBOHONG
“Dragon Hell!” seru Asmodeus dengan kekuatannya yang baru saja bertambah walau hanya sedikit.Arya hanya terperangah melihat apa yang ada di hadapannya. Sial! Iblis itu mengeluarkan jurusnya, yang tak bisa ditebak oleh Arya. Dan … semua usaha rekan satu timnya sia-sia, karena ulah pemain yang berlagak seperti pahlawan kesiangan.Terdengar gemuruh dari atas langit, yang kemudian disambung dengan suara petir yang menyambar kota itu. Dan, tak lama kemudian, seekor naga muncul dari atas langit.Wosssh!Naga tersebut terbang mengelilingi langit, lalu dia pun turun ke bawah mendekat ke arah Asmodeus. Dari mulut sang naga, ia menyemburkan api yang seketika kembali membakar seisi kota.“Bangsat!” ucap Reza sambil mengatur napasnya. Kekuatannya kini sudah tak banyak lagi. Dua kali dia mengeluarkan skill ultimate-nya dan itu benar-benar membuat energinya hampir habis.“Tenang, kita mundur!” seru Arya memerintah pada teman satu timnya.“Suck lust!”Deg.Tiba-tiba kaki Arya merasa sangat berat un
Read more
99. PLAN B
Kota Elfi kini seperti neraka. Si jago merah melahap setiap sudut tempat di kota tersebut. Teriakan histeris dari para pemain pun menggema. Tak sedikit dari mereka akhirnya meregang nyawa, terbakar oleh api sang hawa nafsu.Memang benar, dosa yang paling sulit dihindari oleh semua orang adalah hawa nafsu. Seperti kita ketahui, bahwa setiap manusia di dunia ini pasti memiliki nafsu. Namun, semua itu dikembalikan lagi pada diri kita masing-masing. Apakah bisa menahannya, atau malah melakukan hal yang sebaliknya?Di zaman sekarang ini banyak hal-hal gila yang dilakukan oleh manusia,. Perselingkuhan, perzinahan, penyimpangan seksual dan masih banyak lagi. Semua itu terjadi, karena manusia tidak bisa menahan gejolak nafsu dan birahinya. Mirisnya, sebagian besar manusia dengan terang-terangan mengumbar aib mereka sendiri. Seolah menyepelekan dan menormalkan hal-hal seperti itu. Padahal nafsu dan birahi yang tidak bisa dikontrol, dapat berakibat fatal. Karena hawa nafsu termasuk ke dalam sal
Read more
100. BOCAH GENIUS
“Siapa kau? Diam di tempat!”Arya langsung tersentak dan diam mematung, tatkala mendengar seseorang menegurnya dengan tegas. Ia menelan ludah juga menjilat bibirnya yang terasa kering.“Angkat tanganmu!” tegas laki-laki itu lagi.Tanpa melawan, Arya pun langsung mengangkat kedua tangannya. Terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah Arya. Bahunya naik turun, jantungnya pun berdetak cepat. Di saat seperti ini, pasti semua orang merasa khawatir dan terancam.Laki-laki yang tadi meminta Arya untuk diam membawa sebuah senjata api. Perlahan dia berdiri tepat di hadapan Arya.“A-arya?” Laki-laki itu memanggil nama Arya. “Kamu Arya, kan? Leader dari tim Ravens Destroyers?” tanyanya lagi.Mata Arya membulat sembari memandang ke arah lawan bicara yang ada di hadapannya. Siapa laki-laki ini? Kenapa dia mengenal Arya?“Benar, kamu Arya si bocah genius,” ucap laki-laki itu lagi.Mendengar dirinya dipuji, hidung Arya sedikit mengembang. Apa itu julukan Arya di game ini? Bocah Genius? Ah, tidak b
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status